Anda di halaman 1dari 17

The Correlation Between Facial and Incident of Acne

Vulgaris
Hubungan Facial Wajah dengan Kejadian Acne Vulgaris
Siti Salamah1 Rizka Fakhriani2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY1 dan Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FKIK UMY2

Abstract Abstrak

Acne Vulgaris usually occured on teenager


Acne vulgaris umum terjadi pada remaja dan
and young adult. Cleanliness often considers as one of dewasa muda dan umumnya sering terjadi di wajah.
the causes why acne vulgaris occur. One of skin Kebersihan sering diduga menjadi salah satu penyebab
treament that often used to avert acne vulgaris is facial.
gangguan kulit di wajah termasuk Acne vulgaris . Salah
satu bentuk perawatan wajah yang sering dilakukan
This research used analytic quantitative
method with cross sectional design. 160 students of adalah facial.
Medical Student from Muhammadiyah University of
Yogyakarta was choosen as respondents; all of Penelitian ini berjenis kuantitatif analitik
respondents are from class of 2011 in Muhammadiyah dengan rancangan cross sectional. Sampel yang
University of Yogyakarta. The instrument in this digunakan sejumlah 160 sampel mahasiswa/mahasisiwi
research is questionnaire with “Yes” or “No” as an Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah
option. Data that writer collected from this research Yogyakarta angkatan 2011. Alat ukur berupa kuesioner
was analyze use chi-square programme. “ya” dan”tidak”. Data yang dikumpulkan dianalisis
dengan menggunakan chi square.
This data collected on November 2014.
From 160 sample, the result was 16,95% of respondents Data dikumpulkan pada November 2014.
that doing facial got acne vulgaris and 28,8% of Dari 160 sampel didapatkan proporsi Acne vulgaris
respondents who are not doing facial also got acne terjadi pada sampel yang melakukan facial sebesar
vulgaris. From chi-square measurement analysis got 16,95% dan pada sampel yang tidak melakukan facial
significant value (p-value) in total of 0,675. sebesar 28,8%. Dari analisis perhitungan chi square
Acne vulgaris diperoleh nilai signifikan p-value sebesar
Based on the result above show there are no 0,675.
significant relationship between facial and acne
vulgaris occured on respondents in Muhammadiyah
University of Yogyakarta. Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara facial dengan kejadian
Keywords : Acne Vulgaris, Facial, Students. acne vulgaris di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Kata Kunci: Acne Vugaris. Facial, Mahasiswa.

1
Pendahuluan pasien, mempengaruhi rasa percaya

Acne vulgaris adalah kondisi diri dan pengembangan psikososial12.

yang paling umum dirawat oleh Dalam kegiatan sehari-hari,

dokter di seluruh dunia7. Acne kulit wajah tidak bisa terbebas dari

vulgaris mempengaruhi hampir 80 kotoran baik debu maupun kosmetik

persen dari remaja dan dewasa muda, yang menempel pada kulit, terutama

sering berlangsung hingga dewasa, bagi seseorang yang sering

dan dapat menyebabkan jaringan bepergian. Keadaan seperti ini jika

parut dan hiperpigmentasi ditemukan dibiarkan akan menimbulkan

di pipi, dahi, dagu, dan bagian beberapa gangguan pada kulit wajah,

belakang tubuh22. Ini adalah penyakit misalnya komedo, acne/jerawat,

dari unit pilosebasea. Penyumbatan pigmentasi, kerutan kecil dan

kelenjar sebaceous dan kolonisasi sebagainya. Untuk mengatasi hal

Acnes proionobacterium dapat tersebut, maka perlu dilakukan

menyebabkan acne vulgaris. perawatan secara teratur dan

Penilaian keparahan acne vulgaris periodik23.

membantu untuk menentukan Perawatan kulit wajah jelas

pengobatan yang tepat. Pengobatan sangat diperlukan untuk

acne vulgaris harus dimulai sedini mempertahankan kesehatannya14,

mungkin untuk meminimalkan risiko perawatan kulit ini tidak hanya

jaringan parut dan merugikan efek berlaku untuk perempuan saja tetapi

psikologis1. Acne vulgaris memiliki juga untuk laki-laki18. Selain

dampak besar pada kualitas hidup menggunakan berbagai krim

2
3

perawatan, salah satu kegiatan Metode

perawatan wajah yang perlu Penelitian ini adalah jenis

dilakukan adalah facial. Facial dapat penelitian kuantitatif analitik dengan

dilakukan dirumah maupun di salon- rancangan yang digunakan adalah

salon kecantikan. Facial sendiri cross sectional. Artinya, tiap subyek

merupakan satu paket perawatan penelitian hanya diobservasi sekali

wajah yang meliputi pembersihan, saja dan pengukuran dilakukan

pengelupasan (peeling), terhadap status karakter atau variabel

membersihkan komedo, pemijatan subyek pada saat peneltian15.

(massage), dan masker. Dengan


Populasi pada penelitian ini
melakukan facial secara teratur,
adalah mahasiswa/mahasiswi
diharapkan kulit wajah menjadi
Pendidikan Dokter Universitas
bersih dan sehat serta tampak cerah
Muhammadiyah Yogyakarta
dan awet muda14.
angkatan 2011. Sebagai kriteria
Mengingat banyaknya angka
inklusi adalah mahasiswa/mahasiswi
kejadian acne vulgaris pada remaja
Pendidikan Dokter Universitas
dan dewasa muda serta banyaknya
Muhammadiyah Yogyakarta
klinik kecantikan yang menawarkan
angkatan 2011 dan bersedia menjadi
perawatan wajah seperti facial, maka
responden. Sedangkan
peneliti ingin mengetahui hubungan
mahasiswa/mahasiswi yang
perawatan facial wajah dengan
mengalami penyakit seperti Cushing
kejadian acne vulgaris pada dewasa
syndrom atau polikistik ovarium dan
muda.
sedang memakai obat-obatan seperti
4

kortikosteroid, kontrasepsi oral, Penelitian telah dilakukan di

iodide, bromide, lithium, dan bahan Universitas Muhammadiyah

kimia seperti dioxin dikeluarkan dari Yogyakarta pada bulan November

sampel penelitian. 2014. Sampel dikumpulkan dari

Sebagai variabel bebas adalah kuesioner yang telah diisi oleh

facial wajah, sedangkan variabel responden. Kemudian sampel

tergantung adalah acne vulgaris tersebut diubah diolah dan dianalisis

dengan variabel perancu yang meggunakan chi-square.

dikendalikan oleh kriteria eksklusi. Hasil

Sedangkan variabel yang tidak 1. Analisis Bivariat

dikendalikan adalah kondisi psikis, a. Hubungan Variabel Penggangu

riwayat keluarga, dan jenis kulit. dengan Kejadian Acne Vulgaris

Alat yang digunakan dalam Hubungan variabel

penelitian ini berbentuk kuesioner. penggangu dengan kejadian acne

terdiri dari pertanyaan-pertanyaan vulgaris berdasarkan hasil

dengan nilai 0 dan 1. Nilai 0 berarti penelitian di Universitas

jawaban “tidak”, nilai 1 berarti Muhammadiyah Yogyakarta

jawaban “ya” untuk pertanyaan menggunakan analisis uji Chi

positif. Untuk pertanyaan negatif Square. Hasil tabulasi silang dapat

nilai dibalik, yaitu nilai 0 jika dilihat pada table 4 berikut:

jawaban “ya” dan nilai 1 jika

jawaban “tidak”.
Tabel 4 Tabulasi Silang Hubungan Variabel Pengganggu dengan Kejadian Acne Vulgaris di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Jerawat di Wajah
Total P
Karakteristik Ya Tidak
Value
f % f % f %
Riwayat
keluarga
0,002
Ya 48 30,0 36 22,5 84 52,5
Tidak 25 15,6 51 31,9 76 47,5
Jenis Kulit
Berminyak 56 35,0 47 29,4 103 64,4 0,002
Tidak
berminyak 17 10,6 40 25,0 57 35,6
Kondisi
Psikis
0,000
Ya 59 36,9 44 27,5 103 64,4
Tidak 14 8,8 43 26,9 57 35,6
Jumlah 73 45,6 87 54,4 160 100
Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan mengalami kejadian acne vulgaris

bahwa responden yang memiliki sebanyak 59 (36,9%) responden .

riwayat keluarga sebanyak 84 Berdasarkan perhitungan chi

(52,5%) responden, mengalami square diperoleh nilai signifikansi

kejadian acne vulgaris sebanyak p-value sebesar 0,002, 0,002, dan

48 (30,0%) responden. Jenis kulit 0,000 (p<5%) pada riwayat

responden yang berminyak keluarga, jenis kulit dan kondisi

sebanyak 103 (64,4%) responden, psikis, sehingga dapat dinyatakan

mengalami kejadian acne vulgaris ada hubungan riwayat keluarga,

sebanyak 56 (35,0%) responden. jenis kulit dan kondisi psikis

Pengaruh kondisi psikis sebanyak dengan kejadian acne vulgaris di

103 (64,4%) responden, dengan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

5
b. Hubungan Facial Wajah dengan

Kejadian Acne Vulgaris

Hasil tabulasi silang dapat

dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5 Tabulasi Silang Hubungan Facial Wajah dengan Kejadian Acne Vulgaris Di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Jerawat di Wajah
Total P
Facial Wajah Ya Tidak
Value
f % f % f %
Melakukan
facial wajah
di
salon/dokter 0,675
Ya 27 16,9 35 21,9 62 38,8
Tidak 46 28,8 52 32,5 98 61,3
Melakukan
facial wajah
sebulan
sekali 0,366
Ya 6 3,8 11 6,9 17 10,6
Tidak 67 41,9 76 47,5 143 89,4
Bahan facial
wajah sesuai
dengan jenis
dan
kebutuhan 0,795
kulit
Ya 30 18,8 34 21,3 64 40,0
Tidak 43 26,9 53 33,1 96 60,0
Facial wajah
dengan bahan
alami 0, 638
Ya 20 12,5 21 13,1 41 25,6
Tidak 53 33,1 66 41,3 119 74,4
Memakai
masker di
rumah 0,082
Ya 23 14,4 17 10,6 40 25,0
Tidak 50 31,3 70 43,8 120 75,0
Memakai
0,851
produk

6
7

facial-wash
di rumah
Ya 53 33,1 62 38,8 115 71,9
Tidak 20 12,5 25 15,6 45 28,1
Membersihka
n kulit wajah
dengan
cleansing di 0,762
rumah
Ya 47 29,4 54 33,8 101 63,1
Tidak 26 16,3 33 20,6 59 36,9
Jumlah 73 45,6 87 54,4 160 100
Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 5 acne vulgaris sebanyak 30

menunjukkan bahwa responden (18,8%) responden. Responden

yang melakukan facial wajah di yang menggunakan facial wajah

salon kecantikan atau di dokter dengan bahan alami sebanyak 41

sebanyak 62 (38,8%) responden, (25,6%) responden , mengalami

mengalami acne vulgaris kejadian acne vulgaris sebanyak

sebanyak 27 (16,9%) responden. 20 (12,5%) responden. Diketahui

Responden yang melakukan facial responden yang memakai masker

wajah sebulan sekali sebanyak 17 di rumah sebanyak 40 (25,0%)

(10,6%) responden, mengalami responden, mengalami kejadian

kejadian acne vulgaris sebanyak 6 acne vulgaris sebanyak 23

(3,8%) responden. Sebanyak 64 (14,4%) responden. Sedangkan

(40%) responden diketahui sebanyak 115 (71,9%) responden

mengunakan bahan facial sesuai memakai produk facial-wash di

dengan jenis dan kebutuhan kulit rumah, 53 (33,1%) responden

responden, mengalami kejadian mengalami acne vulgaris.


8

Responden yang membersihkan Universitas Muhammadiyah

kulit wajah dengan cleansing di Yogyakarta.

rumah sebanyak 101 (63,1%) Pembahasan

responden, sebanyak 47 (29,4%) Penelitian ini bertujuan untuk

responden mengalami acne mengetahui hubungan facial wajah

vulgaris. dengan kejadian acne vulgaris di

Berdasarkan perhitungan chi Universitas Muhammadiyah

square diperoleh nilai signifikansi Yogyakarta.

p-value sebesar 0,675, 0,366, 1. Hubungan Variabel Penggangu

0,795, 0,638, 0,082, 0,851, dan dengan Kejadian Acne Vulgaris di

0,762 (p>5%) pada facial wajah Universitas Muhammadiyah

di salon/dokter, facial wajah Yogyakarta

sebulan sekali, bahan facial wajah Berdasarkan penelitian

sesuai dengan jenis dan kebutuhan diketahui responden yang

kulit, facial wajah dengan bahan mempunyai keluarga menderita

alami, memakai masker di rumah, akne yaitu sebanyak 84

memakai produk facial-wash di responden, mengalami kejadian

rumah, dan membersihkan kulit acne vulgaris sebanyak 48

wajah dengan cleansing di rumah, (30,0%) responden dan tidak

sehingga dapat dinyatakan tidak mengalami sebanyak 36 (22,5%)

terdapat hubungan yang signifikan responden. Hasil tersebut

antara facial wajah dengan memberikan gambaran bahwa

kejadian acne vulgaris di sebagian besar responden


9

mempunyai keluarga yang Apabila kedua orang tua

mengalami acne vulgaris. Simon mempunyai parut bekas acne,

(2012) mengemukakan acne kemungkinan besar anaknya akan

vulgaris adalah suatu kondisi menderita acne.

inflamasi umum pada unit Sebagian besar responden

pilosebaseus yang sering terjadi memiliki jenis kulit berminyak,

pada remaja dan dewasa muda. yaitu sebanyak 103 (64,4%)

Penyakit ini tidak fatal, karena responden, mengalami kejadian

dapat sembuh dengan sendirinya, acne vulgaris sebanyak 56

namun penyakit ini cukup (35,0%) responden dan 47

merisaukan. (29,4%) responden tidak

Hasil uji Chi Square mengalami. Kulit yang berminyak

diperoleh nilai signifikan sebesar sangat mendukung terjadinya

0,002, hasil tersebut menunjukkan acne vulgaris. Kulit berminyak

bahwa ada hubungan signifikan dan kotor oleh debu, polusi udara,

antara riwayat keluarga dengan maupun sel-sel kulit yang mati

kejadian acne vulgaris di yang tidak dilepaskan dapat

Universitas Muhammadiyah menyebabkan penyumbatan pada

Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan saluran kelenjar sebasea dan dapat

Davis & Callender (2010) yang menimbulkan akne (Rahmawati,

menyatakan genetik juga mungkin 2012). Hasil uji Chi Square

memainkan peran dalam diperoleh nilai signifikan sebesar

perkembangan acne vulgaris. 0,002, hasil tersebut menunjukkan


10

bahwa ada hubungan signifkan dengan penelitian yang dilakukan

jenis kulit berminyak dengan oleh Perumal (2010), bahwa

kejadian acne vulgaris di terdapat hubungan yang signifikan

Universitas Muhammadiyah antara stres dan acne vulgaris.

Yogyakarta. Kondisi saat stres, berlaku

Sebagian besar responden pengeluaran hormon adrenalin

mengalami kondisi psikis, yaitu dalam tubuh yang merangsang

sebanyak 103 (64,4%) responden, keluarnya zat-zat lain yang pada

dengan mengalami kejadian acne akhirnya mempengaruhi aliran

vulgaris sebanyak 59 (36,9%) darah sehingga muncul gejala-

responden dan 44 (27,5%) gejala fisik seperti akne vulgaris.

responden tidak mengalami. Salah Berdasarkan hasil penelitian

satu kondisi psikis yang sering dan teori serta penelitian

timbul adalah emosi. Emosi, sebelumnya terdapat keterkaitan

terutama stres sering ditemukan antara variabel perancu dengan

sebagai faktor penyebab terjadinya acne vulgaris

kambuhnya acne. Hasil uji Chi dikarenakan variabel-variabel

Square diperoleh nilai signifikan tersebut berpengaruh terhadap

sebesar 0,000, artinya terdapat timbulnya acne vulgaris. Kejadian

hubungan signifkan kondisi psikis acne vulgaris dapat dicegah dan

dengan kejadian acne vulgaris di dikurangi. Usaha yang dilakukan

Universitas Muhammadiyah harus mengingat bahwa acne

Yogyakarta. Hasil tersebut sesuai vulgaris terjadi akibat pengaruh


11

berbagai faktor, baik faktor kejadian acne vulgaris sebanyak

internal dari dalam tubuh sendiri 52 (32,5%) responden dan 46

(ras, familial, hormonal), maupun (28,8%) responden mengalami

faktor eksternal (makanan, acne vulgaris. Hasil tersebut

musim, stres) yang kadang- memberikan gambaran bahwa

kadang tidak dapat dihindari oleh responden tidak melakukan

penderita. Meningkatkan perilaku perawatan wajah di salon maupun

kebersihan diri dapat mengurangi ke dokter, tidak mengalami

kejadian akne vulgaris, selain itu kejadian acne vulagris. Facial

penerapan pola hidup yang sehat dapat dilakukan di rumah maupun

harus diperdulikan lagi. di salon-salon kecantikan.

2. Hubungan Facial Wajah dengan Menurut buku yang ditulis oleh

Kejadian Acne Vulgaris di Muliyawan & Suriana (2013),

Universitas Muhammadiyah dengan melakukan facial secara

Yogyakarta teratur, diharapkan kulit wajah

a. Hubungan melakukan facial menjadi bersih dan sehat serta

wajah di salon/dokter dengan tampak cerah dan awet muda.

kejadian acne vulgaris Hasil uji Chi Square

Berdasarkan penelitian diperoleh nilai signifikan sebesar

diketahui responden yang tidak 0,675, hasil tersebut menunjukkan

melakukan facial wajah di bahwa tidak terdapat hubungan

salon/dokter sebanyak 98 (61,3%) signifkan facial wajah di

responden tidak mengalami salon/dokter dengan kejadian acne


12

vulgaris di Universitas itu sebaiknya facial dilakukan

Muhammadiyah Yogyakarta. rutin sebulan sekali karena facial

b. Hubungan facial wajah sebulan bertujuan untuk mengangkat sel-

sekali dengan kejadian acne vulgaris sel kulit yang mati21.

Berdasarkan penelitian Hasil uji Chi Square

diketahui responden yang tidak diperoleh nilai signifikan sebesar

melakukan facial wajah sebulan 0,366, hasil tersebut menunjukkan

sekali sebanyak 104 responden, bahwa tidak terdapat hubungan

tidak mengalami kejadian acne signifkan facial wajah sebulan

vulgaris sebanyak 76 (47,5%) sekali dengan kejadian acne

responden dan mengalami acne vulgaris di Universitas

vulgaris sebanyak 67 (41,9%) Muhammadiyah Yogyakarta. Hal

responden. Hasil tersebut tersebut sesuai dengan penelitian

memberikan gambaran bahwa yang dilakukan oleh Rahmawati

responden yang melakukan facial (2012) yang menyatakan tidak ada

wajah sebulan sekali akan hubungan yang bermakna antara

mengalami kejadian acne frekuensi membersihkan wajah

vulgaris. Facial merupakan salah dengan timbulnya akne vulgaris.

satu perawatan kulit untuk Frekuensi membersihkan wajah

mengobati acne vulgaris hanya secara ideal saja tidaklah cukup,

untuk komedo bukan perlu juga ada upaya bagaimana

peradangannya. Regenerasi kulit meningkatkan kualitas dari cara

terjadi dalam 30 hari, oleh sebab membersihkan wajah itu sendiri.


13

c. Hubungan bahan facial wajah pembersih, dekoratif dan

sesuai dengan jenis dan kebutuhan perawatan, selebihnya mempunyai

kulit dengan kejadian acne persentase yang sangat rendah.

vulgaris Hasil uji Chi Square diperoleh

Berdasarkan penelitian diketahui nilai signifikan sebesar 0,795,

bahan facial yang digunakan hasil tersebut menunjukkan bahwa

responden tidak sesuai dengan tidak terdapat hubungan signifkan

jenis dan kebutuhan kulit bahan facial wajah sesuai dengan

sebanyak 96 (60%) responden, jenis dan kebutuhan kulit dengan

tidak mengalami kejadian acne kejadian acne vulgaris di

vulgaris sebanyak 53 (33,1%) Universitas Muhammadiyah

responden dan sebanyak 43 Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan

(26,9%) responden mengalami Kabau (2012) yang menyatakan

acne vulgaris. Hasil tersebut bahwa tidak ada hubungan antara

memberikan gambaran bahwa pemakaian jenis kosmetik dengan

bahan facial yang digunakan kejadian acne vulgaris.

responden tidak sesuai dengan d. Hubungan membersihkan kulit

jenis dan kebutuhan kulit, tidak wajah dengan cleansing di rumah

akan mengalami kejadian acne dengan kejadian acne vulgaris

vulgaris. Suryadi (2008) Berdasarkan penelitian

mengemukakan kosmetik yang diketahui responden yang

paling banyak menimbulkan akne membersihkan kulit wajah dengan

vulgaris adalah kosmetik cleansing di rumah sebanyak 101


14

responden, tidak mengalami acne Universitas Muhammadiyah

vulgais sebanyak 54 (33,8%) dan Yogyakarta.

47 (29,4%) mengalami acne Berdasarkan hasil penelitian,

vulgaris. Hasil tersebut teori, penelitian sebelumnya dapat

memberikan gambaran bahwa disimpulkan bahwa tidak terdapat

responden membersihkan kulit keterkaitan antara variabel facial

wajah dengan cleansing di rumah, wajah dengan kejadian acne

tidak mengalami kejadian acne vulgaris. Artinya, hipotesis

vulgaris. Penggunaan cleansing penelitian tidak diterima.

yang sesuai dengan jenis kulit Meskipun acne tidak mematikan,

sangat disarankan. Banyaknya tetapi penyakit ini memiliki

kotoran lingkungan dan produk prevalensi yang tinggi pada

kosmetik yang tidak larut air dan remaja usia remaja. Penanganan

sebagainya mencuci kulit dengan yang optimal agar dapat

air yang sederhana tidak akan mencegah maupun mengurangi

cukup untuk menghapusnya13. acne vulgaris, sangat dibutuhkan.

Hasil uji Chi Square Cara pencegahan umum dan cara

diperoleh nilai signifikan sebesar perawatan kulit yang efektif

0,762, hasil tersebut menunjukkan mudah dilaksanakan dan murah,

bahwa tidak terdapat hubungan yaitu dengan memakai pembersih

signifkan membersihkan kulit dan pelembab non abrasif, dan

wajah dengan cleansing di rumah menghindari produk kosmetik

dengan kejadian acne vulgaris di yang menyebabkan timbulnya


15

acne terutama kosmetik yang 3. Tidak terdapat hubungan antara

cenderung menutup kelenjar bahan facial wajah sesuai dengan

sebasea kurang dianjurkan. Selain jenis dan kebutuhan kulit dengan

itu, upaya yang dapat dilakukan kejadian acne vulgaris di

bagi yang sedang mengalami acne Universitas Muhammadiyah

vulgaris yaitu terapi khusus acne Yogyakarta dengan nilai

vulgaris. signifikan sebesar 0,795 (p>5%).

Kesimpulan 4. Tidak terdapat hubungan antara

Berdasarkan hasil dan facial wajah dengan bahan alami

pembahasan dapat diambil dengan kejadian acne vulgaris di

kesimpulan sebagai berikut: Universitas Muhammadiyah

1. Tidak terdapat hubungan antara Yogyakarta dengan nilai

facial wajah di salon/dokter signifikan sebesar 0,638 (p>5%).

dengan kejadian acne vulgaris di 5. Tidak terdapat hubungan antara

Universitas Muhammadiyah memakai masker di rumah dengan

Yogyakarta dengan nilai kejadian acne vulgaris di

signifikan sebesar 0,675 (p>5%). Universitas Muhammadiyah

2. Tidak terdapat hubungan antara Yogyakarta dengan nilai

facial wajah sebulan sekali signifikan sebesar 0,082 (p>5%).

dengan kejadian acne vulgaris di 6. Tidak terdapat hubungan antara

Universitas Muhammadiyah memakai produk facial wajah di

Yogyakarta dengan nilai rumah dengan kejadian acne

signifikan sebesar 0,366 (p>5%). vulgaris di Universitas


16

Muhammadiyah Yogyakarta DAFTAR PUSTAKA

1. Ayer, J., & Burrows, N. (2006). Acne : More


dengan nilai signifikan sebesar than Skin Deep. Postgrad Medical Journal,
82, 500-506. Retrieved 26 March
Wednesday, 2014
0,851 (p>5%). 2. Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Costa, C. S., & Ediléia. (2013). Bagatin
7. Tidak terdapat hubungan antara Evidence on acne therapy. Sao Paulo
Medical Journal, 131(3), 193-197. Retrieved
9 April Wednesday, 2014
membersihkan kulit wajah dengan 4. Davis, E. C., & Callender, V. D. (2010). A
Review of Acne in Ethnic Skin
Pathogenesis, Clinical Manifestations,. J
cleansing di rumah dengan Clin Aesthetic Dermatol, 3 (4), 24-38.
Retrieved 26 March Wednesday, 2014
5. Ebede, T. L., Arch, E. L., & Berson, D.
kejadian acne vulgaris di (2009). Hormonal Treatment of Acne in
Women, 2 (12), 1. Retrieved 3 April
thursday, 2014
Universitas Muhammadiyah 6. Faure, M., Pawin, H., Poli, F., Revuz, J.,
Beylot, C., vot, M. C., & Auffret, N. (2009).
Factors Influencing the Clinical Evaluation
Yogyakarta dengan nilai of Facial Acne. Acta Derm Venereol, 89,
369-371. Retrieved 26 March Wednesday,
2014
signifikan sebesar 0,762 (p>5%). 7. Ghosh, S., Chaudhuri, S., Jain, V. K., &
Aggarwal, K. (2014). Profilling and
Hormonal Therapy for Acne in Women.
Saran Indian Journal of Dermatology, 59 (2), 107-
115. Retrieved 9 April Wednesday, 2014
8. Joo, Y., Kang, H., Choi, E. H., Nelson, J. S.,
Penelitian ini dapat & Jung, B. (2012). Characterization of a new
acne vulgaris treatment device. Skin Res
Technol, 18 (1), 15-21. Retrieved 7 April
digunakan peneliti selanjutnya Monday, 2014
9. Kabau, Sehat. 2012. Hubungan antara
Pemakaian Jenis Kosmetik dengan Kejadian
sebagai bahan referensi dan Akne Vulgaris. UNDIP, Semarang.
10. Kang, S., Cho, S., Chung, J. H.,
Hammerberg, C., Fisher, G. J., & Voorhees,
pertimbangan untuk J. J. (2005). American Journal of Pathology,
166 (6), 1691-1699. Retrieved 7 April
Monday, 2014
mengembangkan penelitian lebih 11. Kasimatis, G., Fitz-Gibbon, S., Tomida, S.,
Wong, M., & Li, H. (2013). Analysis of
Complete Genomes of Propionibacterium
lanjut dengan menilai tingkat acnes Reveals a Novel Plasmid and
Increased Pseudogenes in an Acne. BioMed
Research International, 1-11.
keparahan acne vulgaris serta sejak 12. Kraft, J., & Freiman, A. (2011).
Management of Acne. Canadian Medical
Assosiation Journal, E431-E435. Retrieved
kapan responden memulai perawatan 26 March Wednesday, 2014
13. Mukhopadhyay, P. (2011). Indian Journal of
Dermatology. Cleansers and Their Role in
facial wajah itu sendiri agar dapat Various Dermatological Disorder, 1.
Retrieved 3 April thursday, 2014
14. Muliyawan, D., & Suriana, N. (2013). A-Z
dinilai seberapa jauh pengaruh facial tentang Kosmetik. Jakarta: PT ELex Media
Komputindo.
15. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
wajah itu. Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
16. Perumal, Nitya. 2010. Hubungan Stres
dengan Kejadian Akne Vulgaris di Kalangan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2007-2009.
17

17. Rahawati, D. (2012). Hubungan Perawatan 25. Walters, R. M., Mao, G., Gunn, E. T., &
Kulit Wajah dengan Timbulnya Akne idney, H. (2012). Cleansing Formulations
Vulgaris. Jurnal Media Medika Muda. That Respect Skin Barrier Integrity.
Dermatology Research and Practice, 1-9.
18. Santoso, B. (2012). Buku Pintar Perawatan Retrieved 26 March Wednesday, 2014
Kulit Terlengkap. Yogyakarta: Buku Biru 26. Zouboulis, C. C., Eady, A., Philpott, M.,
Goldsmith, L. A., Orfanos, C., Cunliffe, W.
C., & Rosenfield, R. (2005). What is the
19. Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). pathogenesis of acne? Experimental
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klnis Dermatology, 14, 143-152. Retrieved 7
(4th ed). Jakarta: CV. Sagung Seto. April Monday, 2014
20. Shen, Y., Wang, T., Zhou, C., Wang, X.,
Ding, X., Tian, S., . . . Shuqi. (2012).
Prevalence of Acne Vulgaris in Chinese
Adolescents and Adults: A Community-
based Study of 17,345 Subjects in Six Cities.
Acta Derm Venereol, 92, 40-44. Retrieved 7
April Monday, 2014
21. Sugiyono. (2009). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
22. Suryadi, (2008). Kejadian Dan Faktor
Resiko Akne Vulgaris, Jurnal Media Medika
Indonesiana, Vol.43, No. 1, Semarang.
23. Tanghetti, E. A. (2013). The Role of
Inflammation in the Pathology of Acne. Clin
Aesthet Dermatol Journal, 6 (9), 27-35.
Retrieved 9 April Wednesday, 2014
24. Tresna, P. (2010). Perawatan Kulit Wajah.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai