* Korespondensi:
ary Astuti
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia.
E-mail: nersary83@yahoo.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Pasien dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis menderita perubahan gaya hidup, yang menyebabkan masalah
fisik dan psikososial, terutama kecemasan. Progresif Relaksasi otot dianggap sebagai intervensi untuk mengurangi kecemasan.
Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh relaksasi otot progresif di dalam mengurangi kecemasan pada pasien dengan penyakit ginjal
kronis yang menjalani hemodialisis.
metode: Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimental yang terlibat 78 responden, dengan 38 secara acak di intervensi dan
kelompok kontrol. Relaksasi otot progresif dilakukan pada 14 kelompok otot untuk periode 4 minggu. Hamilton Anxiety Rating Scale digunakan
untuk mengukur kecemasan. Univariat, bivariat dan analisis multivariat dilakukan untuk analisis data.
hasil: Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik pada nilai-nilai kecemasan antara intervensi dan kelompok kontrol dengan p-value
0,000 (<0,05).
Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan relaksasi otot progresif dalam mengurangi kecemasan pada pasien dengan penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi dalam membuat relaksasi otot progresif sebagai intervensi
keperawatan dalam mengurangi kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis.
Kata kunci: Kecemasan, relaksasi otot progresif, hemodialisis, penyakit ginjal kronis
PENGANTAR
Penyakit Ginjal Kronis (CKD) adalah kelainan menit / 1,73 m2, dan kebutuhan untuk memulai
struktur ginjal atau fungsi selama lebih dari 3 hemodialisis atau transplantasi ginjal. 1 Pasien yang
bulan progresif untuk gagal ginjal terminal menjalani hemodialisis pengalaman
dengan Laju filtrasi glomerulus (GFR) kurang dari perubahan gaya hidup dalam keluarga. Para pasien
15 ml / akan mengalami rasa kehilangan
Instrumen
tingkat kecemasan diukur menggunakan Hamilton HASIL
Anxiety Rating Scale (HR kecemasan Rating Scale), Penelitian ini dilakukan pada 78 pasien dengan
diadopsi dari penelitian sebelumnya dalam bahasa penyakit ginjal kronis yang menjalani
Indonesia. 15
hemodialisis, dengan 39 ditugaskan di intervensi
skala terdiri dari 14 kelompok gejala di mana dan kelompok kontrol.
masing-masing kelompok memiliki lebih spesifik
Umur (Tahun)
Karakteristik dari repondents seperti yang rupiah. Itu 80,8% responden memiliki pengobatan
ditunjukkan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata hemodialisis jangka panjang. Tabel 1 juga
usia responden dalam penelitian ini adalah 49,35 tahun, menunjukkan hasil statistik uji kesetaraan dengan
dengan 65,4% dari mereka adalah laki-laki. mayoritas p-value> 0,05 di setiap variabel, yang menunjukkan
responden bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
(92,3%) memiliki tingkat pendidikan yang rendah, dan 50% itu
dari mereka tidak punya pekerjaan. Kebanyakan dari mereka karakteristik responden pada kedua kelompok
(55,9%) menikah dan pendapatan tertinggi (57,7%) kurang atau homogen.
dari 1.909.000
Tabel 3. Analisis perbedaan pada kecemasan setelah diberikan relaksasi otot progresif
di intervensi dan kelompok kontrol
Variabel Kelompok N Berarti SD SE P-nilai
Intervensi 39 19,8718 2,37480 0,38027 0.000
Kegelisahan
Kontrol 39 21,2051 2,68323 0,42966
Tabel 4 menunjukkan analisis multivariat faktor masalah psikososial yang sering muncul pada pasien
yang berkontribusi terhadap kecemasan mengungkapkan menjalani hemodialisis.
bahwa panjang Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai
pengobatan hemodialisis dan kelompok memiliki dengan perasaan yang mendalam atau berkelanjutan
hubungan yang signifikan (p <0,05) dengan takut atau kegelisahan, dengan
perubahan kecemasan, dengan korelasi yang kuat (r = terganggu dalam menilai realitas dan tidak
mengalami kepribadian retak. 3
0,501). Besarnya peluang PMR untuk perubahan
kecemasan adalah yang otot progresif
Setelah
25,1% (R = 0,251), yang mengindikasikan bahwa latihan relaksasi pada kelompok perlakuan,
penurunan kecemasan lebih banyak dipengaruhi kecemasan pasien dengan CKD yang menjalani
oleh latihan PMR dari panjang pengobatan hemodialisis menurun
hemodialisis. secara signifikan dengan perubahan rata-rata
21,58-19,87, dari tingkat menengah kecemasan
DISKUSI (55,26%) ke level rendah kecemasan (31.58%).
Temuan menunjukkan bahwa semua pasien dengan Sedangkan pada kelompok kontrol, rerata nilai
penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis kecemasan pre test adalah
dalam penelitian ini mengalami kecemasan. Hal ini 21,07 dan posttest 20,81. Tingkat kecemasan
sesuai dengan penelitian sebelumnya mengungkapkan tetap sama antara pretest (50%) dan posttest
bahwa itu (47,37%).
prevalensi pasien dengan penyakit ginjal kronis relaksasi otot progresif adalah metode yang
yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Umum membantu menghidupkan kembali ketegangan otot
Soedarso Pontianak mengalami kecemasan secara berurutan. 17 Dalam penelitian ini, teknik PMR
moderat untuk 24 orang (35,82%). 16 Kecemasan dilakukan selama 15-30 menit selama 8 kali di periode
menjadi 4 minggu.