Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

PADA KASUS HIPERBILIRUBIN


Dosen Pengampu :Arum Lusiana S.Sit M.Keb

Disusun Oleh :
1. Sherly Puspita Sari : P1337424215007
2. Latifah S.N. : P1337424215024
3. Bestarani Qonitah : P1337424215030
4. Naili Murodah : P1337424215033
5. Kurnia Dian Safitri : P1337424215042

PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2017

KATA PENGATAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah asuhan
Kebidanan Kegawat daruratan yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Semoga Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu ,kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Magelang, 06 April 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengatar
Daftar Isi
Pendahuluan
a. Latar belakang
Tinjauan Teori
Pembahasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi baru lahir selama satu jam pertama kelahiran
(Saifudin,2010).Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu,
lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Saifudin,2010). Bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan
tidak ada kelainan congenital(cacat bawaan) yang berat (Saifudin,2010).
b. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir.
1. Berat badan 2500-4000 gram.
2. Panjang badan 45-55 cm.
3. Lingkar dada 30-38 cm.
4. Lingkar kepala 32-36,8 cm.
5. Frekwensi jantung 120-160 kali/menit.
6. Pernafasan ± 40-60kali/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karna jaringan subkutan
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya lebih sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genetalia :
a)perempuan labiya mayora sudah menutupi labia minora.
b) laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila di gerakan sudah baik.
13. Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
c. Penanganan Bayi Baru Lahir
Asuhan kebidanan segera pada bayi baru lahir, adalah asuhan yang di berikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran
Aspek-aspek penting dari asuhan segera baru lahir :
1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
2. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin.
Segera setelah melahirkan badan bayi lakuakan penilaian sepintas, sambil
menilai pernafasannya (menagis kuat, bayi bergerak aktf, warna kulit
kemerahan) letakan bayi di atas perut ibu, dengan kain bersih menyelimuti
bayi, usap darah/lendir dari wajah dengan mengunakan kain bersih dan kering
atau kassa lap untuk menjaga udara terhalang atau pernafaan terhalang. Periksa
ulang pernafasan bayi (sebagian bayi akan menangis atau bernafas sepontan
dalam
waktu 30 detik setelah lahir).
3. Dan nilai AFGAR sekornya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah
dmaka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir (Saifudin, 2002).
2. Hiperbilirubinemia
a. Pengertian
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin mencapai suatu
nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kern ikterik bila tidak ditanggulangi
dengan baik (Prawirohardjo, 2005).
b. Macam hiperbilirubin
Menurut Prawirohardjo (2005) :
1) Hiperbilirubin fisiologi
a. Timbulnya pada hari kedua atau ketiga.
b. Kadar bilirubin indirek sesudah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg% pada
neonatus cukup bulan dan 10 mg% pada neonatus kurang bulan.
c. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.
d. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak melebihi 1 mg%.
e. Hiperbilirubin menghilang pada 10 hari pertama.
f. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik.
2) Hiperbilirubin Patologis
a. Hiperbilirubin yang terjadi pada 24 jam pertama setelah lahir apabila kadar
bilirubin meningkat melebihi 15 mg%.
b. Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih setiap 24 jam.
c. Hiperbilirubin klinis yang menetap setelah bayi berusia > 8 hari atau 14 hari.
d. Hiperbilirubin yang disertai proses hemolisis.
e. Hiperbilirubin yang disertai berat lahir kurang dan 2000 gram, masa gestasi
kurang dari 36 minggu, asfiksia, hipoksia, infeksi.

c. Etiologi Hiperbilirubin menurut Prawirohardjo (2005), yaitu :


Penyebab hiperbilirubin pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi hiperbilirubin dapat
dibagi sebagai berikut :
1) Faktor produksi yang berlebihan melampaui kemampuan bayi untuk
mengeluarkannya, misalnya pada : hemolisis yang meningkat seperti pada
ketidakcocokan golongan darah (Rh, ABO antogonis, defisiensi enzim G6-PD,
golongan darah lain, sepsis).
2) Gangguan dalam up take dan konjugasi hepar disebabkan imaturitas hepar,
kurangnya substrak untuk konjugasi (mengubah) bilirubin, gangguan fungsi hepar
akibat asidosis, hipoksia, dan infeksi atau tidak terdapat enzim glukuronil transferase
(G-6-PD).
3) Gangguan transportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian
diangkut ke hepar. Ikatan ini dapat dipengaruhi oleh obat seperti salsilat,
sulfafurazole. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang
bebas dalam darah yang mudah melekat pada sel otak (terjadi kern ikterik).
4) Gangguan dalam ekskresi akibat sumbatan dalam hepar atau di luar hepar.
Akibat kelainan bawaan atau infeksi, atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.

d. Metabolisme Bilirubin
Untuk mendapatkan pengertian yang cukup mengenai masalah ikterus pada
neonatus, perlu diketahui tentang metabolisme bilirubin pada janin dan neonatus.
Menurut Prawirohardjo (2005) metabolisme bilirubin mempunyai tingkat seperti
berikut :
1)Produksi
Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat pemecahan haemoglobin pada
sistem R.E.S. Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatus lebih tinggi dari
pada bayi yang lebih tua.
2)Transportasi
Bilirubin indirek kemudian diikat oleh albumin ke “uptake” bilirubin oleh hepar
dilakukan oleh protein Y dan Z.

3)Konjugasi
Di dalam hepar bilirubin ini mengalami proses konjugasi yang membutuhkan energi
dan enzim glukoronil transferase. Sesudah mengalami proses ini bilirubin berubah
menjadi bilirubin direk.
4)Ekskresi
Bilirubin direk kemudian diekskresi ke usus, sebagian dikeluarkan dalam bentuk
bilirubin dan sebagian lagi dalam bentuk sterkobilin. Bilirubin ini kemudian diangkut
ke hepar lagi untuk diproses.

e. Jenis-Jenis hiperbilirubin
Menurut Prawirohardjo (2005) jenis-jenis hiperbilirubin yaitu sebagai berikut :
1) Hiperbilirubin Hemolitik
Pada umumnya merupakan suatu golongan penyakit yang disebabkan oleh
inkompabiliatas golongan darah ibu dan bayi, seperti :
a. Inkompabilitas Rhesus
b. Inkompabilitas ABO
c. Inkompabilitas golongan darah lain
d. Kelainan eritrosit conginetal
e. Defisiensi enzim G6PD

2) Hiperbilirubin Obstruktiva
Hiperbilirubin yang terjadi karena sumbatan penyaluran empedu baik dalam hati
maupun diluar hati. Akibat sumbatan itu terjadi penumpukan bilirubin tidak langsung.

3) Hiperbilirubin yang disebabkan oleh hal lain, seperti :


a. Pengaruh hormon atua obat yang mengurangi kesanggupan hepar untuk
mengadakan konjugasi bilirubin.
b. Hipolbuminemia.
c. Adanya obat atau zat kimia yang mengurangi ikatan bilirubin tidak langsung
pada albumin misalnya, sulfafurzole, salsilat dan heparin.
d. Sindroma Griger – Najur. Penyakit ini tidak terdapat atau sangat kurang
glukoronil transferase dalam hepar.
e. Ikterus karena late feeding.
f. Asidosis metabolik.
g. Pemakian vitamin K, kalau dosis melebihi 10 mg %.

4) Kern-Hiperbilirubin
Hiperbilirubin ini menimbulkan sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin tak
terkonjugasi di dalam sel-sel otak (Nelson, 2002).
Pada permulaan tanda klinik tidak jelas tetapi dapat disebutkan, seperti :
a) Letargi
b) Layuh dan malas minum
c) Hipertonik
d) Opistotonus
e) Tangisan melengking
f) Kejang (Prawirohardjo, 2005)

Oleh karena itu, bidan perlu mengetahui dengan baik kapan terjadinya ikterus atau
hiperbilirubinemia apakah berkepanjangan atau tingkat intensitasnya meninggi,
sehingga dapat melakukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit
(Prawirohardjo, 2005).
f. Tanda dan gejala
a) Dampak Pada permulaan tidak jelas, tampak mata berputar-putar.
b) Letargik (lemas).
c) Kejang.
d) Tidak mau menghisap putting susu.
e) Dapat tuli, gangguan bicara, dan retardasi mental.
f) Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat di sertai spasme otot,
epistotonus, kejang, stenosis, yang di sertai dengan ketegangan
otot.
g) Perut buncit.
h) Pembesaran pada hati.
i) Fases berwarna seperi dempul.
j) Tamapak ikterus, sklera, kuku, kulit dan membranemukosakuning pada 24
jam pertama yang di sebabkan oleh penyakit hemolitik waktu lahir, sepisis
atau ibu dengan diabetic/infeksi.
k) Muntah, anoreksia, warna urin keciklatan atau aga gelap.

g. Dampak Hiperbilirubin

Hiperbilirubindapat menyebabkan gangguan pendengaran, apabila


bilirubin tak terkonjugasi melewati blood brain barrier, bilirubin tersebut juga di
timbulkan di daerah ganglia basalis, dan juga pada daerah vestibule–cochlear
nucleus dan sebagai akibatnya adalah sebagi terjadi gangguan pendengaran
sensorineural, zamia dkk (2004) telah melaporkan bahwa 33% bayi baru lahir
dengan kadar bilirubin 15-25 mg/dl mengalami kehilangan gelombang
kompleks pada IV dan V pada pemeriksaan auditory brainstemresponses
(ABR).
Dengan demikian didapatkan hubungan yang signifikan antara
hiperbilirubinemia dengan gangguan pendengaran pada bayi, mereka
menemukan bahwa pada keadaan hiperbilirubinemis berat didapatkan beberapa
kerusakan pada koklea terutama trauma pada sel rambut bagia luar, keadaan ini
juga ditemukaan pada hiperbilirubin sedang (<20 mg/dl)yang juga dapat
menyebabkan gangguan pendengaran.

h. Pencegahan Hiperbilirubin
a. Pencegahan penyakit kuning neonatal parah yang terbaik dicapai melalui
perhatian terhadap setatus risikiko bayi belum pulang dari rumah sakit, melalui
pendidikan orang tua, dan melalui perencanaan yang matang dari tidak lanjut.
b. Sebuah predischarge bilirubin pengukuran, diperoleh dalam pengukuran
transkutan atau serum dan diplot menjadi nomogram, telah terbukti menjadi
alat yang di gunakan pada bayi yang membedakan dengan rasiko rendah
kemudian mengembangkan nilai-nilai bilirubin.
c. Faktor risiko klinis termasuk usia kehamilan kurang dari 38 minggu,
penggunaan oxcytocin atau vakum pada saat bersalin, pemberian ASI ekslusif
saudara yang lebih tua dengan penyakit kuning neonatal yang di butuhkan
fototerapi, kenaikan ≥6 mg/dl / hari (≥100 µ mol / L/ hari) secara total kadar
bilirubin serum, dan hematoma atau memar yang luas. Berat badan lahir juga
berhubungan dengan resiko pengembangan penyakit kuning siginfikan semakin
tinggi berat lahir semakin tinggi resiko (Maryanti , 2011) .

Cara paling mudah untuk mengatasi hiperbilirubin pada bayi dengan cara
pemberian ASI sesering mungkin agar cepat terjadi pergantian cairan dalam tubuh
bayi, serta menjemur bayi pada jam 7 sampai jam 9 pagi, bila hiperbilirubin pada bayi
mempunyai kadar hiperbilirubin cukup tinggi harus di lakukan fototrapi dimana bayi
di beri sinar biru yang diarahkan kekulit sehingga proses kimia pada molekul bilirubin
di bawah jaringan kulit, sehingga bilirubin dapat segera di buang tanpa perlu
metabolism terlebih dahulu oleh hati. Dikhawatirkan akan menybabkan klerusakan
otak bayi, maka kemungkinan dilakukan tranfusi harus dipenuhi jika hiperbilirubin
pada bayi mencapai kadar bilirubin yang sangat tinggi (Maryanti 2011).
i. Penanganan Hiperbilirubin
Penanganan hiperbilirubin pada bayi baru lahir menurut Varney (2007), antara
lain :
1). Memenuhi kebutuhan atau nutrisi
a. Beri minum sesuai kebutuhan. Karena bayi malas minum, berikan
berulang-ulang, jika tidak mau menghisap dot berikan pakai sendok. Jika
tidak dapat habis berikan melalui sonde.
b. Perhatikan frekuensi buang air besar, mungkin susu tidak cocok (jika
bukan ASI) mungkin perlu ganti susu.
2). Mengenal gejala dini mencegah meningkatnya ikterus
a. Jika bayi terlihat mulai kuning, jemur pada matahari pagi (sekitar pukul 7 – 8
selama 15 – 30 menit).
b. Periksa darah untuk bilirubin, jika hasilnya masih dibawah 7 mg%
ulang esok harinya.
c. Berikan banyak minum.
d. Perhatikan hasil darah bilirubin, jika hasilnya 7 mg% lebih segera hubungi
dokter, bayi perlu terapi.
3). Gangguan rasa aman dan nyaman akibat pengobatan
a. Mengusahakan agar bayi tidak kepanasan atau kedinginan
b. Memelihara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya.
c. Mencegah terjadinya infeksi (memperhatikan cara bekerja
aseptik).
d. Bila kadar bilirubin serum bayi tinggi sehingga di duga akan terjadi kern
ikterik, maka perlu dilakukan penatalaksanaan khusus

i.Penilaian
Pengamatan hiperbilirubin paling baik dilakukan dalam cahaya matahari dan dengan
menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena
pengaruh sirkulasi darah. Untuk penilaian hiperbilirubin, Kremer membagi tubuh bayi
baru lahir dalam 5 bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada sampai pusat,
pusat bagian bawah sampai tumit, tumit pergelangan kaki dan bahu pergelangan
tangan dan kaki serta tangan termasuk telapak tangan (Sarwono, 2006).

Menurut Saifuddin (2002), derajat dan daerah ikterus dapat dibagi menjadi :
a. Derajat I : kepala sampai leher
b. Derajat II : kepala, badan sampai umbilicus
c. Derajat III : kepala, badan, paha sampai dengan lutut
d. Derajat IV : kepala, badan, paha sampai dengan lutut
e. Derajat V : kepala, badan, semua ekstremitas sampai ujung jari

3. Hiperbilirubin Derajat III


a. Pengertian
Hiperbilirubin derajat III adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera,
selaput lendir,kulit atau organ lain akibat penumpukan kadar bilirubin bagian kepala,
badan, paha sampai dengan lutut (Surasmi, 2003). Hiperbilirubin derajat III adalah
istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum setelah ada hasil laboratorium yang
menunjukkan peningkatan kadar serum bilirubin meningkat 10 – 13 mg/dl dalam 24
jam (Iyan, 2009).
b. Patofisiologis
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan.
Keadaan yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban
bilirubin pada selhepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat
peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia. Gangguan pemecahan bilirubin
plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat
terjadi apabila kadar protein Y dan Z berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis.
Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila
ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami

c. Penatalaksanaan
Penanganan hiperbilirubin pada bayi baru lahir menurut Varney (2007), antara
lain :
1) Memenuhi kebutuhan atau nutrisi
a) Beri minum sesuai kebutuhan.
Karena bayi malas minum, berikan berulang-ulang, jika tidak mau menghisap
dot berikan pakai sendok. Jika tidak dapat habis berikan melalui sonde.
b) Perhatikan frekuensi buang air besar, mungkin susu tidak cocok (jika bukan
ASI) mungkin perlu ganti susu.
2) Mengenal gejala dini mencegah meningkatnya ikterus
a) Jika bayi terlihat mulai kuning, jemur pada matahari pagi (sekitar pukul 7 – 8
selama 15 – 30 menit).
b) Periksa darah untuk bilirubin, jika hasilnya masih dibawah 7 mg% ulang esok
harinya.
c) Berikan banyak minum.
d) Perhatikan hasil darah bilirubin, jika hasilnya 7 mg% lebih segera hubungi
dokter, bayi perlu terapi.
3) Gangguan rasa aman dan nyaman akibat pengobatan
a) Mengusahakan agar bayi tidak kepanasan atau kedinginan
b) Memelihara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya.
c) Mencegah terjadinya infeksi (memperhatikan cara bekerja aseptik).
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Dilakukan pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 15.00 WIB
a. Indentitas Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. N
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/jam lahir : 24 Juni 2012 / 19.55 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 3800 gram
Panjang badan : 47 cm
Nomer RM : 056614

Penanggung Jawab
Ibu Ayah
Nama : Ny. N Nama : Tn. W
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sapen RT 01 / 03, Slogo, Alamat : Sapen RT 01/03
Slogo tanon Sragen

b. Anamnesa dengan orang tua

1. Keluhan utama
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan bayinya yang malas minum.
2. Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit saat hamil
Ibu mengatakan bayinya tidak menderita penyakit apapun seperti batuk, pilek
dan demam.
b) Riwayat penyakit sistematik
1. Jantung
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantungnya berdebar-
debar, cepat lelah bila beraktifitas ringan, tidak keluar keringat
dingin pada telapak tangan.
2. Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri bawah perut, tidak
merasakan nyeri pinggang.
3. Asma
Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4. TBC
Ibu mengatakan tidak pernah batuk yang berkepanjangan, tidak
keluar keringat dingin pada malam hari.
5. Hepatitis
Ibu mengatakan tidak pernah berwarna kuning pada ujung
kuku, mata dan kulit.
3. Riyawat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti (DM, jantung, hipertensi asma) dan menular seperti (hepatitis, TBC,
HIV/AIDS).
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu/suami tidak ada yang
mempunyaiketurunan kembar.

4. Riyawat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah operasi.

5. Riwayat persalinan sekarang


a) Tempat persalinan : Rumah Sakit, penolong bidan
b) Jenis persalinan : Normal spontan
c) Komplikasi/kelainan dalam persalinan : tidak ada komplikasi
d) Plasenta
(1) Berat : ± 500 gram
(2) Panjang : ± 50 cm
(3) Jumlah kotiledon : 20 buah
(4) Cairan Ketuban : ± 1000 cc
(5) Insersi tali pusat : insersi sentralis
(6) Kelainan : tidak ada
(7) Lama pesalinan
Kala I : 7 jam – menit
Kala II : 1 jam 30 menit
Kala III : – jam 10 menit
Kala IV : 2 jam – menit
–––––––––––––––––––––––––––––––––––– +
11 jam 40 menit
4) Riwayat kehamilan
a) HPHT : 20 September 2012
b) HPL : 27 Juni 2012
c) Keluhan-keluhan

1. Trimester I : Ibu mengatakan mengeluh mual-muntah.


2. Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
3. Trimester III : Ibu mengatakan mengeluh pegal-pegal
4. ANC : Ibu mengatakan 5x, teratur, dibidan, pada umur
kehamilan 2, 3, 5, 7 dan 9 bulan.
5. Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu
hamil di bidan pada saat umur kehamilan 8 minggu
6. Imunisasi TT
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali,
TT1 saat capeng, TT2 saat umur kehamilan 2 bulan.

c. Pemeriksaan Fisik Bayi (Data Obyektif)


1) Pemeriksaan Khusus (Apgar Score)
Aspek Nilai Jumlah
yang
Menit 1 10 menit
dinilai 0 1 2 5 menit II
III
Denyut Tak teraba <100/menit >100/menit 2 2 2
jantung
pernafasan Tak Lambat tak Teratur 2 1 2
bernafas teratur menangis
Tonus otot terkulai Sikap Menggerakan 2 1 2
anggota anggota
ditekuk
Kepekaan Tidak ada meringis Menangis 1 2 1
reflek dengan
sangat keras
Warna Badan Anggota Seluruhnnya 1 1 2
kulit pucat/biru badan biru merah muda
Jumlah 8 8 9
Sumber : Rekam Medis pada bayi Ny. N

2) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Sedang
b) Kesadaran : sadar penuh
c) Suhu : 36,80 C
d) Pernafasan : 42 x/menit
e) Nadi : 124 x/menit
f) Keaktifan : kurang aktif

3) Pemeriksaan Fisik Sistematis

a. Kepala : Tidak ada caput succedaneum, kepala terlihat kuning.


b. Muka : Simetris, terlihat kuning.
c. Mata : Sklera agak kuning, konjungtiva merah muda
d. Telinga : Simetris, terlihat kuning, tidak ada gangguan pendengaran
e. hidung : Simetris, tidak ada kotoran / lendir, kelihatan kuning,
terpasang onde no 8 di lubang hidung sebelah kiri
f. Mulut : Tidak labiopalatoskisis, tidak ada lendir, berwarna kuning
g. Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
terlihat kuning.
h. Dada : Simetris, nampak kuning.
i. Perut : Tidak kembung, kelihatan kuning, terlihat agak buncit, tidak
ada pembesaran hati.
j. Tali pusat : Tidak ada perdarahan dan masih basah, tidak ada kemerahan,
tidak bengkak.
k. Genetalia : Testis sudah turun ke scrotum.
l. Ekstremitas : Lengkap, pada kuku tidak terlihat kuning, terpasang infuse D
5 ¼ NS di kaki kiri tetesan 10 tpm
m. Anus : Positif (ada lubang)
n. Warna kulit : Pada kepala,badan, paha sampai lutut terlihat kuning.

4)Pemeriksaan Reflek
- Reflek morro : Kuat, Saat dilakukan rangsangan, lengan ekstensi
dengan ibu jari dan jari telunjuk bentuk huruf C.
- Reflek rooting : Lemah, saat dilakukan sentuhan pada pipi kepala bayi
sedikit menoleh ke arah sentuhan.
- Reflek suching : Lemah, saat diberikan dot bayi menghisap dengan
lemah.
- Reflek grasping : Kuat, bayi menggenggam kuat saat jari pemeriksaan
diletakkan di telapak tangan
- Reflek plantar : Lemah, kaki bayi sedikit bergerak ke atas
dan ke bawah saat disentuhkan ke
permukaan yang keras.
- Reflek Tonik Neck : Lemah, bila bayi ditengkurapkan maka kepala akan
menengadah ke atas dan berputar.
5) Antropometri
a. Lingkar kepala : 33 cm
b. Lingkar dada : 33 cm
c. LILA : 12 cm
d. Berat badan : 3800 gram
e. Panjang badan : 47 cm
6) Eliminasi
a. Urine : Sehari BAK 4 x, warna kuning jernih.
b. Meconium : Sehari BAB 1x, warna kuning kecoklatan, konsistensi
lembek

d. Data Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 25 Juni 2012

Pemeriksaan Laboratorium
- hemoglobin 18,4g %
- hematokrit 38,9%
- leukosit 21,2ribu
- bilirubin direct 0,90mg%
- bilirubin indirect 10,55mg%
- bilirubin total 11,45mg%
- golongan darah O

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal 25 juni 2012 ,pukul 15.30 wib
a. Diagnosa kebidanan
Bayi Ny.N , Lahir normal cukup bulan, umur 1 hari, dengan hiperbilirubin derajat
TIII .
Data Subyektif
1. ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 24 juni 2012 pukul 19.55 wib
2. ibu mengatakan bayi malas minum.
Data obyektif
1. keadaan umum : sedang
2. kesadaran : CM
3. Pernafasan : 42x/menit
4. frekuensi nadi : 124x/menit
5. Suhu : 36,80
6. BB : 3800 gram
7. PB : 47 cm
8. LK : 33 cm
9. LD : 33 cm
10. Kulit kelihatan kuning pada kepala, badan, paha sampai lutut.
11. Hidung sebelah kiri terpasang sonde, kaki sebelah kiri terpasang infuse,
perut tidak terjadi pembesaran hati
12. BAB 4x warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek, BAK 1x warna
kuning jernih
13. Reflek morro kuat, reflek rooting lemah, reflek suching lemah, reflek
grasping kuat, reflek plantar lemah, reflek tonik neck lemah.
14. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Bilirubin direk 0.90 mg%
Bilirubin indirek 10.55 mg%
Bilirubin total 11,45 mg%
b. Masalah
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
c. Kebutuhan
Pemenuhan cairan dan nutrisi yang adekuat
3. Diagnosa Potensial
Hiperbilirubin derajat IV.
4. Antisipasi
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak

5. Rencana Tindakan
Tindakan : 25 Juni 2012 Pukul 15.40 WIB
a. Beri informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayi.
b. Observasi keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital tiap per 8 jam.
c. Kaji reflek menghisap dan menelan tiap per 3 jam
d. Jaga kehangatan bayi dengan dselimuti dan suhu incubator 280 C.
e. Beri ASI/PASI tiap 3 jam
f. Observasi BAB dan BAK tiap per 8 jam
g. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi, yaitu:
1. Beri foto terapi sinar sesuai program selama 6 jam dan istirahat 2
jam :
a. 10 lampu neon biru masing-masing berkekuatan 20 watt.
b. Plexiglass setebal 1,5 cm untuk mencegah sinar ultraviolet.
c. Mata bayi dan alat kelamin ditutupi dengan bahan yang
dapat
memantulkan sinar.
d. Kain pada boks bayi dan incubator
2. Beri injeksi
a. Logafox 2 x 150 mg
b. Otogenta 2 x 10 mg
c. Neo K 1 x 0,5 gram ( Selama 2 hari )

6. Pelaksanaan
Tanggal 25 Juni 2012
a. Pukul 15.45 WIB memberi informasi kepada ibu dan keluarga bahwa
bayinya telah berwarna kuning dan telah diberi terapi terapi sinar sesuai
program.
b. Pukul 16.50 WIB mengkaji reflek menghisap dan menelan dengan cara
memasukkan dot ke dalam mulut bayi, mengkaji bayi tersedak atau tidak
jika bayi diberi minum.
c. Pukul 16.50 WIB menjaga kehangatan suhu incubator 280C, dan
diselimuti bayi tampak nyaman.
d. Pukul 16.50 WIB memberi PASI 40 cc dengan cara di sonde
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi, yaitu :
1) Pukul 16.55 WIB Observasi tetesan infus 10 tpm.
2) Pukul 17.00 WIB Melakukan foto terapi sinar sesuai program selama
6 jam dan istirahat 2 jam
a) 10 lampu neon biru masing-masing berkekuatan 20 watt.
b) Plexiglass setebal 1,5 cm untuk mencegah sinar ultraviolet.
c) Mata bayi dan alat kelamin ditutupi dengan bahan yang dapat
memantulkan sinar.
d) Kain pada boks bayi dan incubator
3) Pukul 23.00 WIB melakukan injeksi Logafox 2 x 150 mg, Otogenta
2 x 10 m, Neo K 1 x 0,5 gram ( Selama 2 hari )
7. Evaluasi
Tanggal 25 Juni 2012
a. Pukul 15.50 WIB Ibu dan Keluarga sudah tahu tentang keadaan
bayinya.
b. Pukul 17.00 WIB Reflek menghisap dan menelan lemah, ditandai
dengan tersedak bila diberi minum..
c. Pukul 20.00 WIB Suhu Bayi sudah terjaga kehangatannya dalam
inkubator dengan suhu 28 C bayi tampak nyaman
d. Pukul 17.00 WIB PASI sudah diberikan 40 cc sampai habis dengan
cara disonde.
e. Pukul 16.55 WIB Terapi sudah diberikan Infus D 5¼ NS (mikodrip)10
tetes per menit lancar
f. Pukul 20.00 WIB bayi masih melakukan fototerapi sinar
g. Pukul 23.00 WIB Sudah diberikan semua injeksi Logafox 2 x 150 mg,
Otogenta 2 x 10 m, Neo K 1 x 0,5 gram ( Selama 2 hari )

DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 26 Juni 2012 Pukul 07.00 WIB
S : Subyektif
a. Ibu mengatakan bayinya masih malas minum
b. Ibu mengatakan bayinya sudah disibin oleh bidan
O : Obyektif
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : sadar penuh
c. Suhu : 37derajad celcius
d. Nadi : 128 x/menit
e. Pernafasan : 44 x/menit
f. BB : 3800 gram
g. Terpasang Infus D 5¼ NS (mikodrip) 10 tetes/menit di kaki sebelah kiri dan
terpasang sonde no 8 di lubang hidung disebelah kiri.
h. Hasil pemeriksaan laboratorium
Bilirubin direk 0,96 mg%
Bilirubin indirek 10,55 mg%
Bilirubin total 11,70 mg%
i. Reflek menghisap dan menelan lemah.
j. Dirawat dalam inkubator dengan suhu 28 derajad celcius
k. Kepala, leher, badan, paha sampai lutut nampak kuning. 12. BAB :2 X warna
hitam kecoklatan dan konsistensinya lembek ,BAK :6 X warna kuning jernih

A : Assesment
Bayi Ny. N lahir normal, cukup bulan umur 2 hari dengan Hiperbilirubin
derajat III.

P : Planning
Tanggal 26 Juni 2012
1. Pukul 09.20 WIB Mengobservasi keadaan umum tiap 8 jam.
2. Pukul 10.30 WIB Mengkaji reflek menghisap dan menelan tiap 3 jam.
3. Pukul 09.35 WIB Mengobservasi BAK dan BAB tiap 8 jam
4. Pukul 10.30 WIB Memberikan ASI tiap 3 jam sebanyak 80 cc dengan
disonde.
5. Pukul 09.20 WIB Mengobservasi tetesan infuse
6. Pukul 10.00 WIB Mengambil sempel darah untuk pemeriksaan kadar bilirubin
7. Pukul 14.00 WIB Melanjutkan advis dokter spesialis anak.yaitu injeksi
Logafox 2 x 150 mg, Otogenta 2 x 10 m, Neo K 1 x 0,5 gram ( Selama 2 hari
) dan foto tertapi sinar.

Evaluasi
Tanggal 26 Juni 2012
1. Pukul 14.00 WIB Keadaan umum bayi sedang, kesadaran bayi sadar
penuh
2. Pukul 10.35 WIB Reflek menghisap dan menelan masih lemah.
3. Pukul 14.00 WIB Bayi sudah BAB 2 kali dengan konsistensi lembek warna hitam
kecoclatan, BAK 4 kali warnanya kuning jernih.
4. Pukul 10.45 WIB ASI telah diberikan dengan sebanyak 80 cc sampai habis dengan
di sonde.
5. Pukul 09.20 Infus D 5¼ NS (mikodrip) 10 tetes/menit.
6. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak, yaitu :
a. Pukul 14.00 Foto terapi telah dilakukan selama selama 6 jam dan istirahat
2 jam
1) 10 lampu neon biru masing-masing berkekuatan 20 watt.
2) Plexiglass setebal 1,5 cm untuk mencegah sinar ultraviolet.
3) Mata bayi dan alat kelamin ditutupi dengan bahan yang dapat
memantulkan sinar.
4) Kain pada boks bayi dan incubator
b. Pukul 14.00 WIB telah diberikan semua Injeksi Logafox 2 x 150 mg,
Oktogen 2 x 10 mg dan Neo K 1 x 0,5 gram.
7. Pukul 10.10 WIB Sudah dilakukan pengambilan sempel darah untuk
pemeriksaan kadar bilirubin

DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 27 Juni 2012 Pukul 07.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan bayinya masih malas minum.
2. Ibu mengatakan bayi sudah disibin oleh bidan.
O : Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : sadar penuh
3. Suhu : 36 derajad celcius
4. Nadi : 120 x/menit
5. Pernafasan : 42 x/menit
6. Terpasang Infus D 5¼ NS (mikodrip)10 tetes/menit di kaki sebelah kiri dan
terpasang sonde no 8 dipassang dilubang hidung sebelah kiri.
7. Hasil pemeriksaan laboratorium
Bilirubin direk 0,96 mg%
Bilirubin indirek 08,55 mg%
Bilirubin total 09,70 mg%
8. Reflek menghisap dan menelan cukup baik.
9. Dirawat dalam incubator dengan suhu 28 derajat celcius
10. Kepala, leher, badan sampai umbilicus nampak kuning.
11. BAB : 3X warna hitam kecoklatan konsistensi lembek ,BAK :6X berwarna
kuning jernih
A : Assesment
Bayi Ny. N lahir normal, cukup bulan umur 3 hari dengan Hiperbilirubin
derajat III.

P : Planning
Tanggal 27 Juni 2012
1. Pukul 08.20 WIB Mengobservasi keadaan umum tiap per 8 jam
2. Pukul 10.00 WIB Mengkaji reflek menghisap dan menelan tiap 3 jam
3. Pukul 08.35 WIB Mengobsebasi BAK dan BAB tiap per 8 jam.
4. Pukul 08.45 WIB Mengganti pakaian yang basah.
5. Pukul 10.00 WIB Memberikan ASI tiap 3 jam sebanyak 80 cc.
6. Pukul 08.30 WIB Mengobsevasi tetesan infus.
7. Pukul 09.10 WIB Melakukan pengambilan sempal darah untuk pemeriksaan kadari
bilirubin selanjutnya
8. Pukul 14.00 WIB Melakukan advis dokter spesialis anak

Evaluasi
Tanggal 27 Juni 2012
1. Pukul14.00 WIB Keadaan umum bayi baik.
2. Pukul 10.05 WIB Reflek menghisap dan menelan mulai kuat.
3. Pukul 14.00 WIB Bayi sudah BAB 3 kali konsisten lembek warna hitam
kecoklatan dan BAK 6 kali
4. Pukul 08.50 WIB Bayi nampak bersih dan nyaman.
5. Puukul 10.15 WIB ASI masuk 80 cc sampai habis dengan di sonde.
6. Pukul 08.30 WIB Infus D 5¼ NS (mikodrip)10 tetes/menit..
7. Pukul 10.15 WIB Sudah dilakuakan pengambilan sempel darah untuk
pemeriksaan kadar bilirubin.
8. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak yaitu :
a. Pukul 12.00 WIB Telah dilakukan foto terapi selama 6 jam dan
istirahat 2 jam.
1) 10 lampu neon biru masing-masing berkekuatan 20 watt.
2) Plexiglass setebal 1,5 cm untuk mencegah sinar ultraviolet.
3) Mata bayi dan alat kelamin ditutupi dengan bahan yandapat memantulkan sinar.
4) Kain pada boks bayi dan incubator
b. Pukul 14.00 WIB telah diberikan semua Injeksi Logafox 2 x 150
mg, Oktogen 2 x 10mg.

DATA PERKEMBANGAN III


Tanggal 28 Juni 2012 Pukul 07.00 WIB

S : Subyektif
1. Ibu mengatakan bayi sudah diberi ASI tiap 3 jam 80 cc.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan dan ditimbang.

O : Obyektif
1. Keadaan umum : Baik.
2. Kesadaran : Sadar penuh
3. Suhu : 37,4 0 C
4. Nadi : 128 x/ menit.
5. Pernafasan : 44 x/ menit.
6. Terpasang Infus D 5¼ NS (mikodrip)10 tetes/menit di kaki sebelah kiri dan sonde
no 8dipasang dilubang hidung sebelah kiri.
7. Reflek menghisap dan menelan kuat.
8. Dirawat dalam incubator dengan suhu 28 0 C.
9. Kepala sampai leher nampak kuning.
10. Hasil laboratorium.
Bilirubin direk : 0,25 mg %
Bilirubin indirek : 1,0 mg %
Bilirubin total : 1,25 mg %
BAB : 3 x berwarna kuning kecoklatan,konsistensi lembek BAK : 6 x
berwarna kuning jernih
10. BB 3900 gram

A : Assement
Bayi Ny. N lahir normal cukup bulan, umur 4 hari dengan Hiperbilirubin
derajat II.
P : Planning
Tanggal 28 Juni 2012
1. Pukul 07.00 WIB Mengobservasi keadaan umum tiap per 8 jam.
2. Pukul 10.00WIB Mengkaji reflek menghisap dan menelan tiap 3jam.
3. Pukul 07.00 WIB Mengganti pakaian yang basah.
4. Pukul 07.00 WIB Mengobservasi BAK dan BAB tiap per 8 jam.
5. Pukul 10.00 WIB Memberikan ASI tiap 3 jam sebanyak 80 cc dengan
sonde
6. Pukul 14.00 WIB Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
7. Pukul 14.30 WIB melepas infuse dan melepas sonde

Evaluasi
Tanggal 28 Juni 2012
1. Pukul 14.00 WIB Keadaan umum bayi baik.
2. Pukul 10.05 WIB Reflek menghisap dan menelan kuat.
3. Pukul 07.10 WIB Bayi nampak bersih dan nyaman.
4. Pukul 10.15 WIB ASI masuk 80 cc sampai habis dengan di sonde.
5. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak yaitu
a. Pukul 14.00 WIB Telah dilakukan foto terapi selama 6 jam dan
istirahat 2 jam.
1) 10 lampu neon biru masing-masing berkekuatan 20 watt
2) Plexiglass setebal 1,5 cm untuk mencegah sinar ultraviolet.
3) Mata bayi dan alat kelamin ditutupi dengan bahan yang dapat memantulkan sinar.
4) Kain pada boks bayi dan incubator
b. Pukul 14.00 WIB telah diberikan Injeksi Logafox 2 x 150 mg,
Oktogen 2 x 10 mg, Oral Luminal 2 x 7,5 mg(puyer 14 bungkus)
6. Telah di lepas Infus Dan sonde pukul 14.30 WIB

DATA PERKEMBANGAN IV
Tanggal 29 Juni 2012 Pukul 07.00 WIB

S : Subyektif
1. Ibu mengatakan bayi sudah diberi ASI tiap 3 jam
2. Ibu mengatakan bayi sudah dijemur tadi pagi pukul 07.00 – 07.30 WIB
oleh bidan
3. Ibu mengatakan bayinya ingin dibawa pulang.

O : Obyektif
1. Reflek menghisap dan menelan sangat kuat.
2. Dirawat dalam box bayi .
3. Suhu : 37 0 C.
4. Nadi : 140 x/ menit.
5. Pernafasan : 52 x/ menit.
6. BAB : 3 x berwarna kuning kecoklatan,konsistensi lembek, BAK : 6 x
berwarna kuning jernih
7. Kepala sampai leher Nampak kuning
8. Hasil laboratorium.
Bilirubin direk : 0,25 mg %
Bilirubin indirek : 1,0 mg %
Bilirubin total : 1,25 mg %

A : Assement
Bayi Ny. N lahir normal cukup bulan, umur 5 hari dengan riwayat Hiperbilirubin
derajat III.

P : Planning
Tanggal 29 Juni 2012
1. Pukul 07.20 WIB Mengobservasi keadaan umum.
2. Pukul 07.30 WIB Memandikan bayi dengan air hangat dan merawat tali pusat
3. Pukul 07.35 WIB Menjaga kehangatan bayi dan digedong.
4. Pukul 08.00WIB Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara on demand.
5. Pukul 08.05 WIB Memberikan penyuluhan tentang manfaat ASI Eksklusif.
6. Pukul 08.15 WIB Memberikan penyuluhan tentang cara menyusui yang baik dan
benar
7. Pukul 08.25WIB Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya di rumah setiap pagi
pukul 07.00 – 07.30 WIB selama 15 – 30 menit.
8. Pukul 08.30 WIB Memberi ibu terapi dan menganjurkan untuk diminumkan pada
bayinya.
9. Pukul 08.45 WIB Menganjurkan ibu untuk datang ke rumah sakit agar bayinya
mendapat imunisasi BCG 1 minggu lagi.
10. Pukul 10.30 WIB Bayi diijinkan pulang.

Evaluasi
Tanggal 29 Juni 2012
1. Pukul 07.30 WIB Keadaan umum baik.
2. Pukul 07.35 WIB Bayi nampak bersih dan nyaman serta tali pusat telah dibungkus
dengan kassa steril.
3. Pukul 07.45 WIB Bayi telah digedong dan diselimuti.
4. Pukul 08.15 WIB Ibu bersedia untuk memberikan ASI secara on
demand.
5. Pukul 08.20WIB Ibu sudah mengerti manfaat ASI Eksklusif
6. Pukul 08.25 WIB Ibu sudah mengerti cara menyusui yang baik dan
benar.
7. Pukul 08.30 WIB Ibu bersedia untuk menjemur bayinya waktu pagi hari ketika
dirumah setiap pagi pukul 07.00 – 07.30 wib selama 15 – 30 menit.
8. Pukul 08.35 WIB Ibu bersedia untuk memberi obat oral yaitu cefila 2
x 0,3 mg, Luminal 2 x 7,5 mg di rumah sampai habis.
9. Pukul 08.55 wib Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi untuk
mengimunisasi bayinya.
10. Bayi pulang pukul 10.30 WIB

PEMBAHASAN

1. Pengkajian
Pada kasus bayi Ny. N ibu mengatakan cemas bayinya malas
minum. Dari hasil pemeriksaan ditemukan keadaan umum sedang, perut tidak kembung,
kelihatan kuning, terlihat agak buncit,tidak terjadi pembesaran hati,warna kuning pada
kepala, leher, badan sampai lutut, reflek moro dan grasping kuat, BAK berwarna kuning
jernih dan BAB kuning kecoklatan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Maryanti (2011)
bahwa tanda dan gejala hiperbilirubin patologis meliputi bayi tidak mau menghisap puting
atau malas minum, perut buncit, pembesaran pada hati, tampak ikterus, sklera, kuku, kulit
dan membranemukosakuningpada 24 jam pertama yang di sebabkan oleh penyakit hemolitik
waktu lahir, sepisis atau ibu dengan diabetic/infeksi.

Menurut Prawirohardjo (2005) pada bayi dengan hiperbilirubin derajat III hasil
laboratorium kadar bilirubin diatas 10 – 14 mg% (normal < 5 mg%), pada kasus ini hasil
bilirubin total 11,45 mg%, bilirubin direk 0,90%, bilirubinindirek 10,5% sehingga pada tahap
ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus di lahan praktek. yaitu dikasus
keadaan umum sedang dan diteori lemah,dikasus perut tidak ada pembesaran hati sedangkan
diteori ada pembesaran hati, dikasus reflek morro dan gasping kuat sedangkan diteori lemah,
dikasus BAK berwarna kuning jernih dan BAB kuning kecoklatan sedangkan diteori BAK
berwarna dempul dan BAK berwarna gelap.

Interpretasi Data

Bayi Ny. N, lahir normal cukup bulan, umur 1 hari, dengan Hiperbilirubin derajat III dengan
masalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Kebutuhan yang diberikan pemenuhan cairan dan nutrisi yang adekuat, mengobservasi
keadaan umum dan keadaan hiperbilirubin.Menurut Manuaba (2002), masalah yang sering
dijumpai pada bayi dengan hiperbilirubin derajat III adalah gangguan sistem pernafasan,
reflek hisap dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering tidur, kebutuhan yang
harus diberikan pada bayi dengan hiperbilirubin derajat III adalah : pemberian cairan yang
cukup, mengobservasi keadaan umum secara intensif dan kolaborasi dengan dr. Sp.A. Pada
langkah ini penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dilahan praktek

3. Diagnosa Potensial
Masalah potensial pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubinderajat III yaitu potensial terjadi
hiperbilirubin derajat IV. Menurut Varney (2007), diagnosa potensial pada bayi baru lahir
dengan hiperbilirubin derajat IV akan muncul apabila kadar bilirubin semakin
meningkat lebih dari 10 – 14 mg%. Pada kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.

4. Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan antara lain : kolaborasi dengan dokter spesialis anak,
untuk pemberian : Infus D 5¼ NS (mikodrip) 10 tetes/menit, Foto terapi dengan program
penyinaran selama selama 6 jamdan istirahat 2 jam, Logafox 2 x 150 mg , Otogenta 2 x 10
mg, Neo K 1x 0,5 gram.Pada teori Antisipasi menurut Varney (2007), Antisipasi untuk tanda
hiperbilirubin derajat IV pada kasus ini antara lain : perhatikan hasil darah bilirubin : jika
hasilnya 7 mg % atau lebih segera hubungi dokter spesialis anak, bayi perlu terapi. Sehingga
pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan.

5. Rencana Tindakan

Perencanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Hiperbilirubin derajat III antara
lain beri informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayi, observasi keadaan umum
bayi dan tanda- tanda vital, observasi keadaan hiperbilirubin, kaji reflek menghisap dan
menelan, kolaborasi dengan petugas laborat untuk pemeriksaan laboratorium, jaga
kehangatan suhu inkubator 28, beri selimut bayi, beri ASI/PASI sesuai kebutuhan, observasi
BAB dan BAK, kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi, yaitu :
pasang Infus, observasi tetesan infuse, beri foto terapi sinar sesuai program, yaitu selama
6 jam 2 jam istirahat, beri injeksi : Logafox 2 x 150 mg, Otogenta 2 x 10 mg, Neo K 1 x 0,5
gram. Perencanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin derajat III
menurut Varney (2007) antara lain : mengobservasi keadaan umum dan tanda vital,
memenuhi kebutuhan dan cairan, dijemur bayi pada sinar matahari pagi, jam 7 – 8 pagi
selama 15 sampai 30 menit, memeriksa bilirubin dalam darah dengan pemeriksaan
laboratorium, pememenuhan kebutuhan bayi dengan baik, dilakukankolaborasi dengan dokter
spesialis anak untuk dilakukan terapi selanjutnya. Pada langkah ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan kasus.

6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan sehingga Pelaksanaan ini tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek.

7. Evaluasi

Evaluasi pada bayi dengan hiperbilirubin derajat III menurut Saifuddin (2002), yaitu : KU
dan kesadaran bayi kembali normal, kebutuhan cairan terpenuhi, warna kuning pada kepala,
badan, paha sampai lutut sudah tidak terlihat atau sudah berkurang, berat badan bayi naik,
BAB 1 x berwarna kuning kecoklatan dan BAK 3 x berwarna kuning jernih terpantau dengan
bai.k Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 5 hari didapatkan hasil keadaan umum
baik,pada kepala sampai leher masih berwarna kuning, reflek hisap bayi kuat, bayi nampak
bersih, ASI sudah diberikan 80 cc, Bayi sudah BAB 9 kali berwarna kuning kecoklatan
(konsistensi lembek) dan BAK 16 kali berwarna kuning jernih, Bayi nampak nyaman.

Anda mungkin juga menyukai