Anda di halaman 1dari 14

RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062

VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

ANALISA BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN


Per Connection Queue

Sukri1, Jumiati2
Jurusan Teknik Informatika, FakultTeknik,Universitas Abdurrab
Jl. Riau Ujung no.73 Pekanbaru
Telp. (0761) 38762.
E-mail: ocu.sukri@yahoo.com, jumiatijumy@gmail.com

ABSTRAK
Jaringan internet yang ada saat ini dibeberapa tempat seperti warnet (warung internet), sering kali terjadi adanya
dominasi bandwidth antar client yang diakibatkan salah satu atau beberapa client melakukan download sehingga
akan mengganggu client lain. Untuk mengatasi permasalahan dominasi bandwidth antar client yang terjadi, maka
dilakukanlah pembagian bandwidth. Dengan memanfaatkan router network, administrator jaringan dapat dengan
mudah melakukan manajemen bandwidth terhadap komputer client yang terhubung dalam jaringan. Teknologi
yang digunakan untuk mengimplementasikannya didasarkan pada pendekatan yang disebut QoS (Quality of
Service) dan disesuaikan dengan standar TIPHON. Cara kerjanya yaitu dengan mengidentifikasi lewat lalu lintas
data yang melalui jaringan, kemudian menerapkan kebijakan QoS yang digunakan untuk melindungi dan
memprioritaskannya. Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah menyeimbangkan alokasi bandwidth
sesuai untuk kebutuhan user, menerapkan aturan antrian pada lalu lintas data agar tidak terjadi antrian. Metode
antrian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Per Connection Queue dan winbox
sebagai software untuk remote router.

Kata Kunci : Bandwidth, PCQ, Simple Queue, Queue Tree, Quality Of Service

ABSTRAK
Internet network that exist today in some place like warnet (internet cafes), often happened the dominance of
bandwidth between client caused by one or some client to download so that will disturb other client. To
overcome the problem of bandwidth dominance between clients that occur, then the bandwidth division is done.
By utilizing network routers, network administrators can easily perform bandwidth management of client
computers connected in the network. The technology used to implement it is based on an approach called QoS
(Quality of Service) and adapted to TIPHON standards. How it works is to identify through data traffic through
the network, then apply the QoS policies used to protect and prioritize them. Objectives to be achieved by the
author is to balance the bandwidth allocation according to the needs of the user, apply the rules queue in the
data traffic in order to avoid the queue. The queuing method used in this research is using Per Connection
Queue method and winbox as software for remote router.

Keywords : Bandwidth, PCQ, Simple Queue, Queue Tree, Quality Of Service

I. PENDAHULUAN Saat ini jaringan komputer bukanlah


sesuatu yang baru, karena hampir setiap instansi
1. Latar Belakang menggunakan jaringan komputer untuk
Perkembangan teknologi informasi yang memperlancar arus informasi dalam instansi
sangat pesat telah membuat banyak perubahan tersebut. Seiring dengan berkembangnya jaringan
bagi kehidupan manusia saat ini. Hal tersebut komputer, traffic internet menjadi sangatlah
ditandai dengan perkembangan teknologi padat. Maka dari itu seorang administrator
berbagai perangkat keras maupun perangkat jaringan harus bisa mengelola bandwidth.
lunak yang telah membawa dampak yang cukup Penggunaan bandwidth disebuah jaringan
besar dalam hal penyajian informasi. Penyajian bukan hanya dipengaruhi oleh banyaknya user,
informasi menjadi lebih cepat, tepat dan akurat namun juga dipengaruhi oleh jenis serta tingkat
tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. kebutuhan pengiriman dan penerimaan (upload

244
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

dan download). Selain itu juga bandwidth “Analisa Bandwidth Menggunakan Metode
tersebut seringkali kurang dimanfaatkan secara Antrian Per Connection Queue”.
optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
satu atau lebih client yang menghabiskan 2. Perumusan Masalah
kapasitas bandwidth dalam jaringan tersebut Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis
untuk mengunduh atau untuk mengakses merumuskan permasalahan yang akan dibahas,
aplikasi-aplikasi yang dapat menyita kapasitas yaitu :
bandwidth. 1. Bagaimana analisa sistem kerja metode
Jaringan internet yang ada saat ini antrian Per Connection Queue
dibeberapa tempat seperti warnet (warung menggunakan mikrotik routerboard ?
internet), sering kali terjadi adanya dominasi 2. Bagaimana melakukan konfigurasi serta
bandwidth antar client yang diakibatkan salah mengimplementasikan metode antrian Per
satu atau beberapa client melakukan download Connection Queue menggunakan mikrotik
sehingga akan mengganggu client lain. Salah satu routerboard ?
solusi agar bandwidth dapat dimanfaatkan lebih 3. Bagaimana melihat kualitas jaringan (QoS)
optimal adalah dengan mengelola bandwidth pada Simple Queue dan Queue Tree
yang tersedia dalam jaringan tersebut. Dengan dengan menggunakan metode antrian Per
demikian, jika ada client yang mengakses internet Connection Queue ?
yang membutuhkan kapasitas bandwidth yang
besar, maka client lain tidak akan terganggu, 3. Batasan Masalah
karena tiap client sudah mempunyai kapasitas Dalam penelitian ini penulis membatasi
bandwidth masing-masing yang dapat dipakai permasalahan yang akan dibahas yaitu hanya
untuk mengakses internet. pada :
Dengan menggunakan router mikrotik, 1. Analisa bandwidth dilakukan
seorang administrator jaringan dapat dengan menggunakan metode antrian Per
mudah melakukan manajemen bandwidth, namun Connection Queue dengan dua tipe queue
demikian di dalam router mikrotik terdapat yaitu Simple Queue dan Queue Tree.
beberapa metode antrian yang bisa digunakan 2. Analisa bandwidth dilakukan dengan
untuk melakukan management bandwidth, yang server menggunakan Mikrotik RB750,
diantaranya memiliki kelebihan dan kekurangan serta aplikasi winbox untuk remote router.
dari masing-masing metode antrian. 3. Analisa bandwidth dilakukan pada saat
Untuk mengatasi permasalahan dominasi proses upload dan download terhadap
bandwidth antar client yang terjadi, maka paket data dalam jaringan.
dilakukanlah pembagian bandwidth. Salah satu 4. Analisa kualitas jaringan (QoS) pada
metode antrian yang digunakan untuk pembagian Simple Queue dan Queue Tree dengan
bandwidth yaitu menggunakan metode antrian metode Per Connection Queue.
Per Connection Queue, baik dengan 5. Penelitian hanya pada analisa bandwidth
menggunakan fitur Simple Queue maupun Queue dengan tidak membahas aspek security.
Tree yang tersedia dalam mikrotik. Metode ini
dapat dilakukan untuk kondisi beberapa client 4. Tujuan Penelitan
dan sangat merepotkan jika harus membuat rule, Tujuan yang ingin dicapai penulis dari
sehingga Per Connection Queue ini dapat penelitian ini adalah :
membatasi bandwidth user secara merata dalam 1. Membangun jaringan komputer yang
meningkatkan manajemen jaringan. terkoneksi dengan internet dan memiliki
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan kecepatan akses yang merata.
di atas, maka penulis ingin merealisasikan hal 2. Mengetahui kecepatan akses yang
tersebut dengan mengajukan judul Tugas Akhir dihasilkan dalam melakukan upload dan

245
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

download pada jaringan yang dan berbagai jenis digital lainnya, defenisi
menggunakan metode antrian Per bandwidth sering kali direfensikan sebagai
Connetion Queue, baik Simple Queue bitsper sekon, contohnya jaringan (network).
maupun Queue Tree. Bandwidth dapat dipakai untuk mengukur baik
3. Mengetahui penggunaan bandwidth dan aliran data analog maupun data digital (Raharja,
intensitas traffic pada sebuah jaringan 2014).
sehingga mengetahui unjuk kinerja Bandwidth salah satu konsep pengukuran
jaringan. yang sangat penting dalam jaringan, tetapi
konsep ini memiliki kekurangan atau batasan,
5. Manfaat Penelitian tidak peduli bagaimana cara user mengirim
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : informasi maupun media apa yang dipakai dalam
1. Dapat membagi bandwidth secara merata penghantaran informasi. Hal ini karena adanya
untuk masing-masing client yang hukum fisika maupun batasan teknologi dan akan
terhubung dalam sebuah jaringan dengan menyebabkan batasan terhadap panjang media
metode Per Connection Queue. yang dipakai, kecepatan maksimal yang dapat
2. Memperoleh bandwidth yang merata dipakai, maupun perlakuan khusus terhadap
ketika mengakses internet untuk media yang dipakai (Riadi, 2010).
melakukan upload dan download pada
jaringan komputer. Tabel 1. Batasan Panjang Medium dan
3. Dapat mengukur kualitas jaringan yang Kecepatan Maksimum Aliran Data
Panjang Kecepatan
menggunakan metode antrian Per Jenis Media
Maksimal Maksimal
Connection Queue. Kabel Coaxial 200 m 10-100 Mbps
10 Base 2
II. TINJAUAN PUSTAKA Kabel Coaxial 500 m 10-100 Mbps
10 Base 2
UTP 10 Base T 100 m 10 Mbps
UTP 100 Base 100 m 100 Mbps
1. Bandwidth TX
Menurut Riadi (2010), Bandwidth Multimode 100 2 Km 100 Mbps
merupakan suatu ukuran dari banyaknya Base FX
informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat Single mode 3 Km 1 Gbps
1000 Base LX
ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu.
Wireless 100 m 2 Mbps
Bandwidth dapat dipakai untuk mengukur baik Infra Red 1m 4 Mbps
aliran data analog maupun aliran data digital.
Menurut Riadi (2010), Trafik bandwidth
Sekarang bandwidth lebih banyak digunakan
secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis,
untuk mengukur aliran data digital. Satuan yang
yaitu :
dipakai untuk bandwidth adalah bits per second
1. Up Stream adalah bandwidth yang
atau sering disingkat sebagai bps. Bit atau binery
digunakan untuk mengirim data (misal
digit adalah basis angka yang terdiri dari angka 0
mengirim file melalui FTP ke salah satu
dan 1. Satuan ini menggambarkan seberapa
alamat jaringan).
banyak bit (angka 0 dan 1) yang dapat mengalir
2. Down Stream adalah bandwidth yang
dari satu tempat ketempat yang lain dalam setiap
digunakan untuk menerima data (misal
detik melalui suatu media.
menerima file atau data dari satu alamat
Bandwidth (disebut juga Data Transfer
jaringan).
atau Trafik) adalah kapasitas atau daya tampung
kabel Ethernet agar dapat dilewati traffic paket
2. Manajemen Bandwidth
data dalam jumlah tertentu. Bandwidth juga
Menurut Septiawan (2013), Bandwidth
dikatakan data yang keluar-masuk (upload-
management dapat diartikan sebagai proses
download). Di dalam sistem jaringan komputer
246
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

mengukur dan mengendalikan pertukaran melakukan manajemen bandwidth terhadap


informasi dalam jaringan komputer, sehingga packet-packet yang sudah di marking.
dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan 2. Queue Tree
yang berakibat pada network congestion dan Queue Tree adalah konfigurasi queue yang
penurunan kemampuan jaringan. Sebuah bersifat one way (satu arah), ini berarti sebuah
manajemen bandwidth yang baik harus dapat konfigurasi queue hanya akan mampu melakukan
membuat dan menjaga aturan tentang queue terhadap satu arah jenis traffic. Jika sebuah
ketersediaan koneksi (dalam hal ini internet). konfigurasi queue pada Queue Tree ditujukan
Minimal bandwidth diartikan sebagai untuk melakukan queue terhadap bandwidth
bandwidth yang ditetapkan untuk suatu class download, maka konfigurasi tersebut tidak akan
dalam suatu jaringan. Saat lalu lintas tinggi, class melakukan queue untuk bandwidth upload,
yang diberi dengan bandwidth minimal ini akan demikian pula sebaliknya. Sehingga untuk
tetap mendapat jatahnya. Maximal bandwidth melakukan queue terhadap traffic upload dan
dapat diartikan batasan bandiwdth yang dapat download dari sebuah komputer client, kita harus
dipakai oleh suatu class. Saat lalu lintas membuat 2 (dua) konfigurasi queue.
cenderung rendah, sebuah class dapat memakai Menurut Towidjojo (2014), Pada saat akan
bandwidth maksimal. Sebuah class juga dapat menerapkan queue pada jaringan, dikenal dua
memprioritaskan trafik terhadap jaringan tertentu rate atau alokasi bandwidth yang akan didapat
(Septiawan, 2013). oleh setiap user, yaitu :
Menurut Mujahidin (2011), OS Mikrotik 1. Committed Information Rate (CIR),
Sebagai Manajemen Bandwidth dengan merupakan alokasi bandwidth terendah
Menerapkan Metode Per Connection Queue yang bisa didapatkan oleh sebuah user jika
mengatakan manajemen bandwidth yaitu traffic jaringan sangat sibuk. Seburuk
“Manajemen berasal dari kata “to manage” yang apapun keadaan dari jaringan tersebut,
berarti mengatur, mengurus atau mengelola. komputer user tidak akan mendapatkan
Berdasarkan definisi tersebut maka Manajemen alokasi bandwidth di bawah dari CIR.
Bandwidth dapat diartikan sebagai suatu kegiatan 2. Maximum Information Rate (MIR),
mengatur agar datayang lewat tidak melebihi merupakan alokasi bandwidth maksimum
kapasitas maksimal di dalam sebuah jaringan yang bisa didapatkan komputer user. MIR
komputer yang terhubung dengan internet”. biasanya akan didapatkan seorang user jika
Semakin banyak pengguna dan pengakses ada alokasi bandwidth yang tidak
komunikasi data, maka akan semakin rumit dan digunakan lagi oleh user lain.
kompleks pula jalur komunikasi tersebut, hal ini
akan mempengaruhi kualitas dari pelayanan 3. Quality of Service (QoS)
Internet Service Provider (ISP). Menurut Septiawan (2013), Quality of
Menurut Towidjojo (2014), Untuk proses Service merupakan metode pengukuran tentang
manajemen bandwidth dapat dilakukan dengan seberapa baik jaringan dan merupakan usaha
beberapa tipe queue, yaitu simple queue dan untuk mendefinisikan karateristik dan sifat suatu
queue tree. layanan. Quality of Service digunakan untuk
1. Simple Queue mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah
Simple Queue merupakan menu pada dispesifikasikan dan biasanya diasosiasikan
RouterOS untuk melakukan manajemen dengan suatu layanan. Quality of Service didesain
bandwidth untuk skenario jaringan yang untuk membantu end user (client) menjadi lebih
sederhana. Untuk menggunakan Simple Queue, praktis dengan memastikan bahwa user
pekerjaan packet classification dan marking mendapatkan performasi yang handal dari
packet tidak wajib dilakukan. Meskipun aplikasi-aplikasi berbasis jaringan.
demikian, Simple Queue sebenarnya juga bisa

247
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

Menurut Helmy (2014), Terdapat beberapa 3. Jitter atau Variasi Kedatangan Paket
parameter yang harus dipertimbangkan untuk Hal ini disebabkan oleh variasi-variasi
menentukan Quality of Service diantaranya dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan
Troughput, Delay, Jitter dan Packet Loss. data, dan juga dalam waktu pemhimpunan ulang
1. Troughput paket-paket diakhir perjalanan jitter. Jitter
Troughput merupakan kecepatan (rate) lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat
transfer data efektif, yaitu diukur dalam bps. dengan latency, yang menunjukkan banyaknya
Troughput merupakan jumlah total kedatangan variasi delay pada transmisi data dijaringan.
paket yang sukses yang diamati pada tujuan Delay antrian pada router dan switch dapat
selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi menyebabkan jitter. Terdapat empat kategori
interval waktu tersebut. penurunan performasi jaringan berdasarkan nilai
Tabel 2 Kategori Throughput peak jitter sesuai dengan versi TIPHON, yaitu :
Kategori Throughput Indeks Tabel 4 Kategori Jitter
Throughput (%) Kategori Jitter (ms) Indeks
Sangat 100 % 4 Jitter
bagus Sangat 0 ms 4
Bagus 75 % 3 bagus
Sedang 50 % 2 Bagus 0 ms – 75 ms 3
Jelek < 25 % 1 Sedang 75 ms – 125 2
ms
Untuk mengukur nilai throughput dapat Jelek 125 ms – 225 1
menggunakan rumus persamaan berikut : ms
Jumlah Data Diterima
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =
Lama Pengamatan Untuk mengukur nilai jitter dapat
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 menggunakan rumus persamaan sebagai berikut :
% 𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 = x 100 %
𝐴𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ 𝑈𝑠𝑒𝑟
Total Variasi 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦
𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 =
Total Paket Diterima
2. Delay
Delay merupakan waktu yang dibutuhkan 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 – (Rata − Rata 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦)
=
untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay Total Paket Diterima
dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,
4. Packet Loss
kongesti atau juga waktu proses yang lama.
Packet Loss merupakan suatu parameter
Menurut versi TIPHON, delay dapat
yang menggambarkan suatu kondisi yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
menunjukkan total paket yang hilang, dapat
Tabel 3 Kategori Delay
terjadi karena collision dan congestion pada
Kategori Besar Delay
Indeks jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua
Delay (ms)
Sangat bagus < 150 ms 4 aplikasi karena retransmisi akan mengurangi
Bagus 150 ms – 300 3 efesiensi jaringan secara keseluruhan meskipun
ms jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-
Sedang 300 ms – 450 2 aplikasi tersebut. Jika terjadi kongesti yang cukup
ms lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan
Jelek > 450 1 diterima. Nilai packet loss sesuai dengan versi
TIPHON sebagai berikut :
Untuk mengukur nilai delay dapat
menggunakan rumus persamaan sebagai berikut :
Total 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦
Rata − Rata 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 =
Total Paket Diterima

248
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

Tabel 5 Kategori Packet Loss konfigurasi queue yang menggunakan metode


Kategori Packet Packet Loss Indeks Per Connection Queue, maka yang pertama
Loss (%) dilakukan Per Connection Queue adalah
Sangat bagus 0% 4 menggunakan classifier untuk memisahkan
Bagus 3% 3
seluruh aliran packet (stream) yang masuk
Sedang 15 % 2
menjadi beberapa sub stream. Classifier yang
Jelek 25 % 1
digunakan bisa saja src-address, dst-address, src-
Untuk mengukur nilai packet loss dapat port maupun dst-port. Misalnya, jika
menggunakan rumus persamaan sebagai berikut : menggunakan src-address sebagai classifier,
maka sub sream dibangun berdasarkan jumlah IP
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 address atau jumlah client. Setelah melewati
Paket Data Dikirim − Paket Data Diterima
= x 100bagian
% classifier, terlihat bahwa sekumpulan
Paket Data Dikirim packet akan menjadi beberapa sub stream, pada
gambar terlihat menjadi 3 (tiga) sub stream.
4. Per Connection Queue (PCQ) Jumlah sub stream ini bisa saja dibatasi dengan
Menurut Towidjojo (2014), Per menggunakan parameter tambahan. Terlihat pula
Connection Queue merupakan penyempurnaan pada gambar bahwa jumlah sub stream bisa
dari metode Stochastic Fairness Queuing (SFQ). mencapai jumlah n sub stream.
Cara kerja kedua metode ini sama, yaitu berusaha Setelah terpisah-pisah menjadi beberapa
dengan menyeimbangkan traffic dengan sub stream, maka pada setiap sub stream akan
membuat beberapa sub stream (sub queue). diterapkan metode Queue First In First Out
Namun karena merupakan penyempurnaan dari (FIFO). Per Connection Queue juga dapat
Stochastic Fairness Queuing, metode Per melakukan pembatasan rate (kecepatan) pada
Connection Queue memiliki beberapa fitur setiap sub stream. Disinilah kerja utama dari Per
tambahan. Pada Per Connection Queue, Connection Queue, terlihat bahwa Per
parameter yang dapat dipilih untuk menjadi Connection Queue menyeimbangkan traffic
classifier adalah src-address, dst-address, src- dengan membuat sub stream untuk setiap client
port maupun dst-port. Fungsi dari parameter itu (jika memang IP address yang digunakan sebagai
adalah sebagai patokan atau standar yang dapat classifier). Sesaat sebelum keluar dari Per
digunakan untuk dijadikan tolak ukur pengujian Connection Queue, keseluruhan sub stream tadi
metode antrian Per Connection Queue. akan disatukan kembali, terlihat sebagai kotak
First In First Out total. Pada saat keseluruhan sub
stream tersebut disatukan kembali, Per
Connection Queueakan kembali menerapkan
metode queue First In First Out pada
keseluruhan sub stream yang telah digabungkan
tadi. Pada posisi ini, Per Connection Queuejuga
masih dapat melakukan pembatasan rate terhadap
keseluruhan sub-stream (Towidjojo, 2014).

III. METODE PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian
Gambar 1 Cara Kerja PCQ Metodologi penelitian yang digunakan
Menurut Towidjojo (2014), berdasarkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 dapat dijelaskan pada saat
sekumpulan paket atau traffic masuk ke dalam
249
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

A. Identifikasi Masalah koneksi internet bila ada user lain yang sedang
Identifikasi masalah adalah suatu tahapan aktif. Atas dasar tersebut, mengaplikasikan
awal dan sangat penting dalam suatu penelitian. Mikrotik OS sebagai router jaringan yang
Permasalahan yang ditemui adalah koneksi memiliki feature dan tools yang cukup lengkap
internet yang lambat dan tidak terbagi ratanya baik untuk jaringan kabel maupun jaringan
bandwidth pada masing-masing komputer client wireless. Bandwidth adalah besar byte
sehingga perlu dilakukan manajemen bandwidth penggunaan pada transfer data dalam jaringan.
untuk memecahkan permasalahan. Oleh karena itu diperlukan program yang dapat
Adapun cara yang digunakan untuk mengatur alur Bandwidth dari masing-masing
mengumpulkan data informasi yang digunakan komputer yang melewati router tersebut.
dalam penelitian ini adalah : Pada tahap ini dilakukan analisa
manajemen bandwidth dengan Simple Queue dan
1. Penelitian Lapangan Queue Tree pada Per Connection Queue. Pada
Penulis melakukan pengamatan langsung analisa kedua type antrian dalam Per Connection
terhadap kegiatan yang berhubungan dengan Queue tersebut dapat dilihat Quality of Service
masalah yang diambil. Hasil dari pengamatan (QoS) yang merupakan hasil dari manajemen
tersebut langsung dicatat oleh penulis dan dari yang telah diterapkan pada sebuah jaringan yang
kegiatan observasi dapat diketahui kesalahan atau terkoneksi dengan internet.
proses dari kegiatan tersebut. Dalam observasi ini C. Analisa Sistem Manajemen Bandwidth
penulis dapat mengetahui secara langsung Pada tahap ini terdapat tiga langkah kerja
permasalahan konektifitas internet yang tidak yang akan dilakukan yaitu implementasi Simple
dilakukannya manajemen bandwidth di beberapa Queue pada metode Per Connection Queue,
tempat. implementasi Queue Tree pada Metode Per
2. Studi Pustaka (Literatur) Connection Queue dan Quality of Service pada
Studi pustaka yaitu dengan cara Metode Per Connection Queue.
mengumpulkan data dan informasi dari buku- 1. Implementasi Simple Queue pada metode
buku, jurnal serta penelitan terdahulu, baik secara Per Connection Queue
internal maupun ekstrenal membantu dan Pembuatan sistem dengan menggunakan
mempermudah dalam mengimplementasikan mikrotik routerboard RB750 serta aplikasi
sistem yang akan dibuat. winbox yang digunakan untuk remote router
yang diletakkan pada server dan pembagian
B. Analisa Masalah bandwidth dilakukan menggunakan Simple
Dari tahap analisis dapat diketahui dengan Queue yang sudah tersedia di dalamnya.
jelas masalah-masalah apa saja yang sering 2. Implementasi Queue Tree pada metode
muncul, bagaimana cara menyelesaikan masalah Per Connection Queue
atau kendala pada pengaturan dan pembagian Pembuatan sistem ini sama dengan
bandwidth sampai solusi yang dapat diajukan implementasi pada Simple Queue yang telah
untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk dijelaskan di atas, perbedaannya hanya pada type
mengurangi dampak ketidak stabilan koneksi antriannya menggunakan Queue Tree yang sudah
internet perlu adanya router dalam jaringan, yang tersedia pada mikrotik routerboard. Kedua
bertugas melakukan pengaturan pemakaian implementasi tersebut dapat dilihat perbedaan
bandwidth dan pembagian bandwidth seefektif pada masing-masing tipe dalam penerapan
mungkin ke seluruh client, jadi setiap user akan manajemen bandwidth.
mendapatkan jumlah bandwidth yang sama 3. Quality of Service pada Simple Queue dan
banyak dalam proses upload ataupun download Queue Tree dengan Metode PCQ
data dari internet, dengan ini di harapkan tidak Setelah selesai dari tahap implementasi
akan ada lagi user yang mengeluh atas lambatnya Simple Queue dan Queue Tree pada metode Per

250
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

Connection Queue, maka dari hasil tersebut dapat


dilihat Quality of Service atau layanan pada
jaringan yang telah diterapkan manajemen
bandwidth dengan mikrotik routerboard RB750.
Pada Quality of Service ini yang akan
dianalisa yaitu troughput, delay, jitter dan packet
loss yang terjadi dalam sistem manajemen
bandwidth yang telah dibuat.

D. Implementasi
Pada tahap implementasi ini akan Gambar 2 Desain Jaringan
dilakukan penerapan rancangan yang dianalisa
guna untuk pembagian bandwidth dengan hasil 2. Instalasi dan Konfigurasi Mikrotik
performasi jaringan sama rata. Implementasi Pada proses instalasi dan konfigurasi ini,
manajemen bandwidth dengan tipe antrian Simple penulis menggunakan aplikasi winbox untuk
Queue pada metode Per Connection Queue remote router. Dalam penggunaan aplikasi
dilakukan apabila jaringan tersebut merupakan winbox terdapat beberapa konfigurasi dasar yang
jaringan yang sederhana dan menengah seperti perlu dilakukan sebelum menerapkan sistem
Local Area Network (LAN). Sedangkan untuk manajemen bandwidth pada sebuah jaringan.
tipe antrian Queue Tree digunakan untuk skala
jaringan yang rumit dan terdapat berbagai macam
jaringan seperti sebuah kantor yang memiliki
jaringan local.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang
membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi
kemudian akan tersedia informasi mengenai Gambar 3 Aplikasi Winbox
sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai Pada gambar 4.2 di atas, penulis
sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih menggunakan MAC Address untuk login ke
antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil mikrotik. Setelah login dengan aplikasi winbox,
yang bisa dicapai. ada beberapa langkah kerja yang perlu dijelaskan
sebelum masuk pada konfigurasi sistem
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN manajemen bandwidth yang akan dibuat,
1. Desain Jaringan diantaranya adalah :
Topologi yang digunakan dalam penelitian 1. Pengujian metode Simple Queue dengan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Per Connection Queue
Data pengujian dilakukan dengan cara
melakukan download tanpa menggunakan Simple
Queue PCQ dan dengan menggunakan Simple
Queue dengan PCQ seperti pada gambar 4.25.
Tampilan dari download transfer rate
menggunakan internet download manager
sebelum menggunakan Simple Queue. Dengan

251
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

ukuran file = 4.30 MB, kecepatan transfer =


386.241 KB/det.

Gambar 6 Form Transfer Rate dengan


Gambar 4 Transfer Rate Sebelum Menggunakan Queue tree dengan PCQ
Menggunakan Simple Queue dengan PCQ
Tampilan dari download transfer rate
menggunakan Internet Download Manager 3. Analisa dan Pengujian Kualitas Layanan
setelah menggunakan Simple Queue. Dengan (Quality of Service)
ukuran file = 4.30 MB, kecepatan transfer = Pada bagian ini penulis menguji kinerja
146,208 KB/det. dari mikrotik RB750 yang telah dikonfigurasi
sebagai manajemen bandwidth dengan metode
antrian Per Connection Queue dengan type
manajemen bandwidth Simple Queue dan Queue
Tree.
Parameter kualitas jaringan dalam
penelitian ini meliputi throughput, delay, jitter
dan packet loss. Sistem akan dianalisis mengenai
tingkat pencapaian kualitas jaringan sistem
Gambar 5 Transfer Rate Setelah Menggunakan penggunaan teknik antrian dengan type Simple
Simple Queue dengan PCQ Queue dan Queue Tree terhadap kinerja sistem
2. Pengujian metode Queue Tree dengan manajemen bandwidth dengan metode antrian
PCQ Per Connection Queue menggunakan Software
Data pengujian diambil dengan cara Network Analyzer Wireshark. Dalam pengujian
melakukan download menggunakan queues tree. ini dilakukan dengan komputer yang berlaku
Dalam metode ini kita harus mengaktifkan fitur sebagai client yang melakukan aktifitas
mangle pada firewall. Seperti yang sudah download.
dilakukan sebelumnya.
Tampilan dari download transfer rate
menggunakan Internet Download Manager
setelah menggunakan Queue Tree. Dengan
ukuran file = 4,30 MB, kecepatan transfer =
131,292 kb/det Limit

Gambar 7 Hasil Download Sesuai dengan Limit


Bandwidth

Pada kondisi seperti gambar 4.31 di atas,


alokasi bandwidth yang didistribusikan pada
252
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

jaringan tersebut adalah sebesar 1Mbps, dimana limit bandwidth 256 kbps pada Simple Queue dan
client melakukan aktifitas download ke url yang Queue Tree memperoleh nilai throughput yang
sama. hampir sama, yaitu dengan nilai 83,38% untuk
Adapun metode pengambilan data sample Simple Queue dan 78,57 % untuk Queue Tree.
dalam pengujian ini dilakukan dengan cara Sedangkan pada limit bandwidth 512 kbps dan 1
berikut : Mb memperoleh nilai yang jauh berbeda.
1. Waktu pengambilan data dibatasi kurang Parameter throughput pada Simple Queue limit
dari 1 menit. bandwidth 512 kbps memperoleh nilai 35,81 %
2. Perangkat lunak yang digunakan adalah dan limit bandwidth 1 Mb memperoleh nilai
Software Network Analyzer Wireshark. 30,65 %. Sedangkan Queue Tree limit bandwidth
3. Bandwidth yang dibatasi dalam pengujian 512 kbps memperoleh nilai throughput 61,98 %
adalah 256 kbps, 512 kbps dan 1 Mb. dan limit bandwidth 1 Mb memperoleh nilai
4. Metode antrian yang digunakan dalam 48,32 %. Nilai parameter throughput yang
pengujian ini yaitu Per Connection Queue dihasilkan dalam menelitian ini termasuk dalam
dengan manajemen bandwidth Simple kategori “Sedang” dalam standar kategori
Queue dan Queue Tree. throughput menurut standar TIPHON.
5. Pengujian dilakukan dengan mengunduh Dalam pengujian ini, secara umum nilai
file dari internet dengan ukuran 4.30 MB. throughput pada Queue Tree lebih besar
6. Pengukuran dilakukan disisi client. dibandingkan dengan nilai throughput pada
Simple Queue. Hal ini berkaitan dimana pada
Setelah skenario percobaan dilakukan, dasarnya dalam konfigurasi Simple Queue untuk
didapatkan data throughput seperti pada tabel dan satu antrian dapat membatasi traffic 2 arah
grafik berikut : sekaligus (upload dan download), sementara
pada Queue Tree traffic upload dan download
Tabel Perbandingan Throughput dibedakan dengan masing-masing konfigurasi.
Ukur Selain itu, penurunan nilai throughput dapat
Bandwidth disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
an Bandwidth Throughp
Manageme perangkat jaringan, topologi jaringan atau induksi
Berk Limit ut
nt
as listrik dan cuaca.
256 kbps 83,38 % Selanjutnya untuk data delay penggunaan
Simple
512 kbps 35,81 % fitur Simple Queue dan Queue Tree dapat dilihat
Queue
1 Mb 30,65 % pada tabel berikut :
4.30
MB 256 kbps 78,57 %
Queue Tabel Perbandingan Delay
512 kbps 61,98 %
Tree Bandwidt Ukura
1 Mb 48,32 % Delay /
h n Bandwidth
Response
Managem Berka Limit
100.00% Time
ent s
80.00%
Throughput (%)

60.00% Simple 256 kbps 17,82 ms


Queue
40.00% Simple
512 kbps 18,85 ms
20.00%
Queue Tree Queue
0.00% 4.30 1 Mb 14,52 ms
256 kbps 512 kbps 1 Mb
Bandwidth Limit MB 256 kbps 18,83 ms
Gambar 8Grafik Perbandingan Throughput Queue
512 kbps 14,04 ms
Dari tabel 4.1 dan gambar 4.50 di atas Tree
dapat dilihat, dalam mengunduh berkas dengan 1 Mb 10,54 ms
ukuran 4,30 MB, manajemen bandwidth dengan

253
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

20 Queue MB ms
18
16 18,85
512 kbps
14 ms
Delay (ms)

12 14,51
10 Simple 1 MB
Queue ms
8
18,83
6 Queue 256 kbps
4 Tree ms
2 14,04
Queue Tree 512 kbps
0 ms
256 kbps 512 kbps 1 Mb 10,54
Bandwidth Limit
1 MB
ms
Gambar 9 Grafik Perbandingan Delay
20
Dari tabel 4.2 dan gambar 4.51 di atas, 18
16
secara umum hasil analisis perbandingan 14

Delay (ms)
parameter delay yang dihasilkan pada manajemen 12
Simple
10
bandwidth Simple Queue lebih lama Queue
8
6 Queue Tree
dibandingkan manajemen bandwidth dengan 4
Queue Tree. Nilai parameter delay pada limit 2
0
bandwidth 256 kbps Simple Queue dan Queue 256 kbps 512 kbps 1 Mb
Tree memperoleh nilai hampir sama. Pada limit Bandwidth Limit

bandwidth 256 kbps Simple Queue memperoleh


Gambar 10 Grafik Perbandingan Jitter
nilai 17,82 ms dan limit bandwidth 256 kbps pada
Queue Tree memperoleh nilai 18,83 ms. Nilai
Dari tabel 4.3 dan gambar 4.52 di atas,
parameter delay pada Simple Queue limit
nilai parameter jitter dalam pengujian ini dengan
bandwidth 512 kbps memperoleh nilai 18,85 ms
manajemen bandwidth Simple Queue dan Queue
dan limit bandwidth 1 Mb memperoleh nilai
Tree memperoleh nilai yang sama dengan
14,52 ms. Sedangkan Queue Tree nilai delay
parameter delay. Namun demikian nilai jitter
lebih rendah yaitu pada limit bandwidth 512 kbps
pada pengujian ini termasuk dalam kategori
memperoleh nilai 14,04 ms dan limit bandwidth 1
“Bagus” dalam standar kategori jitter menutut
Mb memperoleh nilai 10,54 ms.
TIPHON.
Nilai delay sangat berpengaruh terhadap
Nilai jitter sangat berpengaruh terhadap
seberapa besar bandwidth yang disediakan.
nilai delay dan seberapa besar bandwidth yang
Semakin besar bandwidth yang diberikan, maka
disediakan. Semakin besar bandwidth yang
semakin kecil nilai delay yang dihasilkan.
diberikan, maka akan semakin kecil nilai jitter
Dalam pengujian ini nilai delay pada
yang dihasilkan.
Queue Tree lebih terkontrol dibandingkan dengan
Data packet loss dari hasil percobaan dapat
Simple Queue. Namun nilai parameter delay dari
dilihat pada tabel dan grafik berikut ini.
kedua type antrian tersebut termasuk dalam
kategori “Sangat Bagus” dalam standar kategori
Tabel 4.4 Perbandingan Packet Loss
delay menurut standar TIPHON.
Bandwidth Ukuran Bandwidth Packet
Untuk data jitter dari hasil percobaan Management Berkas Limit Loss
dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut : 256 kbps 0%
Tabel 4.3 Perbandingan Jitter Simple
512 kbps 0%
Queue
4.30 1 Mb 0%
Bandwidth Ukuran Bandwidth MB 256 kbps 0%
Jitter
Management Berkas Limit Queue Tree 512 kbps 0%
1 Mb 0%
Simple 4.30 256 kbps 17,82
254
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

100.00% server, mikrotik RB750 mampu melakukan


90.00% manajemen bandwidth baik pada Simple Queue
80.00%
maupun Queue Tree yang menggunakan metode
Packet Loss (%)

70.00%
60.00% antrian Per Connection Queue.
50.00% Simple
40.00% Queue Dalam pengujian ini tiap-tiap nilai
30.00%
20.00%
Queue Tree parameter QoS yang dihasilkan pada manajemen
10.00% bandwidth Queue Tree lebih stabil dibandingkan
0.00%
256 512 1 Mb
Simple Queue. Namun hasil pengujian sewaktu-
kbps kbps waktu bisa berubah sesuai dengan jaringan
Limit Bandwidth internet dari ISP (Internet Service Provider)
mana yang digunakan masing-masing jaringan
Gambar 11 Grafik Perbandingan Packet Loss
untuk melakukan pengujian. Selain itu perubahan
Dari tabel 4.4 dan grafik 4.53 di atas, juga bisa terjadi karena beberapa faktor
dalam pengujian dengan mengunduh file sebesar diantaranya redaman yaitu jatuhnya kuat sinyal
4,30MB, manajemen bandwidth Simple Queue karena pertambahan jarak pada media transmisi,
maupun Queue Tree memperoleh nilai packet distorsi atau fenomena yang disebabkan
loss 0%, yang artinya paket yang diterima dari bervariasinya kecepatan karena perbedaan
server tidak ada mengalami kerusakan ataupun bandwidth dan masih banyak hal lain yang bisa
hilang (loss) pada saat penerimaan data. menyebabkan nilai parameter QoS berubah.
Biasanya hal yang menjadi penyebab adanya Dalam penelitian ini penulis
packet loss pada saat penerimaan maupun menggunakan jaringan internet speedy untuk
pengiriman data dari server adalah kegagalan melakukan pengujian dari analisa bandwidth
pada jaringan, kepadatan traffic pada jaringan, dengan menggunakan metode Per Connection
kesalahan hardware dan keterbatasan bandwidth Queue.
pada jaringan internet pada saat penerimaan
ataupun pengiriman data dari server. Nilai packet
loss pada pengujian ini termasuk dalam kategori V. KESIMPULAN DAN SARAN
“Sangat Bagus” dalam standar kategori packet
loss menurut TIPHON.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab
Perbandingan QoS
sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan
90

80 diantaranya :
Parameter QoS

70

60
1. Metode antrian Per Connection Queue
50

40 Throughput
dapat pembagian bandwidth secara adil
30 Delay dan merata untuk masing-masing client
20

10
Jitter
yang membutuhkan.
0 Packet Loss
2. Fitur manajemen bandwidth Simple Queue
dinilai lebih sederhana dalam konfigurasi,
namun akan menjadi sulit jika jumlah
Gambar 12 Grafik Perbandingan Parameter QoS client banyak. Sedangkan Queue Tree
Simple Queue dan Queue Tree sedikit lebih rumit dalam konfigurasi,
tetapi bisa mengontrol client dengan
Berdasarkan hasil pengujian analisa jumlah yang banyak.
perbandingan yang diperoleh dari perhitungan 3. Dalam pengujian ini yang memanfaatkan
dengan penangkapan data menggunakan Software Network Analyzer Wireshark,
Software Network Analyzer Wireshark dengan hasil perhitungan manajemen bandwidth
cara mengunduh berkas berukuran 4.30 MB dari Queue Tree dengan antrian Per
255
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

Connection Queue lebih stabil DAFTAR PUSTAK A


dibandingkan Simple Queue.
4. Dari hasil perhitungan dalam pengujian Aziz, Catur. 2008. “Panduan Lengkap
Menguasai Router Masa Depan
download berkas, nilai rata-rata yang
Menggunakan Mikrotik Routers”. Andi;
diperoleh berdasarkan standar kategoti Yogyakarta
TIPHON untuk indeks parameter
throughput adalah 2,3 dengan kategori Fitriastuti, Fatsyahrina, dkk. 2013. “Implementasi
“Sedang”, indeks parameter delay adalah Bandwidth Management dan Firewall
4 dengan kategori “Sangat Bagus”, indeks System Menggunakan Mikrotik OS
parameter jitter adalah 3 dengan kategori 2.9.27”. Jurnal. Universitas Janabadra.
Yogyakarta
“Bagus” dan indeks parameter packet loss
adalah 4 dengan kategori “Sangat Bagus”. Helmy, Dulianto, dkk. 2014. “Analisa Dan
5. Analisa dan pengujian manajemen Perbandingan Implementasi Metode
bandwidth dengan menggunakan metode Simple Queue dengan Hierarchical
antrian Per Connection Queue dalam Token Bucket (HTB) (Studi Kasus
penelitian ini dilakukan menggunakan Makosat Brimob Polda Kalbar)”. Jurnal.
jaringan speedy, sehingga pengujian pada Universitas Tanjungpura
jaringan internet yang berbeda ISP bisa
Herlambang, Moch Linto, dkk. 2008. “Panduan
saja memperoleh nilai parameter QoS yang Lengkap Menguasai Router Masa Depan
berubah sesuai dengan kondisi jaringan Menggunakan Mikrotik RouterOSTM”.
saat melakukan pengujian. Andi; Yogyakarta

5.2 Saran Imansyah, Surya. 2010. “Bandwidth Management


Dengan Menggunakan Mikrotik Router
Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan
OS pada RTRW-Net”. Skripsi Teknik
penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang Informatika Universitas Islam Negeri
dapat penulis sampaikan adalah : Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Lakukan backup konfigurasi router,
apabila ada kesalahan atau hal lain yang Irawan, Budhi. 2005. “Jaringan Komputer”.
menyebabkan koneksi jaringan terganggu, Yogyakarta; Graha Ilmu
konfigurasi dapat di restor kembali.
Mujahidin, Tafaul. 2011. “OS Mikrotik Sebagai
2. Pada saat pengujian sistem manajemen Manajemen Bandwidth dengan
bandwidth diharapkan menggunakan Menerapkan Metode Per Connection
koneksi internet yang stabil. Queue”. Naskah Publikasi. Yogyakarta;
6. Pengerjaan tugas akhir tentang analisan Amikom
bandwidth ini disertakan pengujian
kualitas layanan pada pada jaringan, Muryanto, Prasetyo Uji. 2011. “Implementasi
Sistem Wireless Security Dan
namun perhitungan untuk masing-masing
Manajemen Bandwidth Berbasis
parameter masih dilakukan secara manual. RADIUS (Remote Authentication Dial In
Diharapkan pada pengembangan User Service) Server dengan Mikrotik”.
selanjutnya mampu membahas lebih detail Skripsi Teknik Informatika Universitas
tentang parameter QoS dan membuat Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
aplikasi QoS untuk kemudahan
administrator jaringan dalam menghitung Nugroho, Bunafit. 2005. “Instalasi dan
Konfigurasi Jaringan Windows &
dan melihat kualitas sebuah jaringan
Linux”. Yogyakarta; Andi

Nuh, Zainuddin. 2013. “Rancang Bangun Proxy


Server Berbasis Debian Squeeze 6.0

256
RABIT(Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) ISSN CETAK : 2477-2062
VOL. 2 No. 2, Juli 2017 ISSN ONLINE : 2502-891X

Proxy Squid pada SMK Negeri 5 Routerboard”. Jurnal TIMES; RSUP Haji
Pekanbaru”. Skripsi Teknik Informatika Adam Malik Medan
Universitas Abdurrab Pekanbaru
Sudarmaji. 2014. “Bandwidth Management
Putro, Okma Winarko. 2013. “Analisis Network Design Of Wireless Local Area
Penerapan Diffserv Pada Teknologi Network (Wlan) Diploma 3 Program
TCP/IP Tradisional Untuk Jaringan Information Management Universitas
Perangkat Telekomunikasi 3G Berbasis Muhammadiyah Metro.” Jurnal Mikrotik;
IP Di PT Indosat, Tbk. Cabang Malan”. Program Diploma 3 Manajemen
Jurnal Teknologi Informasi; STMIK Informatika UM Metro
PPKIA Pradnya Paramita Malang
Syafrizal, Melwin. 2005. “Pengantar Jaringan
Raharja, Shofiyan Rahman. 2014. “IP Policy Komputer”. Yogyakarta: perpustakaan
Routing Simple Load Balancing Methos nasional
with Failover PCC Queue Tree PCQ Di
Mikrotik pada badan meteorologi Towidjojo, Rendra. 2013. “Mikrotik Kung Fu :
klimatologi dan geofisika (BMKG)”. Kitab 1”. Jasakom
Universitas Dian Nuswantoro
Towidjojo, Rendra. 2014. “Mikrotik Kung Fu :
Riadi, Imam. 2010. “Optimasi Bandwidth Kitab 3 Manajemen Bandwidth ”.
Menggunakan Traffic Shapping”. Jurnal Jasakom
Informatika; Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta Wardoyo, Siswo, dkk. 2014. “Analisis Performa
File Transport Protocol Pada
Riadi, Imam, dkk. 2011. “Implementasi Quality Perbandingan Metode Ipv4 Murni, Ipv6
of Service menggunakan Metode Murni Dan Tunneling 6to4 Berbasis
Hirarchical Toket Busket”. JUSI Vol 1, Router Mikrotik”. Jurnal; Universitas
No. 2, Yogyakarta Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon,
Indonesia
Septiawan, Didit Aji. 2013. “Membangun
Prioritasisasi Lalu Lintas Data (Internet) Yugianto, Gin-Gin. 2012. “Router Teknologi,
Menggunakan HTB Queueing Disciplines Konsep, Konfigurasi Dan
Pada Jaringan Lokal SMK N 1 Troubleshooting”. Bandung: Informatika
Nanggulan”. Naskah Publikasi; Amikom Bandung
Yogyakarta

Silitonga, Parasian, dkk. 2014. “Analisis QoS


(Quality of Service) Jaringan Kampus
dengan Menggunakan Microtic

257

Anda mungkin juga menyukai