Chapter II PDF
Chapter II PDF
URAIAN TEORITIS
Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang
yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh DeVito
dalam (Liliweri, 1991:13) komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari
seseorang dan diterima oleh orang yang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan
Orang memerlukan hubungan antar pribadi terutama untuk dua hal yaitu perasaan
(attachment) dan ketergantungan (dependency). Perasaan mengacu pada hubungan yang bersifat
emosional intensif, sementara ketergantungan mengacu pada instrumen antar pribadi seperti
mencari kedekatan, membutuhkan bantuan, serta kebutuhan berteman dengan orang lain, yang
juga dibutuhkan untuk kepentingan mempertahankan hidup. Salah satu karakteristik penting dari
hubungan antar pribadi yaitu hubungan tersebut banyak yang tidak diciptakan untuk diakhiri
Komunikasi antar pribadi sering disebut dengan dyadic communication maksudnya yaitu
“komunikasi antara dua orang”, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.
Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face) ataupun bisa juga
melalui media seperti telepon. Ciri khas dari komunikasi antar pribadi adalah sifatnya yang dua
arah atau timbal balik (two ways communication). Namun, komunikasi antar pribadi melalui
tatap muka mempunyai satu keuntungan dimana melibatkan perilaku nonverbal, ekspresi fasial,
jarak fisik, perilaku paralinguistik yang sangat menentukan jarak sosial dan keakraban (Liliweri,
1991:67).
komunikasi ini biasanya merupakan suatu rangkaian pertukaran pesan antara dua individu dalam
proses komunikasi, serta diantara individu tersebut berhasil menjalin suatu kontak. Kontak itu
berhasil karena antara individu yang melakukan komunikasi tersebut saling mempertukarkan
pesan secara bergantian dan berbalas-balasan. Keberadaan interaksi antar individu inilah yang
menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi menghasilkan suatu umpan balik pada tingkat
keterpengaruhan tertentu. Aksi dan reaksi secara langsung terlihat karena jarak fisik partisipan
yang dekat sekali. Interaksi dalam komunikasi antar pribadi, dapat menghasilkan berupa suatu
keinginan berkomuniakasi secara pribadi disebabkan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang
Fungsi dan tujuan komunikasi antar pribadi yaitu berusaha meningkatkan hubungan
ketidakpastian serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2004:33).
Komunikasi antar pribadi juga dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak
Ada beberpa ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang dikemukakan oleh para ahli,
1) Keterbukaan (Openess)
Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan ide atau gagasan bahkan
permasalahan secara bebas dan terbuka tanpa ada rasa malu. Keduanya saling mengerti
dan memahami pribadi masing-masing.
2) Empati (Emphaty)
Komunikator dan komunikan merasakan situasi dan kondisi yang dialami mereka tanpa
berpura-pura dan keduanya menanggapi apa-apa saja yang di komunikasikan dengan
penuh perhatian. Empati merupakan kemampuan seseorang untuk memproyeksikan
dirinya kepada peranan orang lain. Apabila komunikator atau komuniakan mempunyai
kemampuan untuk melakukan empati satu sama lain, kemungkinan besar akan terjadi
komunikasi yang efektif.
3) Dukungan (Supportiveness)
Setiap pendapat atau ide serta gagasan yang disampaikan akan mendapatkan dukungan
dari pihak-pihak yang berkomuniaksi. Dukungan membantu seseseorang untuk lebih
bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang diharapkan.
4) Rasa Positif (Possitivenes)
Apabila pembicaraan antara komunikator dan komunikan mendapat tanggapan positif
dari kedua belah pihak, maka percakapan selanjutnya akan lebih mudah dan lancar. Rasa
positif menjadikan orang-orang yang berkomunikasi tidak berprasangka atau curiga yang
dapat menganggu jalinan komunikasi.
5) Kesamaan (Equality)
Komunikasi akan lebih akrab dan jalinan pribadi akan menjadi semakin kuat apabila
memiliki kesamaan tertentu antara komunikator dan komunikan dalam hal pandangan,
sikap, kesamaan ideologi dan lain sebagainya.
Selain kelima ciri yang dipaparkan DeVito diatas, ada beberapa ciri lagi yang identik
dengan komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi antar pribadi dilaksanakan oleh seorang
individu karena didorong berbagai faktor. Komunikasi antar pribadi juga berakibat sesuatu yang
disengaja maupun yang tidak disengaja, dan kerap kali bentuk komunikasinya berbalas-balasan
dengan suasana yang penuh keakraban, bebas, bervariasi serta menggunakan berbagai lambang-
lambang yang bermakna bagi individu yang melakukan komunikasi antar pribadi tersebut.
Berkomunikasi secara efektif memiliki arti bahwa komunikator dan komunikan memiliki
pengertian yang sama tentang isi suatu pesan. Komunikasi antar pribadi dikatakan efektif apabila
pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan dan dalam proses
tersebut tercipta sebuah kebersamaan dalam makna yang secara langsung hasilnya dapat
diperoleh, jika peserta komunikasi cepat tanggap dan paham terhadap setiap pesan yang
dipertukarkan. Selain itu, Menurut Steward L. Tubs dan Sylva Moss dalam (Rakhmat, 2001:133)
menambahkan bahwa tanda-tanda komunikasi yang efektif setidaknya menimbulkan hal sebagai
berikut :
a) Saling pengertian
b) Memberikan kesenangan
c) Mempengaruhi sikap
Komunikasi antar pribadi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui media dan
tatap muka. Meskipun demikian, yang dianggap paling sukses adalah komunikasi antar pribadi
secara tatap muka, sebab dalam komunikasi antar pribadi yang dilakukan melalui tatap muka
pengiriman pesan dan umpan baliknya dapat diamati secara langsung dengan melihat,
mendengar, mencium, meraba dan merasa. Proses komunikasi antar pribadi meggunakan
a) Lambang Verbal
Lambang verbal ini biasanya dalam bentuk baahasa. Oleh karena itu, dengan bahasa
seorang komunikator dapat mengunggkapkan pikirannya mengenai hal atau peristiwa, baik yang
kongkrit maupun yang abstrak yang terjadi pada masa lalu, masa kini dan masa depan kepada
komunikannya
Lambang Non Verbal adalah lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang
berbentuk isyarat dengan menggunakan anggota tubuh seperti kepala, mata, jari, dan lainnya.
Batasan komunikasi non verbal secara garis besar sebenarnya sebagai arah dari suatu
gejala seperti setiap bentuk penampilan wajah dan gerak gerik tubuh seseorang sebagai suatu
cara dan simbol dari statusnya. Contohnya tarian, drama sampai ke musik. Jadi, pada dasarnya
dengan isyarat non verbal seorang individu dapat memahami orang lain ketika orang lain
terserbut berbicara atau menulis bahasanya untuk menyatakan sesuatu tentang dirinya.
Kesamaan dan ketidaksamaan derajat antara komunikator dan komunikan dalam proses
komunikasi, memunculkan istilah homophily dan heterophily sehingga bisa memperjelas
hubungan antara komunikator dengan komunikan dalam proses komunikasi antarpribadi.
Homophily adalah sebuah istilah dimana orang-orang yang berinteraksi memiliki kesamaan sifat
dan atribut diantara mereka seperti nilai, pendidikan dan status. Sedangkan Heterophily
didefinisikan sebagai derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berada pada dalam
sifat-sifat tertentu. Pada sistem yang lebih tradisional ditandai oleh derajat homophily yang lebih
tinggi, dalam komunikasi antarpribadi dan norma-norma di desa menjadi lebih modern sehingga
menjadi lebih heterophily.6
Komunikasi antar pribadi sama halnya dengan ilmu-ilmu lain yang pasti memiliki
sifatnya tersendiri sehingga menjadi suatu ciri khas pada ilmu tersebut. Beberapa sifat yang dapat
menunjukan komunikasi antara dua orang, yang mengarah pada komunikasi antar pribadi yaitu
didalamnya melibatkan perilaku verbal maupun nonverbal, yang dapat menunjukan seberapa
jauh hubungan antara pihak yang terlibat di dalamanya. Berikut adalah beberapa sifat yang
Anak berkebutuhan khusus seperti anak down syndrome ini sangat memerlukan
perhatian ektra dari orang disekitarnya terutama orangtua dan keluarga. Tidak mudah untuk
menghadapi dan menerima kondisi yang dialami anak down syndrome, karena selain bentuk fisik
dan kemampuan kognitif yang berbeda dari anak lainnya, pada umumnya anak down syndrome
juga bermasalah dengan perilaku hiperaktif, serta emosi yang cendrung labil.
pendekatan pada masing-masing anak juga harus berbeda, begitu pula pada anak yang terlahir
dengan keterbatasan yang terpenting adalah bagaimana upaya meningkatkan quality of life dari
Anak down syndrome biasanya banyak dilahirkan oleh ibu yang sudah berumur di atas
30 tahunan. Namun, tidak menutup kemungkinan ibu yang masih berumur di bawah 30 tahun
juga dapat melahirkan anak yang mengalami down syndrome. Hal ini terjadi biasanya akibat dari
sel telur wanita yang telah dibentuk pada saat wanita tersebut masih dalam kandungan dan akan
dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil balik, sehingga pada saat
wanita menjadi tua, kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada
waktu dibuahi oleh sel telur laki-laki, sel benih ini mengalami pembelahan yang kurang
sempurna. Oleh karena itu, Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan kromosom melalui
amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mendeteksi apakah ada kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan
yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan fisik kromoson dengan ultrasonography dan
Pemeriksaan darah. Hal ini dianggap paling ekeftif karena sampai saat ini belum ditemukan
metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.8
kesulitan dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bina diri. Selain itu, kebanyakan
penderita down syndrome juga mengalami gangguan yang disebut attention defisit hyperactivity
disorder (ADHD) yang berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Gangguan
ADHD memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang mencakup disfungsi otak
terdapat dalam otaknya. Selain itu, gangguan ini juga menghambat perilaku dan keadaan
penderitanya serta tidak mendukung rentang perhatian mereka. Gangguan ini dapat mempunyai
pengaruh negatif terhadap kondisi anak baik di sekolah, di rumah dan di lingkungannya yang
mengakibatkan anak menjadi sangat aktif, kesulitan dalam belajar, kesulitan berperilaku,
kesulitan sosial, dan lain sebagainya. Perilaku anak yang mengalami ADHD sangat
membingungkan dan sangat kontradiktif, namun mereka dapat melakukan sesuatu dengan lebih
giat dan tekun dibandingkan anak normal jika orangtua atau guru menerapkan aturan yang lebih
ketat. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan yang diberikan orangtua sangat dibutuhkan oleh
anak yang mengalami ADHD kerena hal ini sangat berpengaruh pada kekuatan, kemampuan, dan
perasaan anak.
Selain itu, penderita down syndrome biasanya lahir dengan berbagai gangguan medis,
seperti gangguan jantung, leukemia, katarak, gangguan pendengaran dan gangguan bicara.
Penderita down syndrome biasanya juga mengalami kesulitan dalam hal yang berhubungan
dengan kegiatan belajar karena kemampuan daya ingat yang lambat dibandingkan dengan anak
normal. Masalah ini disebabkan karena lemahnya kemampuan persepsi dan menilai. Namun,
sistem pengajaran dengan menggunakan gambar dianggap merupakan metode bagus untuk
hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Ada beberapa
Selain hal diatas, terdapat juga beberapa karakteristik fisik dari anak down syndrome
Down Syndrome disebabkan adanya gangguan pada kromosom, khusunya kromosom 21.
Pada umumnya manusia memiliki 23 pasang kromosom. Tapi pada anak down syndrome,
kromosom 21 tidak sepasang melainkan tiga kromosom. Jadi, dengan kata lain down syndrome
merupakan gangguan genetik, akibatnya terjadi gangguan di dalam sel. Selain itu, umur ibu pada
saat melahirkan kemungkinan besar juga akan ikut mempengaruhi terjadinya down syndrome
pada anak.
Terapi diperlukan untuk membangun kondisi anak berkebutuhan khusus menjadi lebih
baik, hal ini harus rutin dilakukan agar apa yang menjadi kekurangan anak bisa diatasi dan akan
lebih ekektif dilakukan sejak usia dini sebab perkembangan otak pada anak umumnya terjadi
sekitar umur 2-3 tahun. Terapi yang cukup efektif untuk anak penderita down syndrome yaitu 11:
a) Terapi Wicara
Terapi ini diperlukan bagi penderita down syndrome yang bermasalah dengan
keterlambatan bicara, deteksi dini diperlukan sebagai dasar untuk memberikan pelayanan
terapi wicara pada anak.
b) Terapi Okupasi
Terapi ini diberikan untuk dasar anak dalam hal kemandirian atau pemahamannya dan
kemampuan sensorik dan motoriknya. Jenis terapi ini membantu anak dalam
mengembangkan kekuatan dan kordinasi dengan atau tanpa menggunakan alat.
c) Terapi Kognitif
Terapi ini diberikan pada anak yang mengalami gangguan kognisi dan perceptual. Salah
satu bentuk terapi kognitif yaitu senam otak, adalah sejenis kegiatan terapi berbentuk
senam yang ditujukan untuk memberikan kondisi relaksasi pada otak.
d) Terapi Remedial
Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan akademis dan skill, jadi bahan
dari sekolah bisa dijadikan bahan acuan program terapi.
e) Terapi Sensori Integrasi
Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan pengintegrasian sensori,
misalnya, pengintegrasian antara otak kanan dan otak kiri.
f) Terapi Snoefzelen
Terapi ini diberikan pada anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik. anak di
ajarkan berprilaku umum dengan pemberian sistem penghargaan pada anak tersebut.
George Herbert Mead merupakan ilmuan yang pertama kali mencetuskan teori interaksi
menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah
situasi tertentu, karena makna diciptakan dari interaksi pada sebuah realitas.
Teori interaksi simbolik ini menekankan hubungan antara simbol dan interaksi. Ralph
Larossa dan Donald C. Reitzes dalam buku pengantar teori komunikasi analisis dan aplikasi,
mengatakan bahwa interaksi simbolik adalah sebuah kerangka refensi untuk memahami
bagaimana manusia bersama dengan orang lainnya menciptakan dunia simbolik dan bagaimana
dunia ini sebaliknya menciptakan manusia bersama orang lainnya, sehingga dapat membentuk
perilaku manusia. Pernyataan ini jelas menggambarkan mengenai bagaimana saling
ketergantunganan atara individu dan masyarakat (West dan Turner, 2008:96).
Teori interaksi simbolik lahir pada dua universitas yang berbeda yaitu University of
Iowa dan University Of Chicago. Pada awal perkembangannya kelompok Iowa mengembangkan
bebarapa cara pandang yang baru mengenai konsep diri, tetapi pendekatan yang dilakukan
dianggap sebagai pendekatan yang tidak biasa. Oleh karena itu, Herbert Blumer melanjutkan
penelitian yang dilakukan George Herbert Mead, ia meyakini bahwa studi manusia tidak dapat
diselenggarakan di dalam cara yang sama dengan studi tentang benda mati. Peneliti perlu
mencoba empati dengan pokok materi, masuk pengalamannya dan usaha untuk memahami nilai
lebih menekankan pada riwayat hidup, autobiografi, studi kasus, buku harian, surat dan
dalam studi komuniakasi. Lebih lanjut, tradisi Chicago ini melihat orang-orang sebagai individu
yang kreatif, inovatif, dalam situasi yang tidak dapat diramalkan. Masyarakat dan diri dipandang
Ralph LaRossa dan Donald C. Reitzes juga mencatat tujuh asumsi yang mendasari teori
interaksi simbolik, yang memperlihatkan tiga tema besar yaitu (West dan Turner, 2008:96),
Karya Mead yang paling terkenal, berjudul Mind, Self, and Society menggaris bawahi
tiga konsep kritis yang dibutuhkan dalam menyusun sebuah diskusi tentang teori interaksionisme
simbolik. Tiga konsep itu saling mempengaruhi satu sama lain dalam term interaksionisme
simbolik. Pikiran manusia (mind) dan interaksi sosial (self dengan orang lain) digunakan untuk
menginterpretasikan dan memediasi masyarakat (society) (Elvinaro, 2007:136). Untuk lebih jelas
a) Pikiran (Mind)
sosial yang sama dan itu dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain. Manusia memiliki
penting yang diselesaikan individu melalui pemikiran adalah pengambilan peran atau
kemampuan secara simbolik menempatkan dirinya sendiri dalam diri khayalan orang lain (West
Seorang individu dapat mengembangkan apa yang disebut dengan pikiran melalui
bahasa dan ini membuat individu tersebut mampu menciptakan setting interior bagi masyarakat
yang dilihatnya dan beroperasi di luar diri individu tersebut. Bahasa tergantung pada simbol
signifikan atau simbol-simbol yang memunculkan makna yang sama bagi orang banyak.
b) Diri (Self)
Diri merupakan kemampuan untuk merefleksikan diri kita sendiri dari perspektif orang
lain. Individu mempunyai kemampuan untuk menjadi subjek dan objek bagi dirinya sendiri
dengan menggunakan bahasa. Subjek atau diri yang bertindak sebagai I dan objek atau diri yang
mengalami sebagai Me. Dimana I bersifat spontan, impulsif, dan kreatif sedangkan Me lebih
c) Masyarakat (society)
Cara manusia untuk mengartikan dunia dan diri sendiri yang berhubungan erat dengan
masyarakatnya. Ada dua bagian penting masyarakat yang mempengaruhi pikiran dan diri
seorang individu yaitu particular others (orang lain secara khusus) merujuk pada individu yang
signifikan bagi individu lain seperti orangtua serta keluarga dan generalized others (orang lain
secara umum) yang merujuk pada cara pandang dari sebuah kelompok sosial sebagai suatu
dengan skema-skema interpretasi yang telah disampaikan kepadanya melalui proses sosial.
Sehubungan dengan proses tersebut yang mengawali perilaku manusia, konsep pengambilan
peran (role taking) sangat mempengaruhi dan penting. Sebelum diri seseorang bertindak, ia
membanyangkan dirinya dalam posisi orang lain dan mencoba untuk memahami apa yang
Komunikasi adalah proses interaksi simbolik dalam bahasa tertentu dengan cara berpikir
tertentu untuk mencapai pemaknaan tertentu pula, dimana kesemuanya terkonstruksi secara
sosial. Interaksi simbolik merupakan salah satu model penelitian budaya yang berusaha
budaya melalui perilaku manusia yang terpantul dalam komuniaksi. Interaksi simbolik lebih
menekankan pada makna interaksi budaya sebuah komunitas. Pada saat berkomunikasi jelas
banyak penampilan simbol yang bermakna, yang hanya dimengerti oleh orang-orang yang
interpersonal barangkali yang paling penting. Sehingga dapat dinyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, maka makin terbuka seorang individu untuk mengungkapkan dirinya,
makin cermat pula persepsinya tentang orang lain dan dirinya, sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung. Komunikasi interpersonal yang efektif salah satunya dapat
tercermin pada keluarga, karena keluarga merupakan unit sosial yang paling kecil dalam
masyarakat yang peranannya besar sekali terhadap perkembangan sosial (Singgih, 2004:185).
karakter, dan mengembangkan nilai-nilai yang telah ditanamkan pada dirinya melalui suatu pola
tertentu. Komunikasi interpersonal yang terjadi diantara anggota keluarga dengan sendirinya
akan membentuk hubungan interpersonal diantara anggota keluarga tersebut. Proses komunikasi
dalam keluarga menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga hubungan interpersonal tiap
anggota keluarga. Meskipun semua kondisi budaya dan sosial berubah, tetapi bagaimanapun
komunikasi tetap harus memainkan peranan penting dalam kehidupan keluarga. Bahkan,
perubahan ini seharus dapat mendorong seorang individu untuk memahami bagaimana
komunikasi dapat mengurangi ketidakpastian. Hal ini pula yang nantinya akan menjadi suatu
Sebuah kelompok sosial dalam masyarakat memiliki peran dan status yang ditentukan.
Misalnya, suami, istri, ayah, ibu serta anak dengan sebuah ikatan darah, perkawinan, ataupun
adopsi yang biasanya berbagi tempat tinggal umum dan bekerjasama secara ekonomi. Namun,
seiring perkembang zaman definisi keluarga mulai berubah, tidak lagi menekankan pada peran
tradisional ibu, ayah dan anak tetapi lebih menekankan pada hubungan interpersonal dan
komitmen pribadi. Selain itu, terdapat juga definisi keluarga yang lain yaitu sebagai suatu unit
yang terdiri dari sejumlah orang yang tinggal secara bersama dan memiliki hubungan satu sama
lain dari waktu ke waktu dan biasanya berada dalam ruang hidup yang umum, tetapi tidak selalu
terdapat empat jenis keluarga yaitu keluarga alami , campuran, orangtua tunggal dan keluarga
yang diperpanjang. Keluarga tradisional yang terdiri atas ayah, ibu dan anak biologis mereka
sering dianggap sebagai keluarga alami atau keluarga inti, tetapi seiring perubahan dalam
Tipe keluarga yang paling khas saat ini adalah tipe keluarga campuran, yaitu keluarga yang
terdiri dari dua orang dewasa dan anak-anak mereka tetapi karena perceraian, perpisahan,
kematian ataupun adopsi, sehingga anak-anak mungkin menjadi salah satu produk dari orangtua
Keluarga besar yang biasanya termasuk paman, bibi, sepupu, kakek, nenek dan lain
sebaginya juga mempengaruhi komunikasi dalam keluarga. Keluarga merupakan tempat dimana
sesorang dibesarkan, tidak peduli apa jenisnya itulah yang dinamakan keluarga asal, dari sini
sesorang diajarkan aturan dan keterampilan tentang komunikasi interpersonal dan cara
untuk menyelidiki aturan, peran, pola, tradisi dan norma-norma kehidupan keluarga.
menekankan pada prinsip dan keterampilan yang dirancang unuk membantu agar
Terapi ini lebih banyak berhasil jika semua anggota keluarga terlibat di dalamnya.
Oleh karena itu, apapun yang terjadi pada salah satu anggota keluarga dapat
tertentu yang tidak akan memberikan pemahaman lengkap tentang bagaimana keluarga
beroperasi. Sering kali konflik dalam keluarga terjadi karena anggota keluarga menekankan
suatu peristiwa dari perspektif yang berbeda. Sistem keluarga, sama seperti semua sistem sosial
lainnya yaitu sebuah sistem organisasional yang kompleks, terbuka, adaptif, informatif dan
memerlukan pengelolaan.
melalui sebuah sistem keluarga yang diterapkan pada keluarga yang disfungsional tersebut. Jadi,
sitem keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sebuah keluarga. Ada beberapa jenis
sistem keluarga yang dapat menjadi solusi dalam keluarga yang disfungsional yaitu :
Setiap keluarga pasti terjadi dinamika di dalamnya, namun untuk memahami dan
mengatasi hal tersebut, sesorang anggota keluarga yang menjadi panutan dalam keluarga tersebut
harus mempertimbangkan sesuatu yang lebih dari anggota keluarga yang lainnya. Hal ini
mengarah pada sebuah prinsip utama berfikir sistem yaitu keseluruahan lebih besar daripada
individu, kebutuhan dan kepribadian anggotanya. Ini bertujuan agar setiap anggota keluarga
Sebuah sistem yang saling bergantung adalah satu di antara bagian-bagian yang
berhubungan dengan bagian lainnya serta dipengaruhi oleh bagian lain pula dari sebuah sistem
tersebut. Begitu pula dengan anggota keluarga, pastinya dalam berinteraksi selalu dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti perilaku dan sikap anggota keluarga yang satu dengan anggota keluarga
yang lainnya.
peran, fungsi dan jenis pesan yang dimunculkan oleh anggota keluarga dengan tindakannya.
Banyak faktor yang mempengaruhi sistem keluarga, karena itu kebanyakan anggota keluarga
menekankan perilaku serta peristiwa dalam cara yang berbeda. Hal ini menjadi tantangan untuk
menentukan pernyataan ataupun perilaku yang terisolasi dari seorang anggota keluarga.
Sehingga hal ini dapat diartikan dalam beberapa cara yang digunakan anggota keluarga akan
Sebagai sebuah sistem terbuka, keluarga bayak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
diantaranya dipengaruhi oleh ekonomi, lingkungan sekitar, agama, pekerjaan dan pengaruh
eksternal lainnya.
Keluarga beradaptasi terhadap perubahan, beberapa keluarga melakuakan hal ini lebih
baik daripada yang lain. Kemampuan untuk mengontrol dan menyesuaikan diri terhadap
perubahan, akan tetapi tetap saja tergantung pada seberapa baik keluarga berkomunikasi.
Anggota keluarga harus mengumpulkan serta menggunakan informasi agar berfungsi secara
sendiri, keluarga juga harus mengumpulkan dan memproses informasi dari sumber luar.
Selain sistem keluarga, terdapat satu cara lagi untuk memgatasi konflik yang terjadi di
dalam keluarga yaitu melalui model interaksi keluarga circumplex. Cara ini dipandag paling
eketif untuk mengatasi konflik diantara anggota keluarga sebab berkaitan dengan model interaksi
Para terapis keluarga berpandangan bahwa orang tidak bahagia datang dari keluarga
dimana ada banyak orang lain yang bahagia. Mereka mencoba untuk mengidentifikasi penyebab
masalah dalam sebuah keluarga disfungsional dan para terapis keluarga ini menemukan bahwa
sumber utamanya adalah masalah keluarga yang bersumber pada sistem keluarga yang
diterapkan. Namun, masalah ini dapat diatasi dengan model interaksi keluarga circumplex, yang
mana model ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa sebuah dinamika dalam keluarga dapat
berfungsi efektif serta dapat pula disfungsi dalam sebuah sistem keluarga.13
Model interaksi circumplex memiliki tiga model dimensi dasar yang berfokus pada
kemampuan adaptasi, kohesi, dan komunikasi. Kemampuan beradaptasi ini ditampilkan oleh
model circumplex mulai dari bersifat kacau sampai bersifat kaku yang mengacu pada
kemampuan keluarga untuk memodifikasi dan merespon suatu perubahan dalam struktur
kekuasaan. Bagi beberapa keluarga, sebuah tradisi, stabilitas, dan perspektif historis penting
untuk menimbulkan rasa nyaman dan kesejahteraan. Akan tetapi, keluarga lain yang tidak terikat
pengalaman bersama keluarga. Pada model interaksi circumplex hal ini dimulai dari sebuah
ikatan keluarga yang bersifat sangat ketat, sampai pada ikatan terlibat atau memilih untuk tidak
terlibat. Sebuah sistem keluarga yang dinamis, faktor kohesi yang terdapat dalam keluarga
biasanya bergerak naik dan turun, mulai dari yang bersifat terlepas sampai pada kisaran yang
Elemen kunci yang ketiga dalam model circumplex adalah komunikasi, melalui
hubungan baik diantara anggota keluarga. Hal ini dimulai dari hubungan yang bersifat terlibat
sampai pada hubungan yang bersifat terlepas. Komunikasi menjaga sebuah keluarga agar tetap
Model circumplex ini membantu seorang individu dalam memahami hubungan antara
kekompakan keluarga, adaptasi dan komunikasi keluarga, pada tahap perkembangan keluarga
yang berbeda. Sebuah keluarga yang seimbang memiliki jumlah moderat kohesi dan kemampuan
beradaptasi yang lebih. Keluarga yang seimbang biasanya juga lebih mampu beradaptasi dengan
keadaan yang berubah-ubah. Maka tidak mengherankan, apabila keluarga yang seimbang
sebuah keluarga mengubah tingkat kohesifitas atau adaptasi. Keterampilan ini meliputi mengenai
hal mendengarkan secara aktif, pemecahan masalah, empati dan dukungan. Keluarga yang
mengalami disfungsional merupakan keluarga yang tidak mampu beradaptasi atau mengubah
tingkat kohesi dalam keluarganya dan selalu menampilkan keterampilan komunikasi yang buruk.
atas masalah yang dialami keluarga mereka, anggota keluarga saling mengkritik satu sama lain,
dan di antara anggota keluarga tidak ada yang menjadi pendengar yang baik. Maka disinilah
model circumplex sangat berpengaruh besar dalam merubah sistem keluarga dalam keluarga