Anda di halaman 1dari 17

BAB II

STANDAR DAN KRITERIA PERENCANAAN

2.1 Standar Kebutuhan Air

2.1.1 Standar Kebutuhan Air Domestik


Standar kebutuhan air domestic yaitu kebutuhan air yang digunakan pada
tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, seperti
memasak, minum, mencuci, dan keperluan rumah tangga lainnya. Satuan yang
dipakai adalah liter/orang/hari. Besarnya kebutuhan air domestik dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (Jiwa)


500.000 - 100.000 - 20.000 -
No Uraian > 1.000.000 < 20.000
1.000.000 500.000 100.000
Metro Besar Sedang Kecil Desa
1. Konsumsi Unit 190 170 150 130 30
Sambungan Rumah
(SR) L/o/h
2. Konsumsi Unit 30 30 30 30 30
Hidran Umum (HU)
L/o/h
3. Konsumsi Unit Non 20-30 20-30 20-30 20-30 20-10
Domestik (%) *)
4. Kehilangan Air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20
5. Faktor Maximum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
Day
6. Faktor Peak-Hour 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

7. Jumlah Jiwa per SR 5 5 6 6 10

8. Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100 - 200 200


9. Sisa Tekan di 10 10 10 10 10
Jaringan Distribusi
(mka)

7
10. Jam Operasi 24 24 24 24 24
11. Volume Reservoir 20 20 20 20 20
(%) (Max Demand)

12. SR : HU 50:50 s/d 50:50 s/d 80:20 70:30 70:30


80:20 80:20

13. Cakupan Pelayanan 90 90 90 90 70


Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1997

2.1.2 Standar Kebutuhan Air Non Domestik


Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih di luar
keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain:

1. Penggunaan Komersil dan Industri


Yaitu penggunaan air oleh badan-badan komersil dan industri

2. Penggunaan Umum
Yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan pemerintah, rumah sakit,
sekolah, dan tempat ibadah. Kebutuhan air non domestik untuk kota dapat
dibagi menjadi beberapa kategori antara lain:
1) Kota Kategori I (Metro)
2) Kota Kategori II (Kota Besar)
3) Kota Kategori III ( Kota Sedang)
4) Kota Kategori IV (Kota Kecil)
5) Kota Kategori V (Desa)

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA


20.000
500.000 s

s /d
NO > 1.000.000 /d s 100.000 < 20.000
URAIAN 1.000.00 /d 500.000 100.00
0
0
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
1. Konsumsi unit 190 170 130 100 80
sambungan rumah
(SR) l/o/h
2. Konsumsi unit 30 30 30 30 30

8
hidran umum
(HU) l/o/h
3. Konsumsi unit non 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
domestik l/o/h
(%)
4. Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
5. Faktor hari 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
Maksimum
6. Faktor jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1997

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA


20.000
500.000 s
s /d
NO > 1.000.000 /d s 100.000 < 20.000
URAIAN 1.000.00 /d 500.000 100.00
0
0
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
7. Jumlah jiwa per 5 5 5 5 5
SR
8. Jumlah jiwa per 100 100 100 100 100
HU
9. Sisa tekan di 10 10 10 10 10
Penyediaan
distribusi (mka)
10. Jam operasi 24 24 24 24 24
11. Volume reservoir 20 20 20 20 20
(% max day
demand)
12. SR : HR 50:50 50:50 80:20 70:30 70:30
s s
/d /d
80:20 80:20
13. Cakupan *) 90 90 90 90 70
pelayanan (%)
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1997

Kebutuhan air bersih non domestik untuk kategori I sampai dengan V dan
beberapa sektor lain dapat dilihat pada tabel berikut.

9
No. SEKTOR BESARAN SATUAN
SekoSekolah
1. 10 Liter/murid/hari
2. Rumah sakit 200 Liter/bed/hari
3. Puskesmas 2000 Liter/hari
4. Masjid 3000 Liter/hari
5. Kantor 10 Liter/pegawai/hari
6. Pasar 12000 Liter/hektar/hari
7. Hotel 150 Liter/bed/hari
8. Rumah makan 100 Liter/tempat duduk/hari
9. Kompleks militer 60 Liter/orang/hari
10. Kawasan industry 0,2-0,8 Liter/detik/hari
11. Kawasan pariwisata 0,1-0,3 Liter/detik/hari
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1997

No. SEKTOR BESARAN SATUAN


1. Sekolah 5 Liter/murid/hari
2. Rumah sakit 200 Liter/bed/hari
3. Puskesmas 1200 Liter/hari
4. Hotel/losmen 90 Liter/hari
5. Komersial/industry 10 Liter/hari

Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1997

No. SEKTOR BESARAN SATUAN


1. Lapangan terbang 10 Liter/det
2. Pelabuhan 50 Liter/det
3. Stasiun KA-Terminal bus 1200 Liter/det
4. Kawasan industri 0,75 Liter/det/ha
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1997

2.2 Kriteria Perencanaan

2.2.1 Unit Air Baku


 Pemilahan Sumber Air Baku yang Memenuhi Syarat Kualitas dan Kuantitas
Parameter untuk kualitas bisa mengacu pada Permenkes No.492 tahun 2010,
sedangkan untuk parameter kuantitas adalah debit yang memenuhi kebutuhan
proyeksi 15 – 20 tahun yaitu dengan cara mengkaji neraca air dari sumber air

10
yang akan diambil untuk air baku penyediaan air minum. Berikut Persyaratan
Kualitas Air Minum.
Parameter wajib berdasarkan Permenkes No.492 tahun 2010

11
12
13
2.2.2 Unit Transmisi
 Transmisi Air Baku dan Transimisi Air Olahan
Pada perencanaan menggunakan saluran tertutup dengan pipa kecuali air baku
boleh dengan saluran terbuka yang terlindungi. Buatkan rencana jalur pipa
transmisi kemudian plotkan pada peta rupa bumi atau peta citra satelit,
perkirakan panjang dan elevasinya, kemudian perkirakan diameter pipa
transmisi yang akan digunakan.
Contoh untuk memperkirakan diameter pipa trasmisi :
Tentukan titik awal (intake) dan akhirnya (titik awal reservoir distribusi) dari
peta BAKOSURTANAL atau Citra Satelit,perkirakan diameter pipa dengan
menggunakan rumus Hazen-William atau Darcy Weisbach.
Untuk rumus Hazen-William :
Q = 0,27853 ×C ×D^(2,63) ×S^(0,54)
S = [Q /(0,27853×C×D^(2,63) )]^(1,85)
Hf = S×L
D = [Q / (0,27853 ×C×S^(0,54) )]^(0,38)
v = Q ⁄ (A ) (m/dt)
A = 0,25 × π ×D^2

Keterangan :
C = Koefisien kekasaran dalam pipa

14
D = diameter pipa (m)
Q = Debit pengaliran (m3/dt)
S = slope/kemiringan hidrolis
Hf = Kehilangan tekanan karena friksi dalam pipa (m)
L = jarak/panjang pipa (m)
v = kecepatan pengaliran (m/dt)
A = luas permukaan pipa (m2)
π = 3,14

2.2.3 Unit Produksi


 Sistem Pengolahan Air
1. Pengolahan lengkap yaitu pengolahan yang diperlukan untuk air baku yang
mempunyai turbidity (kekeruhan) antara >5 dengan pembubuhan kimia
penurun kekeruhan ,contohnya : Aluminium,PAC dll.Pengolahan bahan
kimia pengontrol Ph : Soda Ash dll, pembubuhan bahan kimia untuk suci
hama (desinfektan)
2. Pengolahan Parsial yaitu pengolahan untuk air baku dengan kekeruhan < 5
NTU missal saringan pasir lambat tanpa pembubuhan kimia kecuali
desinfektan

2.2.4 Unit Distribusi


 Pola Sistem Distribusi
1. Pola Cabang
2. Pola Cincin, terkait dengan penyusunan rencana induk SPAM , SPAM
perpipaan jaringan distribusi tidak perlu terlalu rinci cukup mengasumsikan
biayanya saja,yaitu dengan mengalikan jumlah SR yang akan dipasang
dengan perkiraan harga pemasangan SR lengkap + 100 m pipa pelayanan atau
2,5 juta – 3 juta IDR tergantung harga satuan wilayah.Hal ini diperlukan
untuk memperkirakan biaya investasi untuk distribusi.

2.2.5 Unit Pelayanan


Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan
hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air. Untuk menjamin

15
keakurasiannya, meter air sebagaimana dimaksud di atas, wajib ditera secara
berkala oleh instansi yang berwenang

 Sambungan Rumah
Pipa dan perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai meter air
berada pada perumahan.

 Hidran/Kran
Pekerjaan perpipaan dan pemasangan meteran air berikut konstruksi sipil
yang diperlukan sesuai gambar rencana biasanya untuk keperluan umum.

 Hidran Kebakaran
Suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan untuk mengambil air
dari pipa air minum untuk keperluan pemadaman kebakaran atau pengurasan
pipa.

2.3 Periode Perencanaan


Periode perencanaan rencana induk pengembangan SPAM adalah 15-20
tahun. Dimana pengertian dari rencana induk SPAM adalah suatu rencana jangka
panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahapan awal dari
perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum. Rencana induk pengembangan
SPAM sebagaimana yang terdapat pada ayat (1) harus dikaji ulang setiap 5 tahun
atau dapat dirubah bila ada hal-hal khusus dengan memperhatikan pertimbangan
penataan ruang wilayah nasional, provinsi, kabupaten, dan kota.

2.4 Kriteria dan Standar Pelayanan


Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan
pembangunan SPAM untuk dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam jumlah
yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air minum, tersedianya
air setiap waktu atau keseinambungan tersedianya air dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah
berkepadatan tinggi dan kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan
diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan

16
induk kota. Untuk mendapat suatu perencanaan yang optimum maka strategi
pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum adalah sebagai
berikut:
a. Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau “idle capacity”
b. Pengurangan air tak berekening (ATR)
c. Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)

2.5 Analisa Hidraulika


Dalam perencanaan sistem penyediaan air baku dengan perpipaan, analisis
hidraulika terutama dimaksudkan untuk menentukan dimensi bangunan dan
fasilitas yang direncanakan

2.5.1 Persamaan Dasar Dalam Aliran Pipa


Menurut Triatmojo (1995) aliran dalam pipa merupakan aliran tertutup
dimana air kontak dengan seluruh penampang saluran. Jumlah aliran yang
mengalir melalui lintang aliran tiap satuan waktu disebut debit aliran, yang secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = A x V (m2 x m/det = m3/det)

a. Persamaan Kontinuitas
Pada setiap aliran dimana tidak ada kebocoran maka untuk setiap penampang
berlaku bahwa debit tiap potongan selalu sama
V1 x A1 = V2 x A2 atau,
Q = A x V (konstan)

17
Menurut Triatmojo (1995) untuk pipa bercabang berdasarkan persamaan
kontinuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang
meninggalkan titik tersebut, yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut
Q1 = Q2 + Q3 atau,
A1 x V1 = A2 x V2 = A3 x V3

b. Persamaan Bernoulli
Menurut Bernoulli, jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan
pada setiap titik pada aliran air selalu konstan. Persamaan Bernoulli dapat
dipandang sebagai persamaan kekekalan energi, mengingat z = energy potensial
cair tiap satuan berat.
𝑚. 𝑔. 𝑧
≈𝑧
𝑚. 𝑔
𝑝
≈Tenaga potensial zat cair
𝑦

𝑝. 𝑣 𝑚. 𝑔 𝐹
≈𝑝 ≈
𝑚. 𝑔 𝛾 𝑦
𝑣2
= 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘
2𝑔
1 2
2 𝑚. 𝑣 ≈ 𝑣
2

𝑚. 𝑔 2𝑔
Dengan neraca massa energy yang masuk sama dengan yang keluar energi di A =
energy B sehingga
𝑝 𝑣2
𝐻=𝑧+ +
𝛾 2𝑔

18
𝑝1 𝑣 2 𝑝1 𝑣 2
𝑧1 + + + ℎ𝑓 = 𝑧1 + + + ℎ𝑓
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

c. Persamaan Hazen William


Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54
Dimana :
Q = debit aliran (m3/detik)
C = Koefisien kekasaran
D = Diameter pipa (m)
S = Slope pipa = beda tinggi/panjang pipa (m/m)

 Tekanan Air dan Kecepatan Aliran


Jika tekanan air berkurang, akan menyebabkan kesulitan dalam pemakaian
air. Sedangkan tekanan air yang berlebih dapat menimbulkan rasa sakit karena

19
terkena pancaran air, merusak peralatan plumbing, dan menambah kemungkinan
timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang baik pada suatu daerah
bergantung pada persyaratan pemakai atau alat yang harus dilayani. Secara umum,
dapat dikatakan besarnya tekanan standar adalah 1,0 kg/cm2, sedangkan tekanan
statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 – 5,0 kg/cm2 untuk perkantoran dan 2,5 –
3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan. Di samping itu beberapa macam peralatan
plumbing tidak dapat berfungsi dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari
batas minimum.
Kecepatan aliran air yang terlampau tinggi akan menambah kemungkinan
timbulnya pukulan air, menimbulkan suara berisik dan kadang menyebabkan
ausnya permukaan dalam pipa. Biasanya digunakan standar kecepatan antara 0,6 –
1,2 m/dt, dan batas maksimumnya adalah 1,5 – 2,0 m/dt. Di lain pihak, kecepatan
yang terlalu rendah ternyata dapat menimbulkan efek korosi, pengendapan
kotoran yang mempengaruhi kualitas air (Morimura et al., 1999)

 Kehilangan Tekanan
Macam kehilangan tekanan adalah:
1. Major losses, terjadi akibat gesekan air dengan dinding pipa. Menurut Atang,
(1983), besarnya kehilangan tekanan karena gesekan dapat ditentukan dengan
formula umum dari Darcy, yaitu:
𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = ℎ𝑥 .
𝐷 2𝑔
Dimana koefisien tahanan aliran H merupakan fungsi dari bilangan Reynolds
dan kekasaran relative dari pipa. Bilangan Reynolds dapat dihitung dengan
formula :
𝑣. 𝑑
𝑅𝑒 =
𝑣
2. Minor losses, terjadi akibat perubahan penampang pipa, sambungan, belokan,
dan katup. Kehilangan tenaga akibat gesekan pada pipa panjang biasanya jauh
lebih besar daripada kehilangan tenaga sekunder, sehingga pada keadaan
tersebut biasanya kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Pada pipa pendek
kehilangan tenaga sekunder harus diperhitungkan. Apabila kehilangan tenaga
sekunder kurang dari 5 % dari kehilangan tenaga akibat gesekan maka

20
kehilangan tenaga tersebut dapat diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan
tenaga sekunder, perubahan penampang atau belokan jangan dibuat
mendadak tapi berangsur-angsur.

 Analisis Aliran Pipa


Headloss dalam pipa air dapat dihitung melalui persamaan Darcy-Weisbach
(Triatmodjo, 1995)
𝑓𝑙𝑣 2
ℎ𝑓 =
2𝑔𝐷
Dimana :
Hf = headloss (m)
f = koefisien kekasaran pipa
l = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)

Persamaan Darcy dapat ditransformasikan dengan persamaan Chezy adalah


(Triatmodjo, 1995)
2𝑔𝐷
𝑣2 = ℎ𝑓
𝑓𝑙
ℎ𝑓
= 𝑆 (kemiringan garis energy atau kemiringan hidrolisis)
𝑙

Untuk pipa penuh sehingga,


R = A/P = D/4
Dimana:
A = luas permukaan pipa πD2/4
P = keliling basah πD

8𝑔
𝑣2 = 𝑅𝑆 atau 𝑣 2 = 𝐶 2 𝑅𝑆
𝑓

8𝑔
Dimana, 𝐶2 = 𝑓

Sehingga, 𝑣 = 𝐶√𝑅𝑆

21
Dalam persamaan Chezy nilai C harus diketahui. Manning dan Strickler dibangun
dengan persamaan Chezy. Sehingga persamaan secara praktis adalah:
1 1⁄ 1 1 1 1⁄
𝑣 = 𝑛𝑅 6 . 𝑅 ⁄2 . 𝑆 ⁄2 (di mana 𝐶 𝑛 𝑅 6

1 2⁄ 1⁄
= 𝑅 3𝑆 2
𝑛
Dimana, n = koefisien kekasaran (Manning)

2.5.2 Aplikasi Waternet


WaterNet merupakan suatu program yang dirancang untuk melakukan
simulasi aliran air atau fluida lainya (bukan gas) dalam pipa baik dengan sistem
jaringan tertutup (loop), sistem jaringan terbuka (bercabang) maupun sistem
jaringan campuran antara loop dan percabangan. Untuk melakukan analisa
hidraulik menggunakan aplikasi WaterNet dilakukan dengan step-step seperti
berikut ini:
1. Klik menu Utama File kemudian klik new
2. Klik “PIPA” maka akan muncul gambar sebagaimana pada cara
penggambaran yang dipilih dalam bentuk skalatis, maka panjang gambar pipa
merupakan panjang pipa yang akan dikenali oleh WaterNet secara skalatis.

3. Panjang pipa default diisi 100 m dan diameter pipa default 0,1 m. Persamaan
friksi dipilih persamaan Darcy Weisbach.

4. Jenis kekasaran yang dimasukkan adalah 0,000150 yaitu kekasaran untuk


plastik keras.Nilai ini dapat diambil langsung dari pustaka WaterNet dengan
mengklik tombol panah ke bawah, dapat pula dipilih sesuai dengan jaringan
yang direncanakan, atau dapat menulis angka pada jendela sesuai jenis
kekasaran yang digunakan. Perhatikan bahwa diameter kekasaran bersatuan
milimeter.

5. Pada jendela kehilangan energi sekunder, masukan koefisien kehilangan


energi akibat adanya belokan, saringan, percabangan, pembesaran atau
perkecialan pipa, check valve dan lain-lain pada jaringan pipa. Pada isian
kehilangan tinggi tenaga sekunder diabaikan. Klik OK dan akan kembali ke
Jendela Data Default.

22
6. Selanjutnya klik “NODE”. Isikan misalnya elevasi NODE 110 m (di atas
permukaan laut) dengan kebutuhan node 1,5 liter per detik. Semua elevasi
node nantinya adalah 110 m dan kebutuhannya 1,5 liter per detik. Setelah
terisi klik OK.

7. Selanjutnya klik “POMPA” maka anda akan memperoleh Jendela Default


Pompa. Isikan misalnya Debit rencana 30 liter/detik dan Head rencana 45
liter/detik. Jika menggunakan pompa tipe satu ( constant power) nilai default
pompa yang diisi diabaikan jika menggunakan WaterNet versi student.

8. Untuk reservoir WaterNet tidak memerlukan nilai defaultnya, karena jumlah


reservoir yang akan dipasang dianggap relatif sedikit.

9. Untuk merubah nilai default melalui Tombol Default yaitu pada tombol
Editing Jaringan.

10. Selanjutnya merencanakan jaringan pipa, sebelum melakukan perncanaan


jaringan pipa terlebih dahulu simpan data default yang telah dibuat dengan
mengklik tombol “Simpan&Exit”.

11. Gambar jaringan pipa dengan menggunakan Tombol Pipa. Setiap pipa yang
selesai digambar diberi nomor, demikian juga node atau ujung ujung pipa
tersebut secara otomatis.
12. Pemasangan reservoir digunakan dengan menggunakan Tombol Reservoir.
13. Untuk menentukan elevasi reservoirya digunakan Tombol Editing Jaringan,
kemudian klik kiri pada Node 1. Ganti Elevasi 110 (nilai defaultnya) dengan
130, begitu pula pada Node-Node selanjutnya. Untuk dapat melihat hasilnya
digunakan Tombol Editing Jaringan, kemudian misalnya klik pada Node 3 di
jendela grafik.

14. Setelah semua proses selesai jaringan ini dapat untuk di-run. Yang
diperlukan yaitu mengklik Tombol Go. Selesai running akan diperoleh
laporan singat hasil running.

23

Anda mungkin juga menyukai