Anda di halaman 1dari 14

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan

menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang
bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk
menyatakan kalimat perintah.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki
sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut,
pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi
dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Pola Kalimat[sunting | sunting sumber]
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal
dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat
dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada
kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat
ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat
dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat Dasar Berpola S P[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini
dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

 Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)


 Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
 Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
 Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S P O[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:

 Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O


Kalimat Dasar Berpola S P Pel.[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa
nomina atau adjektiva. Misalnya:

 Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.


Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

 Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.


Kalimat Dasar Berpola S P K[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan
karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

 Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K


Kalimat Dasar Berpola S P O K[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa
nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

 Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K


Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya

 Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K


Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K[sunting | sunting sumber]
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

 Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K

Kalimat pasif dan negatif[sunting | sunting sumber]


Kalimat pasif[sunting | sunting sumber]
Subyek sebagai kata ganti orang[sunting | sunting sumber]

 Saya memasak nasi goreng. (kalimat aktif)


 Nasi goreng kumasak. (kalimat pasif)
 Dia memarahi Dita. (kalimat aktif)
 Dita dimarahi dia. (kalimat pasif)
Subyek bukan sebagai kata ganti orang[sunting | sunting sumber]

 Bapak memasak nasi goreng. (kalimat aktif)


 Nasi goreng dimasak (oleh) bapak. (kalimat pasif)
 Dina memarahi Dia. (kalimat aktif)
 Dia dimarahi (oleh) Dina. (kalimat pasif)
Kalimat negatif[sunting | sunting sumber]

 Saya memasak nasi goreng. (kalimat positif)


 Saya tidak memasak nasi goreng. (kalimat negatif)
 Dia memarahi Dita. (kalimat positif)
 Dia tidak memarahi Dita. (kalimat negatif)
Unsur Unsur Kalimat
Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat.
Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat
terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut.
• Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau
siapayang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia,
biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
• Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama
orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
• Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga
merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata
adalah atau ialah.
Contoh :
o Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
o Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
• Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan
menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
• Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang
sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan
kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
• Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek
dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.
2.2.2 Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi
menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.
• Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan
mengapaatau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata
tanya berapadapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o Gadis itu cantik.
o Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
• Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan
jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap
tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
• Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan
oleh katatidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba
atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan
penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
• Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah,sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau
adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
• Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
o Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).

2.2.3 Objek (O)


Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur
kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya
mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba
intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba
transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut.
• Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
• Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat
aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba
predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
• Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi.
Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
• Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

2.2.4 Pelengkap (Pel.)


Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna
verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati posisi di belakang predikat.
o Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.
• Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada
kalimat berikut.
o Diah mengirimi saya buku baru.
o Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
• Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.
2.2.5 Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan
yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap,
tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena,meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
• Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
• Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek
dan predikat.
Contoh :
o Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
o Mereka memperhatikan materi dengan seksama.
• Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
o Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini,
lusa,siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang
menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan
waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu,
sepertisetelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
o Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
o Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.
Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba
(kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan
dan dalam.
o Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang
diikuti nomina (kata benda).
o Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa
ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan
sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
o Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa
ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat
ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
o Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika
ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
o Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang
diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang
diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang
diterangkan yaitu kata Marshanda.
o Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek,
keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas
tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat
beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa,
melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
Klasifikasi Kalimat

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang dalam pembentukannya hanya terdapat satu struktur
penyusunan kalimat. Pada dasarnya kalimat tunggal hanya disusun oleh unsur subjek dan
unsur predikat, walaupun tidak menutup kemungkinan dalam kalimat tunggal juga memiliki
unsur lengkap yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Kalimat tunggal memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :

1. Menjelaskan satu peristiwa. Contoh :


o Ibu sedang memasak
o Kakak pergi ke sekolah
o Iman pergi memancing
o Devina sedang membaca buku
o Aldi berangkat ke kantor
2. Memiliki satu struktur kalimat. Contoh :
o Aldi belajar (hanya berunsur subjek dan predikat saja).
o Ayah pergi bekerja (terdapat unsur subjek, predikat dan objek).
o Kaka pergi bermain tadi sore (terdapat unsur subjek, predikat, objek dan keterangan).
3. Tidak ada konjugsi atau kata hubung. Contoh :
o Ayah sedang membaca koran (kalimat tunggal).
o Ayah sedang membaca Koran ketika Ibu pergi ke pasar (bukan kalimat tunggal).
o Kakak sedang belajar (kalimat tunggal).
o Kakak sedang belajar dan Adik sedang bermain (bukan kalimat tunggal).

Jenis-Jenis Kalimat Tunggal


Berdasarkan jenis predikatnya kalimat tunggal terbagi menjadi berbagai jenis, yaitu :

1. Kalimat Tunggal Nominal, adalah jenis kalimat tunggal yang mana predikatnya berupa
kata benda. Contoh :

 Ayahnya pelaut.
 Kakaku orangnya rajin.
 Pak Irawan adalah guru di sekolah ku.
 Kotak itu tempat menyimpan kunci.

2. Kalimat Tunggal Verbal, adalah kalimat tunggal dimana predikatnya adalah kata kerja.
Contoh :

 Adik menangis di ruang tamu.


 Semua siswa berlarian di lapangan.
 Ayah pergi ke kantor.
 Ibu memasak di dapur.

3. Kalimat Tunggal Adjektiva, adalah kalimat tunggal yang kedudukan predikatnya berupa
kata sifat. Contoh :
 Pemandangannya sangat indah.
 Dewi anak yang baik.
 Firman anak nakal.
 Lukisan yang indah.

4. Kalimat Tunggal Preposisional, adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan


kata depan. Contoh :

 Anginya ke arah barat.


 Keretanya dari Bandung.
 Pamannya dari Jawa tengah.
 Saya dari sekolah.

5. Kalimat Tunggal Numeral, adalah kalimat tunggal dimana kata bilangan sebagai
predikatnya. Contoh :

 Pengunjungya ada 1000 orang.


 Rumah itu dibangun dua tahun yang lalu.
 Usianya kini 16 tahun.

Pada prakteknya kalimat tunggal juga bisa mengalami perluasan. Ada dua cara untuk
memperluas kalimat tunggal. yaitu :

 Menambah unsur baru – Unsur yang sudah ada yaitu subjek dan predikat ditambah dengan
unsur objek dan atau keterangan Contoh : Ibu sedang memasak —– menjadi —– Ibu sedang
memasak di dapur.
 Memperluas unsur yang sudah ada – Unsur yang sudah ada dalam kalimat tersebut diperluas .
Contoh : Bibi akan datang —– menjadi —- Bibi yang rumahya di bandung akan datang
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih struktur kalimat. Artinya
memungkinkan adanya dua unsur yang sama dalam sebuah kalimat yang utuh. Kalimat
majemuk merupakan penggabungan dua kalimat tunggal dengan menggunakan konjungsi.
Dalam sebuah kalimat majemuk akan terdapat induk kalimat dan anak kalimat. Cara
membedakan induk kalimat dan anak kalimat adalah dengan melihat letak konjungsi atau
kata hubungnya. Sebuah induk kalimat dalam kata majemuk tidak memuat konjungsi,
konjungsi hanya ada pada anak kalimat. Beberapa ciri pada kalimat majemuk, yaitu :

 Ada perluasan atau penggabungan dari kalimat inti.


 Perluasan menghasilkan pola kalimat baru.
 Terdapat beberapa unsur yang sama dalam satu kalimat.

Jenis-Jenis Kalimat Majemuk


Dalam penggunaannya kalimat majemuk terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara atau biasa disebut kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat
majemuk yang terdiri dari beberapa klausa yang memiliki kedudukan setara. Klausa yang
satu dengan klausa lainya memiliki kedudukan yang sama sehingga apabila dipisah klausa
tadi masih bisa berdiri sendiri. Konjungsi yang biasa digunakan pada kalimat majemuk setara
diantaranya “dan”, “kemudian”, “bahkan”, “ketika”, “sedangkan” dan lainnya.

1.1. Berdasarkan pada pola kalimatnya, kalimat majemuk setara terbagi menjadi 3 jenis,
yaitu:

 Kalimat majemuk setara sejalan, yaitu kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat
tunggal dengan kondisi yang sama. Contoh :
o Ibu memasak sedangkan Ayah membaca koran.
o Aldi membuat kerajinan dari tanah liat sedangkan Eka membuat kerajinan dari barang bekas.
 Kalimat majemuk setara berlawanan, yaitu kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa
kalimat tunggal dengan kondisi yang bertentangan. Contoh:
o Adi ingin membeli sepatu baru tetapi uang tabungannya belum cukup
o Dimas adalah anak yang pandai sedangkan Egi adalah anak yang kurang pandai.
 Kalimat majemuk setara sebab akibat, yaitu kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa
kalimat tunggal dengan kondisi dimana yang satu berupa sebab dan yang lainnya berupa
akibat. Contoh:
o Imam tidak masuk sekolah karena dia sedang sakit.
o Mereka tak jadi datang karena jalanan sangat macet.

1.2. Sementara berdasarkan pada kata hubung atau konjungsi yang digunakan kata
majemuk setara dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :

 Kalimat majemuk setara penggabungan. Pada jenis ini kata hubung yang biasa dipakai
adalah “dan”. Contoh : Ibu pergi ke pasar membeli sayur dan ikan.
 Kalimat majemuk setara pemilihan. Pada jenis ini kata hubung yang biasa digunakan
adalah “atau”. Contoh : Sebagai hadiah kamu boleh membeli sepatu atau tas baru.
 Kalimat majemuk setara bertentangan. Pada jenis ini kata hubung yang biasa digunakan
diantaranya adalah “tetapi” dan “melainkan”. Contoh : Saya tidak pergi ke
Bandung melainkan ke Surabaya.
 Kalimat majemuk setara penegasan. Pada jenis ini kata hubung yang biasa digunakan
adalah “bahkan”. Contoh : Dia tidak pernah belajar bahkan sampai tidak naik kelas.
 Kalimat majemuk setara urutan waktu. Pada jenis ini kata hubung yang biasa digunakan
adalah “kemudian”, “lalu”. Contoh : tunggu sampai minyaknya panas kemudian masukan
bahan selanjutnya.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal dimana
kedudukan klausanya tidak sama/setara. Dan salah satu klausanya tidak dapat berdiri sendiri.
Kata hubung yang biasa digunakan adalah “walaupun”,”bahwa”, “sebab” dan lainnya.

2.1. Berdasarkan konjungsi atau kata hubungnya kata majemuk bertingkat ini dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu :

 Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu. Kata hubung yang sering digunakan
adalah “ketika”. Contoh : saya sedang tidur ketika hujan turun.
 Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat. Kata hubung yang sering digunakan
diantaranya “jika”, “seandainya”, “kalau” dan lainnya. Contoh : Ayah akan membelikan Aku
sepeda baru jika Aku juara kelas.
 Kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan. Kata hubung yang sering digunakan
diantaranya “agar” dan “supaya”. Contoh : Semua pemuda sedang kerja bakti supaya saat
musim hujan tidak banjir.
 Kalimat majemuk bertingkat konsesif. Kata hubung yang sering digunakan diantaranya
“walaupun” dan “kalaupun”. Contoh: Lia tetap berangkat ke sekolah walaupun hujan sedang
turun dengan derasnya.
 Kalimat majemuk bertingkat hubungan sebab-akibat. Kata hubung yang sering
digunakan diantaranya “sebab” dan “Karena”. Contoh : Aldi sedang
menangis karena sepatunya hilang.
 Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan. Kata hubung yang sering
digunakan diantaranya “seperti” dan “bagaikan”. Contohnya : halaman rumahya sangat
luas seperti lapangan bola.
 Kalimat majemuk bertingkat bermakna cara. Kata hubung yang sering digunakan
diantaranya “dengan”. Contoh : Ibu mengiris bawang dengan menggunakan pisau
 Kalimat majemuk bertingkat menyatakan kenyataan. Kata hubung yang sering
digunakan diantaranya “padahal”. Contoh : Pertandingan tetap dilanjutkan padahal sedang
hujan deras.
 Kalimat majemuk bertingkat menyatakan penjelasan. Kata hubung yang sering
digunakan diantaranya “bahwa”. Contoh :: Hasil lomba itu menunjukan bahwa Dika memang
giat berlatih.

3. Kalimat Majemuk Rapatan


Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang pembentukannya terdiri dari
beberapa kalimat yang unsur nya dirapatkan. Beberapa unsur yang sama dari beberapa klausa
ditulis hanya sekali. Biasanya kalimat majemuk rapatan ini terdiri kalimat majemuk setara
yang memiliki unsur yang sama. Contoh :

 Aldi suka membaca buku dan menggambar. berasal dari klausa :


o Aldi suka menggambar
o Aldi suka membaca buku

 Rumahku bercat merah dan berpagar putih. berasal dari klausa :


o Rumahku berpagar putih
o Rumahku bercat merah

4. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari kalimat
majemuk setara dan bertingkat. Contoh :

 Ayah sedang membaca koran saat adik sedang tidur dan Ibu memasak di dapur.
 Aldi pulang sekolah ketika hujan turun sehingga seragamnya basah kuyup.

5. Kalimat Majemuk Perluasan


Kalimat majemuk perluasan adalah suatu bentuk kalimat majemuk dimana salah satu
klausanya memiliki unsur yang tidak sempurna. Atau anak kalimat yang merupakan
perluasan dari salah satu unsur klausa lainnya. Contoh :

 Mobilnya mulai rusak


 Mobilnya dibeli dengan gaji pertamanya
o Mobil yang dibeli dengan gaji pertamanya mulai rusak.
Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat

https://dosenbahasa.com/unsur-unsur-kalimat-dalam-bahasa-indonesia

http://anshar-mtk.blogspot.com/2013/02/pola-dasar-kalimat-bahasa-indonesia.html

https://dosenbahasa.com/contoh-kalimat-tunggal-dan-kalimat-majemuk

Anda mungkin juga menyukai