7
10. Jam Operasi 24 24 24 24 24
11. Volume Reservoir 20 20 20 20 20
(%) (Max Demand)
2. Penggunaan Umum
Yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan pemerintah, rumah sakit,
sekolah, dan tempat ibadah. Kebutuhan air non domestik untuk kota dapat
dibagi menjadi beberapa kategori antara lain:
1) Kota Kategori I (Metro)
2) Kota Kategori II (Kota Besar)
3) Kota Kategori III ( Kota Sedang)
4) Kota Kategori IV (Kota Kecil)
5) Kota Kategori V (Desa)
s /d
NO > 1.000.000 /d s 100.000 < 20.000
URAIAN 1.000.00 /d 500.000 100.00
0
0
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
1. Konsumsi unit 190 170 130 100 80
sambungan rumah
(SR) l/o/h
2. Konsumsi unit 30 30 30 30 30
8
hidran umum
(HU) l/o/h
3. Konsumsi unit non 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
domestik l/o/h
(%)
4. Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
5. Faktor hari 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
Maksimum
6. Faktor jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Kebutuhan air bersih non domestik untuk kategori I sampai dengan V dan
beberapa sektor lain dapat dilihat pada tabel berikut.
9
No. SEKTOR BESARAN SATUAN
SekoSekolah
1. 10 Liter/murid/hari
2. Rumah sakit 200 Liter/bed/hari
3. Puskesmas 2000 Liter/hari
4. Masjid 3000 Liter/hari
5. Kantor 10 Liter/pegawai/hari
6. Pasar 12000 Liter/hektar/hari
7. Hotel 150 Liter/bed/hari
8. Rumah makan 100 Liter/tempat duduk/hari
9. Kompleks militer 60 Liter/orang/hari
10. Kawasan industry 0,2-0,8 Liter/detik/hari
11. Kawasan pariwisata 0,1-0,3 Liter/detik/hari
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1997
10
yang akan diambil untuk air baku penyediaan air minum. Berikut Persyaratan
Kualitas Air Minum.
Parameter wajib berdasarkan Permenkes No.492 tahun 2010
11
12
13
2.2.2 Unit Transmisi
Transmisi Air Baku dan Transimisi Air Olahan
Pada perencanaan menggunakan saluran tertutup dengan pipa kecuali air baku
boleh dengan saluran terbuka yang terlindungi. Buatkan rencana jalur pipa
transmisi kemudian plotkan pada peta rupa bumi atau peta citra satelit,
perkirakan panjang dan elevasinya, kemudian perkirakan diameter pipa
transmisi yang akan digunakan.
Contoh untuk memperkirakan diameter pipa trasmisi :
Tentukan titik awal (intake) dan akhirnya (titik awal reservoir distribusi) dari
peta BAKOSURTANAL atau Citra Satelit,perkirakan diameter pipa dengan
menggunakan rumus Hazen-William atau Darcy Weisbach.
Untuk rumus Hazen-William :
Q = 0,27853 ×C ×D^(2,63) ×S^(0,54)
S = [Q /(0,27853×C×D^(2,63) )]^(1,85)
Hf = S×L
D = [Q / (0,27853 ×C×S^(0,54) )]^(0,38)
v = Q ⁄ (A ) (m/dt)
A = 0,25 × π ×D^2
Keterangan :
C = Koefisien kekasaran dalam pipa
14
D = diameter pipa (m)
Q = Debit pengaliran (m3/dt)
S = slope/kemiringan hidrolis
Hf = Kehilangan tekanan karena friksi dalam pipa (m)
L = jarak/panjang pipa (m)
v = kecepatan pengaliran (m/dt)
A = luas permukaan pipa (m2)
π = 3,14
15
keakurasiannya, meter air sebagaimana dimaksud di atas, wajib ditera secara
berkala oleh instansi yang berwenang
Sambungan Rumah
Pipa dan perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai meter air
berada pada perumahan.
Hidran/Kran
Pekerjaan perpipaan dan pemasangan meteran air berikut konstruksi sipil
yang diperlukan sesuai gambar rencana biasanya untuk keperluan umum.
Hidran Kebakaran
Suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan untuk mengambil air
dari pipa air minum untuk keperluan pemadaman kebakaran atau pengurasan
pipa.
16
induk kota. Untuk mendapat suatu perencanaan yang optimum maka strategi
pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum adalah sebagai
berikut:
a. Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau “idle capacity”
b. Pengurangan air tak berekening (ATR)
c. Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)
a. Persamaan Kontinuitas
Pada setiap aliran dimana tidak ada kebocoran maka untuk setiap penampang
berlaku bahwa debit tiap potongan selalu sama
V1 x A1 = V2 x A2 atau,
Q = A x V (konstan)
17
Menurut Triatmojo (1995) untuk pipa bercabang berdasarkan persamaan
kontinuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang
meninggalkan titik tersebut, yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut
Q1 = Q2 + Q3 atau,
A1 x V1 = A2 x V2 = A3 x V3
b. Persamaan Bernoulli
Menurut Bernoulli, jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan
pada setiap titik pada aliran air selalu konstan. Persamaan Bernoulli dapat
dipandang sebagai persamaan kekekalan energi, mengingat z = energy potensial
cair tiap satuan berat.
𝑚. 𝑔. 𝑧
≈𝑧
𝑚. 𝑔
𝑝
≈Tenaga potensial zat cair
𝑦
𝑝. 𝑣 𝑚. 𝑔 𝐹
≈𝑝 ≈
𝑚. 𝑔 𝛾 𝑦
𝑣2
= 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘
2𝑔
1 2
2 𝑚. 𝑣 ≈ 𝑣
2
𝑚. 𝑔 2𝑔
Dengan neraca massa energy yang masuk sama dengan yang keluar energi di A =
energy B sehingga
𝑝 𝑣2
𝐻=𝑧+ +
𝛾 2𝑔
18
𝑝1 𝑣 2 𝑝1 𝑣 2
𝑧1 + + + ℎ𝑓 = 𝑧1 + + + ℎ𝑓
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
19
terkena pancaran air, merusak peralatan plumbing, dan menambah kemungkinan
timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang baik pada suatu daerah
bergantung pada persyaratan pemakai atau alat yang harus dilayani. Secara umum,
dapat dikatakan besarnya tekanan standar adalah 1,0 kg/cm2, sedangkan tekanan
statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 – 5,0 kg/cm2 untuk perkantoran dan 2,5 –
3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan. Di samping itu beberapa macam peralatan
plumbing tidak dapat berfungsi dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari
batas minimum.
Kecepatan aliran air yang terlampau tinggi akan menambah kemungkinan
timbulnya pukulan air, menimbulkan suara berisik dan kadang menyebabkan
ausnya permukaan dalam pipa. Biasanya digunakan standar kecepatan antara 0,6 –
1,2 m/dt, dan batas maksimumnya adalah 1,5 – 2,0 m/dt. Di lain pihak, kecepatan
yang terlalu rendah ternyata dapat menimbulkan efek korosi, pengendapan
kotoran yang mempengaruhi kualitas air (Morimura et al., 1999)
Kehilangan Tekanan
Macam kehilangan tekanan adalah:
1. Major losses, terjadi akibat gesekan air dengan dinding pipa. Menurut Atang,
(1983), besarnya kehilangan tekanan karena gesekan dapat ditentukan dengan
formula umum dari Darcy, yaitu:
𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = ℎ𝑥 .
𝐷 2𝑔
Dimana koefisien tahanan aliran H merupakan fungsi dari bilangan Reynolds
dan kekasaran relative dari pipa. Bilangan Reynolds dapat dihitung dengan
formula :
𝑣. 𝑑
𝑅𝑒 =
𝑣
2. Minor losses, terjadi akibat perubahan penampang pipa, sambungan, belokan,
dan katup. Kehilangan tenaga akibat gesekan pada pipa panjang biasanya jauh
lebih besar daripada kehilangan tenaga sekunder, sehingga pada keadaan
tersebut biasanya kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Pada pipa pendek
kehilangan tenaga sekunder harus diperhitungkan. Apabila kehilangan tenaga
sekunder kurang dari 5 % dari kehilangan tenaga akibat gesekan maka
20
kehilangan tenaga tersebut dapat diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan
tenaga sekunder, perubahan penampang atau belokan jangan dibuat
mendadak tapi berangsur-angsur.
8𝑔
𝑣2 = 𝑅𝑆 atau 𝑣 2 = 𝐶 2 𝑅𝑆
𝑓
8𝑔
Dimana, 𝐶2 = 𝑓
Sehingga, 𝑣 = 𝐶√𝑅𝑆
21
Dalam persamaan Chezy nilai C harus diketahui. Manning dan Strickler dibangun
dengan persamaan Chezy. Sehingga persamaan secara praktis adalah:
1 1⁄ 1 1 1 1⁄
𝑣 = 𝑛𝑅 6 . 𝑅 ⁄2 . 𝑆 ⁄2 (di mana 𝐶 𝑛 𝑅 6
1 2⁄ 1⁄
= 𝑅 3𝑆 2
𝑛
Dimana, n = koefisien kekasaran (Manning)
3. Panjang pipa default diisi 100 m dan diameter pipa default 0,1 m. Persamaan
friksi dipilih persamaan Darcy Weisbach.
22
6. Selanjutnya klik “NODE”. Isikan misalnya elevasi NODE 110 m (di atas
permukaan laut) dengan kebutuhan node 1,5 liter per detik. Semua elevasi
node nantinya adalah 110 m dan kebutuhannya 1,5 liter per detik. Setelah
terisi klik OK.
9. Untuk merubah nilai default melalui Tombol Default yaitu pada tombol
Editing Jaringan.
11. Gambar jaringan pipa dengan menggunakan Tombol Pipa. Setiap pipa yang
selesai digambar diberi nomor, demikian juga node atau ujung ujung pipa
tersebut secara otomatis.
12. Pemasangan reservoir digunakan dengan menggunakan Tombol Reservoir.
13. Untuk menentukan elevasi reservoirya digunakan Tombol Editing Jaringan,
kemudian klik kiri pada Node 1. Ganti Elevasi 110 (nilai defaultnya) dengan
130, begitu pula pada Node-Node selanjutnya. Untuk dapat melihat hasilnya
digunakan Tombol Editing Jaringan, kemudian misalnya klik pada Node 3 di
jendela grafik.
14. Setelah semua proses selesai jaringan ini dapat untuk di-run. Yang
diperlukan yaitu mengklik Tombol Go. Selesai running akan diperoleh
laporan singat hasil running.
23