Kebutuhan akan pengendalian daya elektrik dari sistem penggerak motor listrik dan
sistem kendali industri telah ada sejak lama, dan kebutuhan ini mengarah pada
pengembangan awal dari sistem Ward-Leonard untuk mendapatkan tegangan dc variabel
untuk pengendalian penggerak motor dc. Elektronika daya menghasilkan revolusi pada
konsep kendali daya untuk konversi energi dan untuk pengendalian penggerak motor
elektris.
Elektronika daya dengan mudah dapat dilihat aplikasinya pada tempat-tempat yang
cukup penting dari teknologi modern dan sekarang digunakan dalam begitu banyak
variasi produk-produk daya tinggi, mencakup pengendalian suhu , pengontrolan
pencahayaan , pengendalian motor, catu daya sistem propulsi dan sistem-sistem high-
voltage direct-current (HVDC) (arus langsung tegangan tinggi). Akan sulit untuk
menggambarkan batas dari penerapan elektronika daya; terutama melihat trend pada
perkembangan peralatan daya dan mikroprosesor , hampir tidak terbatas. Tabel 1-1
memperlihatkan beberapa aplikasi dan elektronika daya.
Gambar 1-1 Hubungan elektronika daya terhadap daya, elektronik dan kontrol
Sejak thyristor SCR dikembangkan pada akhir 1957, telah berkembang cepat
banyak devais semikonduktor daya yang lebih canggih. Hingga tahun 1970, thyristor
konvensional telah digunakan secara eksklusif pada kendali daya pada aplikasi industri.
Sejak tahun 1970 , banyak tipe devais semikonduktor daya telah dikembangkan dan
disediakan secara komersial. Devais-devais ini dapat dibagi menjadi lima kategori : (1)
diode daya, (2) thyristor, (3) power bipolar junction transistor (BJT), (4) MOSFET daya,
dan (5) insulated-gate bipolar transistor (IGBT) dan static inductor transistor (SIT),
Thyristor dapat dibagi lebih lanjut menjadi delapan tipe: (a) forced-commutated thyristor
,(b) line commutated thyristor , (c) gate-turn-off thyristor (GTO), (d) reverse-conducting
thyristor (RCT), (e) static induction thyristor (SITH), (f) gate-assited turn-off thyristor
(GATT), (g) light-activated silicon-controlled rectifer (LASCR), dan (h) MOS-controlled
thyristor (MCT). Static induction transistor juga tersedia secara komersial.
Ada tiga tipe diode daya: serba guna, kecepatan tinggi (pengisi cepat), dan
Schottky. Diode serba guna tersedia hingga rating 3000 V, 3500 A, dan rating dari diode
pemulihan cepat dapat mencapai 3000 V, 1000 A. Waktu pemulihan mundur akan
berkisar antara 0,1 sampai dengan, 5 µ detik. Diode pemulihan cepat merupakan
komponen dasar untuk proses pensklaran kecepatan tinggi dari konverter daya. Suatu
diode memiliki dua terminal: katode dan anode . Diode schottky memilki tegangan on-
state yang rendah dan waktu pemulihan yang kecil berkisar pada orde nano detik. Arus
bocor bertambah sesuai dengan rating tegangan dan rating tegangan diode schottky akan
terbatas hingga 100 V, 300 A. Suatu diode akan tersambung ketika tegangan anode lebih
tinggi dari tegangan katode; dan tegangan jatuh maju (forward voltage drop) dari diode
daya sangat kecil, berkisar 0,5 V sampai dengan. 1,2 V. Jika tegangan katode lebih besar
dari tegangan anode. Diode dikatakan dalam keadaan blocking mode. Gambar 1-2
memperlihatkan berbagai konfigurasi dari diode serbaguna, yang pada dasarnya terdiri
atas dua tipe. Tipe pertama dikenal sebagai tipe stud atau stud-mounted dan yang lain
dikenal sebagai tipe disk atau press pak atau hockey puck. Pada tipe pertama, anode atau
katode dapat menjadi stud.
Thyristor mempunyai tiga buah terminal: anode, katode dan gate. Ketika suatu arus
kecil melewati terminal gate ke katode, thyristor akan tersambung, jika terminal tegangan
anode lebih tinggi dari katode. Begitu katode berada pada mode tersambung itu,
rangkaian gate tidak lagi memegang kendali dan thyristor akan tetap tersambung. Ketika
thyristor berada pada mode tersambung, tegangan jatuh majunya sangat kecil, berkisar
pada 0,5 sampai dengan 2 V. Thyristor yang tersambung dapat dimatikan dengan
membuat tegangan anode sama atau lebih kecil dari tegangan katode. Line-commutated
thyristor di matikan melalui sifat sinusoidal dari tegangan masukkan, dan forced-
commutated thyristor dimatikan dengan rangkaian khusus yang disebut commutation
circuitry. Gambar 1-3 memperlihatkan banyak konfigurasi kontrol fasa (line commutated)
thyristor: stud, hockey, puck flat, dan tipe pin.
Gambar 1-2 Konfigurasi berbagai dioda serbaguna (Dengan kebaikan Powerex, Inc.)
Gambar 1-3 Bermacam-macam konfigurasi thyristor (Dengan kebaikan Powerex, Inc.)
GTO dan SITH merupakan self-turned-off thyristor. GTO dan SITH dihidupkan
dengan memberikan suatu pulsa positif ke gate dan dimatikan dengan pemberian pulsa
negatif pada gate. Keduanya tidak memerlukan suatu commutation circuit. GTO sangat
menarik untuk aplikasi forced commutation dari konverter dan tersedia pada rating
hingga 4000 V, 3000 A. SITH yang rating dapat mencapai 1200 V, 300 A diharapkan
untuk dapa di aplikasikan pada converter kelas menengah dengan frekuensi pensaklaran
pada orde beberapa ratus kilohertz dan di atas daerah frekuensi GTO. Gambar 1-4
memperlihatkan banyak konfigurasi dan GTO. Suatu MCT bersifat sama dengan GTO
hanya disini baik matinya sangat tinggi. MCT tersedia hingga 1000 V, 100 A.
Transistor bipoler daya tinggi High power bipolar transistor biasanya digunakan
konverter daya pada frekuensi dibawah 10 KHz dan efektif dipakai untuk rating daya
hingga 1200 V, 400 A. Beberapa konfigurasi dari bipolar transistor diperlihatkan pada
gambar 13-2 . Sebuah bipolar transistor memiliki tiga terminal: bas, emiter, dan kolektor.
Bipolar transistor di operasikan secara normal sebagai switch pada konfigurasi common-
emitter. Sepanjang base dari transistor NPN berada pada level tegangan yang lebih tinggi
dari emitter dan arus base cukup untuk membawa transistor mencapai kejauhannya,
transistor akan tetap on bias seperlunya. Tegangan jatuh maju pada transistor berada pada
daerah 0,5 sampai dengan 1,5 V. Jika tegangan drive base dihilangkan, transistor akan
kembali ke keadaan mati.
1. Penyearah diode
2. Konverter ac-dc (penyearah terkontrol)
3. Konverter ac-ac (kontroler tegangan ac)
4. Konverter dc-dc (dc chopper)
5. Konverter dc-ac (inverter)
6. Saklar/switch statis
Konverter ac-dc. Suatu rangkaian konverter satu fasa dengan dua natural
commutated thyristor diperlihatkan pada Gambar 1-9. Nilai rata-rata dari tegangan output
dapat dikendalikan dengan mengubah-ubah conduction time dari satu thyristor satu sudut
firing delay, α. Inputnya dapat berupa sumber satu atau tiga fasa. Konverter-konverter ini
juga dikenal sebagai penyearah terkontrol.
Konverter dc-ac. Konverter dc-ac dikenal juga sebagai inverter. Suatu inverter
transistor fasa tunggal diperlihatkan pada Gambar 1-12. Jika transistor 𝑀1 dan 𝑀2
tersambung pada setengah periode, dan 𝑀3 dan 𝑀4 tersambung pada setengah periode
lainnya, keluaran akan berbentuk tegangan ac. Tegangan keluaran dapat dikendalikan
dengan mengubah-ubah conduction time dari transistor.
Saklar/switch statis. Karena devais daya dapat dioperasikan sebagai switch atau
kontaktor, dengan tegangan sumber dapat berupa tegangan ac atau dc dan switchnya
dikenal sebagai ac static switches atau dc static switches.
Pada bab-bab selanjutnya, berbagai tipe rangkaian elektronika daya akan diberikan
dan dianalisis. Pada analisis ini devais daya diasumsikan sebagai saklar ideal kecuali
dinyatakan sebelumnya; dan efek induktansi rangkaian, resistansi rangkaian, dan
induktansi sumber diabaikan. Devais daya pada praktek dan rangkaiannya tentu saja
berbeda dengan kondisi ideal ini dan perancangan rangkaian juga akan terpengaruh
dengannya. Akan tetapi, pada tahap awal perancangan, analisis rangkaian yang
disederhanakan akan sangat berguna untuk memahami cara beroperasinya rangkaian dan
untuk menghasilkan strategi kontrol dan karakteristikanya.
Sebelum suatu purwa rupa dibangun, perancang harus menyelidiki efek dari
banyak parameter rangkaian (dan ketidaksempurnaan devais) dan mengubah hasil
perancangannya jika perlu. Hanya setelah purwa rupanya dibangun dan dites, perancang
dapat yakin tentang validitas dari hasil perancangan dan memperkirakan parameter
rangkaian dengan lebih akurat (misalnya induktansi).
Operasi dari konveter daya didasarkan pada proses pensaklaran dari devais
semikonduktor daya; dan sebagai hasilnya konverter akan menghasilkan harmonisa
tegangan dan arus ke suplai daya sistem dan ke keluaran konverter. Hal ini akan
menyebabkan masalah distrosi pada tegangan output, pembangkitan harmonisa pada
suplai daya ke sistem, dan interferensi dengan rangkaian pensinyalan dan komunikasi.
Biasanya akan perlu ditambahkan tapi pada masukan dan keluaran sistem konverter untuk
mereduksi tingkat harmonisa ke tingkat yang dapat ditolerir. Gambar 1-13
memperlihatkan diagram blok dari konverter daya secara umum. Penerapan elektronika
daya untuk memberikan daya ke beban elektronik yang sensitif merupakan tantangan
pada isu-isu kualitas daya dan menghasilkan masalah-masalah yang harus diselesaikan
oleh para peneliti. Kuantitas masukan ataupun keluaran dari suatu konverter dapat berupa
ac atau dc. Faktor-faktor seperti total harmonic distortion (THD), displacement factor
(DF), input power factor (IPF) merupakan ukuran dari kualitas bentuk gelombang. Untuk
mengevaluasi kinerja dari konverter, tegangan/arus masukan dan keluaran diberikan
dalam deret Fourier. Kualitas daya ditentukan dari kualitas bentuk gelombang tegangan
dan arusnya.
Ringkasan
Sebagai teknologi untuk perangkat semikonduktor daya dan sirkuit terpadu yang
berkembang, potensi penerapan elektronika daya menjadi lebih luas. Sudah ada banyak
perangkat semikonduktor daya yang tersedia secara komersial; Namun, perkembangan ke
arah ini berlanjut. Pengkonversian daya ukuran umumnya jatuh kedalam enam kategori
(1) Penyearah, (2) konverter ac-dc, (3) konverter ac-ac, (4) konverter dc-dc, (5) konverter
dc-ac, dan (6) statis switch. Perancangan sirkuit elektronika daya membutuhkan
perancangan rangkaian daya dan kontrol. Harmonisa tegangan dan arus yang dihasilkan
oleh konverter daya dapat dikurangi (atau diminimalkan) dengan pilihan strategi kontrol
yang tepat.