Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PROMOSI DI MEDIA SOSIAL DAN WORD OF

MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


(STUDI KASUS PADA KEDAI BONTACOS, JOMBANG)

Bagas Aji Pamungkas


Siti Zuhroh

zuhroh.stie@gmail.com
STIE PGRI Dewantara Jombang

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menjelaskan pengaruh promosi melalui media sosial dan
word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen di kedai Bontacos baik secara parsial
ataupun simultan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah
100 konsumen kedai Bontacos dengan menggunakan metode non probability sampling serta teknik
accidental sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan
analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa promosi menggunakan media sosialdan word of mouthsecatra
parsial dan simultan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian.Penelitian ini memberikan
konstribusi bagi Pemasar kedai Bontacos terkait strategi promosi di media sosial dan word of mouth
yang efektif.

Kata kunci : Promosi, media sosial, word of mouth, keputusan pembelian

PENDAHULUAN satunya yang menawarkan menu makanan


khas Meksiko Dalam upaya pemasaran, Bon-
Latar Belakang
tacos mengalami berbagai hambatan. Kondisi
Perkembangan dunia bisnis khususnya tersebut dapat dilihat dari omzet Bontacos
dibidang kuliner memicu munculnya pengu- yang tidak stabil dan cenderung menurun
saha-pengusaha baru. Bisnis kuliner termasuk dalam enam bulan pertama.
bisnis yang cukup menjanjikan karena berhu-
bungan dengan kebutuhan dasar manusia, yaitu
makan. Munculnya berbagai makanan yang
unik, adanya wisata kuliner, dan tren kuliner
sebagai gaya hidup masyarakat, menjadi bukti
bahwa bisnis ini berkembang dengan pesat.
Pertumbuhan bisnis kuliner tersebut juga terjadi
di Jombang yang saat ini banyak bermunculan
rumah makan, kedai, atau warung makan baru,
salah satunya adalah Bontacos.
Bontacos merupakan sebuah kedai ma- Gambar 1: Grafik Omzet Bontacos
kanan di Jombang yang pertama dan satu- Sumber : laporan keuangan Bontacos

145
146 Komunikasi, Vol. X No. 02, September 2016: 145-160

Persaingan dalam bisnis kuliner men- diatas dapat disimpulkan bahwa konsumen
jadi salah satu penyebab terjadinya hal ter- akan melakukan evaluasi terhadap berbagai
sebut. Banyaknya cafe, angkringan atau alternatif pilihan yang ada dan memilih produk
penjual makanan online di jombang membuat mana yang dapat memberikan manfaat serta
persaingan semakin ketat. kepuasan. Konsumen juga akan mempelajari
Kendala yang dihadapi Kedai Bontacos dan mengumpulkan informasi tentang produk
lainnya adalah kurangnya informasi yang dida- yang akan dibeli.
patkan konsumen tentang Bontacos. Informasi Penyebaran informasi dapat dilakukan
tentang produk merupakan salah satu faktor dengan promosi. Dalam hal ini Bontacos
penting yang mempengaruhi konsumen da- menggunakan media sosial seperti Facebook
lam pengambilan keputusan pembelian. (Gambar 2) dan Instagram sebagai sarana
Informasi yang didapat oleh konsumen baik promosi dan berkomunikasi dengan konsumen.
positif maupun negatif akan mempengaruhi
persepsi konsumen terhadap suatu produk.
Beberapa pengetahuan mungkin diperoleh
dengan menginterpretasikan informasi yang
ditemukan di lingkungan selama proses pem-
buatan keputusan (J. Supranto dan Nandan L.,
2011).
Kotler (2004) menyatakan bahwa
keputusan pembelian adalah suatu proses
penyelesaian masalah yang terdiri dari meng-
analisa atau pengenalan kebutuhan dan Gambar 2:Facebook dan Instagram Bontacos
Sumber : Facebook dan Instagram
keinginan, pencarian informasi, penelitian
sumber-sumber informasi terhadap alternatif Masyarakat di era global mulai meman-
pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku faatkan internet sebagai sarana untuk mencari
setelah pembelian. Dari pernyataan tersebut berbagai informasi. Perkembangan teknologi
dapat dikatakan bahwa pencarian informasi internet juga telah mengubah cara manusia
dan evaluasi merupakan hal yang dilakukan dalam berkomunikasi. seseorang dapat ber-
konsumen sebelum melakukan keputusan komunikasi dengan orang lain kapanpun dan
pembelian. dimanapun orang itu berada serta dapat berbagi
Menurut Sutisna (2001), “setidak- segala macam informasi tanpa ter-hambat
tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. ruang dan waktu. Sebab melalui internet, segala
Pertama, adalah manfaat yang diperoleh bentuk halangan geogafis terhapuskan, batas
dengan membeli produk. Kedua, kepuasan negarapun ditiadakan. Manusia modern dimana
yang diharapkan”. pun di dunia ini berada dapat tersambung
Philip Kotler (1998) mengemukakan, melalui internet (Hermawan, 2012).
“konsumen mempelajari merek-merek yang Selain merubah perilaku manusia, dalam
tersedia dari ciri-cirinya. Informasi ini digu- berkomunikasi, intenet juga memberikan
nakan untuk mengevaluasi semua alternatif perubahan berarti dalam upaya pemasaran
yang ada dalam menentukan keputusan (Hermawan, 2012). pemasaran internet
pembeliannya. Dari beberapa pernyataan (e-marketing) adalah pemasaran yang meng-
Pengaruh Promosi di Media Sosial dan Word Of... (Bagas Aji Pamungkas) 147

gunakan teknologi internet sebagai saluran komentar yang diposting. Komunikasi


penyampaian isi pesan kepada banyak orang yang baik dapat mempererat hubungan baik
secara bersamaan dan seketika dalam suatu dengan konsumen. Hal tersebut secara tidak
kurun waktu tertentu (Wikipedia, 2016). langsung akan menjadi kepuasan tersendiri
Pada awal tahun 2016 pengguna internet bagi konsumen karena konsumen merasa
di Indonesia mencapai 88,1 juta pengguna. Saat diperhatikan. Ketika konsumen mendapat
ini ada sekitar 79 juta pengguna aktif media kepuasan, maka konsumen akan memberikan
sosial di Indonesia (wearesocial.com, 2016). testimoni yang positif kemudian akan
merekomendasikan kepada orang lain.

Gambar 3: Jumlah pengguna internet di Indonesia


Sumber : wearesocial.com Gambar 4: Prosentase pertumbuhan pengguna
internet di Indonesia
Peningkatan jumlah pengguna internet Sumber : wearesocial.com
dan media sosial menjadi peluang yang sangat
besar bagi para pelaku bisnis untuk memasarkan Rekomendasi dapat dilakukan melalui
produk-produknya. Hayden dan Herman dalam media sosial atau dari mulut ke mulut.
Hermawan (2012) menggunakan istilah red- Komunikasi dari mulut ke mulut (WOM = Word
hot, untuk menggambarkan peluang pemasar Of Mouth) adalah dimana para individu saling
yang sedemikian besar dalam pemasaran via menukar informasi, khususnya tentang hal-
internet. Dengan internet pemasaran produk hal yang bagus sehingga dapat mempengaruhi
dapat lebih terbantu, karena internet memung- keputusan konsumen dan akan membuat bisnis
kinkan proses pemasaran yang lebih efektif, mencapai sukses (J. Supranto dan Nanda L,
respon yang lebih cepat dan biaya yang lebih 2011). Pernyataan tersebut senada dengan
murah (Hermawan, 2012). Dengan biaya yang penelitian yang dilakukan Onbee Marketing
murah dan penyebaran informasi yang cepat Research bekerjasama dengan Majalah SWA
diharapkan dapat meningkatkan penjualan (2009) membuktikan bahwa tingkat WOM
sehingga Bontacos dapat mencapai omzet Conversation (menceritakan kembali kepada
yang sesuai target. orang lain) sebesar 85% dan menjadikan
Melalui media sosial Bontacos juga WOM sebagai sumber informasi untuk
dapat berkomunikasi dengan konsumen secara mengubah keputusannya sebesar 67%. Efek
interaktif. Pemasar juga dapat mengetahui dari adanya WOM ini sangat besar, bahkan
respon konsumen terhadap produk yang banyak pemasar yang telah memanfaatkannya
ditawarkan dengan melihat testimoni atau karena berasal dari sumber terpercaya dan
148 Komunikasi, Vol. X No. 02, September 2016: 145-160

memberikan pengaruh. produk telah mengalami perkembangan


Tujuan penelitian ini adalah menguji dan dimana pemasar lebih mudah dan lebih cepat
menjelaskanpengaruh promosi di media sosial dalam mempromosikan produknya. Hal ini
danword of mouth(WOM) terhadap keputusan disebabkan munculnya berbagai media baru
pembelian konsumen Bontacos. yang dapat dimanfaatkan untuk menjangkau
konsumen lebih cepat dan luas.
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk Komunikasi Pemasaran di Media
Keputusan Pembelian Sosial
Keputusan pembelian adalah keputusan Komunikasi pemasaran di era media
konsumen mengenai preferensi atasmerek- sosial tidak terlepas dari komunikasi pemasaran
merek yang ada di dalam kumpulan pilihan di media sosial. Dua bentuk komunikasi pema-
(Kotler dan Keler, 2009).Keputusan pembelian saran di media sosial yang umum digunakan
yang dilakukan oleh para konsumen melalui yaitu:
lima tahap yang disajikan pada Gambar yaitu: 1. Periklanan melalui media sosial. Periklanan
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, melalui media sosial adalah segala bentuk
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan komunikasi nonpersonal berbayar, ten-
perilaku pasca pembelian. tang sebuah organisasi, produk, jasa,
atau ide yang menggunakan media sosial
sebagai medianya (Belch, 2009). Kata
“berbayar” menunjukkan bahwa sebuah
Gambar 5: Proses Keputusan Pembelian pesan periklanan biasanya menggunakan
Sumber: Kotler dan Amstrong (2012)
media yang harus dibayar sedangkan kata
Promosi “nonpersonal” menunjukkan bahwa pesan
dalam periklanan disampaikkan kepada
Promosi sebagai unsur utama dalam kelompok orang atau individual secara
kampanye pemasaran merupakan kumpulan bersamaan dengan menggunakan media
alat-alat yang insentif yang sebagian besar massa. (Wenats, dkk, 2012).
berjangka pendek, yang dirancang untuk 2. Pemasaran melalui media sosial. Se-
merangsang pembelian produk atau jasa lain iklan online, para pemasar juga
tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar menggunakan social community yang
oleh konsumen atau pedagang (Kotler dan terdiri dari berbagai bentuk interaksi mulai
Keller, 2007). Selanjutnya Tjiptono (2008) dari forum (Kaskus atau Fashionesdaily),
menyatakan bahwa promosi merupakan situs jejaring sosial (Facebook atau
salah satu faktor penentu keberhasilan suatu Instagram), dunia virtual (Second Life,
program pemasaran untuk memberikan infor- There, atau Kaneva), games, situs
masi mengenai adanya suatu produk. berbagi (Flickr atau YouTube), hingga
Dari definisi diatas dapat dikatakan mikroblogging (Twitter). Menurut Tuten
bahwa promosi merupakan cara perusahaan dalam Wenats (2012) pemasaran melalui
memperkenalkan produknya dan mempenga- media sosial adalah salah satu bentuk
ruhi keputusan pembelian konsumen. Promosi periklanan yang menggunakan media
yang disebut juga alat mengkomunikasikan social community dimana pengiklan (pro-
Pengaruh Promosi di Media Sosial dan Word Of... (Bagas Aji Pamungkas) 149

dusen atau pemilik merek) dapat langsung produk kepada konsumen. Jaringan sosial
berinteraksi dan membangun dialog media ini merupakan bentuk baru dari dialog
dengan para konsumennya. Menurut antara “consumer-to-consumer” dan “business-
Taprial & Kanwar (2012) sosial media to-consumer” yang memiliki implikasi besar
memiliki beberapa keunggulan yang men- terhadap pemasar. (Kotler & Amstrong, 2012).
jadikannya lebih kuat dibandingkan media Hayden dan Herman dalam Hermawan
tradisional: (1) Accessibility Sosial media (2012) menggunakan istilah red-hot, untuk
mudah untuk diakses karena memer- menggambarkan peluang pemasar yang sede-
lukan sedikit atau tidak ada biaya sama mikian besar dalam pemasaran via inter-
sekali dalam penggunaanya. (2) Speed, net. Sosial media juga sarana komunitas
konten yang dibuat dalam sosial media online dimana orang dapat bersosialisasi dan
tersedia bagi semua orang yang berada bertukar informasi, yang bertujuan memba-
dalam jaringan, forum, atau komunitas ngun hubungan dan membangun loyalitas
begitu diterbitkan. (3). Interactivity, me- pada konsumen. (A. Depito,2011). Social
dia sosial dapat menampung dua atau media marketing memungkinkan membangun
lebih saluran komunikasi. (4). Longevity / hubungan sosial yang lebih personal dan dina-
Volativity, konten pada sosial media tetap mis dibandingkan dengan strategi marketing
dapat diakses pada waktu yang lama, atau tradisional.
bahkan selamanya. (5) Reach, Internet Promosi dengan menggunakan media
menawarkan jangkauan yang tidak ter- sosial mempengaruhi keputusan pembelian.
batas ke semua konten yang tersedia. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Singgih Nurgiyantoro
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat tahun 2014, menyebutkan bahwa promosi
disimpulkan bahwa sosial media adalah suatu melalui media sosial berpengaruh positif dan
alat digital marketing yang dapat menjangkau signifikan terhadap keputusan pembelian kon-
semua kalangan, dengan biaya yang relatif sumen dengan nilai koefisien regresi sebesar
terjangkau atau tidak menggunakan biaya 0,792 dan keputusan pembelian dipengaruhi
sama sekali dan digunakan untuk menciptakan oleh strategi promosi melalui media sosial
suatu komunitas, membangun hubungan, dan sebesar 34%.
bertukar informasi dengan sesama pengguna
sosial media dalam jangka waktu yang tidak Word Of Mouth (WOM)
terbatas. Kotler & Keller (2007) mengemukakan
bahwa word of mouth communication
Hubungan Promosi Melalui Media Sosial (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut
dengan Keputusan Pembelian
merupakan proses komunikasi yang berupa
Tjiptono (2008) menyatakan bahwa pemberian rekomendasi baik secara individu
promosi merupakan salah satu faktor penentu maupun kelompok terhadap suatu produk
keberhasilan suatu program pemasaran untuk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan
memberikan informasi mengenai adanya suatu informasi secara personal. Menurut Goyette,
produk. Media sosial saat ini menjadi salah Ricard, Bergeron, dan Marticotte (2010)
satu alat yang banyak digunakan oleh pemasar WOM didefinisikan sebagai pertukaran, aliran
dalam menyebarkan informasi tentang suatu informasi, atau percakapan dua individu.
150 Komunikasi, Vol. X No. 02, September 2016: 145-160

Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan mengusulkan beberapa indikator untuk me-
salah satu saluran komunikasi yang sering ngukur WOM antara lain:
digunakan oleh banyak perusahaan, karena 1. WOM intensity.Intensitas atau volume
komunikasi ini dinilai sangat efektif dalam percakapan mengenai suatu produk yang
memperlancar proses pemasaran dan mampu terjadi dalam percakapan sehari-hari.
memberikan keuntungan kepada perusahaan. 2. Positive valence WOM. Penilaian positif
Pemasaran dengan menggunakan word sebagai efek dari kepuasan yang didapat-
of mouth dapat juga disebut word of mouth kan konsumen yang dituangkan dalam
marketing yaitu kegiatan pemasaran melalui percakapan sehari-hari seperti pemberian
perantara orang ke orang baik secara lisan, rekomendasi atau ajakan untuk membeli
tulisan, maupun alat komunikasi elektronik suatu produk.
yang berhubungan dengan pengalaman pem- 3. Negative valence WOM. Penyampaian
belian jasa atau pengalaman menggunakan hal-hal negatif kepada orang lain tentang
produk atau jasa (Kotler & Keller, 2009). suatu produk yang disebabkan oleh keti-
Definisi lain dari word of mouth marketing dakmampuan produk tersebut untuk me-
menurut sumardy (2011) yaitu kegiatan pe- menuhi ekspektasi konsumen.
masaran yang memicu konsumen untuk 4. WOM Content. Isi percakapan atau konten
membicarakan, mempromosikan, merekomen- pembahasan suatu produk seperti jenis,
dasikan hingga menjual merek suatu produk kualitas, harga, dan lain-lain.
kepada calon konsumen lainnya.
Word of mouth memiliki kekuatan besar Motivasi Melakukan Word of Mouth
yang berdampak pada perilaku pembelian Word of mouth yang dilakukan oleh
konsumen. Rekomendasi dari teman yang konsumen merupakan salah satu hal yang harus
sudah dipercaya, asosiasi, dan konsumen diperhatikan oleh perusahaan karena sesuatu
lain berpotensi untuk lebih dipercaya diban- yang dibicarakan oleh konsumen mengenai
dingkan dari sumber komersil, seperti iklan suatu produk akan berimbas pada citra produk
dan salespeople. Sebagian besar, word of atau perusahaan tersebut, maka perusahaan
mouth terjadi secara alami, konsumen mulai harus dapat merangsang konsumen agar
dengan membicarakan sebuah merek yang termotivasi untuk melakukan pembicaraan
mereka gunakan kepada orang lain. (Kotler & yang positif tentang produk atau perusahaan.
Amstrong, 2012). Konsumen yang termotivasi akan secara
Berdasarkan teori mengenai word of otomatis melakukan pembicaraan mengenai
mouth di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu produk. Octovate Consulting Group
word of mouth merupakan media promosi (Sriwedari, 2011) mengembangkan word of
yang dilakukan dengan perantara orang untuk mouth dalam tiga tahapan, yaitu:
menyampaikan pesan mengenai suatu nilai 1. Talking. Tahap awal dimana pemilik
produk/jasa yang telah digunakan kepada merk harus dapat mengidentifikasi talkers
orang lain dan berdampak pada penilaian yang tepat dan menyediakan topik yang
terhadap produk/jasa tersebut. menarik untuk dibicarakan.
Dalam penelitian yang dilakukan Go- 2. Promoting. Tersedianya tools untuk talkers
yette, Ricard, Bergeron, dan Marticotte (2010) agar dapat dibagikan dan disebarkan ke-
tentang skala pengukuran WOM, mereka pada orang lain.
Pengaruh Promosi di Media Sosial dan Word Of... (Bagas Aji Pamungkas) 151

3. Selling. Bagaimana agar bisa untuk duk kepada teman mereka. Word of mouth
mempengaruhi orang untuk “menjual” akan mudah terjadi apabila perusahaan
dan mempromosikan produk tersebut. dapat membuat konsumen merasa senang.
4. Earn Trust and Respect. Perusahaan
Perusahaan harus mampu mengubah harus mendapatkan kepercayaan dan rasa
persepsi bahwa Word Of Mouth hanyalah hormat dari pelanggan. Perusahaan harus
pembicaraan yang menarik saja, word of selalu bersikap jujur, komitmen terhadap
mouth bisa lebih dari itu. Disini suatu produk informasi yang diberikan, bersikap baik
tidak sekedar dibicarakan dan dipromosikan, terhadap konsumen, memenuhi kebutuhan
tetapi lebih dari itu, kegiatan word of mouth konsumen, dan membuat mereka bangga
harus mampu mengubah perilaku konsumen, untuk membicarakan tentang produk atau
dari yang tidak membeli menjadi membeli jasa tersebut.
dan dari yang berfikir skeptis menjadi tertarik
untuk mencoba (Sumardy dkk, 2011). Hubungan Word Of Mouth dengan
Keputusan Pembelian
MenciptakanWord of Mouth
Pembicaraan orang lain terhadap suatu
Pemasar dapat melakukan berbagai produk menjadi bagian dari pertimbangan
cara untuk mendorong konsumen melakukan konsumen untuk memilihsuatu produk.
pembicaraan positif mengenai suatu produk. Evaluasi alternatif dilakukan konsumen pada
Menurut Sernovitz (2012) ada 4 hal yang saat akan melakukan keputusan pembelian
dapat dilakukan agar orang lain membicarakan dengan word of mouth yang paling menarik.
produk atau jasa dalam WOM Marketing, yaitu: Konsumen cenderung lebih mempercayai
1. Be Interesting. Menciptakan suatu produk penilaian dari orang lain dalam menilai
atau jasa yang menarik yang memiliki sebuah produk dibandingkan iklan. Cerita
perbedaan, meskipun terkadang perusa- dan pengalaman seseorang menggunakan
haan menciptakan produk yang sejenis, sebuah produk terdengar lebih menarik yang
mereka akan memiliki karakteristik bisa mempengaruhi pendengarnya untuk ikut
tersendiri atau berbeda agar menarik untuk mencoba produk tersebut.
diperbincangkan. Perbedaan ini dapat Sumardy dkk. (2011) menyatakan
dilihat dari berbagai hal seperti packaging, tidak peduli perusahaan kecil atau besar,
atau guarantee dalam produk atau tersebut. word of mouth communication tetap menjadi
2. Make it Easy. Memulai dengan pesan praktik pemasaran yang paling mendominasi
yang mudah diingat. Semua orang akan keputusan pembelian konsumen terhadap
berbicara kepada teman mereka karena produk apapun. Pernyataan tersebut senada
mereka memiliki topik percakapan seder- dengan penelitian yang dilakukan Onbee
hana yang menarik untuk dibagi. Marketing Research bekerjasama dengan
3. Make People Happy. Membuat produk Majalah SWA (2009) membuktikan bahwa
yang mengagumkan, menciptakan pela- tingkat WOM Conversation (menceritakan
yanan yang prima, memperbaiki masalah kembali kepada orang lain) sebesar 85% dan
yang terjadi, dan memastikan suatu pe- menjadikan WOM sebagai sumber informasi
kerjaan yang dilakukan perusahaan dapat untuk mengubah keputusannya sebesar 67%.
membuat konsumen membicarakan pro-
152 Komunikasi, Vol. X No. 02, September 2016: 145-160

KERANGKA KONSEPTUAL Rancangan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk meng-
Berdasarkan landasan teori dan konsep
ukur pengaruh antara variabel independen
yang dijabarkan di atas maka penelitian ini
(promosi melalui media sosial dan word of
menganalisis pengaruh promosi melalui media
mouth) terhadap variabel dependen (keputusan
sosial dan word of mouth terhadap keputusan
pembelian). Penelitian dilakukan dengan
pembelian. Varibel yang digunakan dalam
objek konsumen Bontacos dengan kisaran
penelitian ini adalah variabel independen
sampel yang digunakan adalah sebanyak
yaitu promosi melalui media sosial (X1) dan
100 responden. Metode pengumpulan data
word of mouth (X2) serta variabel dependen
adalah dengan penyebaran kuesioner . Skala
yaitu keputusan pembelian (Y). Penelitian ini
pengukuran yang digunakan dalam penelitian
digunakan untuk meneliti pengaruh masing-
ini adalah bipolar adjective. Data diolah dan
masing variabel independen terhadap variabel
diuji dengan beberapa teknik analisis data
dependen dan pengaruh simultan dua variabel
yang menggunakan software SPSS.
independen terhadap variabel dependen
dengan kerangka konseptual sebagai berikut : Variabel Penelitian dan Defenisi
Operasional
Penelitian ini menggunakan tiga variabel
yang terdiri dari dua variabel independen yaitu
pro-mosi melalui media sosial (X1) dan word
of mouth (X2) serta satu variabel dependen
yaitu keputusan pembelian (Y). Definisi
operasional dari ketiga variabel tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Promosi melalui media social. Promosi
melalui media sosial yang dimaksud
dalam penelitian ini mengacu pada penda-
Gambar 6: Kerangka Konseptual pat Chris Heuer dalam Solis (2011) yaitu
kegiatan promosi yang dilakukan Bontacos
Hipotesis dengan menggunakan media sosial yang
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir bertujuan untuk mempengaruhi keputusan
yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat pembelian konsumen dengan memberikan
disusun beberapa hipotesis sebagai berikut: informasi-informasi kepada konsumen
H1 Promosi di media sosial berpengaruh seputar kedai misalnya produk, harga, event,
terhadap keputusan pembelian di Bontacos. dan lain-lain, serta untuk berkomunikasi
H2 Word of mouth(WOM) berpengaruh dan menjalin hubungan baik dengan
terhadap keputusan pembelian di Bontacos. pelanggan. Promosi melalui media sosial
H3 Promosi di media sosial dan word of dapat diukur dengan indi-kator sebagai
mouth (WOM) secara simultan berikut: (a) context (b) communication (c)
collaboration (d) connection.
METODE PENELITIAN 2. Word of mouth. Word of mouth adalah
proses komunikasi dari mulut ke mulut
Pengaruh Promosi di Media Sosial dan Word Of... (Bagas Aji Pamungkas) 153

atau pertukaran informasi atau percakapan responden yang cenderung memilih jawaban
dua individu atau lebih. Hal tersebut di tengah, sehingga akan menghasilkan
mengacu pada penelitiaan yang dilakukan respon yang mengumpul di tengah (grey
oleh Goyette, dkk (2010). Komunikasi area). Responden akan menilai pernyataan-
tersebut berupa pembicaraan mengenai pernyataan dalam kuesioner dengan mengisi
suatu produk, pemberian informasi dan angka 1-10. Angka 1 berarti sangat tidak
rekomendasi dari sumber yang dipercaya setuju hingga angka 10 berarti sangat setuju.
oleh konsumen. Indikator untuk mengukur Dari hasil jawaban responden akan
WOM yaitu: (a) WOM content (b) positive diinterpretasikan dengan angka indeks yang
valence WOM (c) WOM intensity. dikembangkan dengan rumus sebagai berikut :
3. Keputusan Pembelian. Mengacu pada Kot- Nilai indeks:
ler dan Amstrong (2011), yang dimaksud ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3) + (%F4x4) +
dengan keputusan pembelian adalah se- (%F5x5) + (%F6x6) + (%F7x7) + (%F8x8) +
rangkaian proses yang dilakukan oleh kon- (%F9x9) + (%F10x10)) /10
sumen untuk memutuskan pembelian suatu
produk dari pengenalan kebutuhan hingga Angka jawaban responden tidak berang-
kegiatan pasca pembelian. Indikator untuk kat dari angka 0, tetapi mulai angka 1 hingga
mengukur keputusan pembelian yaitu: 10, maka angka indeks yang dihasilkan akan
(a) pengenalan kebutuhan (b) pencarian berangkat dari angka 10 hingga 100 dengan
informasi (c) evaluasi alternatif (d) rentang sebesar 90, tanpa angka 0. Dengan
keputusan pembelian (e) perilaku pasca menggunakan kriteria tiga kotak (Three-box
pembelian. Method), maka rentang sebesar 90 dibagi tiga
akan menghasilkan rentang sebesar 30 yang
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel akan digunakan sebagai dasar interpretasi
Penelitian nilai indeks, yaitu sebagai berikut (Ferdinand,
2006): a) 10,00-40 = Rendah, b)40,01-70 =
Populasi dari penelitian ini adalah
Sedang, c) 70,01-100 = Tinggi
konsumen kedai Bontacos yang jumlahnya
tidak diketahui. Metode pengambilan sampel
dengan menggunakan metode Non Probability Analisis Regresi Berganda
Sampling dengan teknik Aksidental Sampling Persamaan regresi dalam penelitian ini
(Accidental Sampling). digunakan sebagai penilaian seberapa besar
pengaruh variabel independen yaitu promosi
Skala Pengukuran melalui media sosial (X1) dan word of mouth
(X2), terhadap variabel dependen yaitu
Skala pengukuran yang digunakan dalam
Keputusan Pembelian (Y).
penelitian ini adalah bipolar adjective yang
merupakan penyempurnaan dari semantic
Uji Koefisien Determinasi (R2)
scale dengan harapan agar respon yang
dihasilkan dapat merupakan intervally scaled Pengaruh tinggi rendahnya koefisien
data (Ferdinand, 2006). Skala yang digunakan determinasi tersebut digunakan pedoman yang
pada rentang interval 1-10. Penggunaan skala dikemukakan oleh Guilford yang dikutip oleh
1-10 (skala genap) untuk menghindari jawaban Supranto (2001) adalah sebagai berikut :
154 Komunikasi, Vol. X No. 02, September 2016: 145-160

Tabel 1: 10 orang. Dari hasil perhitungan tersebut


Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi dapat diinterpretasikan bahwa responden yang
Pernyataan Keterangan berusia 19-22 tahun lebih sering menghabiskan
> 4% Pengaruh Rendah Sekali waktu untuk bersosialisasi dengan teman atau
5% - 16% Pengaruh Rendah Tapi Pasti kerabat dengan memilih tempat yang cocok
17% - 49% Pengaruh Cukup Berarti dengan gaya hidup masa kini.
50% - 81% Pengaruh Tinggi atau Kuat Sedangkan gambaran responden berda-
> 80% Pangaruh Tinggi Sekali sar jenis pekerjaan menunjukkan bahwa
Sumber : Supranto (2001) sebagian besar responden dalam penelitian
ini adalah mahasiswa dan pelajar dengan
prosentase sebesar 49%, kemudian karyawan
HASIL PENELITIAN DAN swasta sebesar 36%, PNS (Pegawai Negeri
PEMBAHASAN Sipil) sebesar 9%, dan wirausaha sebesar 6%.
Karakteristik Responden Dari gambar di atas dapat diinterpretasikan,
meskipun prosentase konsumen dari kalangan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
mahasiswa dan pelajar sangat tinggi, namun
kepada 100 orang responden diketahui bahwa
secara umum konsumen Bontacos sebagian
sebagian besar responden dalam penelitian
besar berasal dari kalangan pekerja, baik
ini adalah berjenis kelamin perempuan yaitu
karyawan swasta, PNS, ataupun wirausaha.
sebanyak 77 orang atau sebesar 77%, dan
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak Model Analisis Regresi
23 orang atau sebesar 23%. Hasil tersebut
Untuk mengetahui pengaruh promosi
diinterpretasikan bahwa para konsumen pe-
melalui media sosial terhadap keputusan
rempuan lebih sering berkumpul dengan
pembelian digunakan analisa Model Analysis
teman sesama perempuan untuk mencoba
Regression berganda dengan program SPSS
berkunjung ke tempat-tempat yang baru
sebagai berikut :
dan unik seperti kedai Bontacos. Keputusan
pembelian maha-siswi juga dinilai lebih Tabel 2:
mudah terpengaruh oleh teman di lingkungan Koefisiensi Model Analysis Regression
sekitarnya atau informasi di media sosial,
Coefficientsa
sehingga akan menjadikan kesamaan dalam Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
memilih suatu produk yang akan di konsumsi. B
Std. Error Beta
Sedangkan berdasarkan rentang usia 1 (Constant) 39,999 6,200 6,451 ,000
responden diketahui bahwa sebagian besar Media Sosial ,324 ,086 ,358 3,781 ,000
responden dalam penelitian ini adalah res- WOM ,301 ,108 ,263 2,781 ,007
ponden yang berusia antara 19-22 tahun a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

yaitu sebesar 45% atau sebanyak 45 orang,


responden yang berusia antara 23-26 tahun Sumber : Hasil perhitungan SPSS 20
sebesar 29% atau sebanyak 29 orang, respon- Dari tabel tersebut maka dapat dituliskan
den yang berusia 15-18 tahun sebesar 16% atau bahwa persamaan regresi berganda untuk
sebanyak 16 orang, dan responden yang berusia modal yang peneliti gunakan adalah sebagai
di atas 26 tahun sebesar 10% atau sebanyak berikut :
Pengaruh Promosi di Media Sosial dan Word Of... (Bagas Aji Pamungkas) 155

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,007.


Y = a + bX1+bX2+ e
Karena nilai tersebut lebih kecil dari 0,05
Y = 39,999 + 0, 324X1 + 0,301X2+ e
(0,007 < 0,05) maka hipotesis kedua (H2)
yang menyatakan “Terdapat pengaruh
Dari hasil perhitungan tersebut dapat word of mouth terhadap keputusan pembe-
ditarik kesimpulan bahwa jika terjadi lian di Bontacos.” Diterima.
peningkatan kinerja promosi melalui media
sosial, dan juga penerapan strategi untuk Uji F
merangsang penyebaran WOM yang lebih Uji F digunakan untuk mengetahui
luas, maka keputusan pembelian konsumen pengaruh secara bersama-sama atau simultan
akan meningkat. semua variabel independen terhadap variabel
dependen. Berikut adalah hasil output program
Uji t SPSS untuk uji F :
Uji t digunakan untuk mengetahui Tabel 4: Hasil uji F
pengaruh dari masing-masing variabel inde- ANOVAa
penden terhadap variabel dependen. Berikut Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
adalah hasil output program SPSS untuk uji t:
1 Regression 873,398 2 436,699 18,398 ,000b
Tabel 3: Hasil uji t Residual 2302,392 97 23,736
Total 3175,790 99
Coefficientsa a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Model Unstandardized Standardized T Sig. b. Predictors: (Constant), WOM, Media Sosial
Coefficients Coefficients

B Std. Beta
Error Sumber : Hasil perhitungan SPSS 20
1 (Constant) 39,999 6,200 6,451 ,000
Hasil perhitungan uji F pada Tabel di
Media Sosial ,324 ,086 ,358 3,781 ,000
WOM ,301 ,108 ,263 2,781 ,007
atas menunjukkan nilai signifikansi sebesar
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian 0,000. Karena nilai tersebut lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis kedua (H3)
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 20
yang menyatakan “Terdapat pengaruh promosi
Hasil perhitungan uji t pada tabel di atas melalui media sosial dan word of mouth secara
dapat dijelaskan sebagai berikut : simultan terhadap keputusan pembelian di
1. Promosi Melalui Media Sosial (X1). Hasil Bontacos” Diterima.
perhitungan uji regresi untuk variabel
promosi melalui media sosial diperoleh Uji Koefisien Determinasi (R²)
nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena Koefisien determinasi (R²) dimaksud-
nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 kan untuk mengetahui tingkat ketepatan
< 0,05) maka hipotesis pertama (H1) yang paling baik dalam analisa regresi dimana
menyatakan “Terdapat pengaruh promosi hal yang ditunjukan oleh besarnya koefisien
melalui media sosial terhadap keputusan determinasi (R²) antara 0 (nol) dan I (satu).
pembelian di Bontacos.” Diterima. Apabila koefisien determinasi semakin
2. Word Of Mouth (X2). Hasil perhitungan mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa
uji regresi untuk variabel word of mouth variabel independen semakin berpengaruh
156 Komunikasi, Vol. X No. 02, September 2016: 145-160

terhadap variabel dependen. oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan


Tabel 5: Hasil uji R² oleh Singgih Nurgiyantoro tahun 2014, yang
menyebutkan bahwa promosi melalui media
Model Summary
sosial berpengaruh positif dan signifikan
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate terhadap keputusan pembelian konsumen.
1 ,524a ,275 ,260 4,872
a. Predictors: (Constant), WOM, Media Sosial
Pengaruh Word Of Mouth Terhadap
Sumber: Hasil perhitungan SPSS 20 Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Berdasarkan pada Tabel di atas hasil
word of mouth berpengaruh positif dan
perhitungan diperoleh nilai R Square sebesar
signifikan terhadap keputusan pembelian
0,275. Hal ini berarti bahwa promosi melalui
di Bontacos. Hal tersebut senada dengan
media sosial dan word of mouth berperan cukup
pernyataan Sumardy dkk. (2011) yang
baik dalam mempengaruhi konsumen untuk
menyatakan bahwa “tidak peduli perusahaan
menentukan keputusan pembelian di Bontacos
kecil atau besar, word of mouth communication
yaitu sebesar 27,5%, sedangkan sisanya sebesar
tetap menjadi praktik pemasaran yang paling
72,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
mendominasi keputusan pembelian konsumen
terdapat dalam model penelitian ini seperti
terhadap produk apapun.”
harga, lokasi, fasilitas dan lain-lain.
Pembicaraan orang lain terhadap suatu
produk menjadi bagian dari pertimbangan
Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial
konsumen untuk memilih suatu produk.
Terhadap Keputusan Pembelian
Evaluasi alternatif dilakukan konsumen pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat akan melakukan keputusan pembelian
promosi melalui media sosial berpengaruh positif dengan word of mouth yang paling menarik.
dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Konsumen cenderung lebih mempercayai
Bontacos. Tjiptono (2008) menyatakan bahwa word of mouth communication dalam menilai
promosi merupakan salah satu faktor penentu sebuah produk dibandingkan iklan. Cerita
keberhasilan suatu program pemasaran. Dalam dan pengalaman seseorang menggunakan
hal ini Bontacos menggunakan media sosial sebuah produk terdengar lebih menarik yang
sebagai media promosi karena dirasa sangat bisa mempengaruhi pendengarnya untuk
efektif dan efisien, serta peningkatan jumlah ikut mencoba produk tersebut. Fenomena
pengguna media sosial terus meningkat setiap word of mouth communication diyakini bisa
tahun membuat informasi yang dibagikan di mendorong pembelian oleh konsumen, bisa
media sosial dapat terus menyebar lebih luas. mempengaruhi komunitas,efisien karena tidak
Bontacos juga dapat menjalin hubungan baik memerlukan budget yang besar (low cost),bisa
dengan konsumen melalui media sosial. Kotler mencipatakan image positif bagi produk, dan
& Amstrong (2012) Jaringan sosial media bisamenyentuh emosi konsumen. (Sumardy
ini merupakan bentuk baru dari dialog antara dkk., 2011).
“consumer-to-consumer” dan “business-to- Hasil penelitian ini juga didukung oleh
consumer” yang memiliki implikasi besar penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
terhadap pemasar. Yuda Oktavianto tahun 2014, yang menye-
Hasil penelitian ini juga didukung butkan bahwa word of mouth berpengaruh
Pengaruh Promosi di Media Sosial dan Word Of... (Bagas Aji Pamungkas) 157

positif dan signifikan terhadap keputusan dengan terjadinya WOM positif akan
pembelian konsumen. sangat mudah mempe-ngaruhi keputusan
pembelian konsumen.
Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial
dan Word Of Mouth Secara Simultan
PENUTUP
Terhadap Keputusan Pembelian
Simpulan
Hasil pengujian hipotesis dalam pene-
litian ini menunjukkan bahwa promosi melalui Berdasarkan pembahasan di atas
media sosial dan word of mouth Secara Simultan disimpulkan bahwa Promosi melalui
Terhadap Keputusan Pembelian di Bontacos. media sosial menjadi strategi pemasaran
bagi Bontacos yang merupakan kedai yang yang cukup efektif, serta didukung dengan
tergolong baru di Jombang, promosi melalui word of mouth yang positif akan mampu
media sosial dan WOM merupakan cara yang menarik konsumen untuk melakukan
sangat efektif dan efisien dalam hal penyebaran pembelian di kedai Bontacos.
informasi. Konsumen akan mengumpulkan
berbagai informasi sebelum memutuskan Saran
membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Berdasarkan hasil temuan disaran-
Konsumen juga akan membandingkan kan: (1) agar kegiatan promosi melalui
sebagian atau seluruh informasi yang mere- media sosial,Bontacos harus lebih aktif,
ka terima. Hal tersebut senada dengan per- mampu memberikan inovasi-inovasi
nyataan Philip Kotler (1998),“konsumen dan penyajian pesan yang lebih unik
mempelajari merek-merek yang tersedia dari dan menarik agar konsumen dapat lebih
ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk memahami dan tertarik dengan informasi
mengevaluasi semua alternatif yang ada yang diposting di media sosial, sehingga
dalam menentukan keputusan pembeliannya. dapat lebih memberikan pengaruh dalam
Konsumen mendapatkan informasi mengenai pengambilan keputusan pembelian. (2).
Bontacos melalui media sosial, selanjutnya Bontacosdiharapkan dapat menerapkan
konsumen juga cenderung akan mencari dan strategi khusus untuk merangsang konsu-
membandingkan informasi tersebut dengan men agar memberikan testimoni atau me-
testimoni dari konsumen lain. Maka perlu lakukan pembicaraan yang positif dengan
strategi yang baik dalam menggabungkan orang lain, misalnya dengan meningkatkan
kedua faktor tersebut agar dapat meningkatkan nilai produk beserta atributnya untuk
keputusan pembelian konsumen. menambah kepuasan konsumen. (3).
Strategi yang berkaitan dengan promosi Bontacos juga harus memiliki strategi
melalui media sosial dan WOM yang baik untuk memantau percakapan yang
akan dapat memberikan pengaruh yang cukup terjadi di kalangan konsumen agar dapat
signifikan terhadap keputusan pembelian mengetahui posisi Bontacos dalam benak
konsumen dalam memilih suatu produk yang konsumen, kemudian Bontacos dapat
akan dibeli. Karena tidak dapat di pungkiri mengklarifikasi testimoni negatif serta
juga mempertimbangkan kedua faktor tersebut mempertahankan dan meningkatkan
dalam pemilihan produk. Informasi yang jelas value Bontacos yang mendapat testimoni
dan menarik di media sosial, dan juga diikuti positif.
158 Komunikasi, Vol. X No. 02, September 2016: 145-160

DAFTAR PUSTAKA
Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Tanggerang Selatan. Karisma Publishing Group.

Belch, George E., Belch, Michael A. 2009. Advertising and Promotion : An Integrated Marketing
Communication Perpective, 8th Edition. New York. McGraw-Hill Companies.

Fandy, Tjiptono. 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta. Andi.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi,
Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang. Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat. Semarang.
Universitas Diponegoro.

Goyette, Isabelle. 2012. “Word-of-Mouth Measurement Scale for e-Services Context”. Jurnal
Word of Mouth. Dalam Dimensi Word of Mouth.

Goyette, I., Ricard, L., Bergeron, J., and François Marticotte. 2010. e-WOM Scale: Word-of-Mouth
Measurement Scale for e-Services Context. Canadian Journal of Administrative Sciences

Gurnelius, Susan. 2011. 30-minute Sosial Media Marketing. United States. McGraw-Hill
Companies.

Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta. Erlangga

Ibnu, Widiyanto, 2008. Pointers : Metodologi Penelitian. Semarang. BP Undip

Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 12. Jakarta. Indeks.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi 13. Jakarta. Erlangga

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1 dan 2, Edisi 8. Jakarta.
Erlangga.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 13, Jilid 2. Jakarta.
Erlangga.

Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan


Pengendalian, (alih bahasa : Hendro Teguh, dan Ronny A. Rusli) Jilid 2, Jakarta.
Prenhalindo.

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, implementasi dan Kontrol,
Edisi Sebelas, (alih Bahasa, Hendra Teguh). Jakarta. Prenhalindo.

Nurgiyantoro, Singgih. 2014. Pengaruh Strategi Promosi Melalui Social Media


Terhadap Keputusan Pembelian Garskin Yang Dimediasi Word Of Mouth
Pengaruh Promosi di Media Sosial dan Word Of... (Bagas Aji Pamungkas) 159

Marketing (Studi Pada Konsumen Produk Garskin Merek Sayhello Di Kota Yogyakarta).
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta

Peter, P, J, & Olson, Jerry, C. 2009. Costumer Behavior, Jilid 2, Edisi Kelima (alih bahasa Damos
Sihombing). Jakarta. Erlangga.

Sernovitz, Andy. 2012. Word of Mouth Marketing. Amerika. Greenleaf Book Group Press.

Solis, Brian. 2010. Engage: The Complete Guide for Brands and Business to Build, Cultivate, and
Measure Success in the New Web. New Jersey. John Wiley & Sons Inc.

Sriwedari, Enggal. 2011. Word Of Mouth Sebagai Efek Respon Positif Dari Kepuasan Konsumen
Dan Dampaknya Pada Pembelian Kembali: Studi Kasus Mahasiswa Sebagai Konsumen
Yoghurt Activia. Jakarta. 2011

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian, Cetakan Keenam. Bandung. Alfabeta.

Sumardy, dkk., 2011. The Power of Word of Mouth Marketing. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Supranto, dan Limakrisna, Nandan. 2011. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Edisi
Kedua. Jakarta. Mitra Wacana Media.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Taprial, Varinder & Kanwar, Priya. 2012. Understanding Social Media. London. Ventus Publishing
ApS.

Wenats, AG Eka dkk. 2012. Integrated Marketing Communications : Komunikasi Pemasaran di


Indonesia. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

http://www.wikipedia.com

http://www.wearesocial.com

Majalah SWA (SWA08/XXV/16-29 April 2009)

Anda mungkin juga menyukai