Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan

dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal

perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di

dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan, oleh karena itu

untuk mengetahui kinerja laporan keuangan tersebut kita memerlukan suatu analisis,

analisis-analisis inilah yang harus dipahami oleh kita baik sebagai manajemen perusahaan

untuk mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun sebagai investor jika kita ingin

menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan.

Laba atau keuntungan merupakan ukuran bagi keberhasilan dari suatu operasi

perusahaan. Perusahaan dikatakan sehat apabila mempunyai kemampuan yang cukup besar

dalam menghasilkan laba sepanjang hidupnya, serta hal yang tidak boleh diabaikan yakni

kemampuan yang cukup besar pula dalam memenuhi semua kewajiban keuangannya. Jika

faktor tersebut mampu dilaksanakan dengan baik oleh manajemen perusahaan selama

berlangsungnya kegiatan operasi, maka perjalanan hidup perusahaan itu dapat

dipertahankan dan dikembangkan secara optimal sesuai dengan tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

1
Laporan keuangan adalah sumber informasi yang dijadikan landasan pengambilan

keputusan oleh para pemegang saham, kreditur, pengamat ekonomi dan pemerintah

ditinjau dari kepentingan masing-masing, serta merupakan landasan bagi Analisa Rasio

Keuangan untuk merinci prestasi operasional perusahaan. Dengan adanya laporan

keuangan diperoleh gambaran tentang perkembangan perusahaan, sehingga mereka yang

berkepentingan terhadap perkembangan perusahaan mengadakan analisis atau interprestasi

terhadap data-data keuangan yang tercermin pada laporan keuangan.

Menurut Irham Fahmi (2012:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Dalam

penganalisisan laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio

keuangan.

Menurut Munawir (2001:64) rasio menggambarkan suatu hubungan atau

perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran

kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio

pembanding yang digunakan sebagai standar. Untuk dapat mengetahui perkembangan

perusahaan maka perusahaan harus mengadakan analisis laporan keuangan perusahaan

tersebut. Dengan menganalisis laporan keuangan tersebut maka akan mendapatkan

informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai

2
oleh perusahaan serta informasi yang berhubungan dengan pengambil keputusan yang akan

dilakukan oleh manajerial perusahaan.

Agar dapat mengetahui perkembangan perusahaan maka perusahaan sangatlah

perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Untuk dapat mengetahui kondisi

keuangan harus mengadakan analisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Dengan

menganalisis laporan keuangan tersebut maka akan mendapatkan informasi-informasi yang

berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

serta informasi lainnya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang akan

dilakukan oleh perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek

seperti aspek keuangan dan aspek non keuangan. Ditinjau dari aspek keuangan, kinerja

perusahaan dapat diukur melalui penganalisisan terhadap laporan keuangan perusahaan

yang akan memberikan informasi penting bagi perusahaan mengenai posisi keuangan

perusahaan, sedangkan dari aspek non keuangan, kinerja perusahaan dapat dinilai dari

kualitas kerja para karyawan, tingkat kedisplinan karyawan, ketepatan pemberian

wewenang kerja kepada karyawan serta kesejahteraan para karyawan dan tingkat

produktivitas.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dan perihal tugas kuliah

dari Dosen Mata Kuliah Analsis Laporan Keuangan, Ibu Dra. Ec. Sholikah Nurwati, M.M.

Kelompok kami ditugaskan untuk menganalisis data laporan keuangan pada perusahaan

“PT. Mayora Indah Tbk. Untuk Periode Tahun 2013-2017”. PT. Mayora Indah Tbk adalah

perusahaan yang bergerak dibidang industry dengan target market dan konsumen ASEAN.

Pangsa pasarnya berkembang ke negara-negara di Asia bahkan produknya tersebar di lima

3
benua di dunia. Perusahaan memiliki 6 devisi yang masing-masing menghasilkan produk

yang berbeda.

Pertama adalah devisi biscuit, kedua kembang gula (permen), ketiga wafer,

keempat coklat, kelima kopi, dan yang terakhir adalah makanan sehat. PT. Mayora Indah

Tbk. (MYOR) berdiri pada tanggal 17 februari 1977 dan beroperasi secara komersial pada

bulan mei 1978. PT. Mayora Indah Tbk. Go public pada tahun 1990, dengan IPO saham

pada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp. 1.000/saham dengan harga

penawaran Rp. 9.300/saham. Saham-saham PT. Mayora Indah Tbk. dicatatkan di BEI

tanggal 4 juli 1990.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah yang

ada pada makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan rasio likuiditas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa

saja yang terkait dengan rasio tersebut?

2. Apa yang dimaksud dengan rasio aktivitas (rasio perputaran) pada suatu perusahaan

dan hal-hal apa saja yang terkait dengan rasio tersebut?

3. Apa yang dimaksud dengan rasio solvabilitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa

saja yang terkait dengan rasio tersebut?

4. Apa yang dimaksud dengan rasio profitabilitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa

saja yang terkait dengan rasio tersebut?

5. Bagaimana keadaan keuanagan pada Perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. pada tahun

2013-2017?

4
1.3 Tujuan Penulisan

Dari uraian rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui rasio likuiditas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa saja yang

terkait dengan rasio tersebut.

2. Untuk mengetahui rasio aktivitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa saja yang

terkait dengan rasio tersebut.

3. Untuk mengetahui rasio solvabilitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa saja yang

terkait dengan rasio tersebut.

4. Untuk mengetahui rasio proitabilitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa saja yang

terkait dengan rasio tersebut.

5. Untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan pada Perusahaan PT. Mayora Indah

Tbk. pada tahun 2013-2017.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat

suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman

modal/investasi, pencarian sumber-sumber dana operasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya

Tunggal, 1995). Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi

akuntansi dapat mengambil keputusan. Pengelola/manajer dalam suatu perusahaan dapat

menilai apakah kinerjanya dalam suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau

tidak.

2.2. Tinjauan Tentang Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu hal yang menggambarkan suatu hubungan atau

perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, atau perbandingan antara

berbagai gejala yang dinyatakan dengan angka/persentase. (Amin Wijaya Tunggal, 1995).

Beberapa jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja financial

antara lain :

2.2.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah

yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika
6
perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid,

sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti

perusahaan tersebut ilikuid.

Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, Anda dapat

membandingkan komponen yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar

dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan

untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari

waktu ke waktu. Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan,

Anda bisa mendapatkan beberapa manfaat seperti:

a) Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.

b) Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin

melakukan penarikan dana.

c) Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi

atau bisnis lain yang menguntungkan.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan

dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang

lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar

maka artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi

kewajiban utang lancarnya. Tingginya Rasio lancar dapat menunjukkan

adanya uang kas berlebih yang bisa berarti dua hal yaitu besarnya keuntungan

7
yang telah diperoleh atau akibat tidak digunakannya keuangan perusahaan

secara efektif untuk berinvestasi. Untuk rumus mencari rasio lancar yaitu

sebagi berikut :

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Utang Lancar

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa

memperhitungkan persediaan karena persediaan akan membutuhkan waktu

yang lama untuk diuangkan dibanding dengan aset lainnya. Quick Ratio ini

terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar rasio, semakin

baik juga posisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100%,

maka ini akan berakibat baik jika terjadi likuidasi karena perusahaan akan

mudah untuk membayar kewajibannya. Rumusnya, yaitu:

Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar

2.2.2 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau

efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset (aktiva)

yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam

rasio yang melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada

semua aktiva yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan

dengan baik.

8
Pengertian analisis rasio keuangan penting untuk diketahui terlebih dahulu

sebelum penjelasan lebih lanjut. Penjualan dan beragam unsur aktiva harus

seimbang contohnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang

kurang dimanfaatkan pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan dana

kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut semakin besar. Dana kelebihan akan

lebih baik jika ditanamkan pada aktiva lainnya yang lebih produktif. Dalam hal

ini akuntansi sebagai sistem informasi berperan sebagaimana mestinya.

a. Perputaran Piutang

Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari

kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat

perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Rumus:

Perputaran Piutang = Penjualan / Piutang

Rata-rata Umur Piutang = 365 / Perputaran Piutang

b. Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)

Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari

persediaan perusahaan. Rumusnya

Harga Pokok Penjualan

Inventory Turn-over = ---------------------------------

Persediaan

Rata-rata Umur Persediaan = 365 / Perputaran Persediaan

c. Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turnover Ratio)

9
Digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan

pabrik dan peralatannya. Rumus:

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap

d. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)

Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan

menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Penjualan

Total Asset Turn-over = -----------------------

Modal Aktiva

2.2.3 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage adalah rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun

jangka panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan

hingga perusahaan tutup atau dilikuidasi (Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir).

Sebesar apa beban utang yang ditanggung perusahaan akan dibandingkan dengan

aktivanya. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) memiliki nama lain yaitu Rasio

Leverage (Leverage Ratio) namun berbeda dengan rasio profitabilitas.

Utang jangka panjang yaitu kewajiban untuk membayar pinjaman yang

jatuh temponya lebih dari satu tahun. Letak perbedaan antara Rasio Solvabilitas

(Rasio Leverage) dengan Rasio Likuiditas adalah jangka waktu pinjaman

(kewajiban). Rasio Solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk

10
memenuhi kewajiban jangka panjang. Sedangkan rasio likuiditas mengukur

kemampuan perusahaan untuk mpemenuhi kewajiban jangka pendek.

Rasio Solvabilitas membandingkan beban utang perusahaan secara

keseluruhan terhadap aset atau ekuitasnya. Rasio ini memaparkan jumlah aset

perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan dengan aset yang

dimiliki oleh Kreditor (pemberi utang). Jika asset perusahaan lebih banyak

dimiliki oleh pemegang, maka perusahaan tersebut kurang Leverage. Jika kreditor

atau pemberi utang (biasanya bank) memiliki asset secara dominan, maka

perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang tinggi. Rasio Solvabilitas

mempermudah manajemen dan investor untuk memahami tingkat risiko struktur

modal pada perusahaan melalui catatan atas laporan keuangan.

a) Rasio Total Utang Terhadap Total Asset

Rasio Hutang atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Debt Ratio

adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan

mengandalkan hutang untuk membiayai asetnya. Rasio Hutang ini dapat

menunjukan proporsi hutang perusahaan terhadap total aset yang dimilikinya.

Para Investor dapat menggunakan Rasio Hutang atau Debt Ratio ini untuk

mengetahui berapa banyak hutang yang dimiliki oleh perusahaan

dibandingkan dengan asetnya.

Kreditur juga dapat mengukur seberapa tinggi risiko yang diberikan

kepada suatu perusahaan. Semakin tinggi rasionya, semakin besar pula risiko

yang terkait dengan operasional perusahaan. Sedangkan rasio utang yang

11
rendah mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan kesempatan untuk

meminjam di masa depan tanpa risiko yang signifikan. Rendahnya Rasio

Hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai

dari Hutang. Rumus:

Rasio Total Utang Terhadap Total Asset = Total Utang / Total Asset

b) Time Interest Earned

Rasio ini digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang

digunakan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Rumusnya adalah

sebagai berikut :

TIE = Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) / Bunga

c) Fixed Charge Coverage

Fixed Charge Coverage dapat digunakan untuk melihat kemampuan

perusahaan membayar bunga dan utang. Jika menggunakan perbandingan lebih dari

satu periode, maka nilai fixed charge coverage yang semakin besar akan semakin

bagus, dalam arti, income before tax yang dimiliki perusahaan lebih besar nilainya

daripada beban bunga yang harus dibayar. Secara umum jika nilai fixed charge

coverage dibawah 1.5 maka tidak aman karena jika rationya sebesar 1.00 maka

income before tax yang didapat perusahaan hanya cukup untuk membayar bunga.

Rumus:

FCC = (EBIT + Biaya Sewa) / (Bunga + Biaya Sewa)

2.2.4 Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan

untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari


12
pendapatan (earning) terkait penjualan, aset dan ekuitas berdasarkan dasar

pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan

seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan

yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan

standar akuntansi keuangan.

Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan

biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai jumlah laba

investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba perusahaan untuk

menilai kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur berdasarkan

tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi

perusahaan.

Efektifitas dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang dihasilkan

terhadap penjualan dan investasi perusahaan yang dilihat dari unsur-unsur laporan

keuangan. Semakin tinggi nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik

berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang tinggi melambangkan tingkat laba dan

efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari tingkat pendapatan dan arus kas.

Rasio profitabilitas mengungkapkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan

dan keputusan operasional yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan

dimana sistem pencatatan kas kecil juga berpengaruh.

a) Profit Margin

Profit margin adalah rasio pendapatan terhadap penjualan yang

diperoleh dari selisih antara penjulan bersih dikurangi dengan harga pokok

13
penjualan dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini mengindikasikan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada tingkat penjualan

tertentu dan juga menilai kemampuan manajemen perusahaan untuk

mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung digunakan dalam

menghasilkan penjualan yaitu pengeluaran untuk pembelian bahan baku,

tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

Harrison dan Horngern (1998) menyebutkan bahwa margin laba kotor

(gross profit margin) merupakan ukuran yang paling tepat untuk melihat

profitabilitas. Perubahan kecil dalam rasio ini akan mengindikasikan

pergerakan yang cukup besar dalam profitabilitas. Dengan demikian profit

margin yang tinggi sangat diinginkan karena mengindikasikan laba yang

dihasilkan melebihi harga pokok penjualan. Rumus:

Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan

b) Return On Total Asset

Return on Assets atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan

Tingkat Pengembalian Aset adalah rasio profitabilitas yang menunjukan

persentase keuntungan (laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan

dengan keseluruhan sumber daya atau rata-rata jumlah aset. Dengan kata lain,

Return on Assets atau sering disingkat dengan ROA adalah rasio yang

mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola asetnya untuk

menghasilkan laba selama suatu periode. ROA dinyatakan dalam persentase

(%).

14
Dapat dikatakan bahwa satu-satunya tujuan aset perusahaan adalah

menghasilkan pendapatan dan tentunya juga menghasilkan keuntungan atau

laba bagi perusahaan itu sendiri. Rasio ROA atau Return on Assets ini dapat

membantu manajemen dan investor untuk melihat seberapa baik suatu

perusahaan mampu mengkonversi investasinya pada aset menjadi keuntungan

atau laba (profit). Tingkat Pengembalian Aset atau Return on Assets ini

sebenarnya juga dapat dianggap sebagai imbal hasil investasi (return on

investment) bagi suatu perusahaan karena pada umumnya aset modal (capital

assets) seringkali merupakan investasi terbesar bagi kebanyakan perusahaan.

Dengan kata lain, uang atau modal diinvestasikan menjadi aset modal dan

tingkat pengembaliannya atau imbal hasilnya diukur dalam bentuk laba atau

keuntungan (profit) yang diperolehnya. Rumus:

ROA = Laba Bersih / Total Aset

c) Return On Equity

Return on Equity (ROE) adalah salah satu rasio keuangan yang sering

digunakan oleh investor untuk menganalisis saham. Rasio ini menunjukkan

tingkat efektivitas tim manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba dari

dana yang diinvestasikan pemegang saham. Semakin tinggi ROE, semakin

besar laba yang dihasilkan dari sejumlah dana yang diinvestasikan sehingga

mencerminkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Rumus:

ROE = Laba Bersih / Modal Saham

2.2.5 Rasio Pasar

15
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga

saham dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk

mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta

prospek di masa mendatang (Moeljadi, 2006:75).

Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham

perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak

berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak

manajemen, juga berkepentingan dengan rasio ini.

a) Price Earning Ratio

Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar

dalam analisis saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah

‘perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan’, dimana

harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan

oleh emiten tersebut dalam setahun. Rumus:

PER = Harga Pasar Per Lembar / Earning Per Lembar

b) Dividend Yield

Dividend yield adalah jumlah deviden tahunan dari suatu perusahaan

yang dinyatakan dalam persentase dari harga pasar terakhir dari saham

perusahaan tersebut. Dividend yield yang tinggi menunjukkan ada potensi

passive income yang menarik dari saham yang dimiliki oleh investor. Rumus:

Dividend Yield = Dividen Per Lembar / Harga Pasar Saham Per Lembar

16
c) Rasio Pembayaran Dividen

Rasio Pembayaran Dividen atau dalam bahasa Inggris disebut dengan

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur persentase laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham

dalam bentuk dividen untuk periode waktu tertentu (biasanya dalam 1 tahun).

Dengan kata lain, Rasio ini menunjukan seberapa tinggi porsi keuntungan

yang diberikan kepada pemegang saham (investor) dan porsi keuntungan

yang digunakan untuk mendanai kelangsungan operasional perusahaan.

Rasio Pembayaran Dividen atau Dividend Payout Ratio ini sangat

penting bagi Investor. Investor yang tertarik dengan laba jangka pendek akan

lebih memilih berinvestasi di perusahaan yang Dividend Payout Ratio-nya

tinggi sedangkan bagi Investor yang memilih untuk memiliki pertumbuhan

modal akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang Dividend

Payout Ratio yang rendah. Rumus:

Rasio Pembayaran Dividen = Dividen Per Lembar / Earning Per Lembar

17
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. Tahun 2013-2017

3.1.1 Rasio Likuiditas

3.1.1.1 Current Ratio

Tabel 3.1

∑Aktiva Lancar ∑Hutang Lancar


Tahun (2) (3) Current Ratio (2/3) %
2013 6.430.065.428.871 2.631.646.469.682 2,44336217 244,3362
2014 6.508.768.623.440 3.114.337.601.362 2,089936756 208,9937
2015 7.454.347.029.087 3.151.495.162.694 2,365336656 236,5337
2016 8.739.782.750.141 3.884.051.319.005 2,250171801 225,0172
2017 10.674.199.571.313 4.473.628.322.956 2,386027359 238,6027
Rata-rata 7.961.432.680.570 3.451.031.775.140 2 231
Sumber: Lampiran 1

18
Sumber: Tabel 3.1

Rasio Lancar PT. MAYORA INDAH Tbk. Mengalami penurunan yang tidak

stabil dari tahun 2013 hingga tahun 2017. Namun rata-rata nilai current ratio nya masih

pada nilai 200% atau 2, di mana ini menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan yang

baik dalam hal menutupi kewajiban jangka pendek nya atau utang lancar. Oleh karena itu

dilihat dari hasil diatas pada current ratio nya perusahaan PT. Mayora Tbk berada pada

keadaan yang sehat.

3.1.1.2 Quick Ratio

Tabel 3.2

∑Aktiva Lancar ∑Hutang Lancar Quick Ratio ((2 - 3)/


Tahun (2) ∑Persediaan (3) (4) 4) %
2013 6.430.065.428.871 1.456.454.215.049 2.631.646.469.682 1,889923769 188,9924
2014 6.508.768.623.440 1.966.800.644.217 3.114.337.601.362 1,458405787 145,8406
2015 7.454.347.029.087 1.763.233.048.130 3.151.495.162.694 1,805845698 180,5846
2016 8.739.782.750.141 2.123.676.041.546 3.884.051.319.005 1,703403525 170,3404
2017 10.674.199.571.313 1.825.267.160.976 4.473.628.322.956 1,978021367 197,8021
Rata-rata 7.961.432.680.570 1.827.086.221.984 3.451.031.775.140 2 177
Sumber: Lampiran 1

19
Sumber: Tabel 3.2

Quick Ratio mengalami penurunan dan peningkatan yang fluktuatif dari tahun

2013-2017. Keadaan keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. dilihat berdasarkan

quick ratio berada pada keadaan yang baik dan sehat, karena rata-rata nilai ratio nya berada

diatas 1 atau 100%, sehingga perusahaan mudah untuk membayar kewajibannya .

3.1.2 Rasio Aktivitas

3.1.2.1 Perputaran Piutang

Tabel 3.3

Perputaran Piutang
Tahun ∑Piutang (2 ) ∑Penjualan (3) (2/3) %
2013 2.813.146.233.513 12.017.837.133.337 0,234080908 23,40809
2014 3.080.840.526.641 14.169.088.278.238 0,217433928 21,74339
2015 3.739.244.630.889 14.818.730.635.847 0,252332317 25,23323
2016 4.388.399.378.548 18.349.959.898.358 0,239150353 23,91504
2017 6.102.729.334.505 20.816.673.946.473 0,293165438 29,31654
Rata-rata 4.024.872.020.819 16.034.457.978.451 0 25
Sumber: Lampiran 1

20
Perputaran Piutang
Persentase Perputaran Piutang 35
30
25
20
15
10
5
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.3

Perputaran piutang perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. mengalami penurunan dan

peningkatan yang fluktuatif dari tahun 2013-2017 nya. Namun nilai perputaran piutang

masih berada pada rata-rata 25% atau 0,25 kali/tahun atau dalam kurun waktu 91 hari

untuk pembayaran piutang pada perusahaan per tahun nya. Oleh karena itu, dilihat dari

perputaran piutang keadaan keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. berada pada

kondisi yang sehat.

3.1.2.2 Perputaran Persediaan

Tabel 3.4

∑Harga Pokok Perputaran Persediaan


Tahun Penjualan (2) ∑Persediaan (3) (2/3) %
2013 9.096.171.291.553 1.456.454.215.049 6,245422065 624,5422
2014 11.633.862.463.470 1.966.800.644.217 5,915120324 591,512
2015 10.620.394.515.840 1.763.233.048.130 6,0232506 602,3251
2016 13.449.537.442.446 2.123.676.041.546 6,333139885 633,314
2017 15.841.619.191.077 1.825.267.160.976 8,679068758 867,9069
Rata-rata 12.128.316.980.877 1.827.086.221.984 7 664
21
Sumber: Lampiran 1

Perputaran Persediaan
1000
Persentase Perputaran Persediaan

900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.4

Perputaran persediaan untuk PT. Mayora Indah Tbk. mempunyai nilai yang stabil

dimulai dari tahun 2013 hingga tahun 2016, hanya saja pada tahun 2017 nilai perputaran

persediaan meningkat sebesar 200% atau sekitar 2 kali dari dari tahun 2016. Keadaan

keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. berada pada kondisi yang sehat. karena

nilai perputaran persediaan nya semakin baik untuk per tahun nya.

3.1.2.3 Perputaran Aktiva Tetap

Tabel 3.5

∑Total Aktiva Tetap Perputaran Aktiva Tetap


Tahun ∑Penjualan (2) (3) (2/3) %
2013 12.017.837.133.337 3.279.772.821.602 3,664228526 366,422853
2014 14.169.088.278.238 3.789.228.397.100 3,739307002 373,9307
2015 14.818.730.635.847 3.888.368.657.134 3,811040553 381,104055
2016 18.349.959.898.358 4.182.639.109.001 4,387172649 438,717265
2017 20.816.673.946.473 4.241.650.228.938 4,907682818 490,768282
Rata- 16.034.457.978.451 3.876.331.842.755 4 410
22
rata
Sumber: Lampiran 1

Perputaran Aktiva Tetap


600
Persentase Perputaran Aktiva Tetap

500

400

300

200

100

0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.5

Perputaran aktiva tetap untuk perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. selalu

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun nya, pada kurun waktu 2013 hingga 2017.

Sehingga ini menandakan kondisi keuangan berada pada keadaan yang sehat karena nilai

perputaran aktiva tetap nya selalu meningkat. Semakin meningkat nilai nya maka

semakin efektif perusahaan dalam mengelola aktiva tetap yang mereka miliki.

3.1.2.4 Perputaran Total Aktiva

Tabel 3.6

Perputaran Total Aktiva


Tahun ∑Penjualan (2) ∑Total Aktiva (3) (2/3) %
2013 12.017.837.133.337 9.709.838.250.473 1,237696944 123,7697
2014 14.169.088.278.238 10.297.997.020.540 1,375907203 137,5907
2015 14.818.730.635.847 11.342.715.686.221 1,306453502 130,6454
2016 18.349.959.898.358 12.922.421.859.142 1,420009353 142,0009
2017 20.816.673.946.473 14.915.849.800.251 1,395607641 139,5608
23
Rata-
rata 16.034.457.978.451 11.837.764.523.325 1 135
Sumber: Lampiran 1

Perputaran Total Aktiva


145
Persentase Perputaran Total Aktiva

140
135
130
125
120
115
110
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.6

Untuk perputaran total aktiva perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. Mengalami

penurunan dan peningkatan secara fluktuatif dari tahun 2013 hingga 2017. Walaupun

pada akhir tahun 2017 mengalami penurunan, namun tidak terlalu signifikan dan nialinya

masih berada diatas rata-rata nilai perputaran persediaan nya. Oleh karena itu keadaan

keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. dilihat dari perputaran total aktiva berada

pada kondisi yang sehat.

3.1.3 Rasio Solvabilitas

3.1.3.1 Rasio Total Utang Terhadap Total Aset

Tabel 3.7

Tahun ∑Total Hutang (2) ∑Total Aktiva (3) Debt Ratio (2/3) %
2013 5.771.077.430.823 9.709.838.250.473 0,594353611 59,43536

24
2014 6.220.960.735.713 10.297.997.020.540 0,604094245 60,40942
2015 6.148.255.759.034 11.342.715.686.221 0,542044421 54,20444
2016 6.657.165.872.077 12.922.421.859.142 0,515163949 51,51639
2017 7.561.503.434.179 14.915.849.800.251 0,506944193 50,69442
Rata-
rata 6.471.792.646.365 11.837.764.523.325 1 55
Sumber: Lampiran 1

Debt Ratio
62
60
Persentase Debt Ratio

58
56
54
52
50
48
46
44
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.7

Pada grafik rasio utang terhadap aset di atas menunjukkan presentase total utang

perusahaan pada tahun 2013 - 2014, mengalami kenaikan persentase terhadap jumlah

utang. Perusahaan pada tahun 2014 memperoleh total utang yang meningkat dari pada

tahun sebelumnya, meskipun perusahaan sempat mengalami tingkat persentase yang

tinggi di tahun 2014 tahun-tahun berikutnya perusahaan mampu menurunkan persentase

total utang perusahaan, maka hal tersebut menandakan perusahaan sudah bisa mengontrol

keuangannya serta menurunkan resiko yang mungkin akan membahayakan keuangan

perusahaan pada masa yang akan datang.

25
3.1.3.2 Time Interest Earned

Tabel 3.8

Tahun ∑EBIT (2) ∑Bunga (3) Time Interest Earned (2/ 3) %


2013 1.356.073.496.557 256.841.148.674 5,279814016 527,9814
2014 165.883.110.579 85.731.155.919 1,934922127 193,4922
2015 367.082.903.278 100.377.230.358 3,657033592 365,7034
2016 1.845.683.269.238 356.714.077.463 5,174125121 517,4125
2017 2.186.884.603.474 386.922.167.017 5,652001332 565,2001
Rata-rata 1.184.321.476.625 237.317.155.886 4 434
Sumber: Lampiran 1

Time Interest Earned (TIE)


600

500
Persentase TIE

400

300

200

100

0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.8

Grafik TIE di atas berhubungan dengan grafik rasio total utang terhadap aset, di

mana total utang yang banyak atau tinggi akan mempengaruhi kemampuan perusahaan

dalam menjamin keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Pada grafik

ini menunjukkan jaminan keuntungan perusahaan pada tahun 2014 nilai persentase TIE

terendah dalam kurun waktu 2013 sampai 2017 sama seperti grafik rasio total utang

terhadap aset perusahaan memiliki kemampuan memperbaiki kinerja perusahaan setelah


26
tahun 2014 di mana nilai persentase di tahun 2015 - 2017 mengalami peningkatan yang

signifikan. Hal tersebut juga menunjukkan perusahaan memiliki kondisi yang aman atau

sehat secara finansial perusahaan.

3.1.3.3 Fixed Charge Coverage

Tabel 3.9

∑Biaya Fixed Charge Coverage ((2+4) /


Tahun ∑EBIT (2) ∑Bunga (3) Sewa (4) (3+ 4)) %
2013 1.356.073.496.557 256.841.148.674 0 5,279814016 527,9814
2014 165.883.110.579 85.731.155.919 0 1,934922127 193,4922
2015 367.082.903.278 100.377.230.358 0 3,657033592 365,7034
2016 1.845.683.269.238 356.714.077.463 0 5,174125121 517,4125
2017 2.186.884.603.474 386.922.167.017 0 5,652001332 565,2001
Rata-
rata 1.184.321.476.625 237.317.155.886 0 4 434
Sumber: Lampiran 1

Fixed Charge Coverage


600

500
Persentase FCC

400

300

200

100

0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.9

Berdasarkan grafik FCC di atas persentase terendah terjadi pada tahun 2014 juga,

itu karena nilai dari rasio total utang terhadap aset serta TIE memiliki hubungan dengan
27
FCC perusahaan. Meskipun dalam grafik terdapat persentase yang rendah hal tersebut

tidak terlalu berdampak buruk pada perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun , karena nilai

FCC dari tahun 2013 - 2015 perusahaan masih di atas 150% . Hal tersebut menandakan

pendapatan perusahaan lebih besar nilainya dibandingkan beban bunga dan utang yang

harus dibayar, jadi perusahan PT. mayora Indah tbk. dalam keadaan sehat dan aman

dalam keuangannya.

3.1.4 Rasio Profitabilitas

3.1.4.1 Profit Margin

Tabel 3.10

Tahun ∑ Laba Bersih (2) ∑ Penjualan Bersih (3) Profit Margin ( 2/ 3 ) %


2013 1.058.418.939.252 12.017.837.133.337 0,088070668 8,807066758
2014 409.618.689.484 14.169.088.278.238 0,028909319 2,890931875
2015 1.250.233.128.560 14.818.730.635.847 0,084368436 8,436843609
2016 1.388.676.127.665 18.349.959.898.358 0,075677339 7,567733855
2017 1.630.953.830.893 20.816.673.946.473 0,078348435 7,834843525
Rata-
Rata 1.147.580.143.171 16.034.457.978.451 0 7
Sumber: Lampiran 1

28
Profit Margin
10
9
Persentase Profit Margin

8
7
6
5
4
3
2
1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.10

Grafik profit margin di atas menunjukkan persentase yang turun naik dalam kurun

waktu 2013 sampai 2017. Persentase terendah terjadi pada tahun 2014 dan kemudian

mengalami kenaikan persentase yang sangat signifikan pada tahun 2015, serta tahun 2016

mengalami penurunan tetapi tidak terlalu signifikan, kemudian tahun 2017 persentase

meningkat dari pada tahun 2016. Dari nilai persentase pada grafik tahun 2014 mengalami

penurunan bisa terjadi jika penjualan atau manajemen yang kurang optimal dan dalam

pelaksanaannya. Penjualan sedikit atau tidak sampai target , dan manajemen perusahaan

kurang extra pengawasan dalam produksi. Meskipun begitu nilai persentase pada grafik

dari tahun 2013 - 2017 masih menunjukkan tren positif, dimana peluang nilai persentase

kedepannya akan positif dan perusahaan dalam keadaan baik dan aman.

3.1.4.2 Return On Assets

Tabel 3.11

Tahun ∑ Laba Bersih (2) ∑ Total Aktiva (3) Return On Asset (2/3 ) %
29
2013 1.058.418.939.252 9.709.838.250.473 0,109004796 10,9004796
2014 409.618.689.484 10.297.997.020.540 0,03977654 3,97765399
2015 1.250.233.128.560 11.342.715.686.221 0,110223439 11,0223439
2016 1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,107462529 10,7462529
2017 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,109343675 10,9343675
Rata-rata 1.147.580.143.171 11.837.764.523.325 0 10
Sumber: Lampiran 1

Return On Asset (ROA)


12

10
Persentase ROA

0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.11

Dari grafik ROA di atas juga menunjukkan persentase terendah pada tahun 2014,

itu karena pada persentase di grafik profit margin tahun 2014 juga memiliki nilai

persentase terendah menandakan apabila penjualan rendah maka keuntungan yang

diperoleh juga rendah. Sehingga pada grafik ROA untuk tahun 2015 - 2017 juga

menunjukkan tren positif, untuk perusahaan kedepannya dimana perusahaan mampu

memperoleh laba yang tinggi kedepannya jika belajar dari kekurangan di tahun 2014 dan

2016 pada grafik profit margin.

3.1.4.3 Return On Equity

30
Tabel 3.12

∑ Modal Saham
Tahun ∑ Laba Bersih (2) (3) Return On Equity (2/3 ) %
2013 1.058.418.939.252 3.852.387.044.642 0,274743666 27,47437
2014 409.618.689.484 3.984.448.231.240 0,10280437 10,28044
2015 1.250.233.128.560 5.077.450.725.071 0,246232449 24,62324
2016 1.388.676.127.665 6.121.490.034.226 0,226852632 22,68526
2017 1.630.953.830.893 7.186.069.576.195 0,226960484 22,69605
Rata-
Rata 1.147.580.143.171 5.244.369.122.275 0 22
Sumber: Lampiran 1

Return On Equity (ROE)


30

25
Persentase ROE

20

15

10

0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.12

Nilai persentase pada grafik ROE di atas menunjukkan tingkat kinerja manajemen

perusahaan dalam memperoleh laba dari dana investasi terjadi penurunan atau kurang

efektif pada tahun 2014 dan 2016. Itu ditujukan pada nilai persentase pada grafik kedua

tahun tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun setelah mengalami

penurunan nilai persentase pada grafik perusahaan akan mengalami peningkatan pada

tahun berikutnya. Nilai pereantase yang turun pada grafik ROE dalam kurun waktu

31
2013-2017 pada perusahaan tidak terlalu signifikan, maka keuangan masih sehat dan

baik.

3.1.5 Rasio Pasar

3.1.5.1 Price Earning Ratio

Tabel 3.13

Harga Pasar Per Lembar Earning Per Lembar


Tahun (2) (3) PER (2/3) %
2013 500 1.165 0,42918455 42,9185
2014 500 451 1,10864745 110,865
2015 500 1.364 0,36656891 36,6569
2016 20 61 0,32786885 32,7869
2017 20 71 0,28169014 28,169
Rata-rata 308 622,4 0,50279198 50,2792
Sumber: Lampiran 1

Price Earning Ratio


120

100
Persentase PER

80

60

40 Series1

20

0
1 2 3 4 5 6
Tahun

Sumber: Tabel 3.13

Berdasarkan grafik PER diatas terjadi nilai persentase yang rendah pada tahun

2015-2016, dan kenaikna nilai persentase pada tahun 2014 dan 2017. Saat nilai

32
persentase turun pada tahun 2015 dan 2016 perbandingan harga saham dengan laba

bersih perusahaan turun, namun pada tahun 2014 dan 2017 peningkatan nilai persentase

sangat signifikan pada perusahaan. Jadi, dalam kurun waktu 2013-2017 PT. Mayora

Indah Tbk. mengalami ketidakstabilan terhadap harga saham perusahaannya, akan tetapi

keuangan masih baik.

3.1.5.2 Dividend Yield

Tabel 3.14

Dividen Per Lembar Harga Saham Per Lembar Dividen Yield


Tahun (2) (3) (2/3) %
2013 230 500 0,46 46
2014 230 500 0,46 46
2015 160 500 0,32 32
2016 300 20 15 1500
2017 21 20 1,05 105
Rata-
rata 188,2 308 3,458 345,8
Sumber: Lampiran 1

Dividen Yield
1600
1400
Persentase Dividen Yield

1200
1000
800
600 %
400
200
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.14


33
Berdasarkan grafik DYdi atas masih berkaitan dengan nilai persentase pada grafik

PER. Dimana saat harga saham turun maka perusahaan mengalami peningkatan

presentase pada grafik DY yang menunjukkan terjadinya passive income dalam

perusahaan. berhubungan dengan nilai persentase rendah pada grafik PER adalah tahun

2016 maka pada grafik DY terjadi nilai presentase tertinggi pada tahun 2016 juga. Dari

grafik DY tersebut nilai persentase yang terjadi dalam kurun waktu 2013 - 2017

mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan penurunan yang signifikan juga.

Maka dari itu dalam perusahaan telah terjadi passive income yang sangat berdampak

pada perusahaan dan keuangan perusahaan kurang baik.

3.1.5.3 Rasio Pembayaran Dividen

Tabel 3.15

Dividen Per Lembar Earning Per Lembar Rasio Pembayaran Dividen


Tahun %
(2) (3) (2/3)
2013 230 1165 0,197424893 19,7425
2014 230 451 0,509977827 50,9978
2015 160 1364 0,117302053 11,7302
2016 300 61 4,918032787 491,803
2017 21 71 0,295774648 29,5775
Rata-
188,2 622,4 1,207702441 120,77
rata
Sumber: Lampiran 1

34
Rasio Pembayaran Dividen
600
Persentase Rasio Pembayaran Dividen

500

400

300

200 %

100

0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Sumber: Tabel 3.15

Dari grafik RPD di atas terjadi nilai persentase yang tinggi dan rendah. Kenaikan nilai

persentase pada tahun 2014 dan 2016 dan persentase yang mengalami penurunan terjadi pada

tahun 2015 dan 2017, dalam kurun waktu 2013 - 2017 peningkatan nilai grafik RPD

menunjukkan tingkat laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham juga tinggi begitu juga

sebaliknya saat nilai persentase turun maka menunjukkan tingkat laba bersih yang dibagikan

kepada pemegang saham juga turun. Namun dalam kurun waktu 2013 -2017 grafik RPD di atas

menunjukkan tren yang positif setelah tahun 2017, maka keadaan perusahaan masih aman dan

sehat untuk kedepannya.

35
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan rasio serta hasil analisis pada laporan keuangan PT.

Mayora Indah Tbk. dalam makalah kami, menarik kesimpulan pada PT. Mayora Indah

Tbk. dalam kurun waktu 2013-2017 keadaan perusahaannya dalam mengelola keuangan

cukup baik, terlihat dari hasil rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio

proitabilitas menunjukkan tren positif yang menunjukkan keadaan keuangan PT. Mayora

Indah Tbk. dalam keadaan sehat dan aman pada tahun 2013-2017.

Kemudian dalam rasio pasar pada PT. Mayora Indah Tbk. perusahaan mengalami

masalah pada harga saham, dimana pada grafik Dividend Yield nilai persentasenya

menunjukkan dampak yang sangat signifikan pada tahun 2016 dimana perusahaan

mengalami passive income karena pada grafik Price Earning Ratio terjadi nilai

persentase yang rendah pada tahun 2016 yaitu harga saham turun dari tahun 2013-2017.

Untuk keseluruhan dari hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada PT. Mayora

Indah Tbk., perusahaan sudah berjalan dengan baik serta memiliki keuangan yang sehat

dan aman untuk perusahaan. Dampak dari rasio pasar hanya berdampak pada investor-

investor dimana para investor akan menentukan opsi untuk investasi atau menunda

setelah melihat tren yang ditunjukkan pada grafik di rasio pasar pada PT. Mayora Indah

Tbk.

36
4.2 Saran

Adapun saran untuk PT. Mayora Indah Tbk. ialah agar selalu mengoptimalkan

kinerja manajemen perusahaan baik dari segi keuangan dan produksi agar mampu

meningkatkan bagi produktivitas perusahaan kedepannya. Berdasarkan tren yang

ditunjukkan pada grafik setiap rasio keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk.

menunjukkan tren yang positif, maka sangat baik bagi investor untuk berinvestasi pada

perusahaan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Nasyiffa, N. 2011. Rasio Pasar. (Online). (http://nadiranasyiffa.blogspot.co.id/2011/10/rasio-

pasar.html)

Murhadi, W. R. 2013. Analisis Laporan Keuangan: Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta:

Salemba Empat.

Rasio Likuiditas – Pengertian, Jenis, Rumus dan Contoh. (Online).

(https://dosenakuntansi.com/rasio-likuiditas)

Rasio Profitabilitas – Pengertian, Jenis, Rumus, dan Contoh. (Online).

(https://dosenakuntansi.com/rasio-profitabilitas)

Rasio Solvabilitas – Pengertian, Jenis, Rumus, dan Contoh. (Online).

(https://dosenakuntansi.com/rasio-solvabilitas)

38
LAMPIRAN I

1. Laporan Keuangan Tahun 2013-2014

39
40
41
42
2. Laporan Keuangan Tahun 2015-2016

43
44
45
46
3. Laporan Keuangan Tahun 2016-2017

47
48
49
50
51
52
53

Anda mungkin juga menyukai