PENDAHULUAN
dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal
dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan, oleh karena itu
untuk mengetahui kinerja laporan keuangan tersebut kita memerlukan suatu analisis,
analisis-analisis inilah yang harus dipahami oleh kita baik sebagai manajemen perusahaan
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun sebagai investor jika kita ingin
Laba atau keuntungan merupakan ukuran bagi keberhasilan dari suatu operasi
perusahaan. Perusahaan dikatakan sehat apabila mempunyai kemampuan yang cukup besar
dalam menghasilkan laba sepanjang hidupnya, serta hal yang tidak boleh diabaikan yakni
kemampuan yang cukup besar pula dalam memenuhi semua kewajiban keuangannya. Jika
faktor tersebut mampu dilaksanakan dengan baik oleh manajemen perusahaan selama
dipertahankan dan dikembangkan secara optimal sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
1
Laporan keuangan adalah sumber informasi yang dijadikan landasan pengambilan
keputusan oleh para pemegang saham, kreditur, pengamat ekonomi dan pemerintah
ditinjau dari kepentingan masing-masing, serta merupakan landasan bagi Analisa Rasio
Menurut Irham Fahmi (2012:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
keuangan.
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
2
oleh perusahaan serta informasi yang berhubungan dengan pengambil keputusan yang akan
perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Untuk dapat mengetahui kondisi
berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
serta informasi lainnya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang akan
dilakukan oleh perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek
seperti aspek keuangan dan aspek non keuangan. Ditinjau dari aspek keuangan, kinerja
yang akan memberikan informasi penting bagi perusahaan mengenai posisi keuangan
perusahaan, sedangkan dari aspek non keuangan, kinerja perusahaan dapat dinilai dari
wewenang kerja kepada karyawan serta kesejahteraan para karyawan dan tingkat
produktivitas.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dan perihal tugas kuliah
dari Dosen Mata Kuliah Analsis Laporan Keuangan, Ibu Dra. Ec. Sholikah Nurwati, M.M.
Kelompok kami ditugaskan untuk menganalisis data laporan keuangan pada perusahaan
“PT. Mayora Indah Tbk. Untuk Periode Tahun 2013-2017”. PT. Mayora Indah Tbk adalah
perusahaan yang bergerak dibidang industry dengan target market dan konsumen ASEAN.
3
benua di dunia. Perusahaan memiliki 6 devisi yang masing-masing menghasilkan produk
yang berbeda.
Pertama adalah devisi biscuit, kedua kembang gula (permen), ketiga wafer,
keempat coklat, kelima kopi, dan yang terakhir adalah makanan sehat. PT. Mayora Indah
Tbk. (MYOR) berdiri pada tanggal 17 februari 1977 dan beroperasi secara komersial pada
bulan mei 1978. PT. Mayora Indah Tbk. Go public pada tahun 1990, dengan IPO saham
pada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp. 1.000/saham dengan harga
penawaran Rp. 9.300/saham. Saham-saham PT. Mayora Indah Tbk. dicatatkan di BEI
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah yang
1. Apa yang dimaksud dengan rasio likuiditas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa
2. Apa yang dimaksud dengan rasio aktivitas (rasio perputaran) pada suatu perusahaan
3. Apa yang dimaksud dengan rasio solvabilitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa
4. Apa yang dimaksud dengan rasio profitabilitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa
5. Bagaimana keadaan keuanagan pada Perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. pada tahun
2013-2017?
4
1.3 Tujuan Penulisan
Dari uraian rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui rasio likuiditas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa saja yang
2. Untuk mengetahui rasio aktivitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa saja yang
3. Untuk mengetahui rasio solvabilitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa saja yang
4. Untuk mengetahui rasio proitabilitas pada suatu perusahaan dan hal-hal apa saja yang
5. Untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan pada Perusahaan PT. Mayora Indah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat
Tunggal, 1995). Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi
menilai apakah kinerjanya dalam suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau
tidak.
Rasio keuangan adalah suatu hal yang menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, atau perbandingan antara
berbagai gejala yang dinyatakan dengan angka/persentase. (Amin Wijaya Tunggal, 1995).
Beberapa jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja financial
antara lain :
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah
yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika
6
perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid,
membandingkan komponen yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar
dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan
Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan
adanya uang kas berlebih yang bisa berarti dua hal yaitu besarnya keuntungan
7
yang telah diperoleh atau akibat tidak digunakannya keuangan perusahaan
secara efektif untuk berinvestasi. Untuk rumus mencari rasio lancar yaitu
sebagi berikut :
yang lama untuk diuangkan dibanding dengan aset lainnya. Quick Ratio ini
terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar rasio, semakin
baik juga posisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100%,
maka ini akan berakibat baik jika terjadi likuidasi karena perusahaan akan
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau
efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset (aktiva)
yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam
rasio yang melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada
semua aktiva yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan
dengan baik.
8
Pengertian analisis rasio keuangan penting untuk diketahui terlebih dahulu
sebelum penjelasan lebih lanjut. Penjualan dan beragam unsur aktiva harus
seimbang contohnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang
kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut semakin besar. Dana kelebihan akan
lebih baik jika ditanamkan pada aktiva lainnya yang lebih produktif. Dalam hal
a. Perputaran Piutang
Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari
Persediaan
9
Digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
Penjualan
Modal Aktiva
jangka panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan
hingga perusahaan tutup atau dilikuidasi (Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir).
Sebesar apa beban utang yang ditanggung perusahaan akan dibandingkan dengan
aktivanya. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) memiliki nama lain yaitu Rasio
jatuh temponya lebih dari satu tahun. Letak perbedaan antara Rasio Solvabilitas
10
memenuhi kewajiban jangka panjang. Sedangkan rasio likuiditas mengukur
keseluruhan terhadap aset atau ekuitasnya. Rasio ini memaparkan jumlah aset
perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan dengan aset yang
dimiliki oleh Kreditor (pemberi utang). Jika asset perusahaan lebih banyak
dimiliki oleh pemegang, maka perusahaan tersebut kurang Leverage. Jika kreditor
atau pemberi utang (biasanya bank) memiliki asset secara dominan, maka
Rasio Hutang atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Debt Ratio
Para Investor dapat menggunakan Rasio Hutang atau Debt Ratio ini untuk
kepada suatu perusahaan. Semakin tinggi rasionya, semakin besar pula risiko
11
rendah mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan kesempatan untuk
Hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai
Rasio Total Utang Terhadap Total Asset = Total Utang / Total Asset
sebagai berikut :
perusahaan membayar bunga dan utang. Jika menggunakan perbandingan lebih dari
satu periode, maka nilai fixed charge coverage yang semakin besar akan semakin
bagus, dalam arti, income before tax yang dimiliki perusahaan lebih besar nilainya
daripada beban bunga yang harus dibayar. Secara umum jika nilai fixed charge
coverage dibawah 1.5 maka tidak aman karena jika rationya sebesar 1.00 maka
income before tax yang didapat perusahaan hanya cukup untuk membayar bunga.
Rumus:
seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan
yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan
biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai jumlah laba
investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba perusahaan untuk
tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi
perusahaan.
Efektifitas dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan yang dilihat dari unsur-unsur laporan
keuangan. Semakin tinggi nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik
berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang tinggi melambangkan tingkat laba dan
efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari tingkat pendapatan dan arus kas.
a) Profit Margin
diperoleh dari selisih antara penjulan bersih dikurangi dengan harga pokok
13
penjualan dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini mengindikasikan
(gross profit margin) merupakan ukuran yang paling tepat untuk melihat
dengan keseluruhan sumber daya atau rata-rata jumlah aset. Dengan kata lain,
Return on Assets atau sering disingkat dengan ROA adalah rasio yang
(%).
14
Dapat dikatakan bahwa satu-satunya tujuan aset perusahaan adalah
laba bagi perusahaan itu sendiri. Rasio ROA atau Return on Assets ini dapat
atau laba (profit). Tingkat Pengembalian Aset atau Return on Assets ini
investment) bagi suatu perusahaan karena pada umumnya aset modal (capital
Dengan kata lain, uang atau modal diinvestasikan menjadi aset modal dan
tingkat pengembaliannya atau imbal hasilnya diukur dalam bentuk laba atau
c) Return On Equity
Return on Equity (ROE) adalah salah satu rasio keuangan yang sering
besar laba yang dihasilkan dari sejumlah dana yang diinvestasikan sehingga
15
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga
saham dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk
mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta
perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak
berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak
Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan
b) Dividend Yield
yang dinyatakan dalam persentase dari harga pasar terakhir dari saham
passive income yang menarik dari saham yang dimiliki oleh investor. Rumus:
Dividend Yield = Dividen Per Lembar / Harga Pasar Saham Per Lembar
16
c) Rasio Pembayaran Dividen
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk
dalam bentuk dividen untuk periode waktu tertentu (biasanya dalam 1 tahun).
Dengan kata lain, Rasio ini menunjukan seberapa tinggi porsi keuntungan
penting bagi Investor. Investor yang tertarik dengan laba jangka pendek akan
17
BAB III
3.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. Tahun 2013-2017
Tabel 3.1
18
Sumber: Tabel 3.1
Rasio Lancar PT. MAYORA INDAH Tbk. Mengalami penurunan yang tidak
stabil dari tahun 2013 hingga tahun 2017. Namun rata-rata nilai current ratio nya masih
pada nilai 200% atau 2, di mana ini menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan yang
baik dalam hal menutupi kewajiban jangka pendek nya atau utang lancar. Oleh karena itu
dilihat dari hasil diatas pada current ratio nya perusahaan PT. Mayora Tbk berada pada
Tabel 3.2
19
Sumber: Tabel 3.2
Quick Ratio mengalami penurunan dan peningkatan yang fluktuatif dari tahun
2013-2017. Keadaan keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. dilihat berdasarkan
quick ratio berada pada keadaan yang baik dan sehat, karena rata-rata nilai ratio nya berada
Tabel 3.3
Perputaran Piutang
Tahun ∑Piutang (2 ) ∑Penjualan (3) (2/3) %
2013 2.813.146.233.513 12.017.837.133.337 0,234080908 23,40809
2014 3.080.840.526.641 14.169.088.278.238 0,217433928 21,74339
2015 3.739.244.630.889 14.818.730.635.847 0,252332317 25,23323
2016 4.388.399.378.548 18.349.959.898.358 0,239150353 23,91504
2017 6.102.729.334.505 20.816.673.946.473 0,293165438 29,31654
Rata-rata 4.024.872.020.819 16.034.457.978.451 0 25
Sumber: Lampiran 1
20
Perputaran Piutang
Persentase Perputaran Piutang 35
30
25
20
15
10
5
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Perputaran piutang perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. mengalami penurunan dan
peningkatan yang fluktuatif dari tahun 2013-2017 nya. Namun nilai perputaran piutang
masih berada pada rata-rata 25% atau 0,25 kali/tahun atau dalam kurun waktu 91 hari
untuk pembayaran piutang pada perusahaan per tahun nya. Oleh karena itu, dilihat dari
perputaran piutang keadaan keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. berada pada
Tabel 3.4
Perputaran Persediaan
1000
Persentase Perputaran Persediaan
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Perputaran persediaan untuk PT. Mayora Indah Tbk. mempunyai nilai yang stabil
dimulai dari tahun 2013 hingga tahun 2016, hanya saja pada tahun 2017 nilai perputaran
persediaan meningkat sebesar 200% atau sekitar 2 kali dari dari tahun 2016. Keadaan
keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. berada pada kondisi yang sehat. karena
nilai perputaran persediaan nya semakin baik untuk per tahun nya.
Tabel 3.5
500
400
300
200
100
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Perputaran aktiva tetap untuk perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun nya, pada kurun waktu 2013 hingga 2017.
Sehingga ini menandakan kondisi keuangan berada pada keadaan yang sehat karena nilai
perputaran aktiva tetap nya selalu meningkat. Semakin meningkat nilai nya maka
semakin efektif perusahaan dalam mengelola aktiva tetap yang mereka miliki.
Tabel 3.6
140
135
130
125
120
115
110
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Untuk perputaran total aktiva perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. Mengalami
penurunan dan peningkatan secara fluktuatif dari tahun 2013 hingga 2017. Walaupun
pada akhir tahun 2017 mengalami penurunan, namun tidak terlalu signifikan dan nialinya
masih berada diatas rata-rata nilai perputaran persediaan nya. Oleh karena itu keadaan
keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. dilihat dari perputaran total aktiva berada
Tabel 3.7
Tahun ∑Total Hutang (2) ∑Total Aktiva (3) Debt Ratio (2/3) %
2013 5.771.077.430.823 9.709.838.250.473 0,594353611 59,43536
24
2014 6.220.960.735.713 10.297.997.020.540 0,604094245 60,40942
2015 6.148.255.759.034 11.342.715.686.221 0,542044421 54,20444
2016 6.657.165.872.077 12.922.421.859.142 0,515163949 51,51639
2017 7.561.503.434.179 14.915.849.800.251 0,506944193 50,69442
Rata-
rata 6.471.792.646.365 11.837.764.523.325 1 55
Sumber: Lampiran 1
Debt Ratio
62
60
Persentase Debt Ratio
58
56
54
52
50
48
46
44
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Pada grafik rasio utang terhadap aset di atas menunjukkan presentase total utang
perusahaan pada tahun 2013 - 2014, mengalami kenaikan persentase terhadap jumlah
utang. Perusahaan pada tahun 2014 memperoleh total utang yang meningkat dari pada
total utang perusahaan, maka hal tersebut menandakan perusahaan sudah bisa mengontrol
25
3.1.3.2 Time Interest Earned
Tabel 3.8
500
Persentase TIE
400
300
200
100
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Grafik TIE di atas berhubungan dengan grafik rasio total utang terhadap aset, di
mana total utang yang banyak atau tinggi akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam menjamin keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Pada grafik
ini menunjukkan jaminan keuntungan perusahaan pada tahun 2014 nilai persentase TIE
terendah dalam kurun waktu 2013 sampai 2017 sama seperti grafik rasio total utang
signifikan. Hal tersebut juga menunjukkan perusahaan memiliki kondisi yang aman atau
Tabel 3.9
500
Persentase FCC
400
300
200
100
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Berdasarkan grafik FCC di atas persentase terendah terjadi pada tahun 2014 juga,
itu karena nilai dari rasio total utang terhadap aset serta TIE memiliki hubungan dengan
27
FCC perusahaan. Meskipun dalam grafik terdapat persentase yang rendah hal tersebut
tidak terlalu berdampak buruk pada perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun , karena nilai
FCC dari tahun 2013 - 2015 perusahaan masih di atas 150% . Hal tersebut menandakan
pendapatan perusahaan lebih besar nilainya dibandingkan beban bunga dan utang yang
harus dibayar, jadi perusahan PT. mayora Indah tbk. dalam keadaan sehat dan aman
dalam keuangannya.
Tabel 3.10
28
Profit Margin
10
9
Persentase Profit Margin
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Grafik profit margin di atas menunjukkan persentase yang turun naik dalam kurun
waktu 2013 sampai 2017. Persentase terendah terjadi pada tahun 2014 dan kemudian
mengalami kenaikan persentase yang sangat signifikan pada tahun 2015, serta tahun 2016
mengalami penurunan tetapi tidak terlalu signifikan, kemudian tahun 2017 persentase
meningkat dari pada tahun 2016. Dari nilai persentase pada grafik tahun 2014 mengalami
penurunan bisa terjadi jika penjualan atau manajemen yang kurang optimal dan dalam
pelaksanaannya. Penjualan sedikit atau tidak sampai target , dan manajemen perusahaan
kurang extra pengawasan dalam produksi. Meskipun begitu nilai persentase pada grafik
dari tahun 2013 - 2017 masih menunjukkan tren positif, dimana peluang nilai persentase
kedepannya akan positif dan perusahaan dalam keadaan baik dan aman.
Tabel 3.11
Tahun ∑ Laba Bersih (2) ∑ Total Aktiva (3) Return On Asset (2/3 ) %
29
2013 1.058.418.939.252 9.709.838.250.473 0,109004796 10,9004796
2014 409.618.689.484 10.297.997.020.540 0,03977654 3,97765399
2015 1.250.233.128.560 11.342.715.686.221 0,110223439 11,0223439
2016 1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,107462529 10,7462529
2017 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,109343675 10,9343675
Rata-rata 1.147.580.143.171 11.837.764.523.325 0 10
Sumber: Lampiran 1
10
Persentase ROA
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Dari grafik ROA di atas juga menunjukkan persentase terendah pada tahun 2014,
itu karena pada persentase di grafik profit margin tahun 2014 juga memiliki nilai
diperoleh juga rendah. Sehingga pada grafik ROA untuk tahun 2015 - 2017 juga
memperoleh laba yang tinggi kedepannya jika belajar dari kekurangan di tahun 2014 dan
30
Tabel 3.12
∑ Modal Saham
Tahun ∑ Laba Bersih (2) (3) Return On Equity (2/3 ) %
2013 1.058.418.939.252 3.852.387.044.642 0,274743666 27,47437
2014 409.618.689.484 3.984.448.231.240 0,10280437 10,28044
2015 1.250.233.128.560 5.077.450.725.071 0,246232449 24,62324
2016 1.388.676.127.665 6.121.490.034.226 0,226852632 22,68526
2017 1.630.953.830.893 7.186.069.576.195 0,226960484 22,69605
Rata-
Rata 1.147.580.143.171 5.244.369.122.275 0 22
Sumber: Lampiran 1
25
Persentase ROE
20
15
10
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Nilai persentase pada grafik ROE di atas menunjukkan tingkat kinerja manajemen
perusahaan dalam memperoleh laba dari dana investasi terjadi penurunan atau kurang
efektif pada tahun 2014 dan 2016. Itu ditujukan pada nilai persentase pada grafik kedua
tahun tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun setelah mengalami
penurunan nilai persentase pada grafik perusahaan akan mengalami peningkatan pada
tahun berikutnya. Nilai pereantase yang turun pada grafik ROE dalam kurun waktu
31
2013-2017 pada perusahaan tidak terlalu signifikan, maka keuangan masih sehat dan
baik.
Tabel 3.13
100
Persentase PER
80
60
40 Series1
20
0
1 2 3 4 5 6
Tahun
Berdasarkan grafik PER diatas terjadi nilai persentase yang rendah pada tahun
2015-2016, dan kenaikna nilai persentase pada tahun 2014 dan 2017. Saat nilai
32
persentase turun pada tahun 2015 dan 2016 perbandingan harga saham dengan laba
bersih perusahaan turun, namun pada tahun 2014 dan 2017 peningkatan nilai persentase
sangat signifikan pada perusahaan. Jadi, dalam kurun waktu 2013-2017 PT. Mayora
Indah Tbk. mengalami ketidakstabilan terhadap harga saham perusahaannya, akan tetapi
Tabel 3.14
Dividen Yield
1600
1400
Persentase Dividen Yield
1200
1000
800
600 %
400
200
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
PER. Dimana saat harga saham turun maka perusahaan mengalami peningkatan
perusahaan. berhubungan dengan nilai persentase rendah pada grafik PER adalah tahun
2016 maka pada grafik DY terjadi nilai presentase tertinggi pada tahun 2016 juga. Dari
grafik DY tersebut nilai persentase yang terjadi dalam kurun waktu 2013 - 2017
mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan penurunan yang signifikan juga.
Maka dari itu dalam perusahaan telah terjadi passive income yang sangat berdampak
Tabel 3.15
34
Rasio Pembayaran Dividen
600
Persentase Rasio Pembayaran Dividen
500
400
300
200 %
100
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Dari grafik RPD di atas terjadi nilai persentase yang tinggi dan rendah. Kenaikan nilai
persentase pada tahun 2014 dan 2016 dan persentase yang mengalami penurunan terjadi pada
tahun 2015 dan 2017, dalam kurun waktu 2013 - 2017 peningkatan nilai grafik RPD
menunjukkan tingkat laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham juga tinggi begitu juga
sebaliknya saat nilai persentase turun maka menunjukkan tingkat laba bersih yang dibagikan
kepada pemegang saham juga turun. Namun dalam kurun waktu 2013 -2017 grafik RPD di atas
menunjukkan tren yang positif setelah tahun 2017, maka keadaan perusahaan masih aman dan
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan rasio serta hasil analisis pada laporan keuangan PT.
Mayora Indah Tbk. dalam makalah kami, menarik kesimpulan pada PT. Mayora Indah
Tbk. dalam kurun waktu 2013-2017 keadaan perusahaannya dalam mengelola keuangan
cukup baik, terlihat dari hasil rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio
proitabilitas menunjukkan tren positif yang menunjukkan keadaan keuangan PT. Mayora
Indah Tbk. dalam keadaan sehat dan aman pada tahun 2013-2017.
Kemudian dalam rasio pasar pada PT. Mayora Indah Tbk. perusahaan mengalami
masalah pada harga saham, dimana pada grafik Dividend Yield nilai persentasenya
menunjukkan dampak yang sangat signifikan pada tahun 2016 dimana perusahaan
mengalami passive income karena pada grafik Price Earning Ratio terjadi nilai
persentase yang rendah pada tahun 2016 yaitu harga saham turun dari tahun 2013-2017.
Untuk keseluruhan dari hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada PT. Mayora
Indah Tbk., perusahaan sudah berjalan dengan baik serta memiliki keuangan yang sehat
dan aman untuk perusahaan. Dampak dari rasio pasar hanya berdampak pada investor-
investor dimana para investor akan menentukan opsi untuk investasi atau menunda
setelah melihat tren yang ditunjukkan pada grafik di rasio pasar pada PT. Mayora Indah
Tbk.
36
4.2 Saran
Adapun saran untuk PT. Mayora Indah Tbk. ialah agar selalu mengoptimalkan
kinerja manajemen perusahaan baik dari segi keuangan dan produksi agar mampu
ditunjukkan pada grafik setiap rasio keuangan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk.
menunjukkan tren yang positif, maka sangat baik bagi investor untuk berinvestasi pada
perusahaan.
37
DAFTAR PUSTAKA
pasar.html)
Murhadi, W. R. 2013. Analisis Laporan Keuangan: Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta:
Salemba Empat.
(https://dosenakuntansi.com/rasio-likuiditas)
(https://dosenakuntansi.com/rasio-profitabilitas)
(https://dosenakuntansi.com/rasio-solvabilitas)
38
LAMPIRAN I
39
40
41
42
2. Laporan Keuangan Tahun 2015-2016
43
44
45
46
3. Laporan Keuangan Tahun 2016-2017
47
48
49
50
51
52
53