Disusun oleh:
M. Fauzi Ramadhan 140210160067
Neva Bernadette 140210160071
Syadza Yasmine 140210160073
Faishal Abdul Aziz 140210160085
Anisah Rahmasari 140210160113
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kristalin dari Sebuah Kristal Tunggal Silika (Hurlburt, 1985) ......... 4
Gambar 2. Hasil analisis TEM pada nano organo-silikon dengan katalis (a) Preyssler dan
(b) Keggin ........................................................................................................................... 8
Gambar 3. Perbedaan aktivitas waterproof antara bagian yang dipberi perlakuan dan
tidak dari (a) batu bata dan (b) beton ................................................................................ 10
Gambar 4. Uji Rilem pada sampel beton yang diberi perlakuan (a) dan tidak diberi
perlakuan (b) setelah 20 menit .......................................................................................... 12
Gambar 5. Hasil uji rilem pada material yang diberi perlakuan dan tidak. ..................... 13
DAFTAR TABEL
Tabel 0.1. Perbandingan persentase pengikatan air pada material bangunan yang diberi
perlakuan dan tidak ........................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pelapukan yang disebabkan oleh cuaca adalah faktor kerusakan yang paling
berbahaya untuk bahan bangunan seperti batu bata, beton, mortir, plester, batu,
dll. (Frattolillo et al., 2005). Air yang timbul dari sumber yang berbeda dapat
berinteraksi dengan bahan-bahan ini dan merusak bahan bangunan dapat
menyebabkan pengelupasan kulitdan runtuh. Sebagian besar bahan bangunan,
terutama batu bata, adalah bahan berpori tinggi dan memiliki gugus hidroksil
permukaan. Sifat hidrofilik dari gugus hidroksil dan juga kesamaannya dengan
struktur air, mengarah ke kecenderungan tinggi mereka untuk menyerap air.
Karena itu, mereka mudah basah dan menyerap air di pori-pori mereka (Bellia &
Minichiello, 2003).
1
bentuk uap, telah digunakan untuk mengobati berbagai bahan, seperti kertas
(Robbart, 1961).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
tidak berasal dari makhluk hidup seperti batuan dan debu yang memiliki struktur
kristalin (Sapei, 2012).
Bahan baku pembuatan silika gel adalah silika (SiO2). Silika terdapat
dalam mineral seperti kaolin, zeolit, kristobalit dan kuarsa. Kristobalit alam yang
terdapat di 7 Sabang dilaporkan mengandung silika yang sangat tinggi hingga
mencapai 85% serta dapat mengadsorpsi logam berat Cd2+ (Lubis, 2009). Kuarsa
adalah mineral utama dari silika dan dapat dikatakan sebagai sumber utama silika
mineral. Struktur atomik dari kuarsa adalah tetrahedron yang satu atom silikon
dikelilingi empat atom oksigen. Selain itu kaca merupakan bahan yang
mengandung kadar silika cukup tinggi yaitu sebesar 72,4%, sehingga kaca dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif bahan pembuatan silika gel (Rohman,
1996).
Gambar 1. Struktur Kristalin dari Sebuah Kristal Tunggal Silika (Hurlburt, 1985)
SiO2 (silika) material yang berdaya guna tinggi, aplikasinya sangat luas
baik dalam kegiatan industri maupun kehidupan sehari-hari. Salah satunya sebagai
silika gel yaitu untuk mengurangi kelembaban udara. Silika biasanya
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dengan berbagai ukuran tergantung
aplikasi yang dibutuhkan seperti dalam industri ban, karet, gelas, semen,
beton,tekstil, kertas, kosmetik, elektronik, pasta gigi, dan lain-lain. Untuk proses
penghalusan atau memperkecil ukuran dari pasir silika umumnya digunakan
metode milling dan ball mill untuk menghancurkan ukuran pasir silika yang
besar-besar menjadi ukuran yang lebih halus (Im, 2011)
Untuk memperoleh ukuran silika sampai pada ukuran nano/mikrosilika
perlu perlakuan khusus pada prosesnya. Untuk mikrosilika biasanya dapat
diperoleh dengan metode special milling, yaitu metode milling biasa yang sudah
4
dimodifikasi khusus sehingga kemampuan untuk menghancurkannya jauh lebih
efektif, dengan metode ini bahkan dimungkinkan juga memperoleh silika sampai
pada skala nano. Sedangkan untuk nanosilika bisa diperoleh dengan metode-
metode tertentu yang sekarang telah banyak diteliti diantaranya adalah sol-gel
process, gas phase process, chemical precipitation, emulsion techniques, dan
plasma spraying & foging proses (Polimerisasi silika terlarut menjadi organo
silika) (Harsono, H., 2002).
5
bentuk uap, telah digunakan untuk mengobati berbagai bahan, seperti kertas
(Robbart, 1961).
6
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
7
BAB IV
Gambar 2. Hasil analisis TEM pada nano organo-silikon dengan katalis (a)
Preyssler dan (b) Keggin
Dapat dilihat dari gambar hasil analisis TEM, produk nano organo-silikon
homogen dan seragam dan rata-rata ukurannya sekitar 60-70 nm. Reaksi
berlangsung sangat cepat karena adanya penambahan katalis. Reaksi yang terjadi
secara umum adalah sebagai berikut:
8
Metil timetoksisisilane bereaksi dengan air dan gugus hidroksil dari
material bangunan untuk menghasilkan polimer silikon. Polimer silikon
merupakan senyawa yang tidak mudah terbakar dan sangat rekat/menempel
dengan material bangunan dan membentuk permukaan hidrofobik yang bersifat
anti-air. Reaksi berlangsung menggunakan pelarut metanol.
9
pengolesan. Dapat dilihat pada gambar 2, bagian dari material bangunan batu bata
maupun beton yang diberi perlakuan dengan nano organo-silikon menunjukkan
sifat anti air, sedangkan yang tidak diberi perlakuan, air dapat meresap ke dalam
pori-pori batu bata dan beton.
10
Building materials Water uptake (%)
Untreated Treated
Concrete 11 0.8
Stone 19 0.19
11
menit. Hasil uji rilem untuk beton dapat ditunjukkan pada gambar 4 dan
untuk batu bata dan batuan ditunjukkan pada gambar 5. Dari gambar
tersebut menunjukkan bahwa volume air uji rilem pada material batu bata,
beton dan batuan yang tidak diberi perlakuan material nano menurun
berturut-turut sekitar 18 mL, 8mL, dan 4.5 mL setelah 20 menit. Namun
pada material yang diberi perlakuan tidak menunjukkan penurunan volume
air pada tabung rilem. Hal ini membuktikan bahwa nano organo-silikon
dapat meningkatkan aktivitas anti-air terhadap material bangunan,
sehingga tidak ada air yang meresap ke dalam pori-pori.
Gambar 4. Uji Rilem pada sampel beton yang diberi perlakuan (a) dan
tidak diberi perlakuan (b) setelah 20 menit
12
Gambar 5. Hasil uji rilem pada material yang diberi perlakuan dan tidak.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Studi ini melaporkan penggunaan heteropolyamid Kegging dan Preyssler
bersifat non-korosif, stabil, tidak beracun dan ramah lingkungan. katalis ini ramah
lingkungandi sintesis dari bahan nano organo-silikon untuk waterproofing bahan
bangunan. Produk tidak mudah terbakar memiliki mean ukuran 60–70 nm yang
dapat dengan mudah menembus di dalam pori-pori dan sub-cabang dari bahan
bangunan dan menyediakan bahan kimia tingkat molekul hidrofobik. Tes standar
dikonfirmasi aktivitas waterproofing yang sangat baik dari bahan nano yang
disiapkan untuk batu bata, beton dan batu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2008). Review: Sintesis Nanomaterial. Jurnal Nanosains &
Nanoteknologi, 1.
Harsono, H. (2002). Pembuatan Silika Amorf dari Limbah Sekam Padi. Jurnal
Ilmu Dasar, 3(2), 98-103.
Hurlbut, C., & Klein, C. (1985). Manual of Mineralogy (20th ed.). Wiley.
Im, M. (2011). Pembuatan dan Karakterisasi Komposit Membran Peek silika/
Clay untuk Aplikasi Direct Methanol Fuel Cell (DMFC). (Tesis).
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Lubis, S. (2009). Preparasi Katalis Cu/Silika Gel dari Kristobalit Alam Sabang
serta Uji Aktivitasnya pada Reaksi Dehidrogenasi Etanol. Jurnal Rekayasa
Kimia dan Lingkungan, 7(1), 29-35.
Rohman, A. (1996). Pembuatan Silika Gel untuk Kromatografi Lapis Tipis dari
Botol Bekas. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 56-57.
Sapei, L., Noeske, R., Strauch, P., & Oskar, P. (2012). Isolation of Mesoporous
Biogenic Silica from the Perennial Plant Equisetum Hyemale. Chemical
Material, 20, 2020-2025.
T. Hop, Z. Miodynski, Build. Sci. 2 (1967) 147–163
15