Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS SD

Dosen Pengampu :
1. Dr. Darsono, M.Pd.
2. Dr. Pujiati, M.Pd

Disusun oleh :
Dewi Saraswati 1823053017

Program Pascasarjana Magister Keguruan Guru SD


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2019IDENTIFIKASI, MEMETAKAN, DAN ANALISIS PROBLEMATIKA
PEMBELAJARAN IPS DI SD

A. Identifikasi dan Memetakan Masalah dalam pembelajaran IPS di SD


Berikut ini dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang sering muncul
pada pembelajaran IPS yang ada di sekolah kami. Permasalahan tersebut dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu:
1. Peserta didik
Beberapa permasalahan yang muncul pada siswa adalah materi yang
diajarkan terlalu luas, sehingga peserta didik kesulitan menyerap materi yang
disampaikan oleh guru, sehingga peserta didik merasa jenuh dengan proses
pembelajaran yang di terapkan oleh guru.
 Dengan pembuatan RPP yang matang dapat membantu guru dalam
menentukan materi yang akan disampaikan, sehingga materi yang akan
disampaikan sesuai dengan porsi dan waktu yang dibutuhkan tidak
mengganggu kegiatan lainnya dalam pembelajaran.

 Sangat bijak jika kita tidak terlalu banyak dalam mengambil indikator.
Sebaiknya ambil sedikit indikator dan perbanyaklah pengembangannya,
karena hal ini akan sangat membantu peserta didik dalam menguasai materi
dan membuat guru mudah dalam menentukan apersepsi yang akan dilakukan,
dengan demikian apersepsi yang dialkuakn oleh guru akan mengena.

2. Guru
Guru merasa kesulitan untuk senantiasa mengikuti perkembangan
pengetahuan IPS yang terus berubah dari waktu ke waktu. Pada saat
pembelajaran apersepsi yang dilakukan guru kurang mengena dan pada akhir
pembelajaran guru tidak memberikan tindak lanjut dari materi yang telah
disampaikan. Pola pengajaran selama ini masih dengan tahapan memberikan
informasi tentang materi-materi (termasuk memotivasi secara informarif),
memberikan contoh-contoh dan berikutnya latihan-latihan.
Dalam merencanakan penyelesaian masalah tidak diajarkan strategi-
strategi yang bervariasi atau yang mendororong ketrampilan berpikir kreatif

1
seperti membuat pertanyaan sendiri untuk kemudian menemukan jawabannya
ditambah lagi jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak (kelas gemuk)
sehingga guru semakin kesulitan dalam menentukan pembelajaran yang efektif
di dalam kelas.

 Lebih seringlah menggunakan media, karena dengan begitu media dapat


menjadi alat bantu bukan alat pengganggu. Yang perlu diingat adalah
pemilihan dan penggunaan media harus sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa.

 Tindak lanjut yang dilakukan tidak harus merupakan suatu tugas, tapi
bisa saja berupa pesan moral kepada siswa, misalnya untuk menjaga
lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, atau pesan yang sesuai
dengan kondisi pembelajaran, misalnya: lebih banyak membaca buku, jika
ada media gunakan sebiak mungkin jangan hanya untuk mainan.

 Kelas gemuk sering menjadi kendala tersendiri, kondisi ini bisa menjadi
suatu momok tersendiri. Namun kondisi ini akan menghilang seiring
berjalannya waktu dan semakin akrabnya guru dengan siswa. Untuk
mengatasi pengkondisian kelas guru dapat menyiasatinya dengan
pengaturan kelas dan tempat duduk siswa. penggunaan kelas secara klasikal
mungkin perlu dirubah untuk memberikan suasana segar kepada siswa.

3. Sarana dan Prasarana


Ketersediaan buku yang tidak sesuai dengan perkembangan pengetahuan
IPS yang ada. Media atau alat bantu pembelajaran IPS di sekolah yang belum
tersedia, yaitu belum menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau
bahan ajar yang berbasis e-learning masih terbatas jumlahnya.
 Siswa lebih aktif mencari buku sumber, jika di perpustaaan tidak ada
siswa bisa mencari di toko buku, jika siswa keberatan untuk membeli buku,
hal ini dikarenakan perekonomian orang tua siswa, maka guru dapat
mengatasinya dengan mengkopikan materi yang akan diajarkan dengan
catatan siswa mengganti biaya foto copy, atau jika paguyupan berjalan
lancar, biaya foto copy bisa diambil dari dana paguyupan.

2
 Jika bahan ajar berbasis e-learning belum tersedia, dalam hal ini dituntut
keaktifan dan kreatifitas guru. Bagaimanapun bentuk dan rupa sekolah dan
siswa yang dihadapi, jika guru aktif, krteatif, dan inovatif maka tidak
mustahil masalah yang ada dalam setiap pembelajaran dapat teratasi. Guru
dapat mencari alternatif pembelajaran lain yang hampir serupa dengan e-
learning atau dengan menggunakan fasilitas perpustakaan yang tersedia
selain itu guru dapat menggunakan media konkret berupa belajar di
lingkungan sekitarnya.

B. Analisis Problematika Pembelajaran IPS di SD


Setelah kita mengidentifikasi permasalahan yang ada, maka kita dapat
menanalisis permasalahan berikut alternatif pemecahan masalahnya.
1. Perlunya Perubahan Mendasar Dalam Implementasi Pembelajaran
IPS di Kelas
Agar peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran, hendaknya
guru menguasai berbagai strategi, model, metode maupun media terbaru yang
relevan dengan kondisi di kelas. Dengan penerapan berbagai gagasan baru
tersebut, diharapkan aktivitas belajar peserta didik akan meningkat. Terutama
dalam pembelajaran IPS di SD. Peserta didik akan memperoleh lebih banyak
dari hasil proses pembelajaran apabila belajar dilakukan dengan proses yang
kreatif dan menyenangkan.
Dalam proses belajar aktif, peserta didik diharapkan mampu memilih
strategi dan sumber belajar yang tepat berdasarkan kesadarannya akan
perkembangan belajarnya. Akan tetapi dalam proses mengelola proses belajar
itu, sebagai seorang yang belum berpengalaman, peserta didik membutuhkan
dukungan atau bantuan dari orang yang lebih dewasa atau lebih berpengalaman
agar proses belajar peserta didik lebih terarah.

2. Menerapkan Pembelajaran Konstruktivis dengan Pendekatan


Kontekstual

3
Dalam proses pembelajaran, hendaknya pengalaman atau informasi baru
disampaikan dengan mengaitkan berbagai hal yang sudah familiar dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik, atau menjalinkannya dengan pengalaman
hidup sehari-hari. Belajar adalah tentang bagaimana mengkonstruksi
pengetahuan. Belajar bukan hanya sekedar tentang mendapatkan dan
mengorganisasikan informasi, tetapi lebih bagaimana informasi itu bisa lebih
bermakna bagi peserta didik. Guru dalam hal ini hanya sekedar mendampingi
untuk mengarahkan dan memfasilitasi peserta didik dalam proses menemukan
dan mengolah informasi dari proses pembelajaran. Proses belajar harus
menyenangkan dan kreatif serta dikontekstualisasikan dengan kehidupan peserta
didik sehari-harinya (Joyce, 2002).

3. Terlibat Secara Emosional


Perilaku guru dalam membangun interaksi dengan peserta didik juga
menentukan keaktifan peserta didik di kelas. Meskipun strategi dan model
pembelajaran yang sama, namun apabila dibawakan oleh guru yang berbeda,
maka akan membawa hasil yang berbeda pula. Pendidik harus memberikan
kepercayaannya kepada peserta didik agar mereka juga memberikan
kepercayaan kepada pendidik untuk membimbing proses belajar mengajar
mereka. Guru hendaknya dapat menunjukkan sikap yang tulus untuk membantu
peserta didik, mengelola pembelajaran dan memahami karakter peserta didik
sehingga mampu menciptakan sikap yang tepat dalam proses belajar mengajar.\

4. Melibatkan Peserta Didik Dalam Semua Proses dan Aktivitas


Dengan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, akan
semakin meningkatkan perasaan harga diri peserta didik (Self-efficacy). Melalui
keyakinan seseorang yang kuat akan kemampuannya untuk mengerjakan tugas-
tugas dalam proses belajar mengajar, memungkinkan untuk memberikan
dorongan yang lebih kepada seseorang dalam pencapaian hasil belajar lebih
maksimal.
5. Melibatkan Semua Modalitas

4
Peserta didik pasti memiliki latar belakang psikologis, mental, religiusitas
dan latar belakang sosial yang berbeda-beda. Dalam proses belajar mengajar
peserta didik memiliki Modalitas Belajar masing-masing yang berbeda, yaitu
modalitas Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Untuk merangsang minat, motivasi,
dan keaktifan belajar peserta didik, maka proses pembelajaran hendaknya
melibatkan semua aspek modalitas.

6. Membelajarkan Bagaimana Cara Belajar


Guru hendaknya bukan hanya mengajarkan tentang materi pembelajaran,
akan tetapi juga dapat membelajarkan bagaimana cara belajar. Peserta didik
dilatih untuk memiliki keterampilan belajar seperti bagaimana cara mencatat dan
membaca buku yang efektif, bagaimana mengelola informasi, bagaimana
membuat peta konsep, bagan, rancangan dan menulis laporan yang baik,
bagaimana cara mencari dan memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan
peserta didik dan sebagainya.

7. Menggunakan Assesment yang Autentik Pada Semua Aspek


Dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan proses kognitif,
perkembangan sikap, karakter, dan pencapaian keterampilan sosial. Oleh karena
itu, dalam proses belajar mengajar, assessment yang digunakan mampu
menggambarkan perkembangan tiga ranah sekaligus, baik Kognitif, Afektif,
maupun Psikomotor.

DAFTAR PUSTAKA

5
Dedi Irwan. 2012. Pentingnya memahami karakter peserta didik. Diakses di
http://www.dakwatuna.com// pada tanggal 14 April 2019.
Problematika dalam Pembelajaran IPS di SD. (2015). Prosiding Nasional Seminar dan
Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah, 129-136.
Thomas Wibowo A.S. 2005. Pendayagunaan media pembelajaran, (jurnal pendidikan
penabur No.04/ Th.IV/ Juli 2005) Dalam http;//pendayagunaan-
mediapembelajaran.html. Diakses pada tanggal 17 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai