“TERMOKOPEL”
Oleh:
Ella Oktari (1110953008)
Ria Rahmawati S.P. (1110951018)
Dosen:
Mumuh Muharram, MT.
.
Gambar 2.1 Diagram skematik thermocouple
Vout = Vh - Vc
Keterangan :
Vc = tegangan referensi
Tegangannya terlalu kecil sehingga harus diamplify terlebih dulu. Selain itu
nilai yang terbaca oleh voltmeter juga bukan merupakan ekspresi langsung dari
temperature dan masih diperlukan konversi.
Untuk mempermudah konversi maka dapat menggunakan table hubungan
tegangan dengan temperature, sebagai berikut :
Pada konstruksi termokopel terdapat dua buah kawat yang terbuat dari
materail yang berbeda, salah satunya digunakan sebagai measuring junction (hot)
dan reference junction (cold). Pada kawat rerference junction tidak akan mengalami
perubahan dan akan tetap pada suhu reference. Pada pengukuran perbedaan
potensial dari kedua kawat akan menggunakan voltmeter dan sebelumnya akan di
amplify dahulu agar dapat terbaca oleh voltmeter karena tegangan yang dihasilkan
terlalu kecil. Pengukuran panas saluran Thermokopel menghasilkan tegangan yang
lebih besar dari tegangan saluran referensi. Perbedaan antara dua tegangan itu
sebanding dengan perbedaan suhu.
5. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang
sams pada suhu 0 °C hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di bawah
suhu 50 °C.
Gambar 2.6 Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
5.1 KESIMPULAN
1. Termokopel suhu paling ekonomis alat ukur yang tersedia dan juga
menyediakan pengukuran suhu tertinggi. Ggl yang mereka hasilkan adalah
independen dari panjang kawat dan diameter, namun kebisingan dapat
menjadi faktor. Termokopel menyediakan jangkauan macam pengukuran
temperatur namun tidak dianjurkan untuk rentang suhu yang sempit atau
pengukuran perbedaan kecil.
2. Untuk pengukuran temperatur kritis, suhu referensi akurat persimpangan
perlu diukur dan kompensasi. Hal ini mungkin mengharuskan penggunaan
suatu RTD.
3. Jika proses pengukuran dapat dilakukan dengan perangkat lain selain
termokopel, maka yang harus dipertimbangkan. Termokopel biaya rendah
dan cocok untuk aplikasi yang memerlukan jangkauan suhu yang besar.
4. Sensor termokopel dapat digunakan sebagai pengukur suhu
5. Sensor termokopel bekerja dengan membandingkan perbedaan potensial
yang terjadi di kedua ujung termoelemen akibat perbedaan panas dikedua
ujungnya.
6. Terdapat beberapa jenis termokopel diantara
a. Tipe E (kromel-konstantan)
b. Tipe J (besi-konstantan)
c. Tipe K (kromel-alumel)
d. Tipe R-S (platinum-platinum rhodium)
e. Tipe T (tembaga-konstantan)
7. Hubungan tegangan antara termoelemen A dan B dengan perbedaan
temperatur adalah:
𝐸𝐴𝐵𝑇 = 𝑆𝐴𝐵𝑇 Δ𝑇
5. Termokopel cocok untuk mengukur rentang suhu yang besar, sampai
2300°C. Mereka kurang cocok untuk aplikasi di mana perbedaan suhu
lebih kecil harus diukur dengan akurasi yang tinggi, misalnya rentang 0 -
100°C dengan 0,1°C akurasi.
5.2 SARAN
Penggunaan termokopel dalam pengukuran suhu yang tinggi sudah
sangat mampu didalam hal instrumentasi terlihat daribanyaknya kelebihan
dari sensor tersebut.
Namun ada pula kekurangan dari termokopel yaitu kalibrasi yang sulit
dan perlengkapan tambahan yang harganya cukup mahal.
DAFTAR PUSTAKA
http://koponkworld.wordpress.com/2010/10/09/prinsip-kerja-termokopel/
http://angahazhari.blogspot.com/2011/10/termokopel.html
http://baskarapunya.blogspot.com/2011/04/instrumentasi-bab-4-
temperature.html#ixzz2vAs9TDKp
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-suhu-rtd-
http://www.momentous-inst.com/news-detail/kelebihan-dan-kekurangan-dari-
termokopel
http://onnyapriyahanda.com/prinsip-kerja-thermocouple/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18446/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28656/3/Chapter%20II.pdf
LAMPIRAN
TABEL TYPE THERMOCOUPLE