Anda di halaman 1dari 7

Maj Ked Gi.

Juni 2013; 20(1): 78-84

Pengambilan Lentulo Patah Pada Perawatan


Saluran Akar Gigi Molar Satu Kiri
Bawah Nekrosis Pulpa
Muhammad Syafri* dan Tunjung Nugraheni**
* Program Studi Konservasi Gigi, PPDGS Fakultas Kedokteran Gigi Univeristas Gadjah Mada
**Bagian Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
*Jl Denta no 1 Sekip Utara, Yogyakarta, e-mail: muhammad_syafri@yahoo.com

ABSTRAK
Selama prosedur preparasi saluran akar, kemungkinan patahnya instrumen selalu ada. Saat ini instrumen yang patah dapat
dikeluarkan dengan menggunakan alat ultrasonik seperti jarum Miller yang dihubungkan dengan tip ultrasonik endo, selain
itu diperlukan juga akses dan visibilitas yang baik sehingga memudahkan operator untuk mengeluarkan instrumen yang patah
tersebut. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk melaporkan keberhasilan pengambilan lentulo patah di dalam saluran akar
menggunakan jarum miller yang dihubungkan dengan tip ultrasonik endo dikombinasikan dengan hedstroem no 25. Dalam
makalah ini dilaporkan satu kasus perawatan saluran akar gigi molar satu kiri bawah pulpitis irreversibel pada pasien wanita 20
tahun, namun terjadi patah lentulo saat pengaplikasian bahan sterilisasi saluran akar. Pengambilan lentulo berhasil dilakukan
pada kunjungan kedua dengan menggunakan jarum miller yang dihubungkan dengan tip ultrasonik endo serta hedstroem file
no 25. Visibilitas didapatkan dengan melakukan coronal flaring menggunakan heroshaper dari mikro mega yang dihubungkan
dengan alat rotary. Setelah 1 minggu, gigi diobturasi dengan teknik single cone pada saluran akar distal dan teknik kondensasi
lateral pada saluran akar mesiobukal dan mesiolingual. Pada kunjungan berikutnya, gigi direstorasi dengan resin komposit
disertai pasak dentatus screw. Setelah 2 bulan diamati secara radiografis dan klinis, tidak ada keluhan dari pasien.
Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 78-84.

Kata kunci: Lentulo patah, Hero shaper, jarum miller, Headstrome file, Perawatan saluran akar.

ABSTRACT: Broken Lentulo Removal During Root Canal Treatment On The First Molar Mandible Sinistra With Pulp Necrosis.
During root canal preparation procedure, there is always potential for instrument breakage. Nowadays, broken instruments can
be removed using ultrasonic instruments such as a needle miller connected to endo ultrasonic tip, but it needs good access and
visibility in order to make it easier for the operator to remove the broken instruments. The aim of this case report is to present the
successful removal of a broken lentulo left in a root canal by using smooth broach connected to a ultrasonic endo tip combined
with an hedstroem file no 25. This paper reports a case of molar root canal treatment of the lower left irreversible pulpitis in 20
year-old female patient, but the incident of broken lentulo occured while applying root canal medicament. The effort to remove
lentulo was successful on the second visits using a needle miller connected to endo ultrasonic tip and headstrom file no 25. Visibility
was obtained by using a coronal flaring of micro mega hero shaper associated with the rotary tool. In the following week, the teeth
was obturated with single cone technique on the distal root canal applying the lateral condensation technique on mesiolingual and
mesiobuccal root canal. In the next visit, the teeth were restored with composite resin with dowel dentatus screw. After 2 months
of being observed radiographically and clinically, there is no more complaint from the patient.
Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 78-84.

Keywords: broken Lentulo, hero shaper, miller needle, headstrome files, root canal treatment.

PENDAHULUAN karir seorang dokter gigi. Risiko patahnya instrumen


Setiap dokter gigi yang melakukan perawatan saluran beberapa tahun ini meningkat seiring dengan
akar memiliki berbagai pengalaman mulai saat meningkatnya penggunaan rotary instrument pada
obturasi hingga terjadinya kecelakaan prosedural preparasi saluran akar. Studi terbaru yang dilakukan
yang tidak diinginkan seperti patahnya instrumen di 7 orang endodontis selama 13 tahun terakhir telah
dalam saluran akar.1, 2 Fraktur instrumen yang terjadi mengungkapkan risiko patahnya instrumen sebesar
saat perawatan saluran akar merupakan kecelakaan 3,3 %.2 Biasanya jenis instrumen yang digunakan
prosedural yang paling sering ditemui sepanjang berupa file, reamer termasuk gates gliden, peeso

78
Muhammad S & Tunjung N: Pengambilan Lentulo ...

drill, lentulo-spiral paste fillers, thermomechanic Kemampuan untuk mengakses serta menyingkirkan
gutta percha compactor, atau ujung dari alat-alat instrumen patah secara non bedah dipengaruhi
mekanis seperti eksplorer atau spreader. Apapun oleh diameter saluran akar, panjang saluran akar,
jenis bahan instrumen yang digunakan, baik Niti kelengkungan saluran akar serta posisi obstruksi
atau stainless steel dan apapun cara penggunaannya dalam saluran akar. Ketika terjadi patah instrumen
manual ataupun dengan menggunakan mesin dapat dalam saluran akar, akan menimbulkan kecemasan
berpotensi patah saat dilakukan perawatan saluran dan berharap instrumen dapat dikeluarkan tanpa
akar. Hal-hal yang paling sering menyebabkan melakukan prosedur bedah.4
patahnya instrumen adalah penggunaan yang salah
Banyak teknik dapat digunakan untuk
seperti:3, 1) Tekanan kearah apikal yang berlebihan
pengambilan instrumen patah dalam saluran akar,
khususnya pada penggunaan file NiTi. Tekanan
dan pilihan teknik harus didasarkan pada lokasi
ini dapat Menyebabkan instrumen melengkung
dari instrumen yang patah.3 Sebelum dilakukan
(defleksi) dalam dinding saluran akar, gesekan yang
pengambilan instrumen patah, perlu dilakukan
kuat pada dinding saluran akar menyebabkan tekanan
radiografi untuk memperkirakan ketebalan dinding
berlebihan pada logam sehingga menyebabkan
dentin, kedalaman dan kelengkungan dari saluran
instrumen patah. 2) Aplikasi instrumen pada saluran
akar tanpa dilakukan irigasi. Saluran akar yang akar. Akses koronal adalah tahap awal pada
kering menyebabkan gaya gesek berlebih dan dapat pengambilan instrumen patah. Bur high speed,
menyebabkan instrumen patah. 3) File memiliki galur friction grip, dan surgical length burs diperlukan
yang dapat mempreparasi dentin yang jika dipakai untuk meluruskan preparasi akses pada orifis saluran
terus menerus efisiensinya akan berkurang dan dapat akar, selain itu diperlukan pelebaran dinding aksial
menyebabkan tekanan gesekan yang berlebihan. pada saluran akar tempat patahnya instrumen.
Untuk itu tekanan saat instrumentasi dilakukan Akses radikular adalah tahap kedua yang diperlukan
secara periodik dan dibersihkan dari debris. 4) dalam pengambilan instrumen yang patah. Jika akses
Preparasi akses yang tidak adekuat. Dinding pulpa radikular terbatas, dapat diperbesar menggunakan
yang menghalangi instrumen pada saat perawatan file dari ukuran kecil sampai file ukuran besar, dan
endodontik menyebabkan tekanan pada instrumen. obstruksi korona untuk mendapatkan tempat yang
5) Anatomi saluran akar yang sulit. Anatomi saluran aman dan cukup dalam penggunaan gates gliden. Saat
akar yang bervariasi juga dapat meningkatkan ini instrumen yang patah dapat dikeluarkan dengan
potensi patahnya instrumen dalam saluran akar menggunakan instrumen ultrasonik, selain diperlukan
pada saat dilakukan perawatan endodontik. akses dan visibiliti yang baik sehingga memudahkan
operator untuk mengeluarkan instrumen yang patah
Menurut Martin,4 sejumlah faktor dapat
dikaitkan dengan patahnya instrumen rotari yang tersebut.4 Dalam laporan kasus ini, pengambilan
78,1 % ternyata terbuat dari nikel titanium. Faktor- lentulo yang patah dapat dilakukan menggunakan
faktor tersebut adalah: 1) Pengalaman operator.5 2) jarum Miller yang dihubungkan dengan tip ultrasonic
Kecepatan rotasi. 3) Tingkat kelengkungan saluran endodontic dengan gerakan berlawanan arah jarum
akar. 4) Desain instrumen. 5) Teknik aplikasi.6) jam, dikombinasi dengan Hedstroem file no 25.
Prosedur manufaktur. 7) Non-patensi saluran akar Sebelumnya dilakukan coronal flaring menggunakan
Heroshaper dari mikromega untuk memperjelas
Adanya instrumen patah akan menghambat
akses dan visibiliti ke dalam saluran akar.
instrumentasi mekanis berikutnya, sehingga perlu
segera dilakukan pengangkatan. Pengangkatan Tujuan artikel ini adalah untuk memaparkan
instrumen yang patah dipengaruhi oleh anatomi gigi, keberhasilan pengambilan lentulo patah di
derajat kemiringan saluran akar, dan lokasi patahan dalam saluran akar menggunakan jarum miller
instrumen. Faktor yang mempengaruhi pengambilan yang dihubungkan dengan tip ultrasonik endo
instrumen patah harus dapat diidentifikasi. dikombinasikan dengan hedstroem no 25.

79
Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 78-84

STUDI KASUS Sebelum dilakukan perawatan, pasien


menandatangani informed consent. Tindakan
Seorang pasien wanita datang ke klinik
perawatan saluran akar diawali dengan anestesi pada
konservasi RSGM Prof Soedomo FKG UGM ingin
gigi 36, jaringan karies yang masih tersisa dibersihkan
memeriksakan gigi belakang kiri bawah yang sakit.
Pada pemeriksaan objektif, gigi 36 karies kelas I dengan ekskavator dan digunakan bur endo akses dan
dengan pulpa terbuka. Hasil tes termal dengan diamendo untuk preparasi intrakoronal. Kemudian
chlor ethyl positif, sedangkan pemeriksaan perkusi dilakukan ekstirpasi untuk mengeluarkan jaringan
dan palpasi hasilnya negatif. Pada pemeriksaan pulpa dan irigasi dilakukan dengan NaOCl 2,5%
radiografis, tampak kavitas gigi 36 sudah mencapai sebanyak 2,5 ml. Pengukuran panjang kerja estimasi
dan Nugraheni: Pengambilan Lentulo Patah pada…
kamar pulpa (Gambar 1 dan 2). Diagnosa kasus ini dilakukan dari foto radiografis dengan cara panjang
adalah gigi 36 kavitas kelas I karies profunda dengan saluran akar pada foto radiografis dikurangi 1 mm.
pulpitis irreversibel. Rencana perawatannya adalah Didapatkan panjang kerja estimasi saluran akar distal
perawatan saluran akar gigi 36 dan restorasi resin 16,5 mm, mesiobukal 16 mm, mesiolingual 15 mm
komposit kavitas kelas II dengan pasak tappered self Dilakukan eksplorasi dan negosiasi saluran akar
Syafrithreading
dan Nugraheni: Pengambilan
(dentatus screw). Prognosis padaLentulo
kasus ini Patah pada…K-file no 6,10,15, masing-masing untuk
menggunakan
baik karena jaringan pendukung gigi cukup sehat, saluran distal, mesiobukal, dan mesiolingual. K-File
kebersihan mulut pasien baik, dan pasien sangat
kooperatif.
menggunakan
dimasukkan ke dalam saluran akar sepanjang 2/3
panjang kerja estimasi. Saluran akar distal, dilakukan
preparasi menggunakan S1 dilanjutkanprotapperS2 dengan hand
panjang 11 mm. menggunakan
Pada saluran akar teknik crown down
dilakukan preparasiprotapper
menggunakan hand
digunakan
mesiobukal
ada
use (dentsply). File
S1 dilanjutkan
S2 dengan panjangdigunakan
10,5 mm dan pada dan
adalahsaluran F3mesiobu
fileakar untuk salu
mesiobukal dilakukan
dilanjutkan S2 dengan
dan mesiobukal,
preparasi
panjang 10 mm.
pergantian
menggunakan
Pengukuran
S1
pergantian alat, saluran akar diirigas
alat
serta mesiol
panjang kerja sesungguhnya
15% dan dilakukan 15%
larutan dengan
NaOCl dan 2,5%laruseb
menggunakan apex locator dan radiografi. Diperoleh
panjang kerja untuk akar distal 16,5 mm,Setelah prepar
Setelah preparasi saluran akar seles
mesiobukal
diirigasi dengan larutan klorheksidin
16 mm, mesiolingual 15 mm. Selanjutnya
selama 30 detik, diirigasi
kemudiandenga
preparasi
dibilas
saluran akar dilakukan menggunakan teknik crown
alkohol 70%. selama
down dan memakai protapper hand use
Seluruh
(dentsply). 30 deta
saluran
dikeringkan dengan paper point. D
akar dilakukan alkohol
File terakhir yang digunakan adalah file F3 untuk
dengan Ca(OH) 70%.2 dan
Gambar 1. 1.Gambar
Gambar klinis
Gambar klinis GigiGigi 36 dengan
36 dengan kavitas kavitas
saluran akar distal dan mesiobukal, serta mesiolingual.
kelas I kelas I
dengan
setiap pergantian alat, dikeringkan
saluran menggunakan
akar diirigasi de
denganlentulo. Terja
pada NaOCl
saat aplikasi dressing Ca(OH
ar 1. Gambar klinis Gigi 36 dengan
EDTA 15% dan larutan
2,5 ml. kavitas Dilakukan
Setelah preparasi
akar
2,5% sebanyak
pengambilan
saluran akar selesai,
dilakukan
lentulo
selanjutnya
saluran akar diirigasi dengan larutan dengan menggc
kavitas ditutup
klorheksidin dengan
kelas I diinstruksikan untukdibilas
datang 1 minggu
diglukonat 2% selama
pada
30 detik, kemudian
dengan larutan alkohol 70%. Seluruh saluran akar
saat apli
kemudian dikeringkan dengan paper point. Dilakukan
Dressing pe
saluran akar dilakukan dengan Ca(OH) dan larutan
selanjutnya
gliserin dengan menggunakan lentulo. Terjadi
2
patah kav
lentulo pada saat aplikasi dressing Ca(OH)diinstruksikan
(Gambar 2 u
3). Dilakukan pengambilan lentulo namun gagal,
selanjutnya kavitas ditutup dengan cavit dan pasien
Gambar 2. Gambaran radiografis menunjukkan diinstruksikan untuk datang 1 minggu kemudian.
kavitas telah mencapai kamar pulpa

Gambar 2. Gambaran radiografis menunjukkan


80 kavitas telah mencapai kamar pulpa
Gambar 3. Patahan lentulo
Sebelum dilakukan perawatan, pasien roentgen foto di
pada saat aplikasi dressing Ca(OH)2 (Gambar 3).
Dilakukan pengambilan lentulo namun gagal, Maj Ked Gi; Juli 2013; 20(
selanjutnya kavitas ditutup dengan cavit dan pasien
diinstruksikan untuk datang 1 minggu kemudian.
Muhammad S & Tunjung N: Pengambilan Lentulo ...

diputar berlawanan arah jarum jam samp


saluran akar menjepit patahan
diiirigasi dengan Maj Ked
NaOCllentulo
2,5% Gi; Juli 2013;K
tersebut.
dan
dikeringkan hedstroem
dengan paper file yang
point. telah menjepit lentulo
Selanjutnya
ke permukaan
dilakukan pelebaran dan bagian
saluran akar patahan lentulo berhas
koronal
(Gambar 6,7 dan 8)
dengan menggunakan Heroshaper (Gambar 4 dan 5)Selanjutnya salu
diirigasi
dari mikro mega, untukdengan
diputar menggunakan
berlawanan
melebarkan NaOCL
arah jarum
akses sehingga jam 2,
sa
dikeringkan dengan
menjepit paper
patahan
memudahkan pengambilan lentulo yang patah. point
lentulo steril. Kem
tersebut
dressinghedstroem file yang2 telah
dengan Ca(OH) bubukmenjepit len
yang dica
Pertama sekali kedigunakanpermukaan jarum patahan
Miller lentulo ber
dengan gliserin dandan ditumpat sementara
dihubungkan dengan(Gambar tip ultrasonik 6,7 dan endo 8)yang Selanjutnya
cavit. Pasien diinstruksikan untuk kembali 1s
diputar berlawanan arah diirigasi
jarum dengan
jam yang menggunakan
diletakkan NaOC
diantara patahan Maj Ked dikeringkan
lentulo
Gi; Julidan2013;dengan
dinding20(1): paper
saluran
56-61point steril.
akar. Namun cara ini dressingtidak berhasildengan Ca(OH)2 bubuk yang
mengeluarkan
Gambar 3. Patahan lentulo terlihat pada roentgen dengan
lentulo yang patah. Selanjutnya Hedstroem gliserin dan ditumpat
no semen
cavit. Pasien diinstruksikan untuk kemb
Gambar 3. foto di saluran akar mesiobukal
Patahan lentulo terlihat 25 dimasukkan
pada Majkedalam
Ked Gi; saluranJuliakar2013;
mesio 20(1):
bukal 56-61
secara perlahan menyusuri celah antara patahan
roentgen foto di saluran diputar
lentuloakar
berlawanan arah jarum
dengan dinding saluranjam akar.sampai
Headstroem terasa
menjepit patahan lentulo tersebut. Kemudian
mesiobukal diputar berlawanan arah jarum jam. Jarum Miller
hedstroem file yang telah menjepit lentulo diangkat
dihubungkan dengan tip ultrasonik endo, lalu
ke permukaan dan patahan lentulo berhasil diambil.
dimasukkan kedalam saluran akar mesiobukal
Kunjungan berikutnya diputar dilakukan
(Gambar 6,7 dan 8) Selanjutnya saluran akar
berlawanan arah
antara jarum jam sampai
secara
diirigasi perlahan
dengan menggunakan patahan NaOCLlentulo2,5 % dan terasa
dengan
pengambilan lentulo yang patah dimenjepit dalam saluran
patahan
dinding
dikeringkan saluran
dengan lentulo
akar. Kemudian
paper tersebut.
point jarum
steril.Miller Kemudian
diputar
Kemudian di
akar. Tidak ada keluhan sakit, pemeriksaan hedstroem perkusi,
dressing file
berlawanan yang
dengan telah
Ca(OH)
arah jarum menjepit
2 bubuk
jam, lentulo diangkat
yang dicampurkan
mengelilingi patahan
dengan gliserin
lentulo. Secaradan ditumpat
bersamaan sementara
hedstroem file nodengan
25
palpasi dan mobilitas gigi pasien negatif. Kemudian
ke permukaan
cavit.diputar
dan
Pasienberlawanan
patahan
diinstruksikan
Gambar 6.untuk
arah
lentulo
jarum kembali
Pengambilan
berhasil
jam sampai 1 minggu.
diambil.
patahan lentul
terasa
dilakukan tindakan pengambilan lentulo. (Gambar menjepit 6,7 dan
Setelah patahan8) lentulo
SelanjutnyaHedstroem
tersebut. Kemudiansaluran
File no akar 25 da
dipasang rubber
Gambar Gambar dam
4. Heroshaper dan daripembukaan
dari
4. Heroshaper Mikro diirigasi
Mega
Mikro Mega
dengan
tumpatan
hedstroem menggunakan
file yang telah NaOCL
Miller
menjepit yang
lentulo 2,5 %
dihubungkan
diangkat dand
Gambar 6. Pengambilan
sementara, saluran akar diiirigasi dikeringkan dengan keNaOCl dengandanpaper
permukaan patahan pointlentulo steril.
ultrasonik
berhasil Kemudian dile
endo
diambil.
Hedstroem File no 25
patahan

2,5% dan dikeringkan dengan


Gambar 4. Heroshaper dressing
dari paper
Mikro Mega dengan
(Gambar
point.
6,7Ca(OH) 2 bubuk yang
dan 8) Selanjutnya salurandicampurkan
Miller yang
akar
dihubungka
diirigasi dengan menggunakan NaOCL 2,5 % dan
Selanjutnya dilakukan pelebaran dengan gliserin dan ditumpat sementara dengan
ultrasonik endo
saluran akardengan
dikeringkan paper point steril. Kemudian di
cavit. Pasien diinstruksikan untuk kembali 1 minggu.
bagian koronal dengan menggunakan Heroshaper
dressing dengan Ca(OH)2 bubuk yang dicampurkan

(Gambar 4 dan 5) dari mikro mega,dengan untuk gliserin dan ditumpat sementara dengan
cavit. Pasien diinstruksikan untuk kembali 1 minggu.
melebarkan akses sehingga memudahkan
pengambilan lentulo yang patah.

Gambar 6.
Pengambilan patahan lentulo dengan
Hedstroem File no 25 dan jarum
ambar 4. Heroshaper dari Mikro Mega Miller yang dihubungkan dengan tip
Gambar 5. Pelebaran koronal saluran akar mesio ultrasonik
Gambarendo7. Patahan lentulo sudah tida
Gambar
bukal5. Pelebaran
dengan koronal saluran akar mesio
hero shaper pada
Gambar 7. saluran
Patahanakar mesiobuka
lentulo sudah
Gambar 5. Pelebaran
bukal dengan koronal saluran akar mesio
hero shaper pada saluran akar mesiob
Kunjungan berikutnyabukal dengan
dilakukan hero shaper
pengam-bilan
Pertama
lentulo sekali
yang patah digunakan
di dalam jarum
saluran akar. TidakMiller
Pertama sekali digunakan jarum Miller
dihubungkan
ada keluhandengan tip ultrasonik
sakit, pemeriksaan endodanyang
perkusi, palpasi
dihubungkan dengan tip ultrasonik endo Gambaryang
6. Pengambilan patahan lentulo dengan
diputar berlawanan
mobilitas
diputar berlawanan arah jarum diletakkan
arah
gigi pasien jarum
negatif. jam
Kemudianyang dilakukan
jam yang diletakkan
diantara patahan
tindakan lentulo
pengambilan
diantara dan lentulo
dinding
lentulo.
patahan Setelah
dansaluran
dindingakar.
dipasang Hedstroem File no 25 dan jarum Miller yang
saluran akar.
Namun cara
rubber damNamun cara ini tidak berhasilGambar
ini tidak
dan berhasil
pembukaan mengeluarkan
tumpatan sementara, 6. lentulo
lentulo
mengeluarkan Pengambilan
dihubungkan patahan
dengan tip ultrasonik endo lentulo dengan
yang patah.yang Selanjutnya no 25 no Hedstroem
HedstroemHedstroem
patah. Selanjutnya 25 File no 25 dan jarum
dimasukkan kedalam
dimasukkansaluran
kedalamakar mesio
saluran akarbukal
mesio bukal
aper dari Mikro
secara Megasecara
perlahan perlahan celah
menyusuri menyusuri celah
antara
Miller yang dihubungkan dengan
antara patahan
patahan
81 tip
lentulo denganlentulo dengan
dinding dinding
saluran saluran
akar. ultrasonik endo
akar. Headstroem
Headstroem
diputar berlawanan arah jarum
diputar berlawanan arah jarum jam. Jarum Miller jam. Jarum
Gambar Miller
7. Patahan lentulo sudah tidak terlihat
dihubungkan
ambar 5. Pelebaran koronal saluran dengan
akar mesio tip ultrasonik endo, lalu pada saluran akar mesiobukal
dihubungkan dengan tip ultrasonik endo, lalu
kontrol perawatan saluran akar. Pemeriksaan
subjektif:Hedstroem
tidak ada File keluhannosakit. 25 Pemeriksaan
dan jarum
objektif: Miller yang sementara
tumpatan dihubungkan masih dengan
baik, testip
palpasi negatif, perkusi negatif. Gambar 7. Patahan lentulo sudah tidak
Pada pemeriksaan (B) terlih
ultrasonik endo Gambar 9. Klinis sebelum peraw
saluranradiograf
Majakar
Ked Gi.mesio
tampak tumpatan
Juni 2013; 20(1): 78-84 sementara baik pada dan saluran akar mesiobukal
pengisian baik. Kemudian dilanjutkan preparasi perawatan (B)
o shapersaluran pasak dan sementasi tappered self
threading (dentatus screw). Restorasi akhir PEMBAHASAN
akan jarum dilakukan Miller dengan menggunakan resin komposit
packable P60 (3M). Setelah penumpatan resin Banyak teknik yang dapat d
asonik komposit
endo yang selesai, dilakukan pengecekan oklusi pengambilan instrumen patah dala
am yang dengan diletakkan
articulating paper. Finishing restorasi resin dan pilihan teknik harus didasarkan
2
nding saluran akar.
komposit menggunakan fine finishing bur. instrumen yang patah. Sebe
Kemudian dipoles dengan polishing disc (Optidisc, pengambilan instrumen yang patah
engeluarkan lentulo
KerrHawe) dan polishing brush (Optishine, radiografi untuk memperkirakan ke
edstroem KerrHawe). no Pasien 25 diinstruksikan untuk kontrol 1 dentin, kedalaman dan kelengkung
akar tersebut. Akses koronal ada
akar mesio
minggu kemudian.bukal pada pengambilan instrumen patah
Pada kunjungan berikutnya pasien sudah
ah antara patahan
merasa Patah nyaman dengan giginya yang baru, dan friction grip, dan surgical length
mbilan Lentulo pada…
akar. pada
Headstroempemeriksaan obyektif hubungan tepi baik, untuk meluruskan preparasi aks
tidak ada Miller perubahan warna pada gigi dan tidak saluran akar, selain itu diperlukan p
jam. Jarum
ambar 7. Patahan lentulo padasudah
restorasitidak
Gambar 7. Patahan lentulo sudah tidak terlihat
ditemukan garis fraktur maupun terlihat
gigi. aksial pada saluran akar tem
asonik (Gambar
endo,
pada saluran lalu
akar mesiobukal
9) saluran akar mesiobukal Gambar 8. Patahan lentulo
instrumen.
4 dikeluarkan
yang telah Beberapa ahli meng
pada
akar mesiobukal melebarkan akses koronal dengan
3,4
berikutnya
an lentulo dengan dilakukan Gates Glidden Drill. Saat ini instru
k single cone, namun Gambar 8. Patahan dapatlentulo yang menggun
dikeluarkan dengan tela
jarum Miller diputar ultrasonik. Tip ultrasonik ini d
dan mesiolingual dikeluarkan
mengelilingi patahan
ndensasi lateral. Guta
mengeluarkan fragmen melalui get
efektif, cara ini memerlukan wa
gdstroem
digunakan no 25
filenomer F3 keahlian dari dokter gigi, serta
e. Hasil obturasi mengambil dentin radikuler. Pada
1

adiografis dan hasil ini, lentulo yang patah dapat diamb


jarum Miller yang dihubungkan deng 5
itutup dengan semen
endo dikombinasi dengan penggun
ble seal dan ditumpat file no 25. Penggunaan tip ultrasonik
iton, GC). tidak mampu mengeluarkan lentulo
elanjutnya dilakukan ini mungkin disebabkan karena uj
akar. Pemeriksaan menyangkut di ujung apikal
n sakit. Pemeriksaan mesiobukal, sehingga penggunaan
ultrasonik ini tidak mampu menge
ra masih baik, tes
(A)
(A) (B) yang patah. Kombinasi pengguna
tif. Pada pemeriksaan (B) file no 25 ternyata sangat me
sementara Gambar 9. Klinis sebelum perawatan (A), setelah
8. baik dan Gambar 9. Klinis sebelum perawatan (A), setelah perawatan (B)
mengeluarkan lentulo yang patah d
ambar Patahan lentulo yang telah
dilanjutkan preparasi perawatan (B)Hal ini sesuai dengan pernyataaan
dikeluarkan
Pada kunjungan berikutnya dilakukan obturasi seal dan ditumpat sementara
2004)denganyangCavit (Caviton,
menyatakan bahwa
ntasi tappered self
menggunakan teknik single cone, namun saluran GC).
PEMBAHASAN dikeluarkan dengan getaran tip ultra
w). Restorasiakar mesiobukal akhirdan mesiolingual diobturasi Pada kunjungan Ruddle
selanjutnya(2002)
dilakukantidak
kontrolmenggunakan
akan resin dengankomposit
teknik kondensasi lateral. Guta perca sesuai perawatan saluran akar.dalam mengeluarkan instrumen
Pemeriksaan subjektif: tidak
h penumpatan resindigunakan nomer F3 danBanyak
file terakhir yang siler adateknik yang
keluhan sakit. dapat objektif:
Pelebaran
Pemeriksaan digunakan tumpatanuntuk
koronal dalam lapo
pengambilan
endomethasone. Hasil obturasi dikonfirmasi
n pengecekan oklusi
dengan sementara59
instrumenmasih patah
baik, tes dalam saluran
palpasi negatif, perkusiakar,
foto radiografis dan hasil obturasi hermetis. Kavitas
nishing restorasi resin
ditutup dengan
dan pilihan teknik
semen Seng Phospat sebagai double
negatif.harus
Pada didasarkan pada lokasi
pemeriksaan radiograf tampak dari
tumpatan sementara2 baik dan pengisian baik.
fine finishing bur. instrumen yang patah. Sebelum dilakukan
olishing disc (Optidisc, pengambilan instrumen yang patah, perlu dilakukan
brush (Optishine, radiografi untuk memperkirakan ketebalan dinding
82 dentin, kedalaman dan kelengkungan dari saluran
sikan untuk kontrol 1
akar tersebut. Akses koronal adalah tahap awal
kutnya pasien sudah pada pengambilan instrumen patah. Bur highspeed,
Muhammad S & Tunjung N: Pengambilan Lentulo ...

Kemudian dilanjutkan preparasi saluran pasak dan disebabkan karena ujung dari lentulo menyangkut
sementasi tappered self threading (dentatus screw). di ujung apikal saluran akar mesiobukal, sehingga
Restorasi akhir dilakukan dengan menggunakan resin penggunaan tunggal dari tip ultrasonik ini tidak
komposit packable P60 (3M). Setelah penumpatan mampu mengeluarkan lentulo yang patah.
resin komposit selesai, dilakukan pengecekan oklusi Kombinasi penggunaan Headstroem file no 25
dengan articulating paper. Finishing restorasi resin ternyata sangat membantu dalam mengeluarkan
komposit menggunakan fine finishing bur. Kemudian lentulo yang patah dalam kasus ini. Hal ini sesuai
dipoles dengan polishing disc (Optidisc, KerrHawe) dengan pernyataaan Ruddle (2002, 2004) yang
dan polishing brush (Optishine, KerrHawe). Pasien menyatakan bahwa fragmen dapat dikeluarkan
diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu kemudian. dengan getaran tip ultrasonik.1,6 Namun Ruddle
Pada kunjungan berikutnya pasien sudah (2002) tidak menggunakan Hedstroem file dalam
merasa nyaman dengan giginya yang baru, dan pada mengeluarkan instrumen yang patah.4 Pelebaran
pemeriksaan obyektif hubungan tepi baik, tidak ada koronal dalam laporan kasus ini dilakukan dengan
perubahan warna pada gigi dan tidak ditemukan garis menggunakan Heroshaper dari Micro mega yang
fraktur pada restorasi maupun gigi. (Gambar 9) dihubungkan dengan mesin rotari. Cara ini sangat
efektif dalam memberikan akses ke dalam saluran
akar, sehingga pengambilan lentulo dapat lebih
PEMBAHASAN mudah dilakukan. Hal ini sedikit berbeda dengan
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk pendapat dari beberapa ahli yang menganjurkan
pengambilan instrumen patah dalam saluran akar, untuk menggunakan Gates Gliden Drill dalam
dan pilihan teknik harus didasarkan pada lokasi melebarkan akses koronal.1,4
dari instrumen yang patah.3 Sebelum dilakukan
pengambilan instrumen yang patah, perlu dilakukan
KESIMPULAN
radiografi untuk memperkirakan ketebalan dinding
dentin, kedalaman dan kelengkungan dari saluran Kasus lentulo patah dapat diakibatkan oleh
akar tersebut. Akses koronal adalah tahap awal pada kesalahan operator. Pengambilan lentulo yang
pengambilan instrumen patah. Bur highspeed, friction patah berhasil dilakukan menggunakan jarum
grip, dan surgical length burs diperlukan untuk Miller dihubungkan dengan tip ultrasonik endo
meluruskan preparasi akses pada orifis saluran akar, dan dikombinasi dengan Hedstroem file no 25
selain itu diperlukan pelebaran dinding aksial pada yang sangat efektif dalam mengeluarkan lentulo
saluran akar tempat patahnya instrumen.1 Beberapa dari saluran akar. Pelebaran koronal menggunakan
ahli menganjurkan untuk melebarkan akses koronal Heroshaper dari Micro mega, cukup membantu
dengan menggunakan Gates Glidden Drill.1,4 Saat ini dalam memberikan akses dan visibilitas ke dalam
instrumen yang patah dapat dikeluarkan dengan saluran akar, sehingga proses pengeluaran lentulo
menggunakan instrumen ultrasonik. Tip ultrasonik yang patah berhasil dilakukan.
ini dirancang untuk mengeluarkan fragmen melalui Penggunaan alat rotari selama prosedur
getaran.6 Meskipun efektif, cara ini memerlukan perawatan saluran akar diperlukan ketelitian
waktu lama dan keahlian dari dokter gigi, serta dan kewaspadaan dari operator selama prosedur
cukup banyak mengambil dentin radikuler.7 Pada pengerjaan untuk menghindari terjadinya patah
laporan kasus ini, lentulo yang patah dapat diambil instrumen. Saat menge-luarkan instrumen yang
menggunakan jarum Miller yang dihubungkan patah, sangat penting dilakukan pelebaran koronal
dengan tip ultrasonik endo dikombinasi dengan
sebagai akses dan visibiliti ke dalam saluran akar
penggunaan Hedstroem file no 25. Penggunaan
sehingga prosedur pengambilan instrumen dapat
tip ultrasonik secara tunggal tidak mampu
berhasil dilakukan.
mengeluarkan lentulo yang patah. Hal ini mungkin

83
Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 78-84

DAFTAR PUSTAKA 5. Yared G, Bou Dagher F, Kulkarni K. Influence of


torque control motors and the operator’s proficiency
1. Ruddle CJ. Broken instrument removal the
on protaper failures. Oral Surg Med Oral Radiol
endodontic challenge. Dentistry Today. 2002; 1-6.
Endod. 2003; 96(2) : 229-233.
2. Spilli P, Parashos P, Messer HH. The impact of
6. Ruddle CJ. Non-surgical Retreatment. J Endod.
instrument on outcome of endodontic treatment. J
2004; 30: 827-845.
Endod. 2005; 31 (12) : 845-850.
7. Alomairy KH. Evaluating two techniques on removal
3. Cohen S, Bauman MA. et al. Endodontology,
of fractured rotary nickel titanium endodontic
Stuttgart : Thieme. 2000
instruments from root canals: an in vitro study. J
4. Martin D. Removal of fractured instrument with a
Endod. 2009; 35 (4) : 559-562.
new extractor: clinical cases. International Dentistry:
African Edition. 2010; 1 (3) : 50-58.

84

Anda mungkin juga menyukai