Efek Konseling Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Samarinda
Efek Konseling Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Samarinda
Alamat Korespondensi:
Rina Loriana
Poltekkes Kota Samarinda
rinaloriana@yahoo.com
081347327167
ABSTRAK
Seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, penyebaran penyakit tuberkulosis
semakin meluas dengan jumlah penderita yang semakin bertambah.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek konseling terhadap pengetahuan, sikap dan kepatuhan berobat penderita TB Paru di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Samarinda. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kota Samarinda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksprimen semu ( quasi
experiment) dengan rancangan Non Randomized Control Group Pretest and Posttest Design ( Non
Equivalent Control Group). Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel independen adalah pemberian
Konseling dan variabel dependen adalah pengetahuan, sikap dan kepatuhan berobat penderita TB.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive sampling dengan 80 responden pada kelompok
kontrol dan 80 responden pada kelompok perlakuan. Data dianalisis dengan menggunakan wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan tentang kepatuhan
berobat penderita TB paru sebelum dan sesudah mendapatkan konseling, terdapat perbedaan yang
bermakna sikap tentang kepatuhan berobat penderita TB Paru sebelum dan sesudah mendapatkan
konseling serta terdapat perbedaan yang bermakna tingkat kepatuhan berobat pada penderita TB paru
sebelum dan sesudah mendapatkan konseling. Dapat disimpulkan bahwa adanya efek dari konseling
terhadap pengetahuan, sikap dan kepatuhan berobat penderita TB Paru di wilayah kerja Dinas Kesehatan
kota Samarinda.
ABSTRACT
Along with increased mobility and density of the population, the spread of tuberculosis is more
widespread with the growing number of patients bertambah.Penelitian aims to determine the effects of
counseling on knowledge, attitudes and adherence to treatment of pulmonary TB patients in the region of
Samarinda City Health Department. The study was conducted in the region of Samarinda City Health
Department. The method used in this study is quasi-experimental methods (quasi experiment) with the
draft Non-Randomized Control Group Pretest and Posttest Design (Non-Equivalent Control Group). The
variables in this study are the independent variables are giving counseling and the dependent variable is
the knowledge, attitude and adherence to TB treatment. Sampling was done by purposive sampling
technique with 80 respondents in the control group and 80 respondents in the treatment group. Data were
analyzed using Wilcoxon. The results showed that there were significant differences of knowledge about
treatment compliance of pulmonary tuberculosis patients before and after counseling, there is a
significant difference in attitudes about treatment compliance of pulmonary TB patients before and after
receiving counseling and there are significant differences in the level of treatment compliance in patients
with pulmonary tuberculosis before and after counseling. It is concluded that the effect of counseling on
knowledge, attitudes and treatment compliance of pulmonary TB patients in the region of Samarinda city
Health Department.
Arsin, A., Azrieful, Aisah. (2006). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makasar. Makasar:
FKM Unhas
Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2.
Liberty, Yogyakarta: 23 Pustaka pelajar
Corones, Katina, Flona M. Coyer, Karen A. (2009). Theobald. Exploring the
Information Needs of Patients. British Journal of Nursing. 4(3). Pp: 123-130.
Dossey, B.M., Keegan, L., Guzzetta, C. (2005). Holistic Nursing ; A Handbook For
Practice. Fourth Edition. Canada: Jones and Bartlett Pulishers.
Dinas Kesehatan Kota Samarinda. (2012). Data Kasus TB Paru Kota Samarinda.
Samarinda: Tidak diPublikasikan.
Depkes. (2001). Komunikasi Inter Personal Antara Petugas Kesehatan Dengan
Penderita Tuberkulosis. Jakarta
Egan. A. (2005), Tuberkulosis Paru dan Penaganannya, Jakarta : Salemba Medika
Friedman, M, Vicky, Bowden, Elaine, G.J. (2002). Buku Ajar Keperawatan Keluarga :
Riset, Teori & Praktik (Alih bahasa oleh Debora, I & Yoakim, A) Edisi 5. Jakarta:
EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurmila, Pudjiati, Dewi Lusiani, (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
ketidakpatuhan klien minum obat TB Paru di Puskesmas Jati Makmur Pondok
Gede Bekasi. Jakarta : Jurnal madya Poltekes Jakarta III.
Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Thiam, S. et al. 2007.Effectiveness of a Strategy to Improve Adherence to Tuberculosis
Treatment in a Resource-Poor Setting. USA: American Medical Assocition
Vista Oke. (2008). Extensive drug-resistant tuberkulosis (XDR-TB). Jurnal Tuberkulosis
Indinesia, www.stoptb.int, di akses tanggal 2 april 2012.
WHO. (2007). Guidance on Initiated HIV, TB and Counseling in Health
Facilities.
Lampiran
Kelompok
Karakteristik Perlakuan Kontrol
n (%) n(%)
Usia ( tahun) :
21-40 46 57,50 49 61,25
41-60 34 42,50 31 38,75
Jenis Kelamin :
Laki-laki 39 48,75 40 50
Perempuan 41 51,25 40 50
Pendidikan :
SMP 33 41,25 31 38,75
SMA 40 50,00 42 52,50
DIII 7 8,75 7 8,75
Pekerjaan :
PNS 12 15,00 11 13,75
Swasta 33 41,25 35 43,75
Wiraswasta 10 12,50 7 8,75
Belum bekerja 3 3,75 16 20,00
IRT 22 27,50 11 13,75
Usia 0,972
Jenis Kelamin 0,500
Pendidikan 0,946
Pekerjaan 0,188
Mulai Berobat 0.951
Lama berobat 0,954
*Wilcoxon
Tabel 3 Skor Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Kepatuhan Berobat Penderita
TB Sebelum dan Setelah Intervensi Konseling pada Kelompok
Perlakuan.
Tabel 5 Hasil Uji Beda Pengetahuan, Sikap, dan Kepatuhan Berobat Penderita
TB Paru Sebelum dan Setelah dilakukan Intervensi Konseling