Anda di halaman 1dari 14

Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT)


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA
SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

Era Destiyandani
202012007@student.uksw.edu
Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Matematika
FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana

Tri Nova Hasti Yunianta


trinova.yunianta@staff.uksw.edu
Program Studi S1 Pendidikan Matematika
FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana

Helti Lygia Mampouw


helti.mampouw@staff.uksw.edu
Program Studi S1 Pendidikan Matematika
FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan
mendeskripsikan kondisi siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Tuntang pada materi segitiga
melalui penerapan model pembelajaran Number Heads Together (NHT). Melalui model
pembelajaran NHT, tugas diberikan kepada semua siswa dimana siswa telah diberi nomor
berbeda didalam kelompoknya namun masing-masing kelompok menggunakan penomoran
yang sama. Pemanggilan nomor siswa secara acak untuk melaporkan hasil diskusi kelompok
mendorong setiap siswa secara individu bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah soal tes dan lembar
observasi. Penelitian ini diterapkan pada 31 siswa sebagai subjek dan menggunakan model
spiral Kemmis dan McTaggart. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketuntasan
siswa untuk materi segitiga tentang mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi
dan sudutnya pada siklus I mencapai 87,1% tuntas dan ketuntasan meningkat menjadi
96,77% pada siklus II dengan materi pembelajaran menghitung keliling dan luas segitiga.
Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran NHT telah meningkatkan
penguasaan materi segitiga oleh siswa.

Kata Kunci: Model Pembelajaran NHT, Hasil Belajar, segitiga

PENDAHULUAN matematika, maka pelajaran matematika yang


diberikan kepada siswa harus dipahami siswa
Matematika merupakan salah satu
karena perannya dibutuhkan dalam kehidupan
pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang
sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika
pendidikan mulai dari sekolah dasar (SD)
antara lain agar siswa memahami konsep-
sampai dengan sekolah menengah atas (SMA),
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
bahkan perguruan tinggi. Mengingat pentingnya

65
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 65 - 78

antar konsep, mengaplikasikan konsep secara Selain itu, berdasarkan wawancara dan
luwes, akurat, efisien, dan tepat serta memiliki observasi, guru mengatakan bahwa hasil belajar
sikap menghargai kegunaan matematika dalam siswa sebelumnya selalu jelek dan siswa masih
kehidupan sehari-hari, yaitu memiliki rasa ingin mengalami kesulitan menyelesaikan masalah
tahu/kritis, perhatian, dan memiliki rasa percaya geometri, lebih khusus materi segitiga. Materi
diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, ini yang akan diajarkan, siswa sering mengalami
2006). Pelajaran matematika bagi sebagian kesulitan dalam menentukan sisi alas dan tinggi
besar siswa, merupakan pelajaran yang sering sebuah segitiga, misalnya jika posisi diubah ke
dianggap sulit dan membosankan sehingga hasil posisi yang tidak biasa dilihat oleh siswa dan
belajar matematika cenderung kurang baik. saat siswa diberikan soal yang berupa soal
Hasil belajar matematika yang cenderung cerita. Siswa hanya dituliskan rumus luas dan
kurang baik ditandai dengan nilai hasil tes keliling segitiga, sehingga siswa akan lupa dalam
evaluasi pelajaran matematika siswa SMP menentukan rumus luas dan keliling segitiga.
Negeri 2 Tuntang khususnya kelas VIIA masih Observasi saat proses pembelajaran menunjuk-
rendah. kan beberapa siswa yang merasa takut dengan
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh guru, tidak mendengarkan saat dijelaskan, saat
hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 mendapat tugas yang harus dikerjakan siswa
Tuntang masih rendah. Hal ini terlihat dari cenderung mengerjakan hanya dengan melihat
Ulangan Tengah Semester 2 menunjukkan pekerjaan siswa lain, siswa kurang aktif ber-
bahwa banyak siswa yang belum mencapai nilai tanya saat merasa kesulitan, saat maju ke depan
KKM yaitu 70 dengan nilai rata-ratanya adalah hanya siswa yang ingin maju dan siswa merasa
53,23, dan standar deviasinya adalah 17,14. bosan. Hal tersebut merupakan penyebab siswa
Adapun grafik nilai tes pra siklus disajikan pada sulit memahami pelajaran yang dijelaskan guru
Gambar 1. Siswa yang sudah mencapai nilai terutama dalam mengerjakan soal-soal.
KKM sebanyak 7 siswa (22,58%), sedangkan Akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.
siswa yang belum mencapai nilai KKM yang Setiap guru mengharapkan hasil belajar
ditetapkan sekolah sebanyak 24 siswa siswanya tidak rendah serta setiap ilmu
(77,42%). pengetahuan yang diajarkan dapat dimengerti,

Batas Nilai KKM


Nilai Rata-rata : 53,23
Standar Deviasi : 17,14
Nilai KKM : 70
Nilai Tertinggi : 80
Nilai Terendah : 16
Gambar 1 Grafik Nilai Tes Pra Siklus

66
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk)

diterima dan dikuasai oleh siswa dengan baik. Hasil belajar menurut Sudjana (2009: 22)
Agar harapan setiap guru untuk menuju adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
keberhasilan mengajar tercapai, maka guru siswa setelah ia menerima pengalaman belajar-
harus memiliki kecakapan dan keterampilan nya. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama
dalam menyajikan pelajaran kepada siswa yang orang tidak melakukan sesuatu. Sebuah prestasi
dapat menarik atau memfokuskan perhatian membutuhkan perjuangan dan pengorbanan
siswa. Hal ini dapat dilaksanakan dengan yang sangat besar untuk memperoleh hasil.
memilih model pembelajaran yang tepat untuk Hanya dengan keuletan, kesungguhan, kemauan
memaksimalkan hasil belajar siswa. Salah satu yang tinggi dan rasa optimisme diri yang mampu
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, mencapainya.
yaitu dengan menggunakan model pembelajar- Berdasarkan paparan di atas, rendahnya
an yang membuat siswa fokus dan aktif ber- hasil belajar siswa pada mata pelajaran mate-
tanya saat proses pembelajaran dimana siswa matika menarik untuk ditelusuri. Penelitian ini
melakukan sebagian pekerjaannya secara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada
individu atau kelompok. Siswa mengeluarkan tidaknya peningkatan hasil belajar dan men-
gagasannya, memecahkan masalah dan dapat deskripsikan kondisi siswa kelas VIIA SMP
menerapkan apa yang siswa pelajari. Belajar Negeri 2 Tuntang pada materi segitiga melalui
yang menyenangkan, mendukung dan menarik penerapan model pembelajaran Number
hati akan lebih cepat dalam mempelajari sesuatu Heads Together (NHT).
dengan baik. Salah satu model pembelajaran
HASIL BELAJAR
yang dapat dijadikan sebagai usulan solusi
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Hasil belajar merupakan sebuah kalimat
Number Head Together. yang terdiri dari dua kata yaitu “hasil” dan
Number Head Together (NHT) merupa- “belajar” yang memiliki arti yang berbeda.
kan salah satu tipe pembelajaran kooperatif Rusman (2012: 123) menyatakan hasil belajar
yang dapat mendorong siswa aktif dan saling adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh
membantu dalam menguasai materi pelajaran siswa yang mencakup ranah koqnitif, afektif,
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. dan psikomotorik. Belajar tidak hanya pe-
Pembelajaran NHT diharapkan dapat me- nguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi
ngatasi masalah yang dialami siswa kelas VIIA juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan,
SMP Negeri 2 Tuntang dengan melaksanakan minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-
penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh harapan. Agus (2009: 5), hasil belajar adalah
Muhammad Fadlan (2013) mengenai Upaya pola-pola per-buatan, nilai-nilai, pengertian-
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ke-
Kelas III Min Kebonagung Imogiri Melalui terampilan.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Sudjana (2009: 22) menyatakan bahwa
Together (NHT), hasil penelitian menunjukkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
bahwa pembelajaran matematika melalui model yang dimiliki siswa setelah ia menerima
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil pengalaman belajarnya. Hasil tidak akan pernah
belajar siswa. dihasilkan selama orang tidak melakukan
sesuatu. Sebuah prestasi membutuhkan

67
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 65 - 78

perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar empat langkah. Langkah yang pertama adalah
untuk memperoleh hasil. Hanya dengan Penomoran (Numbering). Guru mengelompok-
keuletan, kesungguhan, kemauan yang tinggi kan siswa menjadi 8 kelompok yang ber-
dan rasa optimisme diri yang mampu men- anggotakan 3 sampai 4 siswa. Setiap siswa
capainya. Menurut Arifin (2000) menyatakan dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda.
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan, Guru menjelaskan peraturan yang harus
keterampilan, dan sikap seseorang dalam dipatuhi siswa. Langkah kedua adalah Penga-
menyelesaikan suatu hal. Hasil suatu pem- juan Pernyataan (Questioning). Guru mem-
belajaran (kemampuan, keterampilan, dan berikan pertanyaan yang semua isi pertanyaan-
sikap) dapat terwujud jika pembelajaran nya sama kepada masing-masing kelompok.
(kegiatan belajar mengajar) terjadi. Pertanyaan tersebut diberikan melalui Lembar
Kerja Kelompok dan siswa mengerjakannya.
MODEL PEMBELAJARAN NUMBER
Kemudian langkah ketiga adalah Berpikir
HEADS TOGETHER (NHT)
Bersama (Heads Together). Guru membantu
Slavin (2005: 8) menyatakan bahwa siswa yang merasa kesulitan saat menjawab
dalam model pembelajaran kooperatif, para pertanyaan. Setiap kelompok memutuskan
siswa akan duduk bersama dalam kelompok jawaban yang paling benar dengan cara ber-
yang beranggotakan empat orang untuk diskusi dan anggota kelompok harus me-
menguasai materi yang disampaikan oleh guru. ngetahui hasil dari diskusi. Langkah terakhir
Pembelajaran kooperatif merupakan pem- adalah Pemberian Jawaban (Answering). Guru
belajaran yang mengutamakan adanya kerja- memanggil salah satu nomor secara acak. Siswa
sama antar siswa dalam kelompok untuk men- yang nomornya terpanggil diminta untuk
capai tujuan pembelajaran. Siswa dibagi ke melaporkan hasil kerjasama atau diskusi
dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan kelompok.
untuk mempelajari materi yang telah ditentukan.
METODE PENELITIAN
Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif
adalah untuk memberikan kesempatan kepada Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2
siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam Tuntang, dengan subjek penelitian adalah siswa
proses berpikir dan dalam kegiatan belajar. kelas VIIA sebanyak 31 siswa. Jenis penelitian
Salah satu tipe model pembelajaran koo- ini adalah penelitian tindakan kelas model spiral
peratif adalah NHT. Menurut Lie (2002 : 58), yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc
pengertian NHT atau kepala bernomor adalah Taggart (Wiriaatmadja, 2005), dimana setiap
suatu tipe pembelajaran kooperatif yang siklus terdiri dari empat tahap yaitu peren-
memberikan kesempatan kepada siswa untuk canaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
saling membagikan ide-ide dan mempertim- Pada tahap perencanaan, ditetapkan
bangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, cakupan materi segitiga yang berdasarkan
dapat mendorong siswa untuk meningkatkan Standar Kompetensi tentang memahami konsep
semangat kerjasama mereka. Cara seperti ini segiempat dan segitiga serta menentukan
dapat digunakan dalam semua mata pelajaran ukurannya pada Kompetensi Dasar tentang (1)
dan untuk semua tingkatan usia anak didik. mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan
Sintaks model pembelajaran kooperatif sisi dan sudutnya dan (2) menghitung keliling
tipe NHT menurut Lie (2002:59) terdiri dari dan luas segitiga dan segiempat serta meng-

68
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk)

gunakannya dalam pemecahan masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dirumuskan indikator keberhasilan, membuat
Kondisi pra siklus
lembar kerja kelompok dan membuat pin iden-
titas serta menyusun alat evaluasi berupa tes. Pada tes ulangan tengah semester 2, nilai
Selanjutnya mendesain rencana pelaksanaan tes pra siklus menunjukkan hasil yang kurang
pembelajaran yang mengikuti standar proses baik. Nilai tes pra siklus dapat dilihat pada
sesuai Permendiknas No.41 tahun 2007. Tabel 1. Hasil belajar tersebut menunjukkan
Pada tahap pelaksanaan, pembelajaran bahwa pembelajaran perlu diperbaiki.
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Proses Penggunaan pembelajaran NHT diharapkan
pembelajaran yang menggunakan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
NHT mengarah pada pencapaian indikator
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Pra Siklus
keberhasilan belajar siswa. Selama proses
pembelajaran berlangsung, guru sebagai peneliti Persentase
Nilai Frekuensi (%)
melakukan pengamatan aktivitas kegiatan
siswa. Kegiatan belajar siswa dipantau dan 89-80 1 3,2
79-70 6 19,36
setiap akhir siklus dilakukan tes tertulis. Tahap 69-60 6 19,36
refleksi dilaksanakan pada akhir siklus. Hasil 59-50 6 19,36
dari pengamatan dan tes tertulis digunakan 49-40 6 19,36
< 40 6 19,36
sebagai masukkan pada rencana tindakan Jumlah 31 100
selanjutnya.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, masing- Deskripsi siklus I
masing siklus menggunakan model pem-
belajaran NHT. Ditetapkan kriteria keberhasil- Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16
an siklus yaitu memenuhi kriteria ketuntasan sampai 20 Mei 2016. Rumusan indikator
belajar secara kelas minimum (KKM) 75%, di adalah
mana siswa disebut tuntas secara individu a. Menentukan jenis-jenis segitiga berdasarkan
apabila mencapai nilai 70. Apabila terdapat sisi-sisinya
siklus yang tidak memenuhi kriteria keberhasilan b. Menentukan jenis-jenis segitiga berdasarkan
siklus, maka siklus tersebut dilanjutkan siklus besar sudutnya
berikutnya lagi. c. Menentukan besar salah satu sudut segitiga
Teknik pengumpulan data dalam apabila dua sudut lainnya diketahui
penelitian ini menggunakan tes dan lembar Media pembelajaran yang digunakan adalah pin
observasi. Kemudian teknik analisis data identitas, lembar kerja kelompok dan papan
penelitian ini adalah dengan menggunakan tes pelanggaran.
yang dilakukan setiap akhir siklus, dimana tes Perencanaan Tindakan
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam ranah kognitif. Data yang sudah Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai
dikumpulkan, maka dianalisis menggunakan berikut: (1) mempelajari materi yang ditetapkan
analisis membandingkan antar siklus yaitu pra bersama dengan guru yaitu materi segitiga, (2)
siklus, siklus I, dan siklus II. membuat pin identitas, (3) membuat lembar
kerja kelompok yang ditetapkan bersama
dengan guru, (4) membuat papan pelanggaran,

69
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 65 - 78

a b

Gambar 2 Media Pembelajaran : (a) Papan Pelanggaran dan (b) Pin Identitas

(5) menyusun rencana pelaksanaan pem- Guru memberikan soal yang isinya sama
belajaran (RPP) dan (6) membuat soal evaluasi semua kepada masing-maing kelompok. Soal
beserta dengan kunci jawaban. tersebut diberikan melalui Lembar Kerja
Kelompok sebanyak 3 buah soal dengan materi
b. Pelaksanaan Pembelajaran jenis-jenis segitiga dan siswa mengerjakannya.
Pertemuan Pertama Secara bersama-sama dengan anggota kelom-
1) Pendahuluan poknya siswa mengerjakan soal tersebut.

Pelaksanaan pembelajaran dimulai


dengan memberikan salam dan mengabsen
kehadiran siswa. Guru mengingatkan siswa
dengan materi sebelumnya yaitu garis dan sudut
yang akan digunakan pada bangun segitiga. Dua
buah garis lurus yang membentuk sebuah sudut
apabila dipotong oleh garis lain akan memiliki
tiga buah sudut dan ketiga garis tersebut dapat
disebut dengan sisi. Ketiga buah sisi dan ketiga Gambar 3 Diskusi Kelompok
buah sudut tersebut membatasi sebuah bangun
datar yaitu bangun datar segitiga. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan,
2) Kegiatan Inti
guru memanggil salah satu nomor secara acak.
Kegiatan inti dilakukan sesuai dengan Siswa yang nomornya terpanggil diminta untuk
sintaks model pembelajaran NHT sebagai mengerjakan di depan tanpa menggunakan
berikut: guru mengelompokkan siswa kedalam jawaban dan hanya melihat lembar soal. Guru
8 kelompok yang terdiri dari 3 sampai 4 siswa. mengoreksi jawaban siswa dan menuliskan skor
Setiap siswa dalam kelompok mendapat pin yang didapat.
identitas yang berbeda dan diharuskan untuk Selama berdiskusi, tampak ada beberapa
menggunakan. Guru menjelaskan peraturan siswa yang tidak mengemukakan pendapatnya
yang harus dipatuhi. dan ada siswa yang membicarakan hal lain yang
tidak berhubungan dengan soal yang telah

70
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk)

diberikan oleh guru. Siswa yang tidak ikut serta Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi.
dalam berdiskusi dan hanya bergantung dengan Setelah semua kelompok selesai mengerjakan,
temannya, saat nomornya terpanggil maju ke guru memanggil salah satu nomor secara acak.
depan merasa kesulitan dan menjawab soal Siswa yang nomornya terpanggil diminta untuk
tersebut dengan salah. mengerjakan didepan tanpa menggunakan
1) Kegiatan Penutup jawaban dan hanya melihat lembar soal. Selama
berdiskusi, tidak seperti pada pertemuan pertama
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dan siswa karena tampak siswa yang ikut dalam mem-
mendiskusikan soal yang masih belum dipahami berikan pendapatnya dalam mengerjakan soal
oleh siswa dan menjelaskan kepada siswa yang tersebut sudah banyak, namun masih ada siswa
memiliki pemahaman yang keliru. Guru yang membicarakan hal lain yang tidak ber-
memberikan pekerjaan rumah untuk materi hubungan dengan soal yang telah diberikan oleh
selanjutnya. guru. Saat mendapat giliran maju ke depan untuk
Pertemuan Kedua mempresentasikan apa yang telah dikerjakan
bersama kelompoknya sudah mengalami
1) Pendahuluan kemajuan kebanyakan siswa yang maju hampir
Kegiatan awal dimulai dengan memberikan seluruhnya menjawab dengan benar.
salam dan mengabsen kehadiran siswa. Guru 3) Kegiatan Penutup
mengingatkan siswa dengan materi sebelumnya
yaitu menentukan jenis segitiga berdasarkan Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dan
panjang sisinya dan besar sudutnya. Siswa diberi siswa mendiskusikan soal yang masih belum
pertanyaan “jika segitiga ketiga sisinya sama dipahami oleh siswa dan menjelaskan kepada
panjang. Tentukan jenis segitiga tersebut!”. Guru siswa yang memiliki pemahaman yang keliru.
menyampaikan tujuan pembelajaran yakni Guru dan siswa menyimpulkan bersama.
belajar tentang jumlah sudut-sudut segitiga. Pertemuan Ketiga
2) Kegiatan Inti Pertemuan ketiga, guru memberikan soal
Kegiatan inti dilakukan sesuai dengan tes dan siswa diminta untuk mengerjakan secara
sintaks model pembelajaran NHT sebagai individu. Semua buku di tutup dan tidak boleh
berikut: guru mengelompokkan siswa ke dalam bertanya dengan teman lainnya. Setelah selesai
8 kelompok yang terdiri dari 3 sampai 4 siswa. mengerjakan dibahas bersama soal yang terasa
Setiap siswa dalam kelompok mendapat pin sulit.
identitas yang berbeda dan diharuskan untuk a. Hasil Observasi
menggunakan. Guru menjelaskan peraturan yang Hasil observasi selama proses pem-
harus dipatuhi. belajaran berlangsung adalah pada pertemuan
Guru memberikan soal yang isinya sama pertama masih terlihat siswa yang pasif saat
semua kepada masing-maing kelompok. Soal berdiskusi. Siswa yang bergurau dan membahas
tersebut diberikan melalui Lembar Kerja hal lain masih banyak. Sebagian siswa tidak
Kelompok sebanyak 2 buah soal dengan materi mendengarkan dan mencatat yang dijelaskan
jumlah sudut-sudut segitiga dan siswa mengerja- guru. Beberapa siswa tidak mengerjakan soal
kannya. Secara bersama-sama dengan anggota latihan yang diberikan oleh guru. Pada pertemuan
kelompoknya siswa mengerjakan soal tersebut. kedua, siswa yang bergurau dan membahas hal

71
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 65 - 78

lain hanya sebagian saja tidak seperti pertemuan siswa sudah mencapai nilai KKM yaitu 70
pertama. Sebagian siswa tidak mengerjakan dengan nilai rata-ratanya adalah 76,55, dan
lembar kerja kelompok yang diberikan. Seluruh standar deviasinya adalah 7,83. Adapun grafik
siswa mulai mendengarkan dan mencatat yang nilai tes siklus I disajikan pada Gambar 6.
dijelaskan guru. Siswa yang sudah mencapai nilai KKM
Soal tes tertulis terdiri dari 3 nomor di sebanyak 27 siswa (87,1%), sedangkan siswa
mana jika jawabannya benar soal nomor 1 yang belum mencapai nilai KKM yang
diberi skor 30, nomor 2 diberi skor 20 dan ditetapkan sekolah sebanyak 4 siswa (12,90%).
nomor 3 diberi skor 50. Pada siklus I beberapa Nilai tes siklus I dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 4 Lembar Observasi Aktivitas Gambar 5 Lembar Observasi Aktivitas


Siswa Pertemuan Pertama Siklus I Siswa Pertemuan Kedua Siklus I

Batas Nilai KKM


Nilai Rata-rata : 76,55
Standar Deviasi : 7,83
Nilai KKM : 70
Nilai Tertinggi : 91
Nilai Terendah : 54

Gambar 6 Grafik Nilai Tes Siklus I

72
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Siklus I adalah


Persentase a. Menentukan keliling bangun segitiga.
Nilai Frekuensi
(%) b. Menentukan luas bangun segitiga.
100-90 1 3,23
Media pembelajaran yang digunakan seperti
89-80 11 35,48
79-70 15 48,38 pada siklus I yaitu pin identitas, lembar kerja
69-60 3 9,68 kelompok dan papan pelanggaran.
59-50 1 3,23
a. Perencanaan Tindakan
< 50 - -
Jumlah 31 100 Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai
berikut: (1) menyiapkan pin identitas, (2) mem-
b. Refleksi
buat lembar kerja kelompok, (3) menyiapkan
Berdasarkan pengamatan pada saat papan pelanggaran, (4) menyusun rencana
pembelajaran dan capaian hasil tes tertulis pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan (5)
nampak bahwa terdapat kelebihan dan membuat soal evaluasi beserta dengan kunci
kekurangan dalam pembelajaran. jawaban.
Kelebihan meliputi: b. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Pengelompokkan siswa yang ditetapkan Pertemuan Pertama
dan memberikan nama kelompok dengan 1) Pendahuluan
nama warna oleh guru membuat beberapa Kegiatan awal dimulai dengan memberikan
siswa merasa senang dan tertarik mengikuti salam dan mengabsen kehadiran siswa. Siswa “
proses pembelajaran. telah duduk sesuai dengan kelompoknya dan
2) Hasil tes tertulis siswa menunjukkan pen- menggunakan pin identitas. Guru mengingatkan
capaian yang baik. Meskipun dalam proses siswa dengan materi sebelumnya yaitu dengan
pembelajaran masih beberapa siswa yang memberikan soal di papan tulis “tentukan nilai
suka bergurau. x° pada ABC dengan
3) Pelaksanaan pembelajaran telah berpusat !”
pada siswa.
Guru meminta salah satu siswa untuk
Kelemahan meliputi: maju dan menyelesaikannya. Guru menyampai-
1) Cara mengoreksi jawaban siswa yang maju kan tujuan pembelajaran yakni belajar tentang
ke depan kurang efisien. keliling segitiga.
2) Pengelolaan siswa pada saat berkelompok
2) Kegiatan Inti
belum baik. Pada saat berkelompok siswa
tidak terlihat sedang berkelompok karena Kegiatan inti dilakukan sesuai dengan
tempat duduk antar kelompok tidak ada sintaks model pembelajaran NHT yaitu ber-
jarak. kelompok seperti saat pertemuan sebelumnya
3) Siswa yang pasif saat berdiskusi masih pada siklus I. Pin identitas dan peraturan yang
terlihat banyak. masih sama. Guru memberikan soal yang isinya
sama semua kepada masing-maing kelompok.
Deskripsi siklus II Soal tersebut diberikan melalui Lembar Kerja
Kelompok sebanyak 3 buah soal dengan materi
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23
keliling segitiga dan siswa mengerjakannya.
sampai 27 Mei 2016. Rumusan indikator

73
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 65 - 78

Secara bersama-sama dengan anggota kelom- 2) Kegiatan Inti


poknya siswa mengerjakan soal tersebut. Kegiatan inti dilakukan sesuai dengan
Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi. sintaks model pembelajaran NHT yaitu
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, berkelompok seperti saat pertemuan pertama.
guru memanggil salah satu nomor secara acak. Pin identitas dan peraturan yang masih sama.
Siswa yang nomornya terpanggil diminta untuk Guru memberikan soal yang isinya sama semua
mengerjakan di depan tanpa menggunakan kepada masing-maing kelompok. Soal tersebut
jawaban dan hanya melihat lembar soal. Guru diberikan melalui Lembar Kerja Kelompok
mengoreksi jawaban siswa dan menuliskan skor sebanyak 2 buah soal dengan materi luas
yang didapat. segitiga dan siswa mengerjakannya. Secara
Selama berdiskusi, guru menegur siswa bersama-sama dengan anggota kelompoknya
yang tidak ikut berdiskusi dan tidak fokus dalam siswa mengerjakan soal tersebut.
mengerjakan soal. Siswa yang pada pertemuan Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi.
sebelumnya yang tidak fokus dalam mengerjakan Setelah semua kelompok selesai mengerjakan,
soal menjadi fokus mengerjakan soal dan tidak guru memanggil salah satu nomor secara acak.
membicarakan hal lain lagi selain soal yang Siswa yang nomornya terpanggil diminta untuk
diberikan. Saat mendapat giliran maju ke depan mengerjakan di depan tanpa menggunakan
untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan jawaban dan hanya melihat lembar soal. Guru
anggota kelompoknya, seluruh siswa tidak mengoreksi jawaban siswa dan menuliskan skor
merasa kesulitan. Selain itu, sudah tidak ada yang didapat.
siswa yang berbuat curang saat mengerjakan
di depan kelas.
3) Kegiatan Penutup
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru
memberikan penjelasan yang belum siswa me-
ngerti dan meminta siswa untuk menyimpul-kan
apa yang telah dipelajari pada pertemuan ter-
sebut. Kemudian guru memberikan latihan soal
untuk dikerjakan di rumah dan memberikan 2
buah soal sebagai quiz yang harus dikerjakan
di kelas.
Pertemuan Kedua
1) Pendahuluan
Gambar 7 Siswa Mengerjakan di Depan Kelas
Kegiatan awal diawali dengan guru me-
ngucapkan salam, mengabsen siswa, memberi- Pertemuan kedua ini, nampak banyak
kan apersepsi yaitu dengan pertanyaan “tolong kemajuan karena hampir semua siswa dengan
tuliskan rumus keliling segitiga!”. Guru meminta antusias mengerjakan soal yang diberikan dan
3 siswa untuk menuliskan di papan tulis. Selain berdiskusi dengan anggota kelompok lainnya.
itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran Semua siswa berusaha fokus dalam kelompok-
yang akan dicapai yaitu belajar tentang luas nya masing-masing. Saat mendapat giliran maju
segitiga.

74
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk)

ke depan untuk mempresentasikan hasil yang diberikan guru dengan antusias, dan siswa
diskusinya siswa sudah tidak ragu-ragu lagi. merasa tertarik untuk memperhatikan.
3) Kegiatan Penutup
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya materi yang belum dipahami. Guru
memberikan latihan soal yang harus dikerjakan
di rumah dan memberikan 2 buah soal sebagai
soal quiz yang harus dikerjakan di kelas.

Pertemuan Ketiga
Gambar 8 Lembar Observasi Gambar 9 Lembar Observasi
Aktivitas Siswa Pertemuan Aktivitas Siswa Pertemuan
Pertemuan ketiga, guru memberikan soal Kedua Siklus II
Pertama Siklus II
tes dan siswa diminta untuk mengerjakan secara
individu. Semua buku di tutup dan tidak boleh Soal tes tertulis terdiri dari 3 nomor di
bertanya dengan teman lainnya. Setelah selesai mana jika jawabannya benar soal nomor 1
mengerjakan dibahas bersama soal yang terasa diberi skor 30, nomor 2 diberi skor 30 dan
sulit. nomor 3 diberi skor 40. Pada siklus II banyak
a. Hasil Observasi siswa yang sudah mencapai nilai KKM yaitu
Hasil observasi selama proses pem- 70 dengan nilai rata-ratanya adalah 89,1, dan
belajaran berlangsung adalah pada pertemuan standar deviasinya adalah 7,56. Adapun grafik
pertama masih terlihat siswa yang pasif saat nilai tes siklus I disajikan pada Gambar 10.
berdiskusi. Siswa yang bergurau dan mem- Siswa yang sudah mencapai nilai KKM
bahas hal lain masih banyak. Sebagian siswa sebanyak 30 siswa (96,77%), sedangkan siswa
tidak mendengarkan dan mencatat yang yang belum mencapai nilai KKM yang
dijelaskan guru. Beberapa siswa tidak me- ditetapkan sekolah sebanyak 1 siswa (3,23%).
ngerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. Nilai tes siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.
Pada pertemuan kedua, menunjukkan bahwa
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Siklus II
seluruh siswa sudah terlibat dalam proses
Persentase
pembelajaran, tidak hanya sebagian siswa yang Nilai Frekuensi (%)
mengikuti. Semua siswa melaksanakan diskusi 100-90 18 58,06
kelompok sampai selesai, tidak mengobrol 89-80 10 32,26
79-70 2 6,45
dengan teman dalam kelompok kecuali 69-60 1 3,23
membahas soal, mengerjakan lembar kelompok < 60 - -
Jumlah 31 100
secara diskusi, memastikan semua anggota
kelompok sudah menguasai materi dalam
b. Refleksi
lembar kerja kelompok, menyimak seluruh
informasi yang disampaikan oleh guru, Berdasarkan pengamatan pada saat
memberikan tanggapan terhadap apa yang pembelajaran dan capaian hasil tes tertulis
disampaikan oleh guru, mengerjakan latihan diperoleh bahwa:
soal, mencatat jawaban yang benar setelah 1) Hasil belajar siswa telah tuntas.
dijelaskan oleh guru, menjawab pertanyaan 2) Siswa menujukkan rasa antusias saat proses
pembelajaran.

75
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 65 - 78

3) Penguasaan materi segitiga telah dikuasai siklus I siswa belum terbiasa menggunakan model
siswa. pembelajaran NHT, sedangkan pada siklus II
4) Berhasilnya proses pembelajaran meng- siswa terbiasa dengan menggunakan model
gunakan pembelajaran NHT. pembelajaran NHT. Pada siklus I masih terlihat
beberapa siswa yang pasif saat berdiskusi. Siswa
Deskripsi Antar Siklus
yang bergurau dan membahas hal lain masih
Perbandingan hasil pra siklus, siklus I dan banyak. Beberapa siswa tidak mengerjakan soal
siklus II disajikan dalam Tabel 4. latihan yang diberikan oleh guru. Pada siklus II,
Dibandingkan dengan siklus I, hasil seluruh siswa sudah terlibat dalam proses
belajar pada siklus II mengalami kenaikan. pembelajaran, tidak hanya sebagian siswa yang
Siswa yang tuntas meningkat sebesar 9.67%. mengikuti. Semua siswa melaksanakan diskusi
Membandingkan Tabel 2 dan Tabel 3, rata- kelompok sampai selesai, tidak mengobrol dengan
rata nilai tes siswa naik dari 76,55 pada siklus teman dalam kelompok kecuali membahas soal,
I menjadi 89,1 pada siklus II. Adapun grafik mengerjakan lembar kelompok secara diskusi,
peningkatan nilai tes setiap siswa antar siklus memastikan semua anggota kelompok sudah
disajikan dalam Gambar 11. menguasai materi dalam lembar kerja kelompok,
Hasil observasi yang dilaksanakan pada menyimak seluruh informasi yang disampaikan
siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa pada oleh guru, memberikan tanggapan terhadap apa

Batas Nilai KKM


Nilai Rata-rata : 89,1
Standar Deviasi : 7,56
Nilai KKM : 70
Nilai Tertinggi : 100
Nilai Terendah : 65
Gambar 10 Grafik Nilai Tes Siklus II

Tabel 4 Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Pra Siklus Siklus I Siklus II


Nilai Keterangan
f % f % f %
100-90 - - 1 3,23 18 58,06
89-80 1 3,2 11 35,48 10 32,26 Tuntas
79-70 6 19,36 15 48,38 2 6,45
69-60 6 19,36 3 9,68 1 3,23
59-50 6 16,36 1 3,23 - -
Tidak Tuntas
49-40 6 19,36 - - - -
< 40 6 19,36 - - - -
Jumlah 31 100 31 100 31 100

76
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk)

yang disampaikan oleh guru, mengerjakan latihan bimbing siswa agar hasil belajar siswa juga jauh
soal, mencatat jawaban yang benar setelah lebih baik seperti yang diharapkan.
dijelaskan oleh guru, menjawab pertanyaan yang
PENUTUP
diberikan guru dengan antusias, dan siswa merasa
tertarik untuk memperhatikan. Setelah menerap- Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
kan model pembelajaran NHT, saat berdiskusi bahasannya dapat disimpulkan bahwa model
siswa lebih aktif dalam mengemukakan pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil
pendapatnya, siswa lebih siap saat dipanggil guru belajar siswa. Hal ini dapat terjadi karena pada
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok saat proses pembelajaran dengan menggunakan
dan siswa menjadi lebih saling membantu atau model pembelajaran NHT siswa terlihat antusias
bekerjasama dengan anggota kelompoknya. dan merasa tidak bosan saat diberikan soal.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaku- Secara tidak sadar siswa telah melakukan
kan ini, secara umum siswa dapat mengikuti beberapa perekaman informasi secara berkala
pembelajaran dengan baik karena terlihat antu- yaitu saat melakukan diskusi dengan anggota
sias dan bisa mengikuti apa yang diinstruksikan kelompoknya, maju ke depan untuk mengerja-
guru, serta merasa senang karena terlibat kan soal mewakili kelompoknya tanpa meng-
langsung dalam proses pembelajaran, aktif dalam gunakan jawaban, dan saat mencatat. Kondisi
bertanya, memberikan tanggapan, dan maju ke seperti itulah yang membuat siswa lebih aktif dan
depan untuk mengerjakan soal. Selain itu, siswa kritis dalam pembelajaran sehingga proses
dengan percaya diri memberikan ide atau pembelajaran berjalan dengan baik dan aki-
gagasannya untuk menyelesaikan soal. Peneliti batnya hasil belajarnya juga baik. Hasil pra siklus
menyadari bahwa adanya kekurangan-kekurangan menunjukkan ketuntasan klasikal 22,58%, pada
selama proses pembelajaran sehingga pada siklus I sebesar 87,1% dan pada siklus II sebesar
pertemuan selanjutnya peneliti lebih meng- 96,77%.
optimalkan dalam mengarahkan dan mem-

Gambar 11 Grafik Nilai Setiap Siswa Antar Siklus

77
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 65 - 78

Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk Depdiknas, Permendiknas No.41 tahun 2007,


dapat mengoptimalkan model pembelajaran tentang Standar Proses.
NHT dapat diberikan saran yaitu model Fadlan, Muhammad. 2013. Upaya Meningkat-
pembelajaran NHT dapat dijadikan sebagai kan Hasil Belajar Matematika Siswa
salah satu alternatif dalam pembelajaran mate- Kelas III Min Kebonagung Imogiri
matika untuk meningkatkan hasil belajar siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
dan dapat digunakan untuk mata pelajaran yang Number Heads Together (NHT). Skripsi.
lainnya. Hendaknya guru memberikan bimbingan UIN SUNAN KALIJAGA. http://
khusus seperti jam pelajaran tambahan kepada digilib.uin-suka.ac.id/9160 diakses 10
siswa yang belum mencapai KKM yaitu 70. Juni 2016.
Pada saat proses pembelajaran matematika yang
menerapakan model pembelajaran NHT Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian
hendaknya siswa dapat lebih aktif bertanya dan Tindakan Kelas Sebagai Pengem-
bekerjasama saat berdiskusi sehingga hasil bangan Profesi Guru. Jakarta: PT.
belajarnya pun dapat maksimal. Siswa yang RajaGrafindo Persada.
belum mencapai KKM sebaiknya belajar lebih Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning
giat lagi. Sebaiknya kepala sekolah selalu Mempraktikkan Cooperatif Learning
memberi dorongan kepada guru untuk aktif di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT.
mengembangkan model pembelajaran yang lebih Grasindo.
efektif dan menarik untuk siswa. Selain itu,
Slavin, Robert E. 2005.Cooperatif Learning
memotivasi dan memfasilitasi rekan guru untuk
Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
menggunakan model pembelajaran NHT baik
Media.
pada kelas VII, kelas VIII maupun kelas IX
pada mata pelajaran Matematika dan mata Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
pelajaran lain. Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Wiriaatmadja, R. 2005. Metode PTK untuk
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.
Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran Bandung: Remaja Rosdakarya.
Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

78

Anda mungkin juga menyukai