Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN 1

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

I. Tujuan Percobaan
 Melakukan destilasi sederhana terhadap dietileter-air, yaitu memisahkan
dietileter-air dengan destilasi sederhana.
 Melakukan destilasi bertingkat terhadap aseton-metanol, yaitu memisahkan
aseton-metanol dengan destilasi bertingkat.
 Melakukan kalibrasi thermometer, yaitu mengkalibrasi termometer untuk
mengetahui kelayakan alat saat digunakan.
II. Prinsip Percobaan
 Destilasi sederhana, memisahakan dua atau lebih komponen cairan
berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
 Destilasi bertingkat, memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang rendah.
 Kalibrasi termometer, proses membuat skala pada sebuah termometer,
merubah suhu sampai titik terendah.
III. Teori Dasar

Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk


memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan
menguap saat mencapai titik didih masing-masing. Penururnan suhu ruang
sangat mempengaruhi proses destilasi, karena jika suhu ruang terlalu dingin,
proses destilasi akan berlangsung lama. Berbanding terbalik dengan keadaan
saat naiknya suhu ruang, maka proses destilasi akan berlangsung cepat
(Walarange dkk., 2013).
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu (Syukri,2007).

Prinsip destilasi adalah memisahkan zat-zat melalui perbedaan titik didih.


Proses destilasi ini menggunakan labu destilasi sebagai destilator, kompor
listrik sebagai pemanas dan erlenmeyer sebagai tempat hasil destilasi atau
destilat. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Penempatan posisi
yang salah dapat menyebabkan uap cairan misalnya etanol akan menempel
pada termometer dan tidak melewati kondensor untuk melalui proses
pengembunan, tetapi akan kembali pada labu destilasi yang berisi campuran
cairan. Akibatnya, jumlah destilat yang diperoleh tidak maksimal. Tujuan
destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan
tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai
perbedaan titik didih cairan murni (Ari, 2008).

Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki


titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju
kondenser yaitu pendingin proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan
air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan
akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat
memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut ( Syukri, 2007).
Titik didih suatu zat cair didefinisikan sebagai temperatur di mana besarnya
tekanan uap zat cair tersebut sama dengan tekanan atmosfer, sehingga terjadi
perubahan fasa dari fasa cair menjadi fasa gas. Titik didih suatu zat cair pada
tekanan 1 atm disebut sebagai titik didih normal (Wilcox & Wilcox, 1995).
Uap-uap yang mengembun tersebut kemudian dikumpulkan dalam suatu wadah
penampung (Schoffstal, 1999)
Macam – macam destilasi, yaitu :
* Destilasi sederhana
* Destilasi bertingkat (fraksional)
* Destilasi azeotrop
* Destilasi vakum
* Refluks / destruksi
* Destilasi kering
Perbedaan antara distilasi sederhana dengan distilasi bertingkat hanya pada
titik didih antara zat yang akan dipisahkan.
Perbedaan titik didih zat yang dipisahkan sangat mempengaruhi hasil yang
akan didapatkan. Karena apabila titik didih zat campuran itu mempunyai jarak
yang sangat dekat maka dalam pemanasan di khawatirkan zat yang tidak
diingginkan juga ikut menguap karena titik didihnya hamper sama sehingga
distilasi harus dilakukan secara berulang atau bertingkat. (Stephani:2009)
A. Destilasi sederhana
Destilasi ini dilakukan jika campuran zat tersebut atau sampel tersebut
mempunyai perbedaan titik didih yang cukup tinggi. Sehingga pada suhu
tertentu cairan akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah
menguap tersebut akan diembunkan didalam suatu pendingin dan akan
ditampung dalam suatu wadah, sehingga akan terpisah kedua campuran
tersebut. (robbaniryo.2011)

B. Destilasi bertingkat
Distilasi bertingkat atau distilasi fraksionasi berguna untuk memisahkan
komponen utama ber-dasarkan perbedaan titik didih. Minyak atsiri umum-nya
tidak disuling pada tekanan atmosfir tetapi dalam keadaan vakum, karena pada
tekanan atmosfir dan suhu tinggi dapat menyebabkan dekomposisi. Fungsi
destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20
°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi
dari destilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk
memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Jika uap-uap ini
didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang
dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya.
Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian destilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke
atas, semakin tidak volatil cairannya (Egi, 2010).

C. Hukum Raoult
Tekanan uap parsial dari sebuah komponen di dalam campuran adalah sama
dengan tekanan uap komponen tersebut dalam keadaan murni pada suhu
tertentu dikalikan dengan fraksi molnya dalam campuran tersebut.
Hukum Raoult hanya dapat diaplikasikan pada campuran ideal. Persamaan
untuk campuran dari larutan A dan B, akan menjadi demikian.
Pada persamaan ini PA dan PB adalah tekanan uap parsial dari komponen
A dan B. Dalam suatu campuran gas, tiap gas mempunyai tekanan uapnya
sendiri, dan ini disebut tekanan parsial yang independent. Bahkan apabila anda
memisahkan semua jenis gas-gas lain yang ada, satu-satunya jenis gas yang
tersisa akan masih mempunyai tekanan parsialnya. Tekanan uap total dari
sebuah campuran adalah sama dengan jumlah dari tekanan parsial individu tiap
gas.
Po adalah tekanan uap dari A dan B apabila keduanya berada dalam keadaan
terpisah (dalam larutan murni).
xA dan xB adalah fraksi mol A dan B. Keduanya adalah fraksi
(bagian/proporsi) dari jumlah total mol (A maupun B) yang ada.
Sifat fisika dan kimia bahan
Nama bahan Sifat fisika Sifat kimia
Aseton Titik didih = 56°C, titik beku = - Bersifat polar, merupakan
95°C tidak berwarna basa lewis lemah
Methanol Titik didih = 64,7°C, titik lebur = - Flammable, toxic
97°C
Dietileter Titik lebur =-116,3°C, titik didih = Toxic, bersifat non polar
34,6°C

IV. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah gelas kimia, termometer, alat destilasi
sederhana, alat destilasi bertingkat. Bahan yang digunakan adalah batu es, air,
metanol, batu didih, aseton, dietileter.
V. Prosedur
A. Kalibrasi termometer
Diisi gelas kimia 250 mL dengan bongkahan kecil es hingga kedalaman
10 cm. ditambahkan sedikit air dingin sampai sebagian bongkahan
mengambang di permukaan air. Dimasukkan termometer ke dalam air es ini
hingga kedalaman 7 atau 8 cm. diaduk air es pelan – pelan dengan
termometer. Ketika suhunya tidak turun lagi, dan stabil selama 10 – 15 detik,
dicatat skala termometer tanpa mengangkat termometer dari dalam air es. Jika
pembacaan skala berada dalam trayek 1°𝐶 dibawah/diatas 0°C, maka
termometer tersebut layak dipakai.
B. Distilasi biasa
Dipasang peralatan distilasi sederhana. Dimasukkan 50 mL cammpuran
dietileter-air (1:1) ke dalam labu juga dimasukkan batu didih. Dimulai
pemanasan dengan pemanas listrik sambil dilakukan pengadukan secara
magnetic hingga mendidih. Atur pemanasan agar supaya distilat menetes
secara teratur dengan kecepatan satu tetes per detik. Diamati dan dicatat suhu
dimana tetesan pertama mulai jauh. Penampung diganti dengan yang bersih,
kering dan berlabel untuk menampung distilat murni, yaitu distilat yang
suhunya sudah mendekati suhu didih sebenarnya sampai suhu konstan.
Dicatat suhu dan volume distilat secara teratur setiap selang jumlah
penampungan distilat tertentu, misalnya setiap 5 mL peampungan distilat,
sampai sisa yag didistilasi tinnggal sedikit.
C. Distilasi bertingkat

Dimasukkan 50 mL aseton-metanol (1:1 ke dalam labu bundar 100 mL dan


ditambahkan batu didih. Dipasang peralatan untuk distilasi bertingkat, lalu
dilakukan disstilasi secara teratur, dengan mencatat suhu dan volume distilat.
Dilakukan seperti proses pengerjaan destilasi sederhana.

VI. Pengamatan
Destilasi sederhana
Pada tetes pertama suhunya adalah = 570 C
volume suhu
2 mL 680 C
4 mL 710 C
6 mL 720 C
8 mL 730 C
VII. Pembahasan

VIII. Kesimpulan
Hasil dari praktikum ini yaitu:
1. Hasil kalibrasi termometer menyatakan bahwa termometer layak digunakan
2. Dietileter dapat dipisahkan dengan melakukan destilasi sederhana
3. Aseton dapat dipisahkan dengan melakukan destilasi bertingkat
IX. Daftar Pustaka
Ari, K., dan Hadi, W. 2008. Pembuatan Etanol Dari Sampah Pasar Melalui
Proses Hidrolisis Asam Dan Fermentasi Bakteri Zymomonas Mobilis.
Jurnal Teknik Lingkungan. Vol. 2. No. 1, Hal. 6.
Kartika Stephanie dkk.2009. Makalah Pemisahan Kimia Analitik.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Syukri.2007. Kimia Dasar 2. Penerbit ITB. Bandung
Schoffstal, A.M. 1999. Microscale and Miniscale Organic Chemistry
Laboratory Experiments, 1st edition. Mc Graw Hill: New York, 57-75
Walangare, K. B. A., Lumenta, A. S. M., Wuwung J. O. dan Sugiarso, B. A..
2013.
Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan
Proses Destilasi Menggunakan Pemanas Elektrik. e-Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer.

Anda mungkin juga menyukai