Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks,
karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk
memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik, berkelanjutan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan
kesehatan/risiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas
yang bersifat persuasive dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat
dalam menemukan, merencanakan serta memecahkan masalah menggunakan
sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan
dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang masih ada dan hidup di
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Program Pembinaan Kesehatan Komunitas
2. Bagaimana Pelayanan Dasar Puskesmas
3. Bagaimana Public Health Nurse
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Program Pembinaan Kesehatan Komunitas
2. Menjelaskan Pelayanan Dasar Puskesmas
3. Menjelaskan Tentang Public Health Nurse

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Program Pembinaan Kesehatan Komunitas
2.1.1 Konsep Keperaatan Komunitas
American Nurses Assosiation (ANA) mendefinisikan keperawatan kesehatan
komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan dari populasi dengan mengintegratisikan ketermpilan dan
pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat.
Praktik tersebut dilakukan secara komprehensif, umum (tidak terbatas pada
kelompok tertentu), berkelanjutan, dan tidak terbatas pada perawatan yang
bersifat episodic. Deifinisi keperawatan kesehatan komunitas, menurut
American Public Health Association (2004), yaitu sintesis dari ilmu
kesehatan masyarakat dan teori keperawatan professional yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah suatu bidang
dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative
secara menyeluruh dan terpadu. Pelayanan tersebut ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang
utuh, melalui proses keperawatan untuk mendapatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga dapat mandiri dalam upaya kesehatannya
(Depkes, 2006).
Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas yang sudah
ada sejak konsep puskesmas diperkenalkan. Perkesmas sering disebut
dengan Public Health Nursing (PHN) namun saat ini lebih tepat disebut
dengan Community Health Nursing. Perubahan istilah public menjadi
community, terjadi di banyak Negara karena istilah public sering kali
dihubungkan dengan bantuan dana atau subsidi pemerintah (government
subsidy atau public funding). Sementara, perkesmas dapat dikembangkan

2
tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta,
khususnya pada sasaran individu (UKP) sebagai contoh adalah perawatan
kesehatan individu dirumah (home health nursing) (Depkes, 2006).
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni
atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan Vektor
5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
7. Pembinaan gizi masyarakat
8. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
9. Pengawasan Obat dan Minuman
10. Pembinaan Peran Serta Masyarakat
2.1.2 Gizi Masyarakat
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak satupun jenis makanan yang
mengandung zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat,
tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu
mengkonsumsi aneka ragam makanan, kecuali bayi umur 0-4 bulan yang
cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu ( ASI ) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI
adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh
kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsure-
unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya,
dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut tri guna makanan yaitu, makanan

3
yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi
kekurangan atas kelengkapan salah satu gizi tertentu pada makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan-
makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain : beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, kentang sagu, roti dan mie. Minyak, margarine dan santan
yang mengandung lemak juga bias menghasilkan tenaga. Makanan sumber
zat tenaga menunjsng aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari makanan nabati
adalah kacang-kacsngan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan
adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil olahan seperti keju. Zat
pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-
buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
Kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan
pengelolaan yang terkoordinasi dari berbagai kelembagaan Pemerintah
(kesehatan, pertanian, perdagangan dll ) serta didukung oleh peran serta
aktif masyarakat. Macam-macam penilaian status gizi
a. penilaian status gizi secara langsung
a) antropometri
b) klinis
c) biokimia
d) biofisik
b. penilaian status gizi secara tidak langsung
a) survey konsumsi makanan
b) statistic vital
c) factor ekologi
1. Permasalahan gizi masyarakat

4
Masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:
a. penyebab langsung
makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi
kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan
makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat
cukup makananan tetapi sering menderita sakit pada akhirnya dapat
menderitagizi kurang. Demikian pulu pada anak yang tidak
memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
dan mudah terserang penyakit.
b. penyebab tidak langsung
ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu:
a) ketahanan pangan keluarga yang kurang memadahi. Setiap
keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan
setiap anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah
maupun mutu gizinya.
b) Pola pengasuhan anak kurang memadahi. Setiap keluarga dan
masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik
baik fisik, mental dan social.
c) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadahi. System
pelayanan kesehatan

Ketiga factor terebut berkaitan dengan tingkat pendidikan,


pengetahuan dan keterampilan keluarga makin tinggi tingkat
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan makin baik tingkat
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan
makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan.

c. pokok masalah di masyarakat

5
kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan
sumberdaya masyarakat berkaitan dengan berbagai factor langsung
maupun tidak langsung
d. Akar masalah
Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta
kurangnyapemanfatan sumberdaya masyarakat terkait dengan
meningkatnya pengangguran, inflasi, dan kemiskinan yang disebabkan
oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan social yang menimpa
Indonesia sejak thun 1997. keadaan tersebut telah memicu munculnya
kasus-kasus gizi buruk akhibat kemiskinan dan ketahanan pangan
keluarga yang tidak memadahi.
2. Masalah gizi
Maalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi
makro adalah masalah yang utmanya disebabkan kekurangan atau
ketidak seimbngan asupn energi dan protein. Manifestasi dari masalah
gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang kurang
energi kronis (KEK) adalah berat badan bayi yang rendah (BBLR). Bila
terjadi pada anak balita akan mengakhibatkan marasmus dan
kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada
anak usia sekolah. Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara
sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan
menurut umur atau berat badan menurut tinggi,apabilasesuai dengan
standart anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standart disebut
gizikurang, sedangkan bila jauh di bawah standart disebut gizi buruk.
Bila gizi buruk disertai dengan tanda-tanda klinis seperti: wajah sangat
kurus, muka seperti orangtua, perut cekung, kulit keriput disebut
marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki wajah membulat dan
sembab disebut kwashiorkor. Marasmus dan kwashiorkor atau marasmus
kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai busung lapar. Gizi mikro (
khususnya kurang vitamin A, anemia, gizi besi, dan gangguan akhibat
kurang yodium).

6
3. Solusi permasalahan gizi masyarakat
peran pemerintah dan wakil rakyat(DPRD atau DPR). Kabupaten kota
daerah membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, misalnya
kebijakan yang mempunyai vilosofi yang baik menolong bayi dan
keluarga miskin agar tidak kekurangan gizi dengan memberikan
makanan pendamping ASI. Menurut Azwar(2004) solusi yang bias
dilakukan adalah :
a. upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupkan bagian dari
kebijakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan SDM.
Membiarkan penduduk menderita masalah kurang gizi akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal pengurangan
kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem masalah
gizi dan dampak yang ditimbulkan dan begitu juga sebaliknya,
bagaimana pembangunan berbagai sector memberi dampak kepada
oerbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta
target yang ditetapkan dibidang perbaikan gizi memerlukan
keterlibatan sector terkait.
b. dibutuhkan adanya kebijakan khuaus untuk mempercepat laju
percepatan peningkatan status gizi. Dengan peningkatan status gizi
masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan fisik dan produktivitas
kerja meningkat sehingga hambatan peningkatan ekonomi dapat di
minimalkan
c. pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kjian ‘best practice’
(efektif dan efisien)
d. pengambilan keputusan disetiap tingkat menggunakan informasi yang
akurat dan evidence base dalam menentukan kebijakannya
e. mengembangkan kemampuan( capacity building) dalam upaya
penanggulangan masalah gizi baik kemampuan teknis maupun
kemampuan menejemen.

7
f. meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk
melaksanakan upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui
kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat.
2.1.3 Program dan Pengembangan Kota Sehat
Program Kabupaten/Kota Sehat adalah salah satu program pembangunan
berwawasan kesehatan yang menitikberatkan pada integrasi lintas sektoral
dan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Melalui serangkaian
kegiatan pada berbagai sektor pembangunan tersebut, diharapkan akan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kualitas kehidupan
yang lebih baik.
Program ini mengakomodasi dan mengkoordinasikan berbagai program
di tingkat Kabupaten dan Kota (dengan peran aktif masyarakat) sehingga
dapat sinkron dan menjelma menjadi daya ungkit besar terhadap kriteria
sehat pada segala sektor dan bidang. indikator kabupaten dan kota sehat
seseuai Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan
Nomor : 34 Tahun 2005 Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat. Dasar Penyelenggaran Kab / Kota
Sehat
a. UU Nomor : 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah
b. UU Nomor: 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
c. UU Nomor: 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
d. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan
Nomor : 34 Tahun 2005 Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat
Dasar hukum pembentukan No. 650/174 tahun 1998 tentang

Pembentukan tim Pembina teknis kab./kota sehat antara lain :

a. Kep Mendagri No. 650/174 tahun 1998 tentang pembentukan


kelompok kerja pembinaan/kota sehat pelaksanaan [rogram kab./kota
sehat

8
b. kepMendagri No. 650-185 tahun 2002 tentang pembentukan
kelompok kerja pembinaan pelaksanaan program kab./kota sehat/.
Kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan
mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung
melalui koordinasi forum kecamatan dan difasilitasi oleh sector terkait
dan sinkron dengan perencanaan masing – masing desa.

Kawasan sehat : dalah kondisi wilayah tertentu yang bersih, nyaman, aman
dan sehat bagi pekerja dan masyarakat dikawasan tersebut dengan
mengoptimalkan potensi masyarakat dan pekerja, melalui pemberdayaan
pelaku pembangunan yang terkait, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron
dengan perencanaan wilayah.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan


yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan
mengoptimalkan potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok
kerja masyarakat , difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan
perencanaan wilayah.

Forum Kabupaten/Kota adalah wadah bagi masyarakat untuk


menyalurkan aspirasinya dan berpatisipasi turut menentukan arah, prioritas,
perencanaan pembangunan wilayahnya yang mengintegrasikan berbagai
aspek sehingga dapat mewujutkan wilalah yang bersih, nyaman, aman dan
sehat untuk dihuni oleh warganya.

1. Kabupaten/Kota sehat adalah suatu kondisi kabupaten/kota yang bersih,


nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk yang dicapai melalui
terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang
terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerah.
2. Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat adalah berbagai kegiatan untuk
mewujudkan Kabupaten/KotaSehat melalui pemberdayaan masyarakat,
melalui forum yang difasilitasi oleh pemerintah kabupaten/kota.

9
3. Ciri-Ciri Kota Sehat
a. Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi
b. Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat,
sedangkan pemerintah sebagai fasilitator
c. Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak mempunyai
batas waktu, berkembang sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat
yang dicapai secara bertahap.
d. Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari
masyarakat (Toma, LSM setempat) bersama Pemkab
e. Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.
f. Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan
g. Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan
daerah, kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan
melalui partisipasi masyarakat dan kerjasama
h. Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi,
dan budaya setempat

2.2 Pelayanan Dasar Puskesmas


Menurut Depkes 1991 “ Suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok. Fungsi Puskesmas :
a. Pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan
pemberdayaan.
b. Masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan.
c. Pusat pelayanan tingkat pertama.

10
1. Peran Puskesmas
Lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil
dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat
dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri
2. Tujuan Puskesmas
Pembangunan masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
peningkatan kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
3. Tugas Puskesmas
Bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah sebagai pusat pelayanan kesehatan srata pertama yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan
melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat
sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.

Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas,


namun terdapat upaya kesehatan wajib harus dilaksanakan oleh puskesmas
ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan
permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.

2.2.1 Program Dasar


1. Promosi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok
dan masyarakat dalam berbagai tatanan dengan membuka jalur
komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku dengan melakukan
advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat

11
untuk mengenali, menjaga atau memelihara,meningkatkan dan
melindungi kesehatannya.tujuannya untuk Tercapainya perubahan
prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara prilaku sehat, serta berperan sdalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Sasaran dari promosi kesehatan adalah :
a. Pelaksanaan posyandu dan pembinaan kader
b. Penyuluhan kesehatan
c. Prilaku hidup bersih dan sehat
d. Advokasi program dan program prioritas
e. Promosi kesehatan tentang narkoba
f. Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
g. Pembinaan dana sehat
2. Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang
pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di
samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan prilaku. Bahaya
potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dan
bersifat fisik, kimia dan biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan ‘
Paradigma Sehat ‘ yang mengutamakan upaya-upaya yang bersifat
promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan
sangat penting. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan
oleh para staf puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan
serta dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak
perencanaan sampai pemeliharaan.
a. Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya
kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi
masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat
keluarga dan masyarakat yang lebih baik.

12
b. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
b) Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan sektor
lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.
c) Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan
lingkungan dan pemukiman yang berlaku.
d) Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan
dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukimam yang
e) Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sasaran sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan makanan,
perusahaan dan tempat-tempat umum.
c. Kegiatan-kgiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan
Puskesmas meliputi :
a) Penyehatan air
b) Penyehatan makanan dan minumam
c) Pengawasan pembuangan kotoran manusia
d) Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
e) Penyehatan pemukimam
f) Pengawasan sanitasi tempat umum
g) Pengamanan polusi industri
h) Pengamanan pestisida
i) Klinik sanitasi
3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi
atau toksiknya yang berasal dari sumber penularan atau reservoir yang
ditukarkan atau di transmisikan kepada penjamu yang rentan.
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu

13
dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( Undang-
undang no.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang menular ).
Penangulangan kejadian luar biasa penyakit menular ( P2M ) dengan
upaya-upaya :
a. Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita, membangun
pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan
sarana obat yang memadai termasuk rujukan.
b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya :
abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang
tercemar pada KLB diare dsb.
c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan dan
logistik.

Program Pencegahan adalah mencegah agar penyakit menular tidak


menyebar didalam masyarakat yang dilakukan antara lain dengan
memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan
kesehatan dan imunisasi. Cara Penularan Penyakit Menular, dikenal
beberapa cara penularan penyakit menular yaitu :

a. Penularan secara kontak


b. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang
tercemar
c. Penularan melalui vektor
d. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato
4. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
Kesehatan keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan
sejahtera dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya ( UU RI no
23 tahun 1992 ). Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya ( WHO ).

14
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam
mengatur biologik keluarga termasuk fungsi reproduksi nya serta
berperan aktif dalam mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.
b. Tujuan Khusus
a) Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan
memecahkan masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi.
b) Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan
kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko dari : obat, alat,
perawatan, tindakan serta kemampuan memilih kontrasepsi dengan
tepat.
c) Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
d) Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif
e) Kehamilan dan persalianan yang direncanakan dan aman
f) Pencegahan dan penanganan pengguguran kandungan yang tidak
dikehendaki.
g) Pelayanan infertilitas
h) Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon
di usia lanjut
c. Kebijakan Penyelenggaraan Pembinaan kesehatan keluarga dan
reproduksi sesuai dengan intervensi nasional. Kegiatan Pelayanan
reproduksi adalah :
a) Kesehatan Ibu dan Anak
b) Kesehatan Anak Usia Sekolah
c) Kesehatan Remaja
d) Keluarga Berencana
e) Kesehatan Usia Lanjut

15
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat
dengan pengelilaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta
dukungan peran serta aktif masyarakat. Program baik berupa Upaya dan
Pencegahan dan penangulangan Perbaikan Gizi di Puskesmas meliputi :
a. Upaya perbaikan gizi keluarga
b. Upaya perbaikan gizi Institusi
c. Upaya penanggulangan kelainan gizi
d. Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium
e. Pencegahan dan penanggulangan anemia besi
f. Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein dan
kurang energi kronis
g. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A
h. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro lain
i. Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih

Tujuan Umum adalah menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan


status gizi masyarakat. Tujuan Khususnya :

a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan


seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan
benar sesuai dengan gizi seimbang.
b. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintah dan swasta
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi puskesmas
lain dalam merencanakan, melaksankan, membina, memantau dan
mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat.
d. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga
terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi.
e. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan dan pelaporan masalah
gizi dan tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.

16
f. Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang
beresiko menderita kelainan gizi antara lain :
g. Bayi, anak balita, anak prasekolah dan anak usia sekolah.
h. Wanita usia subur termasuk calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui dan usia lanjut.
i. Semua penduduk rawan gizi.
j. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi.
k. Pekerja penghasil rendah.
6. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Medik Rawat Jalan adalah pelayanan medik yang dilakukan
oleh pelaksana pelayanan baik secara sendiri ataupuan atas koordinasi
bersama dengan sesama profesi maupun pelaksana penunjang pelayanan
kesehatan lain sesuai dengan wewenangnya untuk menyelesaikan
masalah kesehatan dan menyembuhkanpenyakit yang ditemukan dari
pengguna jasa pelayanan kesehatan dengan tidak memandang umur dan
jenis kelamin yang dapat di selenggarakan pada ruang praktek.
a. Tujuan Umum pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya
pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera,
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga
hidup produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik.
b. Tujuan Khusus Meningkatkan kemampuan dan peran serta
masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi
masalah kesehatannya sendiri terutama melalui peningkatan kesehatan
dasar dan pencegahan penyakit.
a) Meningkatkan kesehatan pengguna jasa pelayanan dan komunikasi
yang dilayani oleh puskesmas.
b) Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta
melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan.
c) Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja
puskesmas.

17
2.2.2 Program Penunjang
Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan,
sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam
melakukan pelayanan
1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan
2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani

2.3 Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN: Public Health Nurse)


Perawatan kesehatan masyarakat adalah praktek mempromosikan dan
melindungi kesehatan masyarakat menggunakan pengetahuan dari
keperawatan, sosial, dan ilmu kesehatan masyarakat. Perawatan kesehatan
masyarakat adalah proses yang sistematis dimana:
1. Kesehatan dan perawatan kesehatan kebutuhan populasi dinilai untuk
mengidentifikasi sub-populasi, keluarga dan individu yang akan mendapat
manfaat dari promosi kesehatan atau yang berisiko penyakit, cedera, cacat
atau kematian dini.
2. Sebuah rencana untuk intervensi dikembangkan dengan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi yang memperhitungkan sumber
daya yang tersedia, berbagai kegiatan yang berkontribusi terhadap
kesehatan dan pencegahan cedera penyakit, cacat, dan kematian dini.

rencana tersebut dilaksanakan secara efektif, efisien dan adil. Evaluasi


dilakukan untuk menentukan sejauh mana intervensi berdampak pada status
kesehatan individu dan populasi.

Hasil dari proses yang digunakan untuk memengaruhi dan mengarahkan


pengiriman saat perawatan, penyebaran sumber daya kesehatan, dan
pengembangan lokal, regional, negara, dan kebijakan kesehatan nasional dan

18
penelitian untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. proses
yang sistematis ini didasarkan pada dan konsisten dengan:

1. kekuatan masyarakat, kebutuhan dan harapan;


2. pengetahuan ilmiah saat ini;
3. Sumber daya yang tersedia;
4. Kriteria diterima dan standar praktik keperawatan;
5. Tujuan lembaga, filosofi dan tujuan; dan
6. Partisipasi, kerjasama, dan pemahaman dari populasi.

Layanan dan organisasi lainnya dalam masyarakat dianggap, dan


perencanaan dikoordinasikan untuk memaksimalkan penggunaan sumber
daya secara efektif dan meningkatkan hasil.

Judul "perawat kesehatan masyarakat" menunjuk seorang profesional


keperawatan dengan persiapan pendidikan kesehatan masyarakat dan ilmu
keperawatan dengan fokus utama pada hasil tingkat populasi. Fokus utama
keperawatan kesehatan masyarakat adalah untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah penyakit untuk seluruh kelompok penduduk. Ini mungkin termasuk
membantu dan memberikan pelayanan kepada anggota individu dari populasi.
Ini juga mencakup identifikasi individu yang mungkin tidak meminta
perawatan tetapi yang memiliki masalah kesehatan yang menempatkan diri
dan orang lain dalam masyarakat yang beresiko, seperti orang-orang dengan
penyakit menular.

Fokus keperawatan kesehatan masyarakat tidak pada penyediaan


perawatan langsung kepada individu dalam pengaturan masyarakat. perawat
kesehatan masyarakat mendukung penyediaan perawatan langsung melalui
proses evaluasi dan penilaian kebutuhan individu dalam konteks kelompok
populasi mereka. perawat kesehatan masyarakat bekerja sama dengan
penyedia lain dari perawatan untuk merencanakan, mengembangkan, dan
sistem pendukung dan program di masyarakat untuk mencegah masalah dan
memberikan akses ke perawatan.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah suatu bidang dalam
keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh
dan terpadu.
3.2 Saran
Semoga dengan makalah ini agar bisa memahami dan mempelajari lebih
dalam lagi tentang keperawatan komunitas.

20
DAFTAR PUSTAKA

American Public Health Association: The definition and role of public health
nursing: a statement of the APHA public health nursing section, March 1996
update, Washington, DC, 1996, APHA

https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2016/06/19/6-program-pokok-puskesmas-
presented-by-aep-nurul-hidayah-rekam-medis-informasi-kesehatan/

Supariasa. Et.al.2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC.

Atmarita. Tatang S. Fallah. 2004. analisisSituasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.


Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 mei
2004

Hadi, hamzah.2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap


kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional: Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 5 Februari 2005.

Azwar.2004. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang;


Makalah pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi, di Hotel Sahid
Jaya, Jakarta, 27 September 2004.

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

21

Anda mungkin juga menyukai