Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

MEMBERIKAN KOMPRES

OLEH

1. Dhea Elfira Maulidina


2. Niltu Dinari
3. Utami Rizka Mulyasari

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN TINGKAT
1A/SEMESTER II
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul
“MEMBERIKAN KOMPRES” Ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah di
tentukan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi
kesempurnaan penyusun ke depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan,
arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kami penyusunnya.

Mataram, 21 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kompres .................................................................................... 3
B. Jenis – Jenis Kompres ............................................................................. 3
C. Tujuan Memberikan Kompres ................................................................ 3
D. Indikasi Memberikan Kompres ............................................................... 4
E. Kontra Indikasi Memberikan Kompres ................................................... 4
F. Persiapan Alat ......................................................................................... 4
G. Cara Kerja ............................................................................................... 5
H. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan ........................................................ 9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa
secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan
yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan.
Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi
sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah
dan landasan keilmuan yang kokoh.
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan
untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan
panas secara kimiawi melalui metabolisme darah.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakaN
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian
tubuh yang memerlukan. Ada dua jenis kompres, yaitu : kompres panas dan
kompres dingin. Di makalah ini kan di jelaskan satu persatu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat kita temukan rumusan
masalahnya sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan memberikan kompres?
2. Apa saja jenis-jenis dari memeberikan kompres?
3. Apakah tujuan dari memberikan kompres ?
4. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dala memberikan kompres ?
5. Apa saja persiapan alat dalam memberikan kompres?
6. Bagaimana cara kerja dalam memberikan kompres?
7. Hal–hal apa saja yang harus dipeerhatikan dalam memberikan
kompres?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatasmaka dapat ditemukan tujuannya sebagai
berikut :
1. Untuk memahai pengertian dari memberikan kompres
2. Untuk menegtahui dan memahami jenis-jenis dari pemberian kompres
3. Untuk mengetahui tujuan dari pemberian kompres
4. Untuk menegetahui indikasi dan kontra indikasi dalam memberikan
kompres
5. Untuk mengetahui persiapan alat dalam memberikan kompres
6. Untuk memahami cara kerja dalam memberikan kompres
7. Untuk mengetahui hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam
memberikan kompres.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin
pada bagian tubuh yang memerlukan.
B. Jenis - Jenis Kompres
1. Kompres Hangat
suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat
menimbulkan beberapa efek fisiologis.
2. Kompres Dingin
suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat
menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin
adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi
perdarahan serta edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin
menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih
sedikit.
C. Tujuan Pemberian Kompres
1. Kompres Panas
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Mengurangi rasa sakit
c. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
d. Merangsang peristatik usus
2. Kompres Dingin
a. Menurunkan suhu tubuh
b. Mencegah peradangan meluas
c. Mengurangi kongesti
d. Mengurangi perdarahan setempat
e. Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
D. Indikasi Pemberian Kompres
1. Kompres Panas
a. Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)
b. Klien dengan perut kembung
c. Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang
persendian
d. Sepasme otot
e. Adanya abses, hematoma
2. Kompres Dingin
a. Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
b. Klien dengan batuk dan muntah darah
c. Pasca Tonsilektomi
d. Radang, memar
E. Kontra Indikasi Pemberian Kompres
1. Kompres Dingin
a. Sprain dan strain serta pasca trauma akut
b. Bursitis, Fibrositis, kapsulitis
2. Kompres Hangat
a. Gangguan sensibilitas
b. Buerger diseases
F. Persiapan Alat
1. Kompres Panas Basah
Persiapan alat :
a. Kom berisi air hangat (40-46c)
b. Bak steril berisi 2buah kasa beberapa potong dengan ukuran
yang sesuai
c. Kasa perban/kain segitiga
d. Pengalas
e. Sarung tangan bersih di tempatnya
f. Bengkok 2buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
g. Waslap 4 buah
h. Pinset anatomi 2 buah
i. Korentang
2. Kompres Panas Kering Menggunakan Buli-Buli Panas
Persipan Alat :
a. Buli-buli panas dan sarung
b. Termos berisi air panas/termometer air panas
c. Lap kerja
3. Kompres Dingin Basah Dengan Larutan Obat Anti Septic
Persiapan Alat :
a. Mangkok bertutup steril
b. Bak steril berisi pinset steril anatomi 2 buah
c. Cairan anti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai
1:3000, larutan betadin
d. Pembalut dan sampiran bila perlu
e. Perlak, pengalas dan kain kasa (bila perlu)
4. Kompres Dingin Basah Dengan Air Biasa/Air Es
Persiapan Alat :
a. Kom kecil berisi air biasa/air es
b. Perlak, pengalas dan sampiran (bila perlu)
c. Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu
5. Kompres Dingin Kering Dengan Kirbat Es (Eskap)
Persiapan Alat :
a. Kirbat es/eskap dengan sarungnya
b. Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok
teh garam agar es tidak cepat mencair
c. Air dalam kom dan Lap kerja
d. Perlak pengalas selimut bila perlu
G. Cara Kerja
1. Kompres Panas Basah
a. Dekatkan alat-alat kedekat klien
b. Perhatikan privacy klien
c. Cuci tangan
d. Atur posisi klien yang nyaman
e. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
f. Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban.
Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong
g. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril,
lalu masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat
h. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan
pada area yang akan dikompres
i. Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu
ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya dibalut dengan
kasa perban atau kain segitiga
j. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program
dengan anti balutan kompres tiap 5 menit
k. Lepaskan sarung tangan
l. Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
m. Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
n. Cuci tangan
o. Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya
2. Kompres Panas Kering Menggunakan Buli-Buli Panas
a. Cuci tangan
b. Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas
dengan cara : mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan
penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-
ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di
inginkan (50-60ºc)
c. Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah
bagian dari buli-buli tesebut. Lalu keluarkan udaranya dengan
cara :
1) letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau
tempat datar.
2) Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan
permukaan air di leher buli-buli
3) Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan
rapat/benar
d. Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan
lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli
e. Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien
f. Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan
g. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan
yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas,
seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran.
h. Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air
anas lagi, sesuai yang di kehendaki
i. Bereskan alat alat bila sudah selesai
j. Cuci tangan
k. Dokumentasikan
3. Kompres Dingin Basah Dengan Larutan Obat Anti Septic
a. Dekatkan alat ke dekat klien
b. Pasang sampiran
c. Cuci tangan
d. Pasang perlak pada area yang akan di kompres
e. Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan
f. Tuangkan cairan kedalam mangok steril
g. Masukkan beberapa potong kasa kedalam mangkok tersebut
h. Peras kain kasa trsbt dg menggunkan pingset
i. Bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang
dikompres dan di balut
j. Rapikan posisi klien
k. Bereskan alat-alat setelah selesai tindakan
l. Cuci tangan
m. Dokumentasikan
4. Kompres Dingin Basah Dengan Air Biasa/Air Es
a. Dekatkan alat-alat ke klien
b. Pasang sampiran bila perlu
c. Cuci tngan
d. Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
e. Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu
diperas sampai lembab
f. Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan
dikompres
g. Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang
sudah terendam dalam air biasa atau air es.
h. Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
i. Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah
selesai
j. Cuci tangan
k. Dokumentasikan
5. Kompres Dingin Kering Dengan Kirbat Es (Eskap)
a. Bawa alat-alat ke dekat klien
b. Cuci tangan
c. Masukkan batnan es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak
tajam
d. Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih
setengah bagian dari kirbat tersebut
e. Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang
kosong, lalu di tutup rapat
f. Periksa skap, adakah kebocoran atau tidak
g. Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam
sarungnya
h. Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada
klien
i. Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di
kompres
j. etakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres
k. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa,
dan suhu tubuh
l. Angkat eskap bila sudah selesai
m. Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman
n. Bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini
o. Cuci tangan
p. Dokumentasikan
H. Hal-Hal yang perlu diperhatikan
1. Kompres Panas Basah
Hal - hal yang perlu diperhatikan:
a. Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di
pertahankan tetap hangat
b. Cairan jangan terlalu panas, agar kulit jangan sampai kulit
terbakar
c. Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan
dikompres
d. Untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus
steril. Pada luka memar atau bengkak, peralatan tidak perlu
steril yang penting bersih.
2. Kompres Panas Kering Menggunakan Buli-Buli Panas
Hal-hal yang perlul diperhatikan :
a. Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan
b. Pemakaian buli-buli panas ada bagian abdomen, tutup buli-
buli mengarah ke atas/samping
c. Bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah/samping
d. Buli-buli harus diperiksa dulu/cincin karet pada penutupnya
3. Kompres Dingin Basah Dengan Larutan Obat Anti Septic
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Kain kasa harus sering dibasai agar tetap basah
b. Pada luka bakar kotor kasa diganti tiap 1-2 jam
c. Perhatikan kulit setempat/sekitarnya. Bila terjadi iritasi segera
laporkan
d. Pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama,
tutupi dengan kapas sublimat
4. Kompres Dingin Basah Dengan Air Biasa/Air Es
Hal- hal yang perlu diperhatikan:
a. Bila suhu tubuh 39c/lebih, kompres dilipat paha/ketiak
b. Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan
dipasang busur selimut di atas dada dan perut klien agar seprei
atas tidak basah
5. Kompres Dingin Kering Dengan Kirbat Es (Eskap)
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Bila klien kedinginan atau sianosis, kirbat es harus segera di
angkat
b. Selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien terhadap
keberadaan iritasi dan lain-lain
c. Pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu
tubuh harus di control setiap 30-60 menit.bila suhu sudah
turun kompres di hentikan
d. Bila tdak ada kirbat es bias menggunakan kantong plastic
e. Bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera diganti
(bila perlu)
6. Memberikan Kompres Hangat
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Jangan letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang
telanjang, lapisi kantong dengan kain flanel atau handuk.
b. Kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan
tertentu hanya boleh terisi sepertiganya untuk menghindari
berat yang tidak diperlukan.
c. Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama,
jangan lupa memeriksa kulit penderita.
d. Kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat
menyebabkan pembuluh darah di area tersebut mengalami
dilatasi dan menyebabkan sakit kepala.
e. Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika mengalami
radang/ infeksi usus buntu.
7. Memberikan Kompres Dingin
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Jangan gunakan es batu langsung pada luka, gunakan kompres
es, atau tempatkan beberapa es batu dalam kantong plastik,
atau bungkus es dengan handuk dan tempelkan pada daerah
cedera.
b. Jika tejadi rasa kebal hentikan pengkompresan.
c. Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah
jambu masih bisa dilakukan pengkompresan, tapi kalau kulit
pasien berwarna merah gelap metode ini tidak dapat
dilakukan.
d. Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien yang
mempunyai alergi dingin.
e. Melakukan kompres dingin harus hati-hati karena dapat
menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrosis (kematian
sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak
lebih dari 30 menit
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa indikasi pemberian kompres panas untuk klien yang kedinginan,
klien dengan perut kembung, klien yang punya penyakit peradangan seperti
radang persendian, sepasme otot, adanya abses, dan hematoma. Sedangkan
Kompres dingin untuk klien dengan suhu tubuh yang tinggi, klien dengan
batuk dan muntah darah, pascatonsilektomi, radang, dan memar.
Dalam mengkompres pasien perlu diperhatikan dengan mengontrol
perkembangannya dalam waktu 30-60 menit, bila pasien kedinginan kompres
harus segera di angkat, perlu di perhatikan juga keberadaan iritasi pasien, Bila
suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak.
B. Saran
1. Perawat
Perawat bisa menerapkan konsep dari kompres penurunan suhu tubuh
baik dilapangan maupun tidak di lapangan ataupun dirumah sakit agar
bisa menghasilkan keperawatan yang maksimal.
2. Instansi
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga
dapat mendukung tercapainya konsep keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Program Study S-1 Keperawatan STIKES Banyuwangi. 2009. Panduan


Keterampilan Prosedur Lab KDM 2. Jawa Timur : EGC

Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2006. ketermpilan dan prosedur laboratorium.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai