OLEH :
AGNESIA DIAH T (AKF17007)
LEONY FITRI NOVITASARI (AKF17068)
MARIANUS HENDRATNO S (AKF17077)
SISKA DWI UTARI (AKF17118)
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
atau defenisi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas
2
pengaruh Zn. Kristal ini tidak larut di dalam pH netral tetapi larut di dalam
asam mineral encer atau alkali.
Sejak ditemukannya insulin pada tahun 1921 oleh Banting dan Best,
angka kematian DM dapat ditekan secara mencolok. Meskipun waktu
paruh insulin sekitar 7-10 menit, tetapi pemberiannya secara subkutan,
intramuskuler, dan intravena mempunyai tujuan klinik yang berlainan.
Pada prinsipnya, sekresi insulin dikendalikan oleh tubuh untuk
menstabilkan kadar gula darah. Apabila kadar gula di dalam darah tinggi,
sekresi insulin akan meningkat. Sebaliknya, apabila kadar gula darah
rendah, maka sekresi insulin juga akan menurun. Dalam keadaan normal,
kadar gula darah di bawah 80 mg/dl akan menyebabkan sekresi insulin
menjadi sangat rendah. Stimulasi sekresi insulin oleh peningkatan kadar
glukosa darah berlangsung secara bifasik. Fase 1 akan mencapai puncak
setelah 2-4 menit dan masa kerja pendek, sedangkan mula kerja (onset) fase
2 berlangsung lebih lambat, namun dengan lama kerja (durasi) yang lebih
lama pula.
Beberapa hormon saluran cerna yang merangsang pelepasan insulin
antara lain gastrin, sekretin, kolesistokinin, peptida vasoaktif saluran cerna,
peptida yang merangsang pelepasan gastrin dan enteroglukagon.
Bila terdapat hambatan metabolisme glukosa di dalam sel,
perangsangan sekresi insulin oleh glukosa juga terhambat. Pada keadaan
tersebut kadar glukosa yang tinggi dalam darah tidak mampu merangsang
sekresi insulin, dan perangsangan baru terjadi setelah pemberian
tolbutamid.
Dalam keadaan stres yaitu saat terjadi perangsangan simpatoadrenal,
epinefrin bukan hanya meninggikan kadar glukosa darah dengan
glikogenolisis, tetapi juga menghambat penggunaan glukosa di otot,
jaringan lemak dan sel-sel lain yang penyerapan glukosanya dipengaruhi
insulin. Dengan demikian glukosa lebih banyak tersedia untuk
metabolisme otak yang penyerapannya tidak dipengaruhi oleh insulin.
3
Insulin meningkatkan ambilan K+ ke dalam sel, efek serupa terjadi
pada Mg++, dan diduga ion-ion tersebut bertindak sebagai second
messenger yang memperantarai kerja insulin.
Jadi hipeglikemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan,
demikian halnya dengan sindrom diabetes melitus. Semua keadaan yang
menghambat produksi dan sekresi insulin, terdapatnya zat-zat yang bersifat
anti-insulin dalam darah serta keadaan yang menghambat efek insulin pada
reseptornya, semua dapat menyebabkan diabetes melitus.
Insulin berperan penting tidak hanya dalam metabolisme
karbohidrat, tetapi juga dalam transport berbagai zat melalui membran sel,
dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Untuk pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes dengan diet atau
pengobatan oral, kombinasi insulin dan obat-obatan lain bisa sangat efektif.
Insulin kadangkala dijadikan pilihan sementara, misalnya selama
kehamilan. Namun pada pasien dengan DM tipe 2 yang memburuk, maka
penggantian insulin total menjadi suatu kebutuhan. Insulin merupakan
hormon yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat maupun
metabolisme protein dan lemak. Fungsi insulin antara lain menaikkan
pengambilan glukosa ke dalam sel–sel sebagian besar jaringan, menaikkan
penguraian glukosa secara oksidatif, menaikkan pembentukan glikogen
dalam hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen, menstimulasi
pembentukan protein dan lemak dari glukosa.
Lama kerja sediaan insulin tergantung dari lokasi injeksi, dosis,
aktivitas fisik dan faktor individual lainnya. Misalnya pemberian
intramuskuler bekerja lebih cepat daripada subkutan dan s.k dikulit perut
lebih cepat daripada di paha, lengan atau bokong. Juga tergantung dari
bentuk insulin yang digunakan, yakni insulin kerja singkat, medium atau
kerja panjang
4
Mula Lama
Puncak Efek Nama
Kerja Kerja
Jenis Insulin (jam) Sediaan Kekuatan
(jam) (jam)
Protamin Zinc
Kerja lama 4-6 14-20 24-36 40 Ul/ml
Sulfat
2. Antidiabetik Oral
Pemilihan obat antidiabetik oral yang tepat sangat menentukan
keberhasilan terapi diabetes. Pemilihan terapi menggunakan antidiabetik
oral dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi. Pemilihan dan
penentuan regimen antidiabetik oral yang digunakan harus
mempertimbangkan tingkat keparahan penyakit diabetes melitus serta
kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit lain
dan komplikasi yang ada.
Antidiabetika oral kini dapat dibagi dalam enam kelompok besar,
sebagai berikut:
1. Golongan Sulfonilurea
Antara lain tolbutamida, klorpropamida, glibenklamida, gliklazida,
glipizida, glikidon, dan glimepirida
Sulfonilurea menstimulasi sel-sel beta dari pulau Langerhans,
sehingga sekresi insulin ditingkatkan. Disamping itu, kepekaan sel-sel
beta bagi kadar glukosa-darah diperbesar melalui pengaruhnya atas
protein-transpor glukosa. Obat ini hanya efektif pada penderita tipe 2
yang tidak begitu berat, yang sel-sel betanya masih bekerja cukup baik.
5
Resorpsinya dari usus umumnya lancar dan lengkap, sebagian besar
terikat pada protein: antara 90-99%. Plasma t-1/2 –nya berkisar antar 4-
5 jam (tolbutamida, glipizida), 6-7 jam (glibenklamida) sampai 10 jam
(gliklazida) atau lebih dari 30 jam (klorpropamida).
2. Golongan Kalium-channel blockers
Antara lain repaglinida dan nateglinida.
Senyawa ini sama mekanisme kerjanya dengan sulfonilurea, hanya
pengikatan terjadi ditempat lain dan kerjanya lebih singkat
3. Golongan Biguanid
Berbeda dengan sulfonilurea, obat ini tidak menstimulasipelepasan
inulin dan tidak menurunkan gula darah pada orang sehat. Zat ini juga
menekan nafsu makan hingga berat badan tidak meningkat, maka layak
diberikan pada penderita yang kegemukan
4. Golongan Glukosidase-inhibitors
Antar lain acarbose dan miglitol
Zat-zat ini bekerja atas dasar persaingan merintangi enzim alfa-
glukosidase dimukosa duodenum, sehingga reaksi penguraian
polisakarida menjadi monosakarida terhambat.
5. Golongan Thiazolidindion
Antara lain rosiglitazon dan pioglitazon
Obat dari kelas ini (1996) dengan kerja farmakologi istimewa
disebut insulin sensitizers. Berdaya mengurangi resistensi insulin dan
meningkatkan sensitivitas jaringan perifer untuk insulin.
6
1. Insulin kerja-singkat
Nama obat : ACTRAPID HM (Novo nordisk)
Indikasi : insulin-terapi DM
Kontraindikasi : hipoglikemia
Efek saming : hiperglikemia
Interaksi obat : agen hipoglikemi oral, alkohol
Dosis : 0,5 IU/Kg/BB. Gunakan 30 m3nit sebelum makan
Sediaan : vial, actrapid HM 40 IU/ml × 1; 100 IU/ml × 1
2. Insulin long-acting
Nama obat : PROTAMIN ZINC SULFAT (Boehringer
Ingelheim)
Indikasi : insulin-terapi DM
Kontarindikasi : hipersensitif terhadap insulin glargin
Efek samping : hipoglikemia
Interaksi obat : alkohol dan obat-obatan tertentu
Dosis : diberikan subkutan secara individu. Tidak diberikan
secara intravena
Sediaan : vial 10 mg/ml
7
3. Medium-acting
Nama obat : INSULATARD HM (Novo nordisk)
Indikasi : insulin-terapi DM
Kontraindikasi : hipoglikemia dan hipersensivitas
Efek saming : hiperglikemia dan reaksi anafilaksis
Interaksi obat : Obat hipoglikemik oral, MAOI, alkohol, penyekat
β nonselektif, ACE inhibitor, salisilat, steroid anabolik & sulfonamid
dapat menurunkan kebutuhan akan insulin
Dosis : Dosis bersifat individual & diberikan secara inj SK.
Dosis lazim: 0.3-1 IU/kg BB/hr.
Sediaan : Insulatard HM 100 IU/ml; vial 10 ml 100 IU/ml
8
Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus dan tutup jarum
A. Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur
ketepatan pen dan jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol
pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit (pengaturan dosis
dengan cara memutar tobol).
B. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis
dengan benar sambil mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu,
sampai insulin terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus
kembali ke nol setelah insulin terlihat di dalam pen.
9
Langkah 4 : Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai
keinginan).
A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis.
B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.
D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai
berhenti (klep dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat
selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin dari keluar dari
tempat injeksi.
Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah,
tetapi itu tidak berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi
jangan di pijat pada daerah bekas suntikan.
10
Langkah 7 : Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya
Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen.
Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng
kosong). Buang ke tempat sampah jangan dibuang ditempat pendaurulang
sampah
11
2. Sediaan Obat Oral
1. SULFONILUREA
- Sulfonilurea golongan I
1. Nama obat : Klorpropamid
Nama paten : - DIABENESE (Pfizer)
- TESMEL (Phyto Kemo Agung)
Indikas : Diabetes mellitus tipe 2
Kontra indiksi : diabetes juveil, NIDDM berat atau tidak
stabil. Ketoasidosis, pembedahan, infeksi berat, trauma, ggn
fungsi hati, ginjal atau tiroid. Hamil.
Efek samping : ikterus kolestatik, reaksi seperti disulfiram,
mual, muntah, diare, anoreksia.
Resiko khusus : Pada penderita gangguan fungsi ginjal dan
wanita menyusui.
Interaksi : Antasida (Meningkatkan efek hipoglikemia dengan
menurunkan metabolisme klorpropamid)
Sediaan : Tablet 100 mg dan 250 mg
12
Kontra indiksi : DM tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma
atau koma diabetikum, hipersensitif terhadap glimepirid, hamil,
laktasi.
Efek samping : hipoglikemik, ggn visual sementara, ggn GI,
kerusakan hati. Trombopenia, leukopenia.
Resiko khusus : hipersensitif & ggn fungsi hati.
Interaksi : Fluvoxamin (Meningkatkan efek hipoglikemia
dengan menurunkan metabolisme glimepirid)
Sediaan : Tablet 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg
13
Interaksi : Penggunaan bersama alkohol, obat-obat golongan
beta-blocker, dan antidepresan
Sediaan : Tablet 80 mg
- Sulfonilurea golongan II
1. Nama obat : Glipizid
Nama paten : - ALDIAB (Merck)
- GLUCOTROL (Pfizer)
- GLYZID (Sunthi Sepuri)
Indikas : NIDDM
Kontra indiksi : DM ketoasidosis dengan atau tanpa koma,
juvenile DM, ggn fungsi ginjal, hati yang berat.
Efek samping : ggn GI, hipoglikemik, reaksi alergi kulit
eritema, erupsi makulopapular, urtikaria, pruritus, eksema,
porfiria, fotosensitifitas. Reaksi seperti disulfiram. Reaksi
hematologik:agranulositois, leukopenia, trombositopenia, anemia
plastesik, anemia hemolitik, pansetopenia, pusing, mengantuk,
sakit kepala. Peningkatan AST, LDH, alkaline phosphatese, BUN
& kreatinin.
Resiko khusus : penderita hati, ginjal dan wanita hamil.
14
Interaksi : Penggunaan bersama alkohol, obat-obat golongan
beta-blocker, dan antidepresan
Sediaan : Tablet 5 mg, 10 mg, 80 mg
15
3. Nama obat : Glikuidon
Nama paten : - FORDIAB (Dankos)
- GLIDIAB (Soho)
- GLURENORM (Boehringer Ingelheim)
- LODEM (Dexa medica)
Indikas : NIDDM
Kontra indiksi : IDDM, koma & perkoma diabetes & ggn
keseimbangan metabolik yang ekstrim
Efek samping : hipoglikemia, alergi, ruam kulit, mual dan
muntah
Interaksi : barbiturat, vasopresin, antikoagulan oral, alkohol,
salisiat
Sediaan : Tablet 30 mg
16
2. KALIUM-CHANNEL BLOCKERS
17
3. BIGUANIDA
18
4. GLUKOSIDASE-INHIBITORS
1. Nama obat : Akarbose
Nama paten : - GLUCOBAY (Bayer)
Indikas : Terapi penambah untuk diet penderita
diabetes mellitus
Kontra indiksi : Hipersensitif, gangguan intestinal kronis
berkaitan dengan absorbsi dan pencernaan, gangguan ginjal berat,
kehamilan dan menyusui
19
Efek samping : Gangguan saluran cerna seperti kembung,
diare, nyeri saluran cerna
Interaksi : Makanan yang mengandung gula
(sakarosa) dan obat-obat lambung
Sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
20
DAFTAR PUSTAKA
Tjay, T. H., Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya, edisi 5, cetakan ke I, PT. Elex Mania Komputindo
Gramedia, Jakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, kirana, 2007, Obat-obat penting, edisi 7, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta