net/publication/305966306
9,748
1 author:
Andi Irawan Universitas Negeri Semarang
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Andi Irawan on 07 August 2016.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
KOROSI
Disusun oleh
NIM : 5212412049
TAHUN 2016
DAFTAR ISI
Judul
...........................................................................................................................
Daftar Isi
.................................................................................................................... i
Daftar Tabel
............................................................................................................... ii
Daftar Gambar
............................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
......................................................................................... 1
Latar Belakang
.................................................................................................... 1
Permasalahan
...................................................................................................... 3
Tujuan
................................................................................................................ 3
Metode
................................................................................................................ 3
Korosi
.................................................................................................................. 4
Studi Pustaka
....................................................................................................... 7
BAB 3 METODOLOGI
............................................................................................. 14
BAB 4 PEMBAHASAN
............................................................................................ 15
Pengumpulan Data
.............................................................................................. 15
BAB 5 KESIMPULAN
.............................................................................................. 18
Kesimpulan
......................................................................................................... 18
Saran
................................................................................................................... 18
Daftar Pustaka
..................................................................................................... 19
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
atau air dalam jumlah yang sangat besar dan jarak yang jauh melalui laut
dan
Karena medan yang di lalui saluran pipa sangat beragam, mulai dari
laut
kita tahu kebocoran pipa gas sangat rentan berubah menjadi kebakaran
atau
satu yang saya gunakan adalah scoring system y ang dikembangkan oleh
W
kent Muhlbeur. Tujuan akhir dari penelitian ini ialah mendapatkan daerah-
daerah yang berada pada zona high risk serta memprediksi risiko pada
pipeline.
berakibat fatal pada proses distribusi gas maka harus diketahui laju
korosinya.
pipa, yang kemudian dijadikan sebagai data primer untuk menghitung laju
yang dikeluarkan oleh The European Gas Pipeline Incident Group, bahwa
adalah sebesar 0.575 per 1000 km per tahun. Data tersebut didapat
berdasarkan
pengalaman serta hasil pengujian yang telah dilakukan pada pada onshore
penelitan lain yang dilakukan oleh (Restrepo, et.al, 2008), diketahui bahwa
engan 94
dengan 119 kejadian dan disusul oleh internal corrosion d
kejadian.
pergerakan relatif antara aliran gas atau cairan korosif dengan logam.
Bagian
yang kasar dan tajam yang akan mudah terserang korosi dan bila ada
gesekan
1.3 Permasalahan
Adapun permasalahan yang sering terjadi pada pipa gas yaitu korosi
(LRUT).
1.4 Tujuan
korosi.
b. Menentukan nilai laju korosi dengan menggunakan long range
ultrasonic
testing (LRUT).
1.5 Metode
tehnique, dan long range ultrasonic testing ( LRUT). Pada analisa ini
penulis
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Korosi Korosi adalah perusakan atau penurunan mutu dari material
akibat
bereaksi dengan lingkungan (Mars dan fontana, 1987). Beberapa pakar
bersikeras definisi hanya berlaku pada logam saja, tetapi para insinyur
korosi
juga ada yang mendefinisikan istilah korosi berlaku juga untuk material non
logam, seperti keramik, plastik, karet. Sebagai contoh rusaknya cat karet
pembuatan baja, serangan logam yang solid oleh logam yang cair (liquid
metal
corrosion) .
Adapun proses korosi yang terjadi di samping oleh reaksi kimia biasa,
maka yang lebih umum adalah proses elektro kimia. Bereaksi dengan
laut, air danau, air sungai dan tanah yang berupa tanah pertanian, tanah
rawa,
langsung tidak termasuk produk teknik. Studi dari korosi adalah sejenis
usaha
a. Korosi Internal
dan H2S pada minyak bumi maupun gas bumi sehingga apabila terjadi
kontak
b. Korosi Eksternal
dari sistem perpipaan dan peralatan, baik yang kontak dengan udara
bebas dan
permukaan tanah, akibat adanya kandungan zat asam pada udara dari
tanah.
2.2 Korosi Pada Pipa Gas
Pipa gas merupakan pipa baja API 5 L Grade B Schedule 40. Pipa
jenis
ini merupakan pipa baja dengan kadar karbon maksimal 0,28%. Pipa gas
45 bar (652.6 psig). Oleh sebab itu perlu ditentukan dengan kelayakan
pipa
dengan tekanan operasi tersebut dan tidak boleh melebihi dari desain
tekanan
pipa tersebut yaitu berupa gas alam. Ada beberapa variable yang
berikut:
a. Uniform Corrosion
yaitu korosi yang terjadi pada permukaan logam yang berbentuk
b. Pitting Corrosion
rate korosi yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang
d. Errosion Corrosion
yaitu korosi yang terjadi karena tercegahnya pembentukan film
pelindung yang
e. Galvanic Corrosion
f. Crevice Corrosion
g. Selective Leaching
6
2.3 Studi Pustaka
Seberapa besar tingkat laju korosi dari pipa yang baru terhadap
kondisi
integritas pipa pendingin tersebut. Air pendingin sekunder berasal dari air
fabrikan. Akan tetapi, data laboratorium yang nyata mengenai laju korosi
baja
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan nilai
optimum
dari inhibitor yang efektif dan efisien di dalam menekan laju korosi baja
karbon pipa pendingin sekunder reaktor RSG -GAS. Metoda yang dipakai
digunakan adalah baja karbon yang berasal dari pipa pendingin sekunder
reaktor RSG–GAS. Media air yang digunakan sama dengan media air
yang
untuk menggambarkan tingkat laju korosi baja karbon khas yaitu API
5L
X-52 terjadi pada jaringan pipa gas alam karena efek dari CO2 terlarut.
Dari
mengandung CO2 berkisar antara 15-28 mpy. Tingkat korosi yang tinggi
diamati parah bisa merusak arus transmisi gas alam dan pipa. Hasil
penelitian
mencegah kebocoran flowline dan pipa karena korosi CO2 yang sesuai
dengan
Pipa baja API 5L X65 adalah satu dari beberapa pipa standard untuk
proses pengerolan membuat pipa saat pipa diproduksi. Laju korosi akan
meningkat oleh tegangan ini terutama dalam air laut. Satu dari beberapa
metoda untuk menurunkan tegangan ini adalah normalizing. Proses
menit, 90 menit, 120 menit dan 150 menit. Perlakuan korosi dilaksanakan
dengan air laut sebagai media korosi. Hasil penelitian ini adalah
metalografi,
mengakibatkan bahan tidak bisa kembali seperti kondisi awal baik dalam
ukuran dan bentuk. Proses deformasi plastik dapat dicapai dengan kerja
dingin
bekerja dingin, sifat mekanik akan berubah dalam statis, sifat mekanik
yang
kontak 3 hari yaitu 93,33%. Efisiensi inhibisi inhibitor ini meningkat dengan
naiknya konsentrasi KMK (Erna dkk, 2011).
iptek nuklir tidak luput dari ancaman korosi. Korosi di industri nuklir dapat
menyebabkan retak pada lasan. Tujuan dari eksperimen ini yaitu ingin
korosi mikro yang terjadi dalam spesimen yang di las. bisa menjadi
akan diangkat tema penelitian berupa studi kasus laju korosi pada pipa API
5L
pada sumur minyak di Energy Mega Persada. Batasan masalah pada studi
kasus laju korosi pada pipa API 5L di Energy Mega Persada, yaitu Studi
kasus
pada pipe line oil di PT. Energy Mega Persada. Pengujian laju korosi skala
laboratorium untuk mengtahui laju korosi pipa API 5L. Media korosi berupa
air laut dan minyak di lingkungan instalasi pipa.Penelitian studi kasus laju
instalasi pipa API 5L. Korosi pada yang terjadi pada baja dengan media
korosi
air laut lebih tinggi dibandingkan laju korosi pada baja dengan media korosi
digunakan sebagai media distribusi dan transmisi minyak, gas dan air yang
perut bumi yang terdiri dari 3 komposisi utama yang minyak, gas dan air.
Minyak dari berbagai jenis bahan kimia unsur, umumnya campuran
organik
organik. Masalah yang sering dihadapi oleh pipa di lepas pantai dan tanah
dalam minyak industri dan gas korosi terjadi (Hadi dan Jumarlis, 2013).
hidrogen di SCC pH dekat netral tetap tidak diketahui. Dalam karya ini,
bahwa tidak ada film oksida stabil terbentuk pada permukaan baja dalam
dapat membentuk sebuah film oksida stabil pada permukaan baja, yang
10
pipa. Metode ini berlaku untuk jalur transmisi gas yang biasanya
membawa gas
kering tapi mungkin menderita gangguan jangka pendek dari gas basah
atau
cair. Dasar di balik ICDA adalah bahwa pemeriksaan rinci lokasi sepanjang
informasi tentang panjang sisa pipa. Tujuan utama dari pendekatan ini
adalah
ada dalam panjang yang dipilih pipa. Jika lokasi sepanjang panjang pipa
yang
lain cenderung menumpuk elektrolit dapat dianggap bebas dari korosi dan
tidak
dari upaya penelitian saat ini menjadi korosi retak tegang pada pipa (Jack
dkk,
minyak dan gas yang terbuat dari baja karbon ditinjau. Ulasan meliputi
efek
11
di pipa. Pada suhu yang lebih tinggi, suatu bentuk skala yang lebih
protektif
bahkan di bawah tingkat aliran cairan yang tinggi . Penurunan laju korosi
yang
memungkinkan efek injeksi glikol pada korosi dihitung sepanjang pipa (De
pipa, dan mencegah pembentukan gas hidrat mengangkut gas. Maka dari
itu
harus dicegah karena penyumbatan tinggi dan itu memakan waktu. Untuk
mencegah membuat dan tumbuh hidrat kristal. artikel ini akan fokus pada
flowline i ni ditunjukkan atas internal yang parah garis korosi (TLC). Korosi
terjadi di tiga lokasi dalam satu baris dan di dua lokasi di yang lain.
Panjang
dari bagian pipa berkarat bervariasi antara 10 dan 100 meter. Penyelidikan
berada dalam kontak langsung dengan air sungai. Ini adalah bagian pipa
pendinginan berat dan kondensasi air. Sebagian pipa telah dihapus, visual
12
dkk, 1999).
jaringan pipa transmisi gas dimakamkan pada sistem pipa Nova Transmisi
Gas.
bonded. pipa selanjutnya dilindungi oleh proteksi katodik (CP) sistem saat
ini
masalah korosi masih dapat terjadi pada sistem dalam kondisi tertentu.
yang lebih tinggi berasal dari versi pH rendah dan pengaruh lingkungan
yang
dengan kepekaan retak berbagai baja. Sejak beban siklik telah terbukti
BAB 3
METODOLOGI
yaitu:
Rumusan Masalah
Pengolahan Data
Analisis Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
14
BAB 4
PEMBAHASAN
15
Tabel 4.1 Informasi Perincian Pipa (Irsindo Pratama,
2010)
ari tampilan
proses pembacaan gelombang ultra sonic teletest system. D
grafik
17
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
De Waard, C., Lotz, U., & Milliams, D. E. (1991). Predictive model for CO2
corrosion engineering in wet natural gas pipelines. Corrosion, 47(12),
976-985. Nešić, S. (2007). Key issues related to modelling of internal
corrosion of oil and gas pipelines–A review. Corrosion Science, 49(12),
4308-4338. Erna, M., Emriadi, E., Alif, A., & Arief, S. (2011). Karboksimetil
Kitosan sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Lunak dalam Media Air Gambut.
Jurnal Matematika & Sains, 16( 2), 106-110.
Fahrurrozie, A., Sunarya, Y., & Mudzakir, A. (2009). Efisiensi Inhibisi Cairan
Ionik Turunan Imidazolin Sebagai Inhibitor Korosi Baja Karbon Dalam Larutan
Elektrolit Jenuh Karbon Dioksida. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1(2).
19
Niu, L., & Cheng, Y. F. (2007). Corrosion behavior of X-70 pipe steel in near-
neutral pH solution. Applied surface science, 253(21), 8626-8631. Nugroho,
A., Haryadi, G. D., Ismail, R., & Kim, S. J. (2016, April). Risk based inspection
for atmospheric storage tank. In THE 3RD INTERNATIONAL CONFERENCE
ON ADVANCED MATERIALS SCIENCE AND TECHNOLOGY (ICAMST
2015) ( Vol. 1725, No. 1, p. 020055). AIP Publishing.
Suryo, S. H. (2010). Laju Korosi dan Kekerasan Pipa Baja API 5L X65
Setelah Normalizing. ROTASI, 12(2), 25-30.
View View publication
publication stats stats
20