OLEH
PRESEPTOR
dr. Rudy Afriant, SpPD-KHOM, FINASIM
Demam dengue atau dengue fever (DF) dan demam berdarah dengue (DBD)atau
dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dengan manifestasi k l i n i s
d e m a m , n ye r i o t o t a t a u n ye r i s e n d i ya n g d i s e r t a i l e u k o p e n i a ,
r u a m , limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatanhematokrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue(dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.1
Demam berdarah dengue banyak ditemukan di dareah tropis dan sub-tropis, Data
dari seluruh dunia menunjukan bahwa Asia menempati urutan pertama dalam jumlah
penderita DBD tiap tahunnya. Infeksi virus dengue sudah ada di Indonesia sejak abad
ke 18, dan sampai saat ini Indonesia masih merupakan wilayah endemik malaria.1
2.1 Definisi
Demam dengue atau dengue fever (DF) dan demam berdarah dengue
(DBD)atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dengan
manifestasi k l i n i s d e m a m , n ye r i o t o t a t a u n y e r i s e n d i ya n g d i s e r t a i
l e u k o p e n i a , r u a m , limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada
DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatanhematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan
dengue(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai
olehrenjatan/syok.1
2.2 Epidemiologi
Pada tahun 2005, virus dengue dan nyamuk aedes aegypti telah menyebar
didaerah tropis dimana terdapat 2.5 miliar orang berisiko terkena penyakit ini
didaerah endemik. Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara,
Pasifik Barat, dan Karibia.Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di
seluruh wilayah tanah air. Insiden di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000
penduduk (1989 hingga 1995) dan pernah meningkattajam saat kejadian luar biasa
hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD
cenderung menurun hingga mencapai 2 % pada tahun 1999.2
Sampai saat ini diketahui bahwa beberapa faktor berkaitan dengan transmisi virus
dengue:2
1. Vektor, dimana kebiasaan vector menggigit, perkembangbiakan vektor,
transportasi vector dari satu daerah ke daerah lainnya berpengaruh
terhadap transmisi virus.
2. Host atau penjamu, terdapat penderita di lingkungan/keluarga , mobilisasi
dan paparan penderita terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin pasien.
3. Lingkungan, curah hujan, sanitasi, dan kepadatan penduduk.
2.5 Patogenesis
Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika, dan biokimiawi
demam berdarah dengue belum diketahui secara pasti karena kesukaran mendapatkan
model binatang percobaan yang dapat dipergunakan untuk menimbulkan gejala klinis
DBD seperti pada manusia. Hingga kini sebagaian besar masih menganut the
secondary heterologous infection hypothesis atau the sequential infection hypothesis
yang menyatakan bahwa DBD dapat terjadi apabila seseorang telah terinfeksi virus
dengue pertama kali mendapatkan infeksi kedua dengan virus serotype lain dalam
jarak waktu 6 bulan sampai 5 tahun.4
Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes
Aegypti atau Aedes Albopictus. Organ sasaran dari virus adalah organ RES meliputi
sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah, nodus limfaticus, sumsum tulang serta
paru-paru. Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa sel-sel monosit dan
makrofag mempunyai peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran darah, virus
tersebut akan difagosit oleh sel monosit perifer.5
Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi di dalam sel
tersebut. Infeksi virus dengue dimulai dengan menempelnya virus genomnya masuk
ke dalam sel dengan bantuan organel-organel sel, genom virus membentuk
komponen-komponennya, baik komponen perantara maupun komponen struktural
virus. Setelah komponen struktural dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel. Proses
perkembangan biakan virus DEN terjadi di sitoplasma sel.5
Antibodi yang terbentuk pada infeksi dengue terdiri dari Ig G yang berfungsi
menghambat replikasi virus dalam monosit, yaitu enhancing – antibody dan
neutralizing antibody. Pada saat ini dikenal 2 jenis tipe antibodi yang dibedakan
berdasarkan adanya virion determinant spesificity, yaitu:4
2.8 Tatalaksana
Tidak ada terapi yang spesifik untuk DBD, prinsip utama terapi adalah terapi suportif.
Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan yang paling penting dalam
penanganan kasus DBD. Asupan cairan dapat melalui oral maupun inravena. Terdapat
5 protokol penatalaksanaan DBD.
Protokol dibagi dalam 5 kategori :
1. Protokol 1: Penanganan Tersangka (Probable) DBD Dewasa tanpa Syok
Protokol ini digunakan sebagai petunjuk dalam pemberian pertolongan pertama
pada penderita DBD atau yang diduga DBD di Instalasi Gawat Darurat dan juga
dipakai sebagai petunjuk dalam memutuskan indikasi rawat.
Orang-orang dengan tersangka menderita DBD Unit Gawat Darurat dilakukan
pemeriksaan hemonglobin (Hb), hematokrin (Ht), dan trombosit, bila :
Hb, Ht dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000-150.000, pasien
dapat dipulangkan dengan anjuran kontrol atau berobat jalan ke Poliklinik
dalam waktu 24 jam berikutnya (dilakukan pemriksaan Hb, Ht, leukosit dan
Demam dengue atau dengue fever (DF) dan demam berdarah dengue
(DBD)atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dengan
manifestasi k l i n i s d e m a m , n ye r i o t o t a t a u n y e r i s e n d i ya n g d i s e r t a i
l e u k o p e n i a , r u a m , limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada
DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatanhematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan
dengue(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai
olehrenjatan/syok. Tidak ada terapi yang spesifik untuk DBD, prinsip utama terapi
adalah terapi suportif. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan yang paling
penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan cairan dapat melalui oral maupun
inravena.
1. Suhendro dkk. Demam Berdarah Dengue. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam JilidIII. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI : 2006 :1709-1713
2. Gubler, DJ: Epidemic dengue/dengue hemorrhagic fever as a public health, socialand
economic problem in the 21st century. Trends Micriobiol 10:100,2002
3. World Health Organization, 1997. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis,
treatment and control. WHO, Geneva.
4. Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri
Tropis Edisi Kedua. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, hal 182. – 191
5. Soegijanto, Soegeng. 2006. Patogenesa dan Perubahan Patofisologi Infeki
Virus Dengue. Surabaya : Tropical Disease Center (TDC) Universitas
Airlangga Surabaya
6. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue.
Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6, hal: 539-48. Jakarta:
Interna Publishing. 2014.
7. Shepherd Sm. Dengue. 2015 Tersedia dari: http://emedicine.medscape.
com/article/215840-overview. Diunduh 1 April 2019.