Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
BENCANA ALAM TENTANG BANJIR

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II

1. Heritrianto
2. Ikram
3. Lastri Mandola
4. Lestiana
5. Marwanto Konda
6. Moh. Chandra Irawan
7. Sri Novianti
8. Narwastu Pakinde

STIKes WIDYA NUSANTARA PALU


TAHUN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Limpahan

Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Asuhan

Keperawatan Bencana Alam Tentang Banjir.

Keberhasilan kami dalam menyelesaikan Tugas Makalah Asuhan

Keperawatan Bencana Alam Tentang Banjir ini tidak lepas dari dukungan serta

bantuan dari berbagai pihak, taklupa kami menyadari dengan segala keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, penyusunan Tugas Makalah Asuhan

Keperawatan Bencana Alam Tentang Banjir ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Palu , November 2017

Kelompok II

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan

aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dantanah longsor.

Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen

keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan

dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung

pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan

mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul

bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,

aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah

tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak

berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang

karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa

keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk

bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan

individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi

mengakhiri peradaban umat manusia.

Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya

tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang

juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang

berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience).

3
Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan

infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani

tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah

tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi

dengan ketahanan terhadap bencana yang cukup.

Dengan terjadinya hal tersebut dapat menarik perhatian saya

untuk melakukan pengkajian ini, sekaligus menganalisis dampak bencana

dan cara penaggulangan bencana alam yang terjadi di Indonesia

B. Permasalahan

Permasalahan yang ingin kami bahas adalah :

1. Apa pengertian banjir bandang dan faktor–faktor apa sajakah yang

menyebabkan terjadinya banjir bandang?

2. Bagaimana cara penanggulangannya ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bencana Banjir Bandang

Banjir Bandang adalah banjir di daerah di permukaan rendah yang terjadi

akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir

bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut

berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang

tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan

mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala

macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir

bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar. Kelestarian alam harus

dijaga untuk mencegah banjir bandang.

Kasus Banjir Bandang yang terjadi di Indonesia yaitu Tempat

wisata pemandian air panas Pacet di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur,

pada 11 Desember 2002 yang mengakibatkan 26 orang tewas dan 14 orang

hilang, bantaran Sungai Bahorok, Taman Wisata Bukit Lawang, yang

berada di kaki Gunung Leuser, Sumatra Utara, terjadi bencana banjir pada 2

November 2003 yang mengakibatkan 151 orang tewas dan 100 orang yang

hilang, di Lembah Sungai Jenebarang yang berada di lereng Gunung

Bawakaraeng, Kabupaten Goa, terjadi bencana yang sama pada 27 Maret

2004 hingga menewaskan 32 orang serta mengubur 12 rumah dan 430

hektar lahan, banjir bandang di di Jember Jawa Timur 1 Januari2006 yang

menewaskan 59 orang, Banjir Wasior adalah bencanabanjir bandang yang

5
terjadi pada 4 Oktober2010 di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat. Banjir

yang terjadi menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior hancur termasuk

lapangan udara di Wasior, sementara kerusakan juga menimpa rumah

warga, rumah sakit, jembatan dan juga beberapa gereja, serta menyebabkan

158 orang tewas dan 145 orang masih dinyatakan hilang, banjir bandang

melanda sejumlah desa di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh.

Akibatnya ratusan rumah di lima desa hancur dan delapan orang masih

dinyatakan hilang. Jum'at, 11 Maret 2011, banjir bandang yang melanda

wilayah Kabupaten Garut bagian selatan, Jawa Barat, meluas menjadi tiga

daerah Kecamatan, yaitu di Pameungpeuk, Cibalong dan Cikelet, Jumat

malam Jumat, 6 Mei 2011.

B. Sebab-sebab terjadinya banjir bandang :

1. Banjir bandang terjadi, karena kerusakan hutan akibat ulah tangan

manusia.

2. Banjir bandang merupakan suatu proses aliran air yang deras dan pekat

karena disertai dengan muatan masif bongkah-bongkah batuan dan tanah

(sering pula disertai dengan batang-batang kayu) yang berasal dari arah

hulu sungai. Aliran air yang deras ini akibat hujan ekstrim yang deras dan

terus-menerus.

3. Proses pembendungan alamiah di daerah hulu sungai yang berada pada

lereng-lereng perbukitan tinggi. Pembendungan alamiah ini sering terjadi

6
sebagai akibat terakumulasinya endapan-endapan tanah dan batuan yang

longsor dari bagian atas lereng.

C. Dampak yang diakibatkan bencana alam banjir bandang

Dampak akibat banjir dan banjir bandang yang melanda berbagai daerah

antara lain meliputi :

1. Korban manusia

2. Kehilangan harta benda

3. Kerusakan rumah penduduk;sekolah dan bangunan sosial, prasarana

jalan, jembatan, bandar udara, tanggul sungai,jaringan irigasi, dan

prasarana publik lainnya

4. Terganggunya transportasi

5. Rusak hingga hilangnya lahan budidaya seperti sawah, tambak, dan

kolam ikan.

6. Di samping kerugian yang bersifat material, banjir juga membawa

kerugian nonmaterial, antara lain kerawanan sosial, wabah penyakit,

menurunnya kenyamananlingkungan, serta menurunnya kesejahteraan

masyarakat akibat kegiatan perekonomianmereka terhambat.

D. Cara penanggulangan bencana alam banjir bandang

1. Yang Harus Dilakukan Saat Banjiratau banjir bandang

a. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk

mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana.

7
b. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih

memungkinkan untuk diseberangi.

c. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus

banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang

lebih tinggi.

d. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan

penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun

Camat.

2. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir

a. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya

tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman

penyakit.

b. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit

diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.

c. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PASCA BANJIR

A. Pengkajian

1. Umum

a. Nama

b. Usia

c. Jenis Kelamin

d. Alamat

e. Status

f. Pekerjaan

g. Agama

2. Khusus

a. Data Subjektif

1) Menceritakan kejadian / peristiwa yang traumatis

2) Merasa marah atau gusar

3) Teringat kembali peristiwa bencana yang dialaminya

4) Merasa tidak berguna

5) Menyatakan takut

6) Menyatakan was-was/cemas

7) Merasakan fikiran terganggu

8) Tidak ingin mengingat peristiwa itu kembali dengan

menceritakannya lagi

9) Mengingkari peristiwa trauma

9
10) Merasa malu

11) Merasa jantung berdebar-debar

b. Data Objektif

1) Mengasingkan diri

2) Menangis

3) Marah

4) Gelisah

5) Menghindar

6) Depresi

7) Sulit berkomunikasi

8) Keadaan mood terganggu

9) Sesak didada

10) Lemah

3. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang mempengaruhi kehilangan :

a. Genetik

Individu yang dilahirkan dibesarkan dalam keluarga yang

mempunyai riwayat depresi biasanya sulit mengembangkan

sikapoptimis dalam menghadapi suatu permasalahan, termasuk

menghadapi kehilangan.

b. Kesehatan fisik

Individu dengan keadaan fisik sehat, cara hidup teratur,cenderung

mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi

10
dibandingkan dengan individu yang sedang mengalami gangguan

fisik

c. Kessehatan mental / jiwa

Individu yang mengalami gangguan jiwa seperti depresi yang

ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimistik dan dibayangi

dengan masa depan yang suram, biasanya sangat peka terhadap

situasi kehilangan.

d. Pengalaman kehilangan dimassa lalu

Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang bermakna dimasa

kanak-kanak akan mempengaruhi individu dalam menghadapi

kehilangan dimasa dewasa.

4. Faktor presipitasi

Stress yang nyata seperti kehilangan yang bersifat Bio-Psiko-

Sosial antara lain kehilangan kesehatan (sakit), kehilangan fungsi

seksualitas, kehilangan keluarga dan harta benda.

Individu yang kehilangan sering menunjukkan perilaku seperti

menangis atau tidak mampu menangis , marah, putus asa, kadang ada

tanda upaya bunuh diri atau melukai orang lain yang akhirnya membawa

pasien dalam keadaan depresi.

5. Spiritual

a. Keyakinan terhadap Tuhan YME

b. Kehadiran ditempat Ibadah

c. Pentingna Agama dalam kehidupan pasien

11
d. Kepercayaan akan kehidupan setelah kematian

6. Orang-orang terdekat

a. Status perkawinan

b. Siapa orang terdekat

c. Anak-anak

d. Kebiasaan pasien dalam tugas-tugas keluarga dan fungsi-fungsinya

e. Bagaimana pengaruh orang-orang terdekat terhadap penyakit atau

masalah

f. Proses interaksi apakah yang terdapat dalam keluarga

b. Gaya hidup keluarga, misal: Diet, mengikuti pengajian

7. Sosioekonomi

a. Pekerjaan: keuangan

b. Faktor-faktor lingkungan: rumah,pekeerjaan dan rekreasi

c. Penerimaan sosial terhadap penyakit / kondisi, misal :

PMS,HIV,Obesitas,dll

8. Kultural

a. Latar belakang etnis

b. Tingkah laku mengusahakan kesehatan, rujuk penyakit

c. Faktor-faktor kultural yang dihubngkan dengan penyakit secara umum

dan respon terhadap rasa sakit

d. Kepercayaan mengenai perawatan dan pengobatan

12
B. Diagnosa keperawatan

1. Dukacita berhubungan dengan kehilangan objek penting (keluarga dan

harta benda) ditandai dengan penolakan terhadap kehilangan,menangis,

menghindar,marah.

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan (bencana

alam) ditandai dengan merasakan jantung berdebar-debar, sulit

berkonsentrasi, gelisah.

3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan kehilangan (keluarga

dan harta benda) ditandai dengan mengekpresikan rasa tidak berdaya dan

tidak berguna,depresi,menghindar.

C. Intervensi keperawatan

1. Berduka berhubungan dengan kehilangan objek penting (keluarga dan

harta benda) ditandai dengan penolakan terhadap kehilangan,menangis,

menghindar, marah.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 kali pertemuan

diharapkan individu mengalami proses berduka secara

normal,melakukan koping terhadap kehilangan secara bertahap dan

menerima kehilangan sebagai bagian dari kehidupan yang nyata dan

harus dilalui, dengan kriteria hasil:

a. Individu mampu mengungkapkan perasaan duka.

b. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai

13
c. Membina hubungan baru yang bermakna dengan objek atau orang

yang baru.

Intervensi keperawatan :

1. Mandiri

a. Bina dan jalin hubungan saling percaya.

b. Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses

berduka

c. Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka.

d. Beri dukungan terhadap respon kehilangan pasien

e. Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga.

f. Identifikasi tingkat rasa duka pada fase berikut:

1) Fase pengingkaran

a) memberi kesempatan kepada pasien untuk

mengungkapkan perasaannya.

b) menunjukkan sikap menerima,ikhlas dan mendorong

pasien untuk berbagi rasa.

c) memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan

pasien tentang sakit, pengobatan dan kematian.

2) Fase marah

Mengizinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa

marahnya secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan.

3) Fase tawar menawar

14
Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah ddan

perasaan takutnya.

4) Fase depresi

a) mengidentifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri

pasien

b) membantu pasien mengurangi rasa bersalah.

5) Fase penerimaan

Membantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak

bisa dielakkan.

2. Kolaborasi

Rujuk pada sumber-sumber lainnya,misalnya :

konseling,psikoteraphy.

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan (bencana

alam) ditandai dengan merasakan jantung berdebar-debar, sulit

berkonsentrasi, gelisah.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 kali pertemuan

diharapkan rasa cemas pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil:

a. Pasien melaporkan perasaan ansietas dan mengidentifikasi

penyebab-penyebabnya

b. Pasien menggambarkan aktivitas yang menurunkan perilaku

kecemasan

15
c. Pasien ikut terlibat dalam percakapan dan aktivitas bersama

keluarga, pemberi asuhan, dan individu pendukung lainnya dan

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang perawatan.

Intervensi keperawatan :

1. Dengarkan dengan penuh perhatian, kaji pengetahuan pasien

mengenai situasi yang dialaminya dan beri dorongan kepada pasien

2. Dorong pasien untuk mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam

aktivitas yang ia rasa menyenangkan

3. Bila memungkinkan, libatkan pasien dan anggota keluarga dalam

mengambil keputusan tentang perawatan

4. Dukung upaya anggota keluarga untuk mengatasi perilaku kecemasan

pasien

5. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan perasaannya

dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan yang sama

3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan kehilangan (keluarga

dan harta benda) ditandai dengan mengekpresikan rasa tidak berdaya dan

tidak berguna,depresi,menghindar.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 kali pertemuan

diharapkan pasien dapat menerima hal atau sesuatu yang pernah terjadi

pada dirinya akibta kehilangan (keluarga dan harta benda) , dengan

kriteria hasil:

16
a. Pasien mengungkapkan persaan tentang situasi saat ini dan efeknya

terhadap harga dirinya

b. Pasien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan perawatan dan terapi

c. Pasien mengatakan bahwa ia sudah kembali memiliki perasaan

positif tentang dirinya seperti sebelumnya

Intervensi keperawatan :

1. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang dirinya

2. Sediakan waktu khusus diluar perawatan yang tidak terganggu

dengan aktivitas lain untuk berbicara secara social atau professional

dengan pasien

3. Kaji statusmental pasien melalui wawan cara dan observasiminimal

sekali sehari

4. Berikan upan balik positif ketika psien menunjukkan peningkatan

harga diri melalui pernyataan atau perilaku

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai fakta bencana yang ada jelas terlihat bahwa dampak

negative yang diakibatkan oleh bencana alam sangat besar yaitu kerusakan

lingkungan hidup, harta benda dan bahkan nyawa. Bencana besar yang terjadi

tidak serta merta datang begitu saja, namun didahului oleh adanya gejala-

gejala alam yang ditimbulkan oleh alam itu sendiri atau diakibatkan oleh

eksploitasi lingkungan yang berlebihan,kebijakan pemerintah yang kurang

memperhatikan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) ,Tata

Ruang yang kurang baik dan tidak baiknya managemen pemerintah untuk

mengatisipasi dan penaggulangan bencana.

B. Saran

Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus

mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencanadan

akibat-akibat yang ditimbulkannya. Kami sampaikan kepada semua pihak

untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda

yang besar.

1. Kepada Pemerintah agar meningkatkan managemen antisipasi dan

penanggulangan bencana.

18
2. Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin

yang lebih tinggi yaitu setingkat menteri untukmengantisipasi dan

penanggulangan bencana.

3. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat

yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang

terjadi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Cynthia M. Taylor, 2010. Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan,

Edisi 10 : EGC. Jakarta

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan

Klasifikasi 2012-2014. EGC : Jakarta

Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius, 2000, Indonesia : Negara Bencana,

Jakarta : Yudhistira

http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam,

http://rovicky.wordpress.com/2010/10/18/banjir-bandang-bagaimana-

terjadinya/

https://id.theasianparent.com/waspadai-6-penyakit-pasca-banjir-ini/

20

Anda mungkin juga menyukai