Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PELAKSANAAN FOTOTERAPI

Tanggal Penilaian :…………………………...


Nama Mahasiswa :…………………………...
Tingkat/Semester :…………………………...

PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI 1 2 3 4
I PERSIAPAN ALAT
1. Alat fototerapi
2. termometer
3. Penutup mata bayi
II PERSIAPAN PASIEN
1. Orang tua pasien diberitahu tentang tindakan yang
akan dilakukan
2. Indikasi
Peningkatan kadar birilubin serum
 Bayi aterm sehat >17 mg/dL
 Bayi prematur (dengan berat badan lebih dari
1500 gram adalah > 8 mg/dL)
 Bayi prematur (dengan berat badan kurang dari
1500 gram adalah > 5mg/dL)
PELAKSANAAN
III 1. Mencuci tangan sebelum memegang bayi
2. Memasang unit alat fototerapi setinggi sekitar 45,7
cm di atas boks bayi dan memastikan pemasangan
perisai pelindung bola lampu
3. Jika neonatus ditempatkan dalam inkubator,
tempatkan unit fototerapi tersebut sedikitnya 7,6 cm
diatas inkubator dan hidupkan lampunya
4. Tempatkan sebuah probe fotometer di tengah boks
bayi untuk mengukur energi yang dipancarkan oleh
cahaya tersebut. Kisaran rata-rata energi cahaya
adalah 6 hingga 8 µm/cm2/nanometer
5. Catatlah kadar inisial birilubin neonatus dan suhu
aksilanya
6. Pasang penutup mata yang opak (tidak tembus
cahaya) pada kedua belah mata neonatus yang sudah
ditutup dan eratkan pemasangan penutup tersebut
7. Tanggalkan semua pakaian neonatus, dan letakkan
sehelai popok dibawah tubuhnya. Tutupi genetalia
bayi laki-laki dengan masker bedah atau sepotong
popok kecil untuk menampung urine dan mencegah
kerusakan testis yang mungkin terjadi karena panas
serta gelombang cahaya.
8. Ukurlah suhu aksila neonatus setiap 2 jam sekali, dan
berikan kehangatan tambahan dengan menyesuaikan
termostat unit penghangat
9. Memantau eliminasi dan menimbang berat badan
neonatus dua kali sehari. Mengamati tanda dehidrasi
(kulit yang kering, turgor yang jelek, ubu-ubun yang
cekung) dan mengecek berat jenis urine dengan
menggunakan urinometer untuk mengukur status
dehidrasi
10. Menggendong keluar neonatus dari dalam boks bayi,
mematikan cahaya fototerapi dan melepaskan penutup
matanya sedikitnya setiap 3 hingga 4 jam sekali
(bersama saat menyusu). Memeriksa mata neonatus
untuk engantisipasi inflamasi atau cedera
11. Mengatur posisi ulang neonatus setiap 2 jam sekali
agar semua permukaan tubuhnya terkena dengan
cahaya dan mencegah agar moulage kepala serta
ruptur kulit tidak terkena tekanan
12. Mengecek kadar birilubin sedikitnya sekali setiap 24
jam, pengecekan harus lebih sering lagi jika kadar
birilubin mengalami kenaikan yang signifikan.
Matikan unit fototerapi sebelum mengambil darah
vena untuk pemeriksaan karena cahaya fototerapi
dapat menguraikan birilubin dalam darah.
Beritahukan kepada dokter jika kadar birilubinnya
mendekati 2 mg/Dl jika neonatus tersebut dilahirkan
aterm atau 15 mg/Dl . jika neonatus tersebut
dilahirkan prematur
13. Intervensi selama fototerapi :
 Berikan susu dengan interval yang teratur untuk
menjaga hidrasi yang adekua. Bila menyusui ibu
dianjurkan untuk menyusui sesuai keinginan bayi
 Bila bayi mengalami hipertermia, hentikan
fototerapi dan paparkan bayi dibawah kipas angin.
Bila suhu sudah kembali normal, lakukan kembali
fototerapi
 Periksa bayi setiap jam dan lihat apakah penutup
mata masih berada pada tempatnya atau tidak.
Penutup mata tidak boleh menekan bola mata.
 Hitung popok bayi yang basah dan jumlah feses.
Tambahkan jumlah pemberian susu bila popok
bayi yang basah berjumlah kurang dari 6
buah/hari atau bila warna urine tampak gelap
 Membersihkan mata neonatus secara periodik
untuk menghilangkan sekret yang keluar
 Memberikan ekstra air minum kepada neonatus
untuk meningkatkan ekskresi birilubin
14. Pantau ada tidaknya efek samping seperti :
 Feses hijau cair akibat peningkatan aliran empedu
dan peristaltik.
 Feses dapat merusak kulit dan menyebabkan
hilangnya cairan
 Kulit menjadi lebih gelap akibat efek cahaya
 Sindroma bayi tembaga-perubahan warna kulit
dan urine menjadi coklat keabuan
 Ruam kulit
 Intoleransi laktosa sementara
TOTAL SKOR
NILAI
TANDA TANGAN PEMBIMBING

Pedoman Penilaian

Skor Penilaian Kerja


1 Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 Jika langkah klinik dilakukan secara tidak sistematis (urutan salah)
3 Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, sistematis, tapi
kurang lancar/dengan bantuan
4 Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, sistematis, dan
lancar/tanpa bantuan

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


NILAI = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

NILAI = X 100
76

Anda mungkin juga menyukai