NPM : 240210160096
Kelompok : 7B
Chlori-de
5g/L
PDA I 3,9 g 100 ml Serbuk ber- Larutan Berwar- Potato
(4B) warna krem menjadi na
Extract 4
seperti bau keruh bening,
keju bentukn- g/L,
ya cair
Dextro-se
20 g, Agar
15 g/L
PCA 1,75 g 100 ml Serbuk ber- Larutan Berwar- Tryp-tone
(5B & warna kuni- agak pucat, na
5 g/L,
10B ) ng pucat agak keruh oranye
muda, Yeast
keruh,
Extract 2,5
bentuk-
nya g/L,
padat se-
Gluco-se 1
perti
agar g/L, Agar
9 g/L
NaCl 0,85 g 100 ml Serbuk ber- Larutan Warna- NaCl
Fis II warna putih berwarna nya sedi-
(6B) transparan kit
sedikit ungu merah
muda be-
ning,
bentuk-
nya cair
PDA II 3,9 g 100 ml Serbuk me- Larutan Berwar- Potato
(9B) dia berwar- ber-warna na ora-
Extract 4
na crem/ kuning nye agak
ku-ning kecokla- g/L,
pucat tan, ke-
Dextro-se
ruh, ben-
tuknya 20 g, Agar
padat se-
15 g/L
perti
agar
4.2 Pembahasan
Setelah berat bahan media didapatkan, dilakukan proses pelarutan bahan media
dengan akuades pada volume tertentu. Proses pelarutan dilakukan dengan
menambahkan akuades ke dalam gelas beker yang berisi bahan media sambil
diaduk menggunakan batang pengaduk hingga homogen. Akuades digunakan
sebagai pelarut karena telah melalui proses penyulingan sehingga memiliki kadar
mineral yang sangat minim (Sada, 2015)1. Selanjutnya, dilakukan proses
sterilisasi supaya keadaan media menjadi lebih steril dan terhindar dari berbagai
macam kontaminasi, hal ini sejalan dengan definisi sterilisasi menurut Holil
bahwa sterilisasi adalah salah satu teknik dasar dalam laboratorium kultur jaringan
untuk mempersiapkan sampel, alat maupun bahan yang digunakan agar steril atau
terbebas dari kontaminan (Nikmati Laily, 2014).2. Sterilisasi dilakukan dengan
menggunakan alat berupa autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Prinsip
kerja autoklaf sama dengan prinsip kerja kukusan (alat sederhana untuk menanak
1
Sada, F. (2015). Ekstraksi Tanin dari Kluwak (Pangium edule R.) Menggunakan Pelarut Etanol dan Aquades dan
Aplikasinya sebagai pewarna Makanan. 15.
2
Nikmati Laily, A. d. (2014). Teknik Sterilisasi Basah dalam Kultur Jaringan deangan Menggunakan Autoklaf. In Petunjuk
Praktikum Teknik Instrumentasi (p. 28). Malang: Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang.
Nama : Muhammad Rijal Senjaya
NPM : 240210160096
Kelompok : 7B
nasi), hanya saja autoklaf memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang
lebih tinggi (Rahmayati, 2013).3
3
Rahmayati, F. (2013). Prinsip Kerja Autoklaf. Tugas Mikrobiologi, 1.
Nama : Muhammad Rijal Senjaya
NPM : 240210160096
Kelompok : 7B
warna coklat. Setelah dilarutkan, terjadi perubahan wujud menjadi cair dan warna
menjadi coklat keruh kekuningan Hal ini terjadi karena terjadi karena terdapatnya
reaksi kimia pada bahan-bahan yang terkandung didalamnya. Setelah dilakukan
sterilisasi, media berubah menjadi berbentuk padatan agar dan berwarna coklat
keruh. Perubahan wujud menjadi padatan terjadi karena terdapatnya kandungan
agar pada komposisi bahan media NA yang membuatnya menjadi padatan.
Kandungan NA terdiri atas beef extract sebagai sumber protein, karbohidrat, dan
mineral; pepton sebagai sumber protein, dan agar sebagai zat pemadat media
setelah disterilisasi.
lain sebagainya. Namun, berbeda pada pembuatan media PDA II. Setelah
dilarutkan menggunakan akuades, wujud media PDA II berupa larutan berwarna
kuning. Kemudian setelah disterilisasi, wujud media berubah menjadi padatan
agar berwarna oranye keruh kecoklatan. Perubahan warna dari kuning menjadi
oranye keruh kecoklatan terjadi karena terdapatnya reaksi kimia pada bahan-
bahan yang terkandung didalamnya. Sementara perubahan wujud dari larutan
menjadi padatan agar terjadi karena terdapatnya kandungan agar pada komposisi
bahan media PDA I dan PDA II yang membuatnya menjadi padatan. Adapun
komposisi media PDA I dan PDA II terdiri atas ekstrak kentang dan dekstrose
sebagai sumber karbohirat, dan agar sebagai zat pemadat media PDA setelah
disterilisasi.
VI. KESIMPULAN
1. Mahasiswa telah dapat melakukan pembuatan media pertumbuhan
mikroorganisme, yakni pada media Nacl Fis, Nutrient Agar (NA), Nutrient
Broth (NB), Potato Dextrose Agar (PDA), dan Plant Count Agar (PCA).
2. Mahasiswa telah dapat melakukan analisis dasar terhadap berbagai perubahan
yang terjadi selama proses pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme.
3. Mahasiswa telah memahami prinsip dasar pembuatan media pertumbuhan
mikroorganisme.
Sebagai sumber nutrisi karbohidrat, ke dalam media ditambahkan zat
glukosa, dekstrose, beef extract, dan kentang.
Sebagai sumber nutrisi protein, ke dalam media ditambahkan zat pepton,
tripton, beef extract, dan yeast extract.
Sebagai sumber vitamin B, ditambahkan lab-lemco.
Sebagai pengatur keseimbangan tekanan, ditambahkan zat NaCl.
Sebagai pemadat media setelah disterilisasi, ditambahkan zat agar.
Sterilisasi dilakukan supaya media yang telah dibuat memiliki tingkat
kontaminasi yang minimal
Nama : Muhammad Rijal Senjaya
NPM : 240210160096
Kelompok : 7B
LAMPIRAN
Gambar 1. NaCl Fis Kelompok 1B
Gambar 2. NA Kelompok 2B
Gmabar 5. NA Kelompok 7B
Nama : Muhammad Rijal Senjaya
NPM : 240210160096
Kelompok : 7B
Gambar 6. NB Kelompok 8B
PERTANYAAN JAWABAN
1. Setelah saudara pelajari dan dipraktekkan, jelaskan fungsi penambahan beef
extract pada pembuatan media NA dan fungsi penambahan kentang pada
pembuatan media PDA! Mengapa berbeda?
Jawab:
Media Nutrient Agar (NA) merupakan media padat berwarna kuning emas
yang digunakan untuk menumbuhkan berbagai jenis bakteri dalam media agar.
Komposisinya berupa 3 gram beef extract, 5 gram pepton, dan 15 gram bacto
agar untuk 100 ml zat pelarut. Penambahan beef ekstrak pada medium NA
dimaksudkan sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan bakteri. Beef ekstrak
atau ekstrak daging sapi merupakan sumber protein yang tinggi (18,8%)
dengan asam amino essensialnya yang lengkap dan membunyai kadar air yang
tinggi (66%), kaya akan non protein nitrogen (NPN), mineral, serta sejumlah
karbohidrat yang dapat difermentasi, selain itu memiliki pH 5,3-6,5 yang
sesuai untuk perkembangan bakteri (Soeparno, 2005).4 Dari uraian tersebut,
tak dapat dipungkiri bahwa penambahan beef ekstrak sebagai komponen
dalam medium NA sangat penting sekali.
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media padat berwarna kuning
bening yang digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan
kapang. Komposisinya berupa Potato infusion 4.0 (infusion from 200 g
potatoes); D(+) glucose 20.0; agar-agar 15.0. Penambahan kentang pada
media PDA dimaksudkan sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Kentang merupakan sumber karbohidrat yang mana
diketahui sebagai nutrisi yang paling disukai oleh kapang dan yeast. Maka tak
dapat dipungkiri bahwa penambahan kentang pada media PDA sangat penting
dan sangat menentukan pula mikroorganisme yang akan dibiakkan, yaitu
kapang dan yeast
4
Soeparno. (2005). Ilmu dan Teknologi Daging Edisi ke-4. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nama : Muhammad Rijal Senjaya
NPM : 240210160096
Kelompok : 7B
Jawab:
Larutan pengencer berfungsi untuk mengencerkan konsentrasi nutrisi dan
mengurai koloni mikroorganisme yang bergerombol padat sehingga dapat
diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik dan untuk
mendapatkan perhitungan yang tepat. Larutan yang digunakan sebagai
pengencer biasanya mengandung buffer untuk menjaga keseimbangan ion dari
mikroba, yaitu fosfat. Penggunaan fosfat karena satu-satunya komponen
anorganik yang mengandung sifat buffer pada kisaran pH normal, yaitu
merupakan pH yang dapat mempertahankan keseimbangan fisiologi dari
mikroba. Selain itu, fosfat juga tidak mempunyai unsur racun bagi mikroba.
Garam fosfat yang sering digunakan sebagai buffer adalah kalium
monohidrogen fosfat atau kalium hidrogen fosfat. Selain larutan yang
mengandung buffer fosfat, dapat juga digunakan larutan garam fisiologi
(0,85%) atau larutan reagen.
Nama : Muhammad Rijal Senjaya
NPM : 240210160096
Kelompok : 7B
DAFTAR PUSTAKA
Sada, F. (2015). Ekstraksi Tanin dari Kluwak (Pangium edule R.) Menggunakan
Pelarut Etanol dan Aquades dan Aplikasinya sebagai pewarna Makanan. 15.
Soeparno. (2005). Ilmu dan Teknologi Daging Edisi ke-4. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.