Anda di halaman 1dari 14

1

BIAYA OVERHEAD PABRIK


TARIP TUNGGAL

A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik


 Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik
(BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Elemen BOP dapat terdiri dari: (1)biaya bahan penolong; (2)biaya tenaga kerja
tidak langsung; (3)penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik; (4)biaya reparasi dan
pemeliharaan aktiva pabrik; (5)biaya listrik dan air untuk pabrik; (6)biaya asuransi pabrik;
(7)biaya overhead pabrik lain-lain. Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di
dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu masuk sebagai elemen biaya
overhead pabrik.
 Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik
(BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja.
Elemen BOP dapat terdiri dari: (1) penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik; (2)biaya
reparasi dan pemeliharaan aktiva pabrik; (3)biaya listrik dan air untuk pabrik; (4)biaya
asuransi pabrik; (5)biaya overhead pabrik lain-lain. Apabila perusahaan memiliki departemen
pembantu di dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu masuk sebagai elemen
biaya overhead pabrik.
 Untuk penentuan harga pokok produk pada metode harga pokok pesanan biaya overhead
pabrik harus dibebankan pada setiap pesanan atas dasar tarip yang ditentukan di muka
(predetermined rate of factory overhead), begitu juga pada metode harga pokok proses dalam
kondisi tertentu diperlukan tarip biaya overhead pabrik untuk membebankan biaya overhead
pabrik pada produk.

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


2

Manfaat tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut:
1. Dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk dengan
teliti, adil, dan cepat dalam rangka menghitung harga pokok produk.
2. Dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan perencanaan terhadap biaya overhead pabrik,
khususnya apabila tarip biaya overhead pabrik dipisahkan ke dalam tarip tetap dan tarip
variabel.
3. Dapat dipakai sebagai alat pengambilan keputusan terutama dalam rangka menyajikan
informasi biaya relevan.
4. Dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik, untuk itu tariap biaya
overhead pabrik harus dikelompokkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.

B. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Penentuan Tarip Biaya Overhead


Pabrik
1. Pemilihan dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada produk
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang akan
dipakai adalah sebagai berikut:
a. Penyebab fluktuasi pembebanan biaya overhead pabrik. Misalnya perubahan biaya
overhead pabrik banyak dipengaruhi jam mesin, maka jam mesin dapat digunakan
sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik.
b. Kebebasan dari dasar pembebanan yang dipakai. Penggunaan dasar pembebanan
kuantitas, misalnya produk atau jam mesin atau jam kerja lebih bebas dari pengaruh yang
tidak berhubungan dengan biaya overhead pabrik.
c. Memadai untuk pengendalian biaya. Untuk dipakai sebagai dasar pengendalian biaya
overhead pabrik, maka dasar pembebanan yang digunakan harus menggambarkan tingkat
variabilitas biaya.
d. Mudah dan praktis untuk dipakai. Apabila terdapat dua atau lebih dasar pembebanan
yang memenuhi faktor-faktor di atas, maka dasar pembebanan yang dipilih adalah yang
mudah dan praktis dipakai.

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


3

Beberapa dasar pembebanan yang lazim dipakai:


a. Satuan produksi
Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

BBOP
Tarip = -----------
BP

T = Tarip biaya overhead pabrik


BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BP = Budget produksi dalam periode yang bersangkutan
Contoh 1: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran
BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran produksi 10.000 buah, maka tarip BOP untuk
tahun 2010 adalah:

Rp300.000,-
Tarip = ----------------- = Rp30,- per buah
10.000 buah

Apabila dalam bulan Januari 2010 diproduksi sebanyak 800 buah produk, maka BOP
yang dibebankan sebesar = 800 buah x Rp30,- = Rp24.000,-

b. Biaya bahan baku


Tarip biaya overhead pabrik dihitung berdasar persentase tertentu dari biaya bahan baku,
rumus perhitungan tarip sebagai berikut:

BBOP
Tarip = ----------- 100%
BBBB

T = Tarip biaya overhead pabrik


BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BBBB = Budget biaya bahan baku dalam periode yang bersangkutan
Contoh 2: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran
BOP 2010 sebesar Rp300.000,- anggaran biaya bahan baku Rp500,000,- Maka tarip
BOP untuk tahun 2010 adalah:

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


4

Rp300.000,-
Tarip = ---------------- x 100% = 60% dari biaya bahan baku
Rp500.000,-

Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp20.000,- maka akan dibebani BOP
sebesar = Rp20.000,- x 60% = Rp12.000,-

c. Biaya tenaga kerja langsung


Tarip biaya overhead pabrik dihitung berdasar persentase tertentu dari biaya tenaga kerja
langsung, rumus perhitungan tarip sebagai berikut:

BBOP
Tarip = ----------- 100%
BBTKL

T = Tarip biaya overhead pabrik


BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BBTKL= Budget biaya tenaga kerja langsung dalam periode yang bersangkutan
Contoh 3: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran
BOP 2010 sebesar Rp300.000,- anggaran biaya biaya tenaga kerja langsung Rp400,000,-
Maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:

Rp300.000,-
Tarip = ---------------- x 100% = 75% dari biaya tenaga kerja langsung
Rp400.000,-

Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp15.000,- maka akan dibebani BOP
sebesar = Rp15.000,- x 75% = Rp11.250,-

d. Jam kerja langsung


Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

BBOP
Tarip = ----------- 100%
BJKL

T = Tarip biaya overhead pabrik


BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


5

BJKL = Budget jam kerja langsung dalam periode yang bersangkutan


Contoh 4: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran
BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran jam kerja langsung 40.000 jam, maka tarip
BOP untuk tahun 2010 adalah:

Rp300.000,-
Tarip = -------------------------------- = Rp7,50 per jam kerja langsung
40.000 jam kerja langsung

Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam kerja langsung, maka akan dibebani BOP
sebesar = 2.000,- x Rp7,50 = Rp15.000,-

e. Jam mesin
Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

BBOP
Tarip = -----------
BJM

T = Tarip biaya overhead pabrik


BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BJM = Budget jam mesin dalam periode yang bersangkutan
Contoh 5: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran
BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran jam mesin 30.000 jam, maka tarip BOP untuk
tahun 2010 adalah:

Rp300.000,-
Tarip = ---------------------- = Rp10,- per jam mesin
30.000 jam mesin

Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam mesin, maka akan dibebani BOP sebesar =
2.000,- x Rp10,- = Rp20.000,-

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


6

f. Harga pasar atau nilai pasar


Dasar ini hanya dipakai apabila perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk yang
merupakan produk bersama (joint product). Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

BBOP
Tarip = ----------- x 100%
BPSMP

T = Tarip biaya overhead pabrik


BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BPSMP= Budget penjualan semua macam produk dalam periode yg bersangkutan

g. Rata-rata bergerak (moving average basis)


Dasar yang telah diuraikan di muka semuanya menggunakan budget atau taksiran biaya
overhead pabrik, sedangkan dasar rata-rata bergerak menggunakan data biaya overhead
pabrik dan kapasitas sesungguhnya selama satu tahun sebelumnya dibagi dua belas. Tarip
biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

BOPSR
TB = -----------
KSR

TB = Tarip biaya overhead pabrik bulan tertentu


BOPSR= Biaya overhead pabrik sesungguhnya rata-rata satu bulan pada satu tahun
sebelumnya
BPSMP= Kapasitas sesungguhnya rata-rata satu bulan pada satu tahun sebelumnya
Contoh 6: sebuah perusahaan menggunakan dasar rata-rata bergerak dan ingin
menghitung tarip BOP untuk bulan Januari 2011 berdasar jam kerja langsung. BOP
sesungguhnya selama tahun 2010 sebesar Rp300,000,- dan jam kerja langsung selama
tahun 2010 sebesar 24.000 jam. Tarip BOP bulan Januari 2011 dapat dihitung sebagai
berikut:

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


7

Rp300.000,- : 12 Rp25.000,-
TB = ----------------------- = -------------- = Rp12,50 per jam kerja langsung
24.000 jam : 12 2.000 jam

Apabila suatu produk pada bulan Januari 2011 menikmati 2.000 jam kerja langsung,
maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp12,50 = Rp25.000,-

2. Tingkat kegiatan atau kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarip biaya
overhead pabrik
Tingkat kapasitas akan menentukan apakah suatu tarip biaya overhead pabrik dapat
membebankan biaya dengan adil dan teliti serta menentukan apakah tarip tersebut dapat
dipakai sebagai alat pengendalian biaya.
Pada pemilihan dasar pembebanan dibahas beberapa dasar kapasitas yang dapat dipakai
untuk menghitung tarip, misalnya jam mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku dan
sebagainya.
Cara untuk menentukan tinggi rendahnya kapasitas adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity)
Kapasitas teoritis merupakan kapasitas yang tidak memperhitungkan hambatan atau
pemberhentian kegiatan yang tidak dapat dihindari baik yang datang dari faktor internal
maupun ekternal perusahaan. Kapasitas teoritis disebut kapasitas 100%. Kapasitas
teoritis umumnya tidak dapat dipakai sebagai dasar penentuan tarip biaya overhead
pabrik disebabkan kapasitas tersebut terlalu tinggi dan tidak mungkin dapat dicapai.
Manfaat kapasitas teoritis adalah untuk dasar penentuan kapasitas praktis dan kapasitas
normal.

b. Kapasitas praktis (practical capacity)


Kapasitas ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan atau
pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari dan datangnya dari faktor
internal perusahaan. Hambatan internal dapat berupa misalnya karena hilangnya waktu
untuk reparasi, waktu tunggu, buruknya mutu bahan baku, keterlambatan datangnya
bahan dan supplies, hari-hari libut karyawan, mangkirnya karyawan, perubahan model
dari produk, dan sebagainya.

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


8

c. Kapasitas normal (normal capacity)


Kapasitas normal ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-
hambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari baik yang
disebabkan karena faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Hambatan yang
berasal dari faktor eksternal perusahaan dapat berupa penurunan tingkat penjualan dalam
jangka panjang disebabkan karena faktor musiman, siklus dan trend.

d. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity)


Cara penentuan besarnya kapasitas yaitu didasarkan pada taksiran (jumlah) produksi
sesungguhnya yang diharapkan terjadi untuk periode (tahun) yang akan datang. Besarnya
produksi yang diharapkan berdasarkan pada ramalan penjualan untuk periode yang akan
datang disesuaikan dengan budget persediaan produk, secara matematis dapat dihitung
sebagai berikut:

KSD = [BPj + (BP2 – BP1)]K

KSD = Kapasitas sesungguhnya diharapkan


BPj = Budget penjualan periode yang akan datang
BP2 = Budget persediaan akhir periode
BP1 = Budget persediaan awal periode
K = Kapasitas yang diperlukan untuk mengolah satu satuan produk (misalnya dalam
bentuk jam kerja langsung, jam mesin, atau dasar lainnya)
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan hanya cocok untuk perusahaan yang tingkar
produksinya relatif stabil (tidak berfluktuasi) dari waktu ke waktu.
3. Diikut-sertakan atau tidaknya biaya overhead pabrik tetap dalam perhitungan tarip
Metode harga pokok (costing method) yang digunakan oleh perusahaan akan menentukan
apakah elemen biaya overhead pabrik tetap diikut-sertakan atau tidak dalam perhitungan
tarip biaya overhead pabrik.

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


9

Terdapat dua metode penentuan harga pokok produksi, yaitu sebagai berikut:
a. Metode harga pokok penuh (full costing)
Metode harga pokok penuh memperhitungkan semua elemen biaya produksi, baik elemen
biaya tetap maupun elemen variabel dalam menentukan harga pokok produk. Oleh karena
itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik, baik biaya overhead pabrik variabel
maupun biaya overhead pabrik tetap diikut-sertaakan dalam menentukan besarnya budget
biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

BBOPV + BBOPT
Tarip = ---------------------------
BK

T = Tarip biaya overhead pabrik


BBOPV= Budget biaya overhead pabrik variabel
BBOPT= Budget biaya overhead pabrik tetap
BK = Budget kapasitas

b. Metode harga pokok variabel (variable costing)


Metode harga pokok variabel hanya memperhitungkan elemen biaya produksi variabel
saja dalam menentukan harga pokok produk. Elemen biaya produksi tetap diperlakukan
sebagai biaya waktu (period cost) yang langsung dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi.
Oleh karena itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik hanya diikut-sertakan
elemen biaya overheas pabrik variabel. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

BBOPV
Tarip = --------------
BK

T = Tarip biaya overhead pabrik


BBOPV= Budget biaya overhead pabrik variabel
BK = Budget kapasitas

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


10

4. Penggunaan satu tarip atau beberapa tarip dalam pabrik


Dalam penentuan tarip biaya overhead pabrik pada suatu perusahaan dapat menggunakan
salah satu dari kedua perhitungan tarip sebagai berikut:
a. Satu tarip untuk seluruh pabrik (single rate)
b. Beberapa tarip di dalam suatu pabrik (departemenisasi tarip biaya overhead
pabrik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan satu atau beberapa tarip di dalam pabrik
antara lain sebagai berikut:
a. Tahap pengolahan produk. Pabrik yang relatif masih kecil dan hanya diolah melalui
satu tahap pengolahan cenderung menggunakan satu tarip untuk seluruh pabrik. Pabrik
yang relatif besar dan mengolah produk melalui beberapa tahap pengolahan cenderung
menentukan departemenisasi tarip biaya overhead pabrik.
b. Seberapa jauh manajemen ingin mengendalikan biaya overhead pabrik. Pabrik yang
kecil dimana produk diolah melalui satu tahap tidak menggolongkan lebih jauh organisasi
dalam unit-unit yang lebih kecil sehingga pengendalian biaya overhead pabrik dikaitkan
dengan pabrik sebagai suatu unit yang utuh. Sedangkan pada pabrik yang besar dan
umumnya produk diolah melalui beberapa tahapan, pengendalian biaya overhead pabrik
dihubungkan dengan unit-unit di dalam pabrik yang lebih kecil dan biaya disebut
departemen atau pusat biaya.

C. Langkah-Langkah Penentuan dan Penggunaan Satu Tarip untuk Seluruh Pabrik


1. Penentuan besarnya tarip biaya overhead pabrik
Langkah-langkah penentuan tarip biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
a. Penentuan budget (anggaran) biaya overhead pabrik. Pada awal periode disusun
budget untuk setiap elemen biaya overhead pabrik yang digolongkan ke dalam biaya
tetap dan biaya variabel.
b. Penentuan dasar pembebanan dan tingkat kapasitas. Pada umumnya dasar yang
dipakai untuk menentukan tingkatan kapasitas adalah kapasitas normal sedangkan
beberapa dasar pembebanan yang dapat dipakai dapat dipilih salah satu dari beberapa
dasar pembebanan yang telah diuraikan di muka.

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


11

c. Perhitungan tarip biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dari
budget biaya overhead pabrik dibagi dasar pembebanan pada tingkat kapasitas yang
dipakai. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik tarip dihitung baik tarip total, tarip
tetap, dan tarip variabel.
Contoh 7: sebuah perusahaan ingin menghitung tarip BOP untuk tahun 2010. Perusahaan
menggunakan dasar pembebanan tarip berdasarkan jam kerja langsung dengan kapasitas
normal 10.000 jam. Anggaran dan perhitungan tarip BOP tampak sebagai berikut:
PT. RizFadhil
Budget dan Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik Tahun 2010
Kapasitas Normal 10.000 jam kerja langsung (JKL)
Elemen biaya Biaya Biaya Total Tarip Tarip Tari
variabel tetap biaya variabel tetap Total*)
(1) (2) (3) (4)=(2)+(3) (5)=(2):KN (6)=(3):KN (7)=(5)+(6)
Bahan penolong Rp 80.000 0 Rp 80.000 Rp 8,00 0 Rp 8,00
Tenaga kerja tdk langsung 70.000 30.000 100.000 7,00 3,00 10,00
Penyusutan aktiva tetap 0 50.000 50.000 0 5,00 5,00
Reparasi dan pemeliharaan 10.000 10.000 20.000 2,50 1,00 3,50
Bahan bakar dan listrik 20.000 5.000 25.000 2,00 0,50 2,50
Asuransi 0 5.000 5.000 0 0,50 0,50
Lain-lain 5.000 0 5.000 0,50 0 0,50
Jumlah 200.000 100.000 300.000 Rp20,00 Rp10,00 Rp30,00
per JKL per JKL per JKL
Keterangan:
KN = Kapasitas Normal
*)
= Dapat pula dihitung dari kolom =(4):KN

Gambar: Contoh Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik

2. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atau pesanan


Produk atau pesanan yang diolah dibebani biaya overhead pabrik sebesar kapasitas
pembebanan yang diserap oleh produk atau pesanan dikalikan dengan tarip biaya overhead
pabrik yang ditentukan di muka. Secara matematis dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

BOPB = KS x T

BOPB = biaya overhead pabrik dibebankan


KS = kapasitas sesungguhnya
T = tarip biaya overhead pabrik (total)

Contoh 7: Apabila dalam contoh perhitungan tarip BOP di atas selama tahun 2010 kapasitas
sesungguhnya sebesar 9.800 jam kerja langsung, maka BOP akan dibebankan sebesar =
9.800 jam x Rp 30,- = Rp294.000,-

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


12

3. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya


Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam periode penggunaan tarip akan
ditampung di dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan mendebit
rekening tersebut setiap kali terjadi biaya overhead pabrik dan mengkredit rekening yang
menimbulkan biaya
Rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya pada akhir periode dijumlahkan, rincian
elemen biaya overhead pabrik sesungguhnya diketahui dengan membuat rekening buku
pembantu biaya overhead pabrik.

4. Perhitungan, analisis, dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik


Pada akhir periode diketahui besarnya biaya overhead pabrik sesungguhnya dan jumlah biaya
overhead pabrik yang dibebankan. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik
Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara membandingkan antara biaya
overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik dibebankan. Apabila biaya
overhead pabrik sesungguhnya lebih besar dibandingkan biayaoverhead pabrik
dibebankan disebut selisih biaya overhead pabrik yang tidak menguntungkan
(unfavorable), sebaliknya apabila biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil
dibandingkan biaya overhead pabrik dibebankan disebut selisih biaya overhead pabrik
yang menguntungkan (favorable).
b. Analisis selisih biaya overhead pabrik
Dua penyebab timbulnya selisih biaya overhead pabrik, yaitu sebagai berikut:
1) Selisih anggaran. Selisih anggaran disebabkan oleh perbedaan antara biaya overhead
pabrik sesungguhnya dibandingkan budget biaya overhead pabrik pada kapasitas
sesungguhnya.
Selisih anggaran dihitung dari perbedaan biaya overhead pabrik variabel
sesungguhnya dibandingkan dengan budget biaya overhead pabrik variabel pada
kapasitas sesungguhnya. Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


13

SA = BOPs – FBKS
atau
SA = BOPs – [BTb + (KS x TV)]
= BOPs – [(KN x TT) + (KS x TV)]
atau
SA = [BOPs – (KN x TT)] – (KS x TV)

SA = selisih anggaran
BOPs = biaya overhead pabrik sesungguhnya
FBKS= fleksibel budget biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya
BTb = biaya overhead pabrik tetap yang di-budget-kan
KS = kapasitas sesungguhnya
KN = kapasitas normal
TV = tarip biaya overhead pabrik variabel
TT = tarip biaya overhead pabrik tetap
Sifat selisih:
Apabila, BOPs > FBKS, maka SA merugikan (unfavorable)
BOPs < FBKS, maka SA menguntungkan (favorable)

2) Selisih kapasitas
Selisih kapasitas berhubungan dengan elemen biaya overhead pabrik tetap yang
disebabkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih kecil dibanding kapasitas yang
dipakai untuk menghitung tarip (biasanya kapasitas normal) atau kapasitas
sesungguhnya yang dicapai lebih besar dibanding kapasitas yang dipakai untuk
menghitung tarip. Selisih kapasitas dihitung dengan rumus sebagai berikut:

SK = FBKS – BOPb
atau
SK = [(KN x TT) + (KS x TV)] – (KS x T)
= [(KN x TT) + (KS x TV)] – [(KS x TT) + (KS x TV)]
= (KN x TT) – (KS x TT)
SK = (KN – KS) TT

SK = selisih kapasitas
FBKS= fleksibel budget pada kapasitas sesungguhnya
BOPb = biaya overhead pabrik dibebankan
KN = kapasitas normal

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya


14

KS = kapasitas sesungguhnya
TT = tarip biaya overhead pabrik tetap
TV = tarip biaya overhead pabrik variabel
T = tarip biaya overhead pabrik total
Sifat selisih:
Apabila, KS > KN, maka SK menguntungkan (favorable)
KS < KN, maka SA merugikan (unfavorable)

c. Perlakuan selisih biaya overhead pabrik


Perlakuan selisih biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
1) Selisih biaya overhead pabrik yang timbul karena ketidak-tepatan penentuan tarip
biaya overhead pabrik dialokasikan ke persediaan produk dalam proses, persediaan
produk selesai, dan harga pokok penjualan atas dasar biaya overhead pabrik yang
telah dibebankan pada produk.
2) Selisih biaya overhead pabrik yang timbul karena faktor efisiensi. Bagi perusahaan
yang tidak ada alasan untuk mengkapitalisasikan selisih biaya overhead pabrik yang
disebabkan faktor efisiensi ke dalam persediaan produk dalam proses maupun
persediaan produk selesai, maka selisih biaya overhead pabrik dialokasikan langung
ke laporan laba-rugi.

Endang Sri Utami Akuntansi Biaya

Anda mungkin juga menyukai