Kelainan Refraksi
Kelainan Refraksi
TINJAUAN PUSTAKA
Hipermetopia Astigmatisme
Gambar 2.1 Pembiasan cahaya pada mata normal dan mata dengan
kelainan refraksi (Soelendro, E.A., 2009)
2.1.1 Miopia
Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar
yang berlebihan sehingga sinar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik
kuning) (Ilyas, 2001).
Pada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan
makula lutea. Hal ini disebabkan sistem optik (pembiasan) terlalu kuat, miopia
refraktif atau bola mata yang terlalu panjang, miopia aksial atau sumbu (Ilyas,
2004).
Pasien miopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih
dapat dilihat dengan jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau
berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia
konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, penderita akan terlihat juling ke
dalam atau esotropia (Ilyas, 2004).
Ada berbagai klasifikasi untuk miopia, yaitu klasifikasi berdasarkan
gambaran klinis, derajat miopia, dan usia saat terkena miopia (Tabel 1) (American
Optometric Association, 2006).
2.1.2 Hipermetropia
Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hiperopia atau rabun dekat.
Hipermetropia merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana
sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di
belakang makula lutea (Ilyas, 2004).
Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih
pendek. Akibat bola mata yang lebih pendek, bayangan benda akan dfokuskan di
belakang retina (Ilyas, 2006).
Berdasarkan penyebabnya, hipermetropia dapat dibagi atas (Ilyas, 2006):
a. Hipermetropia sumbu atau aksial, merupakan kelainan refraksi akibat bola
mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek.
b. Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang
sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.
c. Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada
sistem optik mata.
Secara klinis, hipermetropia terbagi dalam 3 kategori (AOA, 2008):
2.1.3 Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan
dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan sehingga fokus pada
retina tidak pada satu titik (Ilyas, 2004). Umumnya setiap orang memiliki
astigmatisme ringan (Ilyas, 2006).
Pada astigmatisme dapat dilihat berbagai faktor di bawah ini (Yani, 2008):
1) Lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea lebih panjang dibanding jari-
jari meridian yang tegak lurus padanya.
2) Pembiasan sinar pada mata tidak sama pada semua bidang atau meridian.
3) Astigmatisme disebabkan karena pembiasan sinar yang tidak sama pada
berbagai sumbu penglihatan mata.
4) Keadaan dimana terjadi mata lebih rabun jauh pada salah satu sumbu (misal
90 derajat) dibanding sumbu lainnya (180 derajat).
Astigmatisme merupakan akibat bentuk kornea yang oval seperti telur,
makin lonjong bentuk kornea makin tinggi astigmatisme mata tersebut.
2.1.4 Presbiopia
Presbiopia yaitu hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses
penuaan pada semua orang. Seseorang dengan mata emetropik (tanpa kesalahan
refraksi) akan mulai merasakan ketidakmampuan membaca huruf kecil atau
membedakan benda-benda kecil yang terletak berdekatan pada usia sekitar 44-46
tahun. Hal ini semakin buruk pada cahaya yang temaram dan biasanya lebih nyata
pada pagi hari atau apabila subyek lelah. Banyak orang mengeluh mengantuk
apabila membaca. Gejala-gejala ini meningkat sampai usia 55 tahun, kemudian
stabil tetapi menetap (Ilyas, 2006).
Presbiopia terjadi akibat lensa makin keras sehingga elastisitasnya
berkurang. Demikian pula dengan otot akomodasinya, daya kontraksinya
berkurang sehingga tidak terdapat pengenduran zonula Zinn yang sempurna. Pada
2.2. Pengetahuan
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dsb.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan dan dapat
menginterpretasikan secara benar tentang suatu objek/materi yang diketahui.
Orang yang telah paham terhadap objek/materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, dsb.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu kemampuan yang baru. Dengan kata lain,
sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi/objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan kriteria yang telah ada.
a) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
b) Umur
Makin tua umur seseorang, maka proses-proses perkembangan mentalnya
bertambah baik. Akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
Selain itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka
dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh
pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-
umur tertentu atau menjelang usia lanjut, kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
d) Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan
seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.
e) Sumber Informasi
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah, tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan
meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang misalnya radio, televisi, majalah, koran dan buku.
f) Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu
menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
g) Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.