PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Serum secara definisi adalah suatu cairan tubuh yang mengandung sistem kekebalan
terhadap suatu kuman yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, maka orang
tersebut akan mempunyai kekebalan terhadap kuman yang sama (imunitas pasif – red).
Fungsi utama serum adalah mengobati suatu penyakit yang diakibatkan oleh kuman.
Bagaimana serum dibuat? Serum dibuat dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh
suatu hewan (sapi, kuda, kambing, dll) sehingga kekebalan tubuhnya memberikan respon
terhadap vaksin tersebut. Setelah diuji dan hasilnya menunjukkan bahwa hewan tersebut telah
kebal terhadap vaksin yang dimasukkan, maka dilakukan pengambilan darah melalui vena
leher (vena jugularis). Setelah diambil, darah kemudian dipisahkan antara plasma dengan sel-
sel dan protein darahnya. Plasma darah kemudian dimurnikan menjadi serum. Serum inilah
yang akan memberikan kekebalan kepada seseorang yang melakukan imunisasi dengan
serum.
Antiserum atau antitoksin merupakan zat anti terhadap toksin. Zat toksin ini berasal dari
sejenis racun yang dikeluarkan oleh kuman atau virulen. Racun ini dikeluarkan dari hewan
(zootoksin) dan tumbuhan (fitotoksin).
Zat antitoksin ini digunakan sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit pada manusia.
Zat ini menggunakan serum binatang, tumbuhan, atau manusia yang telah dibuat kebal
terhadap suatu penyakit akibat racun tersebut.
Antitoksin yang biasa digunakan untuk menetralkan racun di dalam tubuh adalah antitetanus
serum (ATS), antidifteri serum (ADS), dan serum antibisa ular (SABU), dan jenis antitoksin
lainnya.
Antitoksin diphteheria dihasilkan dari larutan steril globulin-globulin antibodi yang
dimurnikan dan dipekatkan. Zat ini berasal dari serum atau plasma darah seekor binatang
sehat seperti kuda yang diimunisasi terhadap toksin difteri. Antitoksin ini digunakan sebagai
agen imunisasi pasif, yang diberikan secara intramuskuler dan intravena.
Sedangkan untuk tetanus antitoksin, merupakan larutan steril globulin-globulin antibodi yang
dimurnikan dan dikonsentrasikan. Zat ini diperoleh serum atau plasma daerah dari binatang
sehat yang diimunisasi terhadap toksin atau toksoid tetanus. Penggunaannya dilakukan secara
intramuskuler dan subkutan atau intravena.
Serum Anti-Diphteria (kuda) (Bio Farma),
Cairan Inj. 2000 UI/ml (K)
Dosis
Profilaksis anak : 1000-3000 UI, injeksi intramuskuler, tegantung umum anak.
Profilaksis dewasa : 3000-5000 UI, infeksi intramuskuler.
Serum karena jumlahnya tidak terlalu banyak seperti vaksin, maka tidak perlu kita
kelompokkan. Contoh serum yang sudah dapat dibuat di Indonesia adalah serum anti tetanus,
serum anti difteri, serum anti bisa ular, dan serum anti rabies.
Komposisi
Tiap ml dapat menetralisasi
10 - 15 LD50 bisa ular tanah (Ankystrodon rhodostoma)
25 - 50 LD50 bisa ular belang (Bungarus fasciatus)
25 - 50 LD50 bisa ular kobra (Naja sputatrix)
Dan mengandung fenol 0,25% v/v
Peringatan
Karena tidak ada netralisasi-silang (cross-neutralization) serum Anti Bisa Ular ini tidak
berkhasiat terhadap gigitan ular yang terdapat di Indonesia bagian Timur (misalnya jenis-
jenis Acanthopis antarticus, Xyuranus scuttelatus, Pseudechis papuanus dan lain-lain) dan
terhadap gigitan ular laut (Enhydrina cystsa).
Kemasan
Vial 5 ml
Tindakan Pertama pada Gigitan Ular
1. Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk
menghilangkan atau menetralisir bisa ular yang belum teradsorpsi.
2. Insisi atau eksisi luka tidak dianjurkan, kecuali apabila gigitan ular baru terjadi beberapa
menit sebelumnya.
Insisi luka yang dilakukan dalam keadaan tergesa-gesa atau dilakukan oleh orang yang
tidak berpengalaman, justru sering merusak jaringan di bawah kulit dan akan meninggalkan
parut luka yang cukup besar.
3. Anggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk menghambat penyebaran racun.
4. Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang bidai
karena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun.
5. Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu.
6. Penderita dilarang bergerak dan apabila perlu dapat diberi analgetika atau sedativa.
7. Penderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah sakit yang terdekat untuk
menerima perawatan selanjutnya.
4. Serum Anti Rabies
Berfungsi untuk pengobatan terhadap gigitan hewan yang sakit atau diduga rabies.
Sekedar informasi, bahwa tidak semua penyakit dapat dibuat serumnya. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, peralatan, dan bahkan teknologi. Tidak saja di
Indonesia namun juga di dunia.
Konon sekarang ini para peneliti di seluruh dunia sedang berupaya agar imunisasi
dapat dilakukan secara lebih menyenangkan, yaitu dengan edible vaccine (vaksin yang dapat
dimakan), vaksin yang hanya ditempel seperti plester, dan lainnya. Kita doakan saja mudah-
mudahan para peneliti tersebut berhasil menemukan cara terbaik untuk vaksinasi tanpa rasa
takut akan jarum suntik.
Silahkan anda hubungi pusat layanan kesehatan masyarakat, rumah sakit, atau balai
imunisasi untuk informasi lebih lengkap. Upayakan agar anda dan keluarga selalu terlindungi
dari penyakit serta biasakanlah hidup sehat.