Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Larutan adalah campuran antara dua atau lebih komponen atau zatyang homogen yang
saling melarutkan masing-masing penyusunnyasehingga tidak dapat dibedakan secara
fisik.Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis yang hanya bergantung pada jumlah atau
kuantitas partikel dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis zat atau komponen yang ada
dalam larutan. Ada empat jenis sifat koligatif larutan, yaitu; penurunan tekananuap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmosis. Sifat koligatif larutan
merupakan konsep dalam kimia fisika yang banyak digunakan dalam industri farmasi,
misalnya untuk membuat cairan infus yang mana harus isotonik dengan cairan darah.
Pembuatan cairan isotonik ini menggunakan konsep tekanan osmosis. Peran sifat
koligatif larutan dalam industri farmasi juga dapat ditemukan pada pembuatan obat
herbal.Hubungan sifat koligatif larutan dalam dunia farmasi banyak dilakukan pada
pembuatan cairan fisiologis seperti obat tetes mata, dan infus harus isotonik dengan darah dan
jaringan pada tubuh manusia.Karena apabila cairan tersebut hipotonik atau hipertonik dalam
tubuh,maka akan terjadi kerusakan pada darah dalam tubuh. Contohnya ketika cairan
hipertonik dimasukkan darah ke dalamnya, maka akan terjadi krenasi pada darah. Apabila hal
ini terjadi dalam tubuh, maka sel darah merah dalam tubuh akan pecah dan dapat
menyebabkan kematian.
Hubungan penurunan titik beku dengan farmasi adalah padasediaan padat suppositoria
yaitu obat yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Basis dari suppositoria tersebut
meleleh pada suhu tubuh. sehingga terjadi penurunan titik beku yang tergantung pada
basisnya (zatyang membawa zat aktif pada suatu sediaan).Dari perannya saja, maka
dilakukanlah percobaan sifat koligatif larutan untuk menunjukkan pengaruh tonisitas
terhadap sel danmenunjukkan penurunan titik beku serta memperoleh konstanta penurunan
titik beku.
Farmasi Fisik | 1
B. PENGERTIAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri
dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi
antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut
pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
Farmasi Fisik | 2
Pada tahun 1878, Marie Francois Raoult seorang kimiawan asal Perancis melakukan
percobaan mengenai tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia menyimpulkan tekanan uap jenuh
larutan sama dengan fraksi nImol pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni.
Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis. Kesimpulan ini dikenal dengan Hukum
Raoult dan dirumuskan dengan
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini,
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan
terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1
atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih
pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu
larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut. Oleh karena itu,
penguapan partikel - partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan
titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang
dinyatakan dengan (ΔTb).
Farmasi Fisik | 3
Tb = kenaikan titik didih (oC)
kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC kg/mol)
m = molalitas larutan (mol/kg)
Mr = massa molekul relatif
P = jumlah massa zat (kg)
Farmasi Fisik | 4
D. PENURUNAN TITIK BEKU
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil
daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
Fenol 43 7,27
Air 0 1,86
Farmasi Fisik | 5
E. TEKANAN OSMOTIK
Π=MxRxT
Π = tekanan osmotik
M = molaritas larutan
R = tetapan gas (0,082)
T = suhu mutlak
Farmasi Fisik | 6
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih besar
daripada sifat koligatif larutan non elektrolit. Banyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi
ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam faktor Van't Hoff. Perhitungan sifat koligatif
larutan elektrolit selalu dikalikan dengan faktor Van't Hoff :
i = 1 + (n - 1) α
Keterangan :
Rumus penurunan tekanan uap jenuh dengan memakai faktor Van't Hoff adalah :
Persamaannya adalah :
d. Tekanan Osmotik
Persamaannya adalah :
Farmasi Fisik | 7
Sifat koligatif larutan merupakan konsep dalam kimia fisika yang banyak digunakan
dalam industri farmasi, misalnya untuk membuat cairan infus yang mana harus isotonik
dengan cairan darah. Pembuatan cairan isotonik ini menggunakan konsep tekanan
osmosis. Peran sifat koligatif larutan dalam industri farmasi juga dapat ditemukan pada
pembuatan obat herbal.Hubungan sifat koligatif larutan dalam dunia farmasi banyak
dilakukan pada pembuatan cairan fisiologis seperti obat tetes mata, dan infus harus
isotonik dengan darah dan jaringan pada tubuh manusia.
Karena apabila cairan tersebut hipotonik atau hipertonik dalam tubuh, maka akan
terjadi kerusakan pada darah dalam tubuh. Contohnya ketika cairan hipertonik
dimasukkan darah ke dalamnya, maka akan terjadi krenasi pada darah. Apabila hal ini
terjadi dalam tubuh, maka sel darah merah dalam tubuh akan pecah dan dapat
menyebabkan kematian.Hubungan penurunan titik beku dengan farmasi adalah pada
sediaan padat suppositoria yaitu obat yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra.
Basis dari suppositoria tersebut meleleh pada suhu tubuh sehingga terjadi penurunan titik
beku yang tergantung pada basisnya (zat yang membawa zat aktif pada suatu sediaan).
Farmasi Fisik | 8
BAB II
1. Infus
Ketika pasien tidak mampu lagi mengonsumsi minuman dan makanan maka dokter
akan memberikan nutrisi melalui infus. Dalam hal ini larutan nutri di masukkan
langsung kedalam pembuluh darah. Larutan ini harus memiliki tekanan osmotik yang
sama dengan tekanan osmotik darah agar sel darah tidak mengalami krenasi atau
hemolisis karena sangat membahayakan jiwa pasien. Larutan – larutan yang
mempunyai tekanan osmosis yang sama di sebut isotonik. Larutan – larutan yang
mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari pada larutan lain disebut hipotonik
sementara itu, larutan – larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang lebih tinggi dari
pada larutan lain di sebut hipertonik.
2. Pembuatan Salep
Dalam dunia farmasi, balsem atau salep dibuat secara hipertonik agar dapat
mengeluarkan bisul pada tubuh. Dengan demikian bisul akan kempes.
3. Pembuatan Cairan Fisiologis
Cairan Fisiologis merupakan cairan yang isotonik dengan cairan tubuh kita.
Contoh : Obat tetes mata dan cairan infus. Saat ini cairan isotonis juga di kembangkan
dalam industri minuman suplemen untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh kita.
4. Sediaan Suppositoria
Pada umumnya basis sediaan suppositoria menggunakan basis coklat/cacao yang
memiliki salah sifat dari kologatif larutan yaitu penurunan titik beku.
5. Osmosis Balik (Dialisis)
Proses dialisis atau proses cuci darah digunakan untuk menolong orang yang
mengalami gagal ginjal.
Terapi menggunakan metode dialisis yaitu proses perpindahan molekul kecil – kecil
seperti urea melalui membran semipermeble dan masuk ke cairan lain, kemudian
dibuang. Membran tak dapat di tembus oleh molekul – molekul besar seperti protein
sehingga akan tetap berada di dalam darah.
Farmasi Fisik | 9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif_larutan
https://www.scribd.com/doc/120220171/Sifat-Koligatif-Larutan
Farmasi Fisik | 10