Anda di halaman 1dari 9

2.

5 Instrumen Teknik Bedah TKV

Bedah Toraks Kardiovaskular (Bedah Jantung dan Dada) adalah bidang


kedokteran yang terlibat dalam perawatan bedah penyakit yang mempengaruhi organ
didalam toraks (dada) – terutama jantung dan paru-paru.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


INTRUMEN TEKNIK
BEDAH TKV
Thoracotomy
AV Shunt

65
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL
No. Revisi :
PROSEDUR
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
THORACOTOMY Halaman :
Unit : Petugas/Pelaksana :
Laboratorium Keperawatan Perawat, dosen, CI, Mhs.
Pengertian Pembedahan dengan pembelahan dinding dada, dapat juga dilakukan
dengan pembelahan antar tulang-tulang rusuk (intercostal atau lateral
thoracotomy) atau dengan pemisahan dari sternum (median sternotomy)
Indikasi  Hemototoraks yang berat.
 Laserasi paru yang gagal dengan tindakan bedah konservatif.
 Tamponade pericardium.
 Kebocoran kebocoran trakeo – bronchial dengan tindakan
konservatif (drainase).
 Pasien dengan tumor paru.
THORAKOTOM Thorakotomi adalah proses membuat insisi ke dalam dinding dada.
Y Thorakotomi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain sebagai
pemeriksaan kondisi paru, pengangkatan paru atau sebagaian,
pengambilan tulang iga, dan pemeriksaan, terapi atau pengambilan
organ-organ di dalam rongga dada. Thorakotomi juga dilakukan pada
operasi jantung, esofagus, diafragma dan bagian aorta yang melalui
rongga dada.
Tujuan 1. Untuk mengatur alat secara sistematis di meja instrument / mayo
2. Memperlancar handling instrument
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama operasi
berlangsung
Petugas 1. Perawat perioperative
2. Mahasiswa perawat perioperatif
Pengkajian 1. Identitas pasien
2. Kondisi luka operasi
3. Kondisi fisik dan psikis
4. Kelengkapan dari instrumen
Persiapan Klien 1. Surat Persetujuan Operasi (Informed consent)
2. Pasien Puasa
3. Menanggalkan perhiasan dari pasien
4. Pasien kondisi bersih
5. Site mark
6. Antibiotik profilaksis
Persiapan alat a. Di Meja Instrumen
dan bahan 1. Duk besar : 3 buah
operasi 2. Duk panjang : 4 buah
3. Duk kecil : 6 buah
4. Gown steril : 6 buah
66
5. Handuk steril : 6 buah
6. Sarung meja mayo : 1 buah
7. Tempat jarum dan benang sisa : 1 buah
8. Instrumen set (yang tidak di meja mayo) : 1 set
9. Baskom besar / bengkok : 1 / 1 buah
10. Cucing / kom / Selang suction : 1 / 3 / 1 buah
b. Di Meja Mayo
1. Handle mess no. 3 : 2 buah
2. Gunting metzenboum : 1 buah
3. Gunting jaringan kasar : 1 buah
4. Pinset bebek anatomis / cirurgis : 2 / 2 buah
5. Disinfeksi klem : 1 buah
6. Duk klem : 6 buah
7. Klem mosquito : 2 buah
8. Needle holder : 2 buah
9. Gunting lurus (gunting benang) : 1 buah
10. Spatel kulit : 2 buah
11. Dermatom+blitz+baterei / Hombi : 1/1 buah
12. Knop sonde : 2 buah
13. Curatte : 1 buah
14. Retraktor : 1 buah
15. Klem pean panjang : 10 buah
16. Skapula hak : 1 buah
17. Approximator : 1 buah
18. Statinsky :2/2/2
19. Lobus klem : 1 buah
20. Spatel paru : 1 buah
3. Bahan Habis Pakai
1. Handscone no 6½ / 7 / 7½/8 : Secukupnya
2. Paragon mess no. 15/11 : 1/1 buah
3. Mess graft/ mess hombi : 1 buah
4. NS 0,9% : 1000 cc
5. Povidon iodine : 100 cc
6. Epineprin (adrenalin) : 1 Ampul = 1 ml
7. Antibiotik : 1 vial (dari pasien)
8. Monosyn no 4-0 : 5 buah
9. Mirsilk 2-0 cutting : 3 buah
10. Deepers : 5 buah
11. Kassa kecil : 3 bendel
12. Kapas steril : secukupnya
13. Big kass : 5 helai
14. Perban kecil steril 1 gulung
15. Softband 10 cm / 15 cm : 1 / 1 buah
16. Elastumol 10cm / 15 cm : 1 / 1 buah
67
17. Spuit 10 cc : 1 buah
18. Supratule : 10 lembar
19. U-pad on / steril : 1 / 1 buah
20. Cateter no.16 / Urobag : 1 / 1 buah
21. Jelly : secukupnya
Prosedur Instek SIGN IN
1) Pasien datang dikamar operasi, melakukan sign in yang
meliputi:
a. Identitas pasien
b. Apakah pasien sudah tahu dengan tindakan yang akan
dilakukan
c. Persetujuan tindakan
d. Penandaan area operasi
e. Riwayat alergi
Pada anesthesi ditanyakan:
a. Persiapan mesin dan obat anesthesi
b. Fungsi pulse oksimetri
c. Faktor penyulit
2) Dokumentasi identitas pasien di buku register
3) Bantu memindahkan pasien ke meja operasi
4) Tim anesthesi melakukan induksi dengan general anesthesi
5) Memasang folley catheter yang sudah disambung dengan
urobag
6) Perawat sirkuler dan tim bedah lainnya dibantu anesthesi
mengatur posisi pasien (miring kiri dengan posisi
thoracotomy sinistra) dan pasang alat pengaman mejaoprasi
7) Perawat sirkuler mencuci area operasi dengan cairan
desinfektan, keringkan dengan duk kecil steril
8) Perawat instrument melakukan cuci tangan, memakai gaun
operasi, dan memakai sarung tangan steril
9) Perawat instrument membantu memakaikan gaun operasi
dan sarung tangan steril kepada tim operasi lainnya
10) Antisepsis area operasi oleh asisten operator dengan
povidon iodine 10% dalam cucing yang berisi deppers 3
dengan menggunakan desinfeksi klem
11) Melakukan drapping:
a) Pasang U ped steril dibelakang badan (punggung)
pasien yang sudah diposisikan
b) Pasang duk besar steril 1 pada bagian bawah
c) Pasang duk besar steril 1 letakkan di bagian atas
d) Pasang 2 buah duk sedang untuk drapping bagian
samping kanan dan kiri, fiksasi dengan towel klem
e) Pasang 1 duk kecil/ topel kuda, dibagian bawah
fiksasi dengan towel klem untuk tempat selang
68
suction dan kabel couter.
12) Dekatkan meja mayo dan meja instrument ke dekat area
operasi, pasang kabel couter, slang suction, ikat dengan kasa
lalu fiksasi dengan towel klem. Pasang canule suction, cek
fungsi kelayakan couter dan suction

TIME OUT
13) Time out dipimpin oleh perawat sirkuler dilanjutkan berdoa
yang dipimpin oleh dokter operator
14) Berikan kepada operator pinset chirurgis dan bethadin untuk
marker operasi
15) Berikan hanvat mess dengan mess no 22 yang diletakkan
dalam bengkok kepada operator untuk insisi daerah operasi
16) Berikan pincet chirurgis pada operator dan musquito klem
pada asisten serta couter untuk merawat perdarahan
17) Minimalisir perdarahan dengan memberikan kasa kering
18) Berikan double pinset dan couter pada operator dan asisten
untuk memperdalam area insisi
19) Berikan hak gigi tajam kepada operator dan asisten. Insisi
diteruskan dari facia sampai ke otot, berikan langenback
untuk memperlebar area operasi
20) Insisi lapis demi lapis menyusuri area inter costa terus
dilakukan sampai pleura parietalis dan berikan scapula hak
pada asisten
21) Setelah cavum thorak terbuka berikan retraktor untuk
memperlebar lapang oprasi
22) Explorasi dan mengidentifikasi tumor dan berikan big
gauze pada asisten
23) Setelah massa tumor tampak, berikan jahitan mersilk 2.0
dengan jarum round pada oprator untuk membuat teugle
pada 4 sisi area yang akan dilakukan biopsi dan berikan
klem pean pada asisten
24) Setelah 4 sisi terjahit, berikan pinset dan couter pada oprator
untuk melakukan insisi area yang akan dilakukan
pemeriksaan biopsi
25) Setelah jaringan tumor terangkat, letakkan pada pot sampel
26) Rawat perdarahan dengan memberikan pinset anatomis
panjang pada oprator dan asisten
27) Berikan surgicel dan spongostan untuk menghentikan
perdarahan serta jahitan mersilk 2.0 untuk fixasi surgicel
28) Berikan big gauze untuk menekan area insisi yang
mengalami perdarahan
29) Setelah perdarahan teratasi, berikan klem pean manis
panjang pada asisten dan mess no 22 pada operator untuk
69
membuat jalur drainage cavum thorak
30) Berikan thorak drain no 32 pada operator dan jahitan zide
no 1 dengan jarum cutting untuk fixasi drain

SIGN OUT
31) Hitung jumlah alat dan kassa sebelum area operasi ditutup,
pastikan semua dalam keadaan lengkap
32) Berikan jahitan vicril no 1 pada operator untuk menjahit
viceralis intercostae sebanyak 2 sisi
33) Berikan aproximator pada asisten untuk mendekatkan iga
dan operator melanjukan jahitan viseralis intercosta sampai
semua sisi tertutup
34) Berikan jahitan vicril no 1 dan pinset cirurgis pada operator
untuk menjahit muskulus sampai facia serta berikan klem
dan gunting benang pada asisten
35) Berikan jahitan vicril 3.0 untuk menjahit lapisan bawah kulit
36) Berikan jahitan prolen 3.0 pada asisten untuk menjahit kulit
37) Pasang selang drain dan dialirkan ke botol yang berisi cairan
savlon
38) Bersihkan luka oprasi dengan kasa basah dan keringkan
39) Tutup luka dengan supratul, kasa kering dan viksasi dengan
hepavix
40) Oprasi selesai bereskan semua instrumen selang suction dan
kabel couter di lepas
41) Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas
betadin yang masih menempel dengan menggunakan towel
dan keringkan
42) Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery
43) Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan
presep 2.5 gram (9 buah) dalam 5 liter air.
44) Rendam selama 10 - 15 menit kemudian cuci sampai bersih
dan keringkan, kemudian alat diinventaris dan diset kembali
bungkus dengan kain (packing) siap untuk disterilkan
45) Bersihkan seluruh ruangan dan lingkungan kamar operasi,
rapikan dan kembalikan semua alat – alat penunjang yang
dipakai pada tempatnya
46) Dokumentasi atau Inventaris bahan – bahan habis pakai
yang telah digunakan dan dikembalikan ke depo farmasi
beserta lembar bahan habis pakai.
Evaluasi 1. Kelengkapan instrument
2. Proses operasi
3. Bahan untuk pemeriksaan
Penutupan Dekontaminasi Alat dan Pengepakan
1. Alat yang sudah dipergunakan dirapikan dan dibawa semua ke
ruang pencucian alat
2. Alat-alat yang kotor (terkontaminasi cairan tubuh pasien) direndam
70
dengan larutan precept dengan komposisi 9 tablet 2,5 gr didalam 5
liter air selama 10-15 menit, kemudian rendam dalam larutan
Enzimatic Detergen selama 1 menit
3. Cuci alat dengan cara menyikat alat hingga bersih, lakukan
penyemprotan untuk alat berongga
4. Bilas alat dengan air mengalir kemudian di keringkan
5. Lakukan pengepakan alat kemudian diberi indicator dan
keterangan isi dari alat
6. Lakukan sterilisasi
7. Dokumentasi atau inventaris alat dan bahan habis pakai pada depo
farmasi.

POLTEKKES KEMENKES MALANG


Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
AV SHUNT Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian AV SHUNT adalah suatu tindakan pembedahan dengan cara
menghubungkan arteri radialis dengan vena cephalica sehingga terjadi

71
fistula arteriovena sebagai akses dialisis.
Indikasi Dilakukan pada pasien dengan End Stage Renal Disease (ESRD) yang
memerlukan akses vaskular untuk dialisis berulang dan jangka panjang.
Kontraindikasi 1. Lokasi Vena Yang Pernah Dilakukan Penusukan
2. Vena yang mengalami Klasifikasi/ Terhadap Atheroma
3. Tes Alen : Aliran Arteri Abnormal
Tujuan Untuk membentuk fistula arteriovena sebagai akses dialisis.
Persiapan alat 1. Basic Set
a. Doek klem :4
b. Desinfeksi klem :1
c. Pinset “bebek” chirugis :2
d. Pinset “bebek” anatomis :2
e. Gunting matzemboum :1
f. Gunting benang :1
g. Hand mess no 3 :1
h. Hand mess no 7 :1
i. Mosquito klem :2
j. Pean :2
k. Nald foeder :1
l. Hak kombinasi :2
2. Extra Set
a. Pinset anatomis vaskuler :2
b. Klem 90° :1
c. Gunting vaskuler :1
d. Nald foeder vaskuler :1
e. Buldog klem :1
f. Santinski :1
g. Sprider :1
h. Tegel :1
i. Raber shoes :1
Teknik Pelaksanaan :
Instrumentasi 1. Sign In (Identifikasi identitas, Identifikasi area operasi, Identifikasi
riwayat alergi pasien, Identifikasi resiko aspirasi dan kehilangan
darah)
2. Surgical scrub, gowning, gloving
3. Antiseptik area operasi
4. Draping area operasi
5. Pasang hand couter n selang suction, cek fungsi
6. Marking area operasi
7. Injeksi local anastesi pada area operasi
8. Insisi area operasi “S” diatas A. Radialis dan V. Cepalika
9. Rawat pendarahan dengan ESU
10. Perdalam insisi dengan ESU atau gunting metzemboum berikan
pinset chirugis pada operator n asisten
11. Sp fat berikan pinset anatomis dan mosquito klem untuk mencari
vena. Asisten berikan hak kombinasi untuk memperlebar lapangan
operasi
12. Stelah ketemu vena berikan klem 90 n tegel biru untuk identifikasi
vena
72
13. Bebaskan vena sepanjang 3 cm dri lapisan perivaskuler dan fat
dengan gunting matsemboum
14. Berikan pinset anatomis dan mosquito dan gunting matzemboum
untuk mencari arteri, (arteri dibawah fasia),
15. Setelah ketemu arteri berikan pean 90 n tegel merah untuk
indetifikasi arteri
16. Bebaskan arteri dari lapisan perivaskuler dengan gunting
matezemboum
17. Berikan mosquito klem, klem vena pada bagian distal dan cabang
18. Ligasi vena distal dan cabang dengan benang siede 3-0
19. Potong vena distal n cabang dgn gunting vaskuler atau sped mess
( mess 11)
20. Dilatasi vena proximal dengan cairan heparin (1 cc heparin + 100 cc
ns) dengan cara spoling kedalam vena menggunakan NGT no 5 n
spuit 10 cc
21. Klem vena proximal dengan buldog klem
22. Klem arteri dengan stanstinsky
23. Berikan sped mess untuk insisi arteri dan perlebar dengan gunting
vaskuler sesuai dengan diameter vena
24. Berikan pinset vaskuler dan nald foder vaskuler dan benang prolen
7-0 doubel jarum pada operator untuk anastomosi vena n arteri.
25. Basahi tangan operator dan asister dengan ns ketika anastome
26. Setelah selesai anastomose Lepaskan budog vena n statinsky secara
perlahan
27. Spoling area operasi untuk cek kebocoran anastomose
28. Bersihkan area operasi
29. Jahit kulit dengan prolen 4-0
30. Balut area operasi (supratul dan kasa lalu hepafix) catatan jangan
terlalu menekan ketikan pemasangan balutan agar tidak
mengganggu aliran arteri vena
31. Cek adanya thril dan tanda-tanda steal sindrom.

73

Anda mungkin juga menyukai