Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN HALUSINASI

DISUSUN OLEH
Dewa Made Ariadi ( 17C10209)
Ni Kadek Ariningsih (17C10210)
Ni Made Artha Rini (17C10211)
Ni Ketut Ayu Maharani (17C10212)
Kadek Candra Wiguna (17C10213)
Carolyn M.M Dimu (17C10214)
Ni Kadek Demiyanti Gandari (17C10215)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN NERS
PROGRAM B TINGKAT I SEMESTER I
T.A 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah melibatkan panca indera dan
sensasi tubuh.Halusinasi sendiri bukan merupakan pengalaman persepsi yang
realitas dimana klien akan merasakan ketakutan saat sensasi persepsi itu datang
dan klien jarang melaporkan keadaan tersebut.(Videbeck,2008)
Halusinasi didefinisikan sebagai gangguan jiwa pada klien yang merasakan
sensasi palsu seperti mendengar suara,pengelihatan,perabaan pengecapan dan
penghiduan.(Keliat,2009)
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana hilangnya kemampuan dalam
membedakan rangsangan pikiran (internal) dan rangsangan dari dunia luar
(eksternal).Sehingga klien memberikan persepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan nyata.(Kusumawati dan Hartono,2010)
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang mana terjadi
perubahan sensori persepsi,merasakan sensasi palsu yang sebenarnya tidak pernah
ada berupa suara ,pengelihatan,pengecapan,perabaaan,atau penghiduan.(Damaiyanti
& Iskandar,2012)
Jadi dapat disimpulkan halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa yang
mempersepsikan sesuatu yang tidak nyata, melibatkan panca indera berupa
suara,pengelihatan,pengecapan,perabaan atau penghiduan. Sehingga klien
kehilangan kemampuan dalam membedakan rangsangan pikiran dan rangsangan dari
dunia luar .

2
2. ETIOLOGI
Halusinasi biasanya terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal antara lain;
a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonalterganggu maka maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan.
2) Faktor sosiokultural
Berbagai keadaan menyebabkan seseorang merasa disingkirkan dari
lingkungannya,sehingga orang tersebut merasa kesepian
dilingkungannnya.
3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.Jika seseorang
mengalami stress yang berlebihan,maka didalam tubuhnya akan
dihasilkan suatu zat yang dapat halusinogenik neurokimia seperti
buffofenon dan dimenthytrenferase (DMP)
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
pada penyalahgunaan zat adiktif.Berpengaruh pada ketidakmampuan
klien dalam mengambil keputusan demi masa depannya .klien lebih
memilih kesenan gan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik
Berdasarkan penelitian gen sangat berpengaruh besar pada penyakit ini.

b. Faktor Presipitasi
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara efektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk di interpretasikan.

3
2) Stres Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3) Sumber Koping.
Prilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiology
termasuk regresi,proyeksi dan menarik diri.

3. RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK


Rentang respon prilaku klien dapat diidentifikasikan sepanjang rentang
respon yang berhubungan dengan fungsi neurobiologik.Perilaku yang dapat diamati
dan mungkin menunjukan adanya halusinasi.
a. Respon adaptif
1) Pikiran logis
Pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima akal
2) Persepsi akurat
Pandangan diri seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat
3) Emosi konsisten dengan pengalaman
Kemantapan perasaan jiwa sesuai dengan peristiwayang pernah dialami
4) Perilaku sesuai
Kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu tersebut
Diwujudkan dalam bentuk gerakatau ucapanyang tidak bertentangan dengan
moral
5) Hubungan social
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan di tengah tengah
masyarakat

b. Respon Transisi
1) Distorsi Pikiran
Kegagalan dalam mengambil kesimpulan
2) Ilusi
Persepsi atau respon yang salah terhadapstimulus sensori

4
3) Reaksi emosi yang berlebihan atau berkurang
Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai
4) Prilaku aneh dan tidak biasa
Perilaku aneh yang tidak enak dipandang ,membingungkan ,kesukaran
mengolah dan tidak kenal orang lain
5) Menarik diri
Perilaku menghindar dari orang lain

c. Respon maladaptif
1) Gangguan pikiran atau delusi
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakiniwalaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita social
2) Halusinasi
Persepsi yang salah terhadap rangsangan
3) Sulit berespon emosi
Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk mengalami
kesenangan,kebahagian,keakraban dan kedekatan
4) Perilaku di organisasi
Ketidakselarasan antara Perilaku dan gerakan yang ditimbulkan
5) Isolasi Sosial
Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain yang
menyatakan negatifdan mengancam

4. JENIS-JENIS HALUSINASI
Jenis-jenis halusinasi adalah :
a. Halusinasi pendengaran
Yang mendengarkan suara atau kebisingan yang kurang jelas ataupun yang
jelas dimana terkadang suara-suara tersebut seperti mengajak berbicara klien
dan kadang memerintahkan klien untuk melakukan sesuatu.

5
b. Halusinasi pengelihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan atau cahaya ,gambar atau bayangan
yang rumit dan kompleks.Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidung
Membau –bauan tertentu seperti bau darah,urine,feses atau bau yang lainnya
d. Halusinasi pengecap
Merasa mengecap seperti darah,urine,atau yang lainnya
e. Halusinasi perabaan
Merasa mengalami nyeri,rasa tersetrum atau merasa tidak nyaman.
f. Halusinasi cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah divena atau arteri pecernaan
makanan atau pembentukan urine.
g. Halusinasi Kinestika
Merasakan pergerakan padahal berdiri tanpa bergerak.

5. FASE- FASE HALUSINASI


a. Fase I Conforting (Halusinasi menyenangkan)
Karakteristik :Klien mengalami perasaan ansietas ,kesepian ,rasa bersalah dan
takut.klien mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan untuk
meredakan ansietas.Jika ansietas dapat ditangani ini termasuk non
spesifik.Prilaku klien Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai ,pergerakan
mata yang cepat,diam dan asik sendiri.
b. Fase II Condeming (Halusinasi menjijikan)
Karakteristik:Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan ,klien mulai
lepas kendali.ini merupakan psikotik ringan.Prilaku Klien meningkatkan
tanda-tanda system saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan denyut
jantung,pernapasandan tekanan darah,rentang perhatian menyempitasyik
dengan pengalaman sensasidan kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realita.
c. Fase III Controling (Sensori berkuasa)
Karakteristik:Klien berhenti atau menghentikan perlawanan
terhadaphalusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut,isi halusinasi

6
menjadi menarik,klien mungkin mengalami ppengalaman kesepianjika
halusinasi berhenti merupakan gangguan psikotik.Prilaku klien kemauan yang
dikendalikan oleh halusinasi akan lebih diikuti ,kesukaran berhubungan
dengan orang lain,rentang perhatian hanya beberapa detikatau menit,adanya
tanda-tanda ansietasberat,berkeringat,tremor,tidak mampu mematuhi perintah.
d. Fase IV Conquering,Panik
Karakteristik pengalaman sensasi menjadi mengancam jika klien mengikuti
perintah halusinasi,halusinasi berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak
ada intervensi terapiutik ini merupakan psikotik berat.Prilaku klien tidak
mampu berespon pada perintahyang komplek,tidak mampu berespon lebih
dari satu orang.

6. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Terapi somatic (sesuai dengan gejala),apabila pasien gaduh diberikan obat
antipsikosis(CPZ/Clorpromazine),tidak begitu gaduh dapat diberikan
triflourazine/TPZ 5 mg(1-2kali sehari)atau haloperidol 2mg (2kali sehari)
b. Terapi kejang listrik
c. Psikoterapi
d. Rehabilitasi

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Menurut (Stuart, 2007) Data pengkajian pengkajian jiwa dapat dikelompokan
menjadi:
a. Pengkajian Perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan persepsi, pada respon yang digambarkan oleh
respon neurobiologik.

b. Faktor Presdiposisi

7
1) Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonalterganggu maka maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan.
2) Faktor sosiokultural
Berbagai keadaan menyebabkan seseorang merasa disingkirkan dari
lingkungannya,sehingga orang tersebut merasa kesepian dilingkungannnya.
3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.Jika seseorang
mengalami stress yang berlebihan,maka didalam tubuhnya akan dihasilkan
suatu zat yang dapat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan
dimenthytrenferase (DMP)
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif.Berpengaruh pada ketidakmampuan klien dalam
mengambil keputusan demi masa depannya .klien lebih memilih kesenan gan
sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik
Berdasarkan penelitian gen sangat berpengaruh besar pada penyakit ini.

c. Faktor Presipitasi
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara efektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk di interpretasikan.
2) Stres Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3) Sumber Koping.

8
Prilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman
yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiology termasuk
regresi,proyeksi dan menarik diri.

d. Penilaian stressor
Penilaian stressor dapat dilakukan untuk menilai kekambuhan gejala

e. Sumber Koping
Kaji pemahaman gangguan otak terhadap perilaku seperti intelegensia dan
kreativitas yang tinggi.

f. Mekanisme Koping
Mekanisme koping meliputi;regresi,proyeksi dan menarik diri.

 Pohon Masalah

Akibat Resiko tinggi mencederai diri sendiri,orang


lain dan lingkungan

Core problem Perubahan persepsi sensori :Halusinasi

Penyebab Isolasi sosial

2. MASALAH KEPERAWATAN
a. Resiko tinggi mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan
b. Perubahan persepsi sensori:Halusinasi

3. INTERVENSI

9
a. Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan
Tupan Tupen Intervensi Rasional
Klien tidak 1.Klien dapat membina Bina hubungan saling Hubungan saling
mencederai hubungan saling percaya percaya dengan percaya merupakan
diri Kreteria hasil: komunikasi terapiutik dasar untuk
sendiri,orang  Ekspresi wajah a.sapa klien dengan kelancaranhubungan
lain dan bersahabat,menunj ramah interaksi
lingkungannya ukan rasa b.perkenalkan diri selanjutnya.
senang,ada kontak dengan sopan
mata atau jabat c.jelaskan tujuan
tangan,mampu pertemuan
menyebutkan d.Tunjukan sikap
namanya,mau jujur,empati pada klien
menjawab salam.

2.Klien dapat mengenal


halusinasi
 Kreteria hasil;klien
dapat menyebutkan
waktu,isi,,frekuensi
timbulnya
halusinasi,klien
mengungkapkan
perasaan terhadap
halusinasinya,bantu
klien mengenal,dan
menemukan
halusinasinya dan
perawat siap
membantu

10
3.Klien dapat mengontrol a.Identifikasi bersama a.merupakan upaya
halusinasinya. klien cara yang untuk memutus
 Kreteria hasil;klien dilakukan bila halusinasi
dapat menyebut halusinasi. b.Memberi
tindakan yang b.Diskusikan cara alternative pikiran
dapat dilakukan untuk mengontrol pada klien
untuk timbulnya halusinasi c.Stimulasi persepsi
mengendalikan c.Anjurkan untuk dapat mengurangi
halusinasinya,klien mengikuti perubahan
dapat memilih cara TAK,orientasi realita interpretasi realita
untuk klien
mengendalikan
halusinasinya,klien
dapat mengikuti
aktivitas kelompok
4.Klien mendapatkan a.Anjurkan klien untuk a.Keluarga dapat
dukungan keluargadalam memberi tahu keluarga membatu dalam
mengontrol halusinasinya apabila halusinasi mengontrol
 Kreteria hasil;klien datang. halusinasi.
dapat menjalin b.Diskusikan dengan b.Untuk
hubungan saling keluarga tentang meningkatkan
percaya dengan gejala,,cara memutus pengetahuan tentang
perawat,keluarga halusinasi,cara halusinasi
dapat menyebutkan merawat keluarga yang
pengertian,tanda mengalami
dan tindakan untuk halusinasi,informasikan
mengendalikan juga kapan keluarga
halusinasi bisa memberi bantuan
pada klien.
5.Klien memanfaatkan a.diskusikan dengan A,dengan
obat dengan baik. kliendan keluarga mengetahui efek
 Kreteria hasil;Klien tentang dosis,frekuensi samping obat klien

11
dan keluarga dan manfaat obat bisa tahu apa yang
mampu b.Diskusikan bahaya harus dilakukan
menyebutkan obat diminum tanpa setelah minum obat.
manfaat,dosis,dan konsultasi. b.Pengobatan dapat
efek samping c.Bantu klien berjalan sesuai
obat,memahami menggunakan prinsip rencana.
efeksamping obat penggunaan obat sesuai c.Dengan
apabila tanpa 5 benar mengetahui prinsip
konsultasi,klien penggunaan obat
dapat menyebutkan maka kemandirian
5 benar pemakaian klien dalam minum
obat obat dapat
dilakukan secara

12

Anda mungkin juga menyukai