Oleh :
Kelompok : III
Nama : 1. Faulika Gustiana Vanny NIM 171411009
2. Fitri Srikandinawati Nabila NIM 171411010
3. Gabriella Vialina P NIM 171411011
4. Hana Selvyana NIM 171411013
Kelas : 2A
Lepaskan sambungan terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam (dari
pipa) pada testbox.
Amati dan catat nilai potensial natural pipa yang tertera pada avometer
Sambungkan kembali ke terminal merah dengan terminal hitam pada testbox untuk
keperluan proteksi
3.2.1.2. Prosedur Pengukuram Potensial Anoda Korban
Lepaskan sambungan terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam (dari
pipa) pada testbox.
Amati dan catat nilai potensial natural pipa yang tertera pada avometer
Sambungkan kembali ke terminal merah dengan terminal hitam pada testbox untuk
keperluan proteksi
Terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam (dari pipa) harus dalam
keadaan terhubung (proteksi sedang berjalan)
Amati dan catat nilai potensial natural pipa yang tertera pada avometer
Set output Transformator di 220 V lalu gunakan Avometer untuk menghitung output
sebenarnya
Ulangi dengan variasi set output Transformator pada 200, 180, 160, 140, 120, hingga
100 V
Set output rectifier pada 1.5 V dan ukur tegangan juga arus output dengan Avometer
Menghubungkan output positif rectifier pada groundbed dan negatif pada pipa
Lakukan variasi kedalaman penancapan groundbed mulai dari 8, 16, 24, 32, 40 hingga
56 cm
Ulangi dan variasikan jarak groundbed dari 153, 198 dan 243 cm
4.3 Data hasil pengukuran pipa yang anoda korbannya habis dan diubah menjadi
ICCP
Potensial pipa yang anoda korbannya habis : -1,203 V
Potensial pipa setelah dirubah menjadi ICCP : -1.221 V
4.4 Hasil pengukuran testbox untuk menentukan keterhubungan pipa dengan pipa
sebelumnya
Potensial pipa kuning di depan pipa U : -0,408 V (tidak terhubung)
Potensial pipa kuning di samping pipa U : -1,075 V (terhubung)
4.5 Data hasil pengukuran pipa dan jembatan
Potensial pipa di ujung kiri : -1,213 V
Potensial pipa di ujung kanan : -1,197 V
Potensial jembatan tanpa kebocoran arus : -0,244 V
Potensial pipa dengan kebocoran arus : -1,220 V
4.6 Data hasil pengukuran pipa kuning dengan atau tanpa insulating joint
Pipa tanpa isolasi (bawah) : -1,228 V
Pipa tanpa isolasi (tengah) : -1,228 V
Pipa dengan isolasi (atas) : -0,600 V
V. Pengolahan Data
5.1 Grafik Potensial Pipa Tanpa Proteksi terhadap waktu
-0.59
-0.58
-0.57
Potensial Pipa (V)
-0.56
-0.55
-0.54
-0.53
-0.52
-0.51 0 5 10 15 20
-0.5 Waktu (menit)
-1.8
Potensial Logam (V)
-1.6
-1.4
-1.2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-1 Kedalaman groundbed (bagian)
VI. Pembahasan
Pertama, dilakukan pengukuran potensial pipa terproteksi katodik dengan cara
anoda korban, di dapatkan nilai -1.557 V sebagai potensial pipa terproteksi.
Setelahnya rangkaian proteksi dibuka dan diukur potensial anoda korbannya,
didapatkan nilai -1,753 V, sedangkan untuk pengukuran potensial pipa tanpa proteksi
(potensial pipa natural) dilakukan tiap 5 menit hingga nilai stabil, dari grafik dapat
diketahui bahwa potensial pipa menjadi lebih besar dari potensial pipa proteksi
katodik yakni sekitar -0,510 V dari seharusnya -0,85 V/CSE, hal ini menunjukkan
bahwa pipa tidak terproteksi dan jika dibiarkan akan terkorosi.
Kedua, dilakukan pengukuran potensial pipa dengan perlindungan katodik
dengan menggunakan ICCP, untuk membedakan proteksi katodik pipa dilakukan
dengan metode ICCP atau anoda korban dapat dilakukan dengan melihat testbox, jika
hanya terdapat satu kabel maka proteksi katodik dilakukan dengan ICCP sedangkan
bila terdapat 3 kabel maka proteksi katodik dilakukan dengan metode anoda korban.
Hasil pengukuran potensial pipa dengan perlindungan katodik metode ICCP
dilakukan dengan memvariasikan kedalaman groundbed. Dari grafik didapatkan
bahwa semakin dalam groundbed maka potensial sel yang didapatkan semakin
negatif, hal ini menunjukkan bahwa pipa semakin terproteksi saat groundbed tertanam
lebih dalam. Selain itu, dilakukan pula pengukuran testbox yang posisinya agak jauh
dari groundbed didapat hasil pengukuran potensialnya menjadi lebih besar (lebih
positif) yang berarti arus yang masuk lebih kecil dibandingkan pada pipa yang dekat
dengan groundbed.
Ketiga, dilakukan pengukuran potensial pipa yang semula diproteksi dengan
anoda korban, namun anoda korbannya habis, sehingga untuk tetap memproteksi pipa
dari korosi dilakukan perindungan katodik dengan menggunakan metode ICCP. Jika
sejak semula digunakan metode ICCP, perlindungan katodik tidak dapat diubah
menjadi metode anoda korban.
Keempat, dilakukan pengukuran potensial pipa di berbagai testbox, didapat
potensial pipa yang jauh berbeda dengan pipa sebelumnya, hal ini terjadi karena pipa
tidak saling terhubung. Di lapangan, cara ini umum dilakukan untuk menentukan
apakah pipa yang diuji masih merupakan pipa milik kita atau orang lain.
Kelima, di lapangan biasanya terdapat pipa yang dekat dengan jembatan,
seringkali terjadi kebocoran arus dari pipa ke jembatan dan untuk mendeteksinya
dilakukan pengukuran pipa di ujung kanan dan kiri, jika potensialnya sama maka
tidak terjadi kebocoran arus, akan tetapi jika berbeda maka terjadi kebocoran arus ke
jembatan. Untuk mencegah terjadinya kebocoran arus pipa mesti dilapisi dengan pipa
Poly Vinil Cholride (PVC).
Keenam, dilakukan pengukuran pipa dengan sambungan, didapatkan hasil
apabila pipa yang disambung tidak menggunakan insulating joint maka potensial pipa
sebelum dan setelah sambungan akan sama, akan tetapi jika digunakan insulating
joint maka potensial pipa sebelum dan setelah sambungan akan berbeda. Biasanya
digunakan apabila diameter pipa setelah dan sebelum sambungan berbeda.
VII. Simpulan
7.1 Hasil pengukuran untuk rangkaian anoda korban
Potensial proteksi : -1.557 V
Potensial anoda korban : -1,753 V
Potensial tanpa proteksi :
Waktu Hasil Pengukuran Potensial Pipa
No
(menit) Tanpa Proteksi
1 0 -0,583 V
2 5 -0,557 V
3 10 -0,525 V
4 15 -0,519 V
5 20 -0,511 V
7.4 Hasil pengukuran testbox untuk menentukan keterhubungan pipa dengan pipa
sebelumnya
Potensial pipa kuning di depan pipa U : -0,408 V (tidak terhubung)
Potensial pipa kuning di samping pipa U : -1,075 V (terhubung)
7.6 Data hasil pengukuran pipa kuning dengan atau tanpa insulating joint
Pipa tanpa isolasi (bawah) : -1,228 V
Pipa tanpa isolasi (tengah) : -1,228 V
Pipa dengan isolasi (atas) : -0,600 V
VIII. Lampiran