PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banjir ialah bencana alam yang sering terjadi di banyak kota dalam skala yang
berbeda dimana air dengan jumlah yang berlebih berada di daratan yang biasanya
kering. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian banjir adalah
berair banyak dan juga deras, kadang-kadang meluap. Hal itu dapat terjadi sebab jumlah
air yang ada di danau, sungai, ataupun daerah aliran air lainnya yang melebihi kapasitas
normal akibat adanya akumulasi air hujan atau pemampatan sehingga menjadi
meluber. Di mata masyarakat, pada umumnya pengertian banjir merupakan hal yang
negatif. Hal ini karena banjir selalu berkaitan dengan hal-hal yang merugikan sehingga
dapat disebut juga bencana alam. Banjir dapat menyebabkan kerusakan parah,
khususnya pada daerah yang padat penduduk yang berada di bantaran sungai atau
daerah-daerah yang terkena banjir periodik.
B. Perumusan Masalah
PEMBAHASAN
Pengertian banjir merupakan suatu peristiwa yang terjadi saat aliran air yang
berlebihan merendam suatu daratan. Meski kerusakan yang dapat akibatkan bencana
banjir dapat dihindari dengan cara pindah menjauh dari danau, sungai, atau aliran air
lainnya, orang-orang akan tetap menetap serta bekerja dekat daerah-daerah aliran air
tersebut guna mencari nafkah dan juga memanfaatkan biaya murah. Manusia masih
terus menetap di wilayah yang rawan banjir tersebut merupakan sebuah bukti bahwa
nilai menetap di wilayah yang rawan banjir lebih besar dibandingkan dengan biaya
kerusakan akibat bencara banjir periodik. Untuk lebih lengkapnya, berikut macam-
macam banjir.
1) Penyebab Banjir
Saat bencana banjir terjadi, banyak orang yang kehilangan harta benda. Bahkan
hingga menimbulkan korban jiwa. Oleh sebab itu, alangkah baiknya untuk
mengetahui penyebab banjir supaya dapat mengambil langkah tepat guna mencegah
bencana banjir tersebut. Berikut penyebab banjir yang harus Anda ketahui.
Setiap bencana alam pasti menimbulkan kerugian dan dampak di wilayah yang
terkena bencana tersebut, begitu pula dengan banjir. Berikut beberapa akibat banjir
dan cara mengurangi banjir. Dampak Banjir :
Tinjauan dari aspek hidrologi adalah bahwa kaidah teknis perencanaan sebagai
dasar pembangunan infrastruktur adalah perlu dipahami bahwa penyediaan
infrastruktur, pada prinsipnya didasarkan pada kajian dan kaidah-kaidah teknis
perencanaan dengan mengacu pada standar perencanaan dengan tingkat tertentu, yang
menghasilkan bangunan prasarana dengan kapasitas dan tingkat kemampuan tertentu
pula. Karenanya kemampuan prasarana itu sendiri juga mengandung keterbatasan dan
faktor resiko tertentu. Tidak ada jaminan bahwa suatu prasarana mampu menjamin
seratus persen tuntas dalam penyelesaian masalah alam dan lingkungan yang dinamis
(Siswoko, 2006). Dalam kaitannya dengan rencana pembuatan bangunan air, salah satu
besaran rancangan yang harus didapatkan melalui kegiatan analisis hidrologi adalah
besaran debit banjir rancangan (design flood). Banjir rancangan adalah besarnya debit
banjir yang ditetapkan sebagai dasar penentuan kapasitas bangunan dan untuk
mendimensi bangunan hidraulik (termasuk bangunan di sungai), sedemikian hingga
kerusakan yang dapat ditimbulkan baik langsung maupun tidak langsung oleh banjir
tidak boleh terjadi selama besaran banjir tidak terlampaui (Sri Harto, 1993). Secara
umum banjir rancangan ditetapkan berdasarkan pertimbangan hidro-ekonomi, yaitu
terkait dengan hal-hal berikut ini (Rachmad Jayadi, 2005).
Tinjauan dari aspek hidraulika bahwa untuk menentukan elevasi muka air banjir
rancangan digunakan analisis profil muka air (analisis hidraulik) dengan memakai data
debit yang diambil dari data debit puncak atau data hidrograf debit rancangan yang
diperoleh dari analisis hidrologi dan dengan memakai data geometri penampang sungai
(Mays, 1996). Dalam perkembangannya, alat bantu perhitungan cara penelusuran
hidraulik (analisis elevasi muka air) berupa softwaresofware mulai dipergunakan.
Software yang berbasis penelusuran hidraulika antara lain : HECRAS (Hydrologic
Engineering Center’s River Analysis System) adalah software yang diproduksi oleh US
Army Corps of Engineers- Hydrologic Engineering Center (Anton DPM, 2004).
1) Upaya Struktur
Upaya untuk mengatasi masalah banjir sampai tahun 1960-an masih mengendalikan
penanganan secara fisik (struktur) pada sungainya, yaitu dengan melakukan
modifikasinya dan perbaikan terhadap sungai serta pembuatan bangunan-bangunan
pengendalian banjir. Berbagai jenis kegiatan fisik yang dilakukan pada suatu sungai
yaitu dengan membentuk satu sistem pengendalian banjir yang direncanakan
dengan kapasitas dan dimensi tertentu sesuai dengan nilai kelayakannya, sehingga
sistem pengendalian banjir tersebut selalu mendukung keterbatasan.
Berbagai jenis kegiatan yang bersifat struktur tersebut, yang sering dilakukan
adalah bertujuan untuk:
Jenis-jenis kegiatan yang bersifat struktur yang diterapkan pada suatu sungai
tersebut diatas bisa merupakan kegiatan gabungan ataupun tunggal, dan
membentuk sistem/pola pengendalian banjir pada sungai yang bersangkutan,
dan pada umumnya spesifik untuk masing-masing sungai dan pada umumnya
selalu berbeda antara sungai satu dengan yang lain.
Pada saat ini selain upaya struktur, di Indonesia telah dilakukan upaya
nonstruktur walaupun masih perlu ditingkatkan, upaya nonstruktur tersebut
antara lain berupa penanganan dan pengaturan daerah aliran sungai bagian hulu
dalam rangka konservasi tanah / pengendalian erosi dan sedimentasi, penataan
ruang, pemberian peringatan dini kepada masyarakat (‘flood forecasting and
early warning system’) dalam rangka evakuasi, penanggulangan banjir (‘flood
fighting’), dan sebagainya.
2) Upaya Nonstruktur
Pada prinsipnya upaya ini bukan merupakan upaya untuk menangani sungai agar
air banjir tidak menggenangi dataran banjir atau agar kemungkinan terjadinya
limpasan berkurang, seperti halnya pada kegiatan struktur, namun berupa upaya
penyesuaian dan pengaturan kegiatan manusia agar harmonis dan serasi dengan
lingkungan/alam sedemikian rupa, sehingga kerugian/bencana yang ditimbulkan
oleh banjir terhadap masyarakat menjadi sekecil mungkin. Dengan demikian upaya
ini berupa rekayasa sosial yang menuntut adanya keserasian/keharmonisan dari
seluruh kegiatan manusia dengan alam/lingkungan hidupnya.
Upaya ini sebenarnya telah dilaksanakan oleh nenek moyang kita sejak dahulu
kala. Sebagai contoh pembangunan rumah tinggal tradisional tipe panggung,
dengan lantai yang tidak langsung berada diatas permukaan tanah. Hal ini
membuktikan bahwa mereka telah pandai dalam membaca dan mengantisipasi
gejala alam, dan telah berusaha menyesuaikan diri serta tidak melawannya.
Tata cara membuat bangunan di daerah hulu sungai maupun di daerah dataran
banjir sedang disiapkan. Kecuali memuat persyaratan tentang jenis konstruksi
dan bahan bangunan, perlu memuat persyaratan lain misalnya perbandingan
luas bangunan dengan luas lahan terbuka, standar sumur resapan, dsb.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993 telah mengatur tata cara
penetapan sempadan sungai, yang memuat ketentuan pokok dan kriteria
penetapan garis sempadan sungai, serta pemanfaatan daerah sempadan.
Berdasarkan Permen ini, pihak Pemda Tingkat I perlu menyiapkan Peraturan
Daerah (Perda) yang khususnya diperuntukkan pada sungai-sungai di daerah
yang bersangkutan dengan mendapatkan masukan teknis dari pembina sungai.
(Nb : untuk download peraturan menteri No. 63/PRT/1993 bisa klik disini)
Peran serta swasta dan masyarakat , Dengan keterbatasan yang ada pada
Pemerintah terutama yang menyangkut dana untuk pembangunan prasarana
dan sarana fisik pengendali banjir, maka peran serta swasta dan masyarakat
harus lebih ditingkatkan.
Agar banjir tidak menimbulkan masalah yang besar pada masyarakat, dan juga
agar masyarakat mengetahui dan menyadari adanya berbagai penyebab
terjadinya masalah yang datangnya sebagian besar dari masyarakat sendiri,
serta menyadari atas segala keterbatasan yang ada pada setiap upaya mengatasi
masalah banjir, maka masyarakat perlu diberi pengertian yang benar. Dengan
mengetahui permasalahan secara benar diharapkan masyarakat dapat
berpartisipasi aktif untuk ikut mengatasi dan menghindarkan timbulnya
masalah.
Upaya menyadarkan dan menjadikan masyarakat mengerti dan mau
berpartisipasi dalam rangka mengatasi masalah banjir masih perlu ditingkatkan
lewat penyuluhan dengan menggunakan media massa berupa pers, televisi,
radio maupun dari rumah ke rumah oleh petugas RT dan pemuka masyarakat
agar mencintai sungai. Dengan mencintai sungai maka masyarakat tidak akan
merusak sarana yang telah dibangun, mempersempit alur sungai dengan
membangun bangunan liar, mengotori sungai dengan membuang sampah dan
limbah padat dan cair, memanfaatkan sungai tanpa ijin dan sebagainya.
Kesadaran masyarakat terhadap peraturan yang telah ada baik berupa undang-
undang, peraturan pemerintah dan peraturan daerah yang terkait dengan
masalah ini perlu ditingkatkan lewat penyuluhan hukum, yang diawali dengan
penyuluhan kepada seluruh aparat terkait di daerah. Masalah lain yang juga
perlu mendapat perhatian adalah menyangkut pengawasan dan pemberian
sanksi.
Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat di DAS baik di hulu,
tengah dan hilir harus diupayakan agar bersahabat dengan lingkungan,
sehingga tidak menimbulkan perubahan watak banjir yang merugikan, erosi,
dan pencemaran lingkungan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan
membangun sumur resapan, jalan lingkungan dengan conblok, membangun
kolam-kolam /waduk penampungan air hujan, kolam retensi banjir, dsb.
Cara mengatasi banjir :
1) Menata daerah aliran-aliran air seperti sungai, danau, dan lain sebagainya sesuai
dengan fungsinya.
2) Tidak membuang sampah sembarangan ke danau, sungai, selokan.
3) Tidak membangun rumah ataupun bangunan dibantaran sungai.
4) Lakukan pengerukan sungai.
5) Perlu dilakukan reboisasi atau penghijauan hutan.
6) Sistem pemantau dan peringatan apabila terjadi bencana harus dibangun di daerah
yang rawan banjir.
Keuntungan Datangnya Banjir Banyak yang berpikir bahwa banjir hanya mendatangkan
kerugian dan dampak negatifnya, namun ada juga keuntungan datangnya banjir, antara
lain :
KESIMPULAN
Dari makalah ini kita bisa simpulkan bahwa penyebab banjir bisa ditinjau dari
segi hidrolika dan segi hidrologi. Dari segi hidrologi, curah hujanlah yang sangat
mempengaruhi. Dan dari segi hidrolika, besar kecilnya ukuran saluran yang sangat
mempengaruhi.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-banjir-penyebab-dampak-cara.html
https://www.ruthjetti.com/2017/03/pengertian-penyebab-akibat-dan-cara.html
https://www.brilio.net/duh/10-bencana-banjir-paling-besar-di-dunia-daratan-seperti-
lautan-1711304.html.
https://www.bing.com/search?q=banjir+ditinjau+dari+aspek+hidrologi&qs=n&form=Q
BRE&sp=-1&pq=banjir+ditinjau+dari+aspek+hidrologi&sc=0-36&sk=&cvid=F97
https://www.bing.com/search?q=banjir+ditinjau+dariaspek+hidrologi&qs=n&form=QB
RE&sp=-1&pq=banjir+ditinjau+d&sc=0-
17&sk=&cvid=302C33E8B2024EEEA442FDE1893D2721201524EC848AE88B73D82
2337393E
https://www.bing.com/search?q=bagaiamana+jika+banjir+ditinjau+dari+aspek+hidrolo
gi&qs=n&form=QBRE&sp=-
1&pq=bagaiamana+jika+banjir+ditinjau+dari+aspek+hidrologi&sc=0-
52&sk=&cvid=2A52A1D4D7F749909C27CBC937ECBF30
https://www.bing.com/search?q=banjir+di+tinjau+dari+aspek+hidrologi&qs=n&form=
QBRE&sp=-1&pq=banjir+di+tinjau&sc=0-
16&sk=&cvid=FEF8BFB00D9C4E77ADDDBBFEB9CA1EE0