Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Psoriasis dikenal sebagai penyakit sistemik berdasarkan pathogenesis

autoimunologik dan genetic yang bermanifestasi pada kulit, sendi serta terkait

sindrom metabolik (FK UI 2018) Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya

autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak

eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan

transparan; disertai fenomen tetesan lilin, Auspitz, dan Köbner.(Djuanda,

2012).

Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik berperan

dalam penyakit ini. Bila orang tuanya tidak menderita psoriasis risiko

mendapatkan psoriasis 12%, sedangkan jika salah satu orang tuanya menderita

psoriasis maka resikonya mencapai 34-39%. (Djuanda, 2012)

Berbagai factor psikologis dan social sering dijumpai pasien, antara lain :

Malu karena kulit yang mengelupas dan pecah-pecah, tidak nyaman karena

gatal atau harga obat yang mahal dengan berbagai efek samping. Berbagai alas

an tersebut menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang bahkan

depresi berlebihan (FK UI, 2018)

Pengobatan psoriasis bertujuan menghambat proses peradangan dan

proliferasi epidermis, karena keterkaitannya dengan sindrom metabolic maka

diperlukan penanganan kegemukan, diabetes mellitus, gangguan pola lipid,


dan hipertensi. (FK UI, 2018) Pengobatan holistic harus diterapkan dalam

penatalaksanaan psoriasis meliputi gangguan kulit, internal psikologi

1.2.Definisi

Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetic yang

kuat dengan karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis

disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh system saraf. (FK UI,

2018)

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan

residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan

skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomen tetesan lilin,

Auspitz, dan Köbner. Psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada

psoriasis yang lain contohnya psoriasis pustulosa. Bagi para klinisi, psoriasis

sangat penting untuk diketahui karena cukup sering ditemukan dan mempunyai

penatalaksanaan yang merawat lesi di kulit.

1.3.Etiologi

Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik berperan dalam


penyakit ini. Bila orang tuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapatkan
psoriasis 12%, sedangkan jika salah satu orang tuanya menderita psoriasis maka
resikonya mencapai 34-39%.(1) Faktor imunologik juga berperan, defek genetik
pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari 3 sel, yakni limfosit T, sel
penyaji antigen(dermal), atau keratinosit.(1)
Berbagai faktor pencetus juga terdapat pada psoriasis, diantaranya

adalah faktor genetik, obesitas, konsumsi alkohol, merokok, stress psikis, infeksi,

trauma, endokrin, gangguan metabolik, obat (glukokortikoid sistemik, lithium,

obat anti malaria, interferon, dan beta adrenergik blocker). Stres psikis juga
merupakan faktor pencetus utama, dan faktor endokrin rupanya memiliki peranan

mempengaruhi perjalanan penyakit.(

Psoriasis dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi tidak umum pada

usia di bawah usia 10 tahun. Kemungkinan besar muncul antara usia 15 dan 30

tahun. Kepemilikan antigen HLA Kelas I tertentu, khususnya HLA-Cw6,

dikaitkan dengan usia awitan yang lebih dini dan dengan riwayat keluarga positif.

Temuan ini mengarahkan Henseler dan Christophers untuk mengusulkan bahwa

ada dua bentuk berbeda psoriasis: psoriasis tipe I, dengan usia onset sebelum usia

40 tahun dan terkait dengan HLA, dan tipe II, dengan usia onset setelah usia 40

tahun dan kurang asosiasi HLA, meskipun banyak pasien tidak masuk dalam

klasifikasi ini. Tidak ada bukti bahwa psoriasis tipe I dan tipe II merespons

berbeda terhadap pengobatan. (Fitzpatrick)

Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronik, dengan dasar genetik

yang kuat, terkarakterisasi oleh alterasi kompleks dalam pertumbuhan epidermal

dan diferensiasi dan berbagai biokimia, system imun, dan kelainan vaskuler, dan

hubungannya degan fungsi system saraf yang sayangnya kurang dimengerti. Asal

penyebabnya masih belum diketahui. Berdasarkan sejarah, psoriasis diakui secara

luas merupakan gangguan primer dari keratinosit. Semenjak adanya penemuan

bahwa imunosupresan cyclosporine A (CsA) sel T spesifik sangatlah aktif

terhadap psoriasis, penelitian mulai terfokus kepada sel T dan system imun. Tidak

hanya itu, jumlah bukti menunjukkan bahwa keratinosit adalah bagian integral

dari respon imun kutaneus di psoriasis.(Fitzpatrick)

Anda mungkin juga menyukai