Makalah Tma
Makalah Tma
“J A H E”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
JUMRAWATI ( 09220160006 )
SATRIA ( 09220180013)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas segala
Rahmat dan karunia-Nya dan tak lupa pula kita sanjungkan sholawat dan salam
kepangkuan Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah membawa kita dari alam
yang tidak berilmu ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan .
Makalah teknologi minyak atsiri tentang jahe ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang minyak jahe ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan rempah-rempah, seperti
jahe, nilam, cengkeh, pala, kapulaga, sereh wangi, mawar, dan lain-
lain.Rempah-rempah telah dikenal luas penggunaannya sebagai pemberi cita
rasa atau bumbu pada makanan dan di samping itu rempah-rempah banyak
digunakan sebagai obat-obatan dalam bentuk jamu tradisional. Rempah-
rempah adalah suatu produk pertanian yang mempunyai nilai ekonomis sangat
tinggi. Rempah-rempah mempunyai kandungan kimiawi dan mineral yang
berbeda daripada produk pertanian yang lainnya, sehingga rempah-rempah
menjadi produk ekspor yang sangat diminati oleh semua negara.
Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu komoditas rempah-
rempah yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena memiliki
banyak kegunaan, baik sebagai minuman penghangat, penambah rasa, dan
sebagai bahan baku obat tradisional, parfum, serta kosmetik. Penggunaan
rimpang jahe secara spesifik tergantung kepada varietas jenis jahe yang
digunakan. Hal ini disebabkan karena setiap varietas jahe memiliki perbedaan
dalam jumlah komponen bioaktif yang terkandung didalamnya. Jahe putih
besar umumnya digunakan sebagai makanan dan minuman karena rasanya
yang tidak terlalu pedas. Jahe putih kecil yang memiliki rasa lebih pedas dari
jahe putih besar umumnya digunakan untuk bumbu masak, sumber minyak
atsiri, dan pembuatan oleoresin, serta banyak dimanfaatkan sebagai jamu.
Sedangkan jahe merah mempunyai kandungan minyak atsiri yang tinggi.
Bahan baku obat tradisional ini mempunyai beberapa kegunaan bagi
kesehatan seperti mengobati sakit gigi, malaria, rematik, sembelit, batuk,
kedinginan dan sebagai sumber antioksidan. Daya guna tersebut pada
umumnya disebabkan oleh senyawa bioaktif yang terkandung dalam rimpang
jahe, seperti senyawa fenolik, minyak atsiri, resin, asam-asam organik, asam
malat, asam oksalat, dan gingerin. Minyak atsirinya terdiri dari zingeron,
zingiberen, zingiberol, geraniol, curcumen, bisapolen, borneol, dan linalool.
1.2 Rumusan Masalah
b. Jahe putih/kuning besar (Z. officinale var. officinale) disebut juga jahe gajah atau
jahe badak.
Jahe ini ditandai ukuran rimpangnya besar dan gemuk, warna kuning
muda atau kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma tapi berasa kurang
tajam. Dikonsumsi baik saat berumur muda maupun tua, baik sebagai jahe
segar maupun olahan. Pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku
makanan dan minuman.
b. Fase bibit
Fase bibit diawali dari mulai pembukaan daun pertama hingga
terbentuk dua anakan baru. Fase ini juga sering disebut dengan fase garpu
tiga lapis (the three-ply forks), atau kalau diliteraturnya Lujiu et al. 2010
disebut dengan fase percabangan tiga (three branches stage). Fase ini
selama 60-70 hari setelah penanaman, kalau di literatur Lijiu disebutkan
90 – 110 hari setelah penanaman. Fase awal bibit kebutuhan makanan
dipenuhi dari rimpang dan kemudian dipenuhi dari hasil foto sintesis
anakan yang baru muncul tersebut. Akar-akan akan segera tumbuh dengan
cepat. Penelitian menyebutkan bahwa pertumbuhan akar mencapai 1-1.5
cm per hari. Sampah akhir masa bibit, bobot kering akarnya mencapai
66.8% dari keseluruhan bobot tanaman. Jadi jangan heran, kalau sampai
umur tiga bulan yang tumbuh lebih banyak akarnya daripada daunya. Dan
jangan bingung juga kalau sampai umur 3 bulan rimpangnya masih kecil-
kecil. Itu normal kok. Pada fase ini kebutuhan nutrisi jahe masih belum
begitu besar. Ini ditunjukkan dari serapan hara sampai fase bibit.
2.5 Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila
kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa
dipanen pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian
rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan
maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa
dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau
menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan
mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau
lebih. Tanamanjahe umumnya dipanen tua setelah berumur 8 – 10 bulan saat
kadar oleoresin optimum ditandai dengan rasa pedas dan bau harum. Khusus
untuk jahe gajah bisanya dipanen disesuaikan dengan tujuan pemanfaatannya.
Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat
garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe
terluka.Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang
dibersihkan dan bila perlu dicuci.Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau
daun pisang kira-kira selama 1 minggu.Tempat penyimpanan harus terbuka,
tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak
disebar.
Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan.Saat panen
biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah.Namun demikian
apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini
sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan
pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas
rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak
kadar airnya. Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara
15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar
antara 10-15 ton/hektar.