Pleurodesis PDF
Pleurodesis PDF
PENDAHULUAN
kimiawi, mineral ataupun mekanik, secara permanen untuk mencegah akumulasi cairan
maupun udara dalam rongga pleura. Pleurodesis merupakan terapi simptomatis jangka
panjang serta diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan aktivitas kehidupan
sehari-hari, sehingga pleurodesis dapat dilakukan untuk terapi paliatif pada penderita
serta menghindari morbiditas yang berkaitan dengan efusi pleura atau pneumothoraks
berulang. Efusi pleura ganas merupakan indikasi paling utama pada pleurodesis. Hal ini
disebabkan karena kurang efektifnya terapi tumor lanjut sedangkan terapi paliatif perlu
dilakukan untuk mengurangi gejala pada pasien. Tidak ada kontraindikasi absolut untuk
keberhasilan prosedur pada pasien serta risiko dilakukannya prosedur agar pasien
mendapat manfaat optimal dari tindakan yang dilakukan. Penggunaan teknik yang tepat,
agen sklerosis dan kriteria pemilihan pasien merupakan hal yang menentukan
Beberapa agen yang sering digunakan diantaranya adalah talk (baik dalam
Masna IAK; 2007, Antunes G dkk; 2003, Dikensoy O dkk; 2005, Rodriguez- Panadero
thoracostomy dan diperoleh sukses komplit 91,6% (33 pasien) dan tidak ada efek
samping yang signifikan. Dan juga telah dipublikasikan penggunaan povidon iodin pada
14 pasien dan diperoleh sukses komplit 64,2% dan tidak ada efek samping yang serius.
(Dey A dkk; 2010, Dikensoy, Light; 2005, Olivares-Torres dkk; 2002) Olivares-Torres
dkk melakukan penelitian pada 52 pasien dan diperoleh sukses komplet 96,1% (50
Studi yang dilakukan oleh Departement of Chest Medicine, Radha Gobinda Kar
Medical College and Hospital, Kolkata, India dari Januari 2005 sampai Juni 2006, pada
38 pasien yang dilakukan pleurodesis povidon iodin dan diperoleh sukses komplet pada
34 pasien (89,5%) dan gagal pleurodesis ada 4 pasien (10,5%). (Dey dkk; 2010)
College, Kolkata antara Januari 2005 sampai Januari 2007 pada 52 pasien, dimana 24
pasien dilakukan pleurodesis talc slurry dan 28 pasien dengan povidon iodin dimana
diperoleh pada kelompok talc slurry, sukses komplet pada 19 pasien (79%), sukses
partial pada 3 pasien (12%) dan yang mengalami gagal pleurodesis ada 2 pasien (8%)
dan pada kelompok povidon iodin diperoleh sukses komplet pada 24 pasien (86%),
sukses partial pada 1 pasien (4%) dan yang mengalami gagal pleurodesis ada 3 pasien
(11%). Efek yang samping yang timbul tidak ada yang serius hanya yang mengalami
sakit dada ada 4 pasien (16%) dan 3 pasien (12%) mengalami demam pada kelompok
pasien (17%) dan demam 3 pasien (11%) mengalami demam. (Das dkk; 2008)
menunjukan respon sukses komplet pada 108 pasien (54%). (Venugopal P; 2007)
dimana kelompok bleomycin lebih efektif pada pasien (64%) dibandingkan dengan
31 pasien mendapat pleurodesis tetrasiklin dan 31 pasien lagi mendapat bleomycin dan
diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan efek samping dari kedua
kelompok tersebut, dimana masing-masing kelompok mengalami sesak napas 100% dan
sakit dada 51% pada kelompok tetrasiklin dan 58% pada kelompok bleomycin.
Selain itu juga telah dilakukan penelitian yang membandingkan antara bleomycin
intrapleura (37 pasien) dengan tetrasiklin intrapleura (36 pasien) dan diperoleh 30%
pasien pada kelompok bleomycin dan 53% pada kelompok tetrasiklin mengalami
2003 dimana tingkat sukses komplet dari beberapa agen yaitu talc 93%,
corynebacterium parvum 70%, doxycyclin 72%, tetrasiklin 67% dan bleomycin 54%.
Efek samping yang terjadi berupa nyeri dada pada masing-masing agen adalah talc 7%,
doxycyclin 40%, bleomycin 14% dan demam pada kelompok talc 16%, tetrasiklin 31%
antara pleurodesis povidon iodin (14 pasien) dengan bleomycin (8 pasien) dimana
diperoleh sukses komplit 64,2% (9 pasien) pada kelompok povidon iodin dan pada
1.3. Hipotesis
1.4. Tujuan
Dari penelitian ini dapat diketahui jenis pleurodesis yang lebih sukses pada
penderita efusi pleura ganas untuk meningkatkan kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari.
1.5. Manfaat