Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
1. Dr. Darsono, M.Pd.
2. Dr. Pujiati, M.Pd
Disusun oleh :
Dewi Saraswati 1823053017
Sangat bijak jika kita tidak terlalu banyak dalam mengambil indikator.
Sebaiknya ambil sedikit indikator dan perbanyaklah pengembangannya,
karena hal ini akan sangat membantu peserta didik dalam menguasai materi
dan membuat guru mudah dalam menentukan apersepsi yang akan dilakukan,
dengan demikian apersepsi yang dialkuakn oleh guru akan mengena.
2. Guru
Guru merasa kesulitan untuk senantiasa mengikuti perkembangan
pengetahuan IPS yang terus berubah dari waktu ke waktu. Pada saat
pembelajaran apersepsi yang dilakukan guru kurang mengena dan pada akhir
pembelajaran guru tidak memberikan tindak lanjut dari materi yang telah
disampaikan. Pola pengajaran selama ini masih dengan tahapan memberikan
informasi tentang materi-materi (termasuk memotivasi secara informarif),
memberikan contoh-contoh dan berikutnya latihan-latihan.
Dalam merencanakan penyelesaian masalah tidak diajarkan strategi-
strategi yang bervariasi atau yang mendororong ketrampilan berpikir kreatif
1
seperti membuat pertanyaan sendiri untuk kemudian menemukan jawabannya
ditambah lagi jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak (kelas gemuk)
sehingga guru semakin kesulitan dalam menentukan pembelajaran yang efektif
di dalam kelas.
Tindak lanjut yang dilakukan tidak harus merupakan suatu tugas, tapi
bisa saja berupa pesan moral kepada siswa, misalnya untuk menjaga
lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, atau pesan yang sesuai
dengan kondisi pembelajaran, misalnya: lebih banyak membaca buku, jika
ada media gunakan sebiak mungkin jangan hanya untuk mainan.
Kelas gemuk sering menjadi kendala tersendiri, kondisi ini bisa menjadi
suatu momok tersendiri. Namun kondisi ini akan menghilang seiring
berjalannya waktu dan semakin akrabnya guru dengan siswa. Untuk
mengatasi pengkondisian kelas guru dapat menyiasatinya dengan
pengaturan kelas dan tempat duduk siswa. penggunaan kelas secara klasikal
mungkin perlu dirubah untuk memberikan suasana segar kepada siswa.
2
Jika bahan ajar berbasis e-learning belum tersedia, dalam hal ini dituntut
keaktifan dan kreatifitas guru. Bagaimanapun bentuk dan rupa sekolah dan
siswa yang dihadapi, jika guru aktif, krteatif, dan inovatif maka tidak
mustahil masalah yang ada dalam setiap pembelajaran dapat teratasi. Guru
dapat mencari alternatif pembelajaran lain yang hampir serupa dengan e-
learning atau dengan menggunakan fasilitas perpustakaan yang tersedia
selain itu guru dapat menggunakan media konkret berupa belajar di
lingkungan sekitarnya.
3
Dalam proses pembelajaran, hendaknya pengalaman atau informasi baru
disampaikan dengan mengaitkan berbagai hal yang sudah familiar dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik, atau menjalinkannya dengan pengalaman
hidup sehari-hari. Belajar adalah tentang bagaimana mengkonstruksi
pengetahuan. Belajar bukan hanya sekedar tentang mendapatkan dan
mengorganisasikan informasi, tetapi lebih bagaimana informasi itu bisa lebih
bermakna bagi peserta didik. Guru dalam hal ini hanya sekedar mendampingi
untuk mengarahkan dan memfasilitasi peserta didik dalam proses menemukan
dan mengolah informasi dari proses pembelajaran. Proses belajar harus
menyenangkan dan kreatif serta dikontekstualisasikan dengan kehidupan peserta
didik sehari-harinya (Joyce, 2002).
4
Peserta didik pasti memiliki latar belakang psikologis, mental, religiusitas
dan latar belakang sosial yang berbeda-beda. Dalam proses belajar mengajar
peserta didik memiliki Modalitas Belajar masing-masing yang berbeda, yaitu
modalitas Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Untuk merangsang minat, motivasi,
dan keaktifan belajar peserta didik, maka proses pembelajaran hendaknya
melibatkan semua aspek modalitas.
DAFTAR PUSTAKA
5
Dedi Irwan. 2012. Pentingnya memahami karakter peserta didik. Diakses di
http://www.dakwatuna.com// pada tanggal 14 April 2019.
Problematika dalam Pembelajaran IPS di SD. (2015). Prosiding Nasional Seminar dan
Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah, 129-136.
Thomas Wibowo A.S. 2005. Pendayagunaan media pembelajaran, (jurnal pendidikan
penabur No.04/ Th.IV/ Juli 2005) Dalam http;//pendayagunaan-
mediapembelajaran.html. Diakses pada tanggal 17 April 2019.