Anda di halaman 1dari 4

A.

KASUS PENCUCIAN UANG DUA AUDITOR BPK


Putusan Mahkamah Agung Nomor 2680 K/Pid.sus/2018 tanggal 6 Desember
2018 dengan vonis penjara 7 tahun dan pidana denda Rp 300 juta, jika tidak
dibayar, diganti kurungan 4 bulan," ujar Febri (juru bicara KPK).

Dia tak menjelaskan alasan mengapa eksekusi Rochmadi dilakukan ke Lapas


Cibinong. Menurutnya, penentuan lapas merupakan domain Kemenkum HAM.

"Eksekusi terhadap terpidana kasus korupsi itu bisa dilakukan ke Lapas


Sukamiskin, ada beberapa yang kami eksekusi di sana. Bisa juga dilakukan ke
lapas-lapas yang lain dan itu merupakan ruang lingkup atau domain
kewenangan Kementerian Hukum dan HAM, khususnya Dirjen Pas
(Pemasyarakatan),"katanya.

Rochmadi sebelumnya divonis 7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider
4 bulan dalam putusan tingkat pengadilan negeri. Rochmadi dinyatakan
terbukti bersalah menerima suap dari eks Irjen Kemendes PDTT Sugito dan
Kepala Bagian Tata Usaha Jarot Budi Prabowo.

"Menyatakan terdakwa Rochmadi terbukti secara sah dan meyakinkan


bersalah melakukan tindak pidana korupsi menerima suap secara bersama-
sama sebagaimana dakwaan kesatu alternatif pertama dan tindak pidana
pencucian uang sebagaimana di dakwaan kumulatif keempat," kata ketua
majelis hakim Ibnu Basuki Widodo saat membacakan putusannya dalam
sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat,
Senin (5/3/2018).

Menurut hakim, Rochmadi terbukti menerima suap Rp 200 juta yang diberikan
Sugito melalui Ali Sadli, anak buah Rochmadi. Selain itu, Rochmadi terbukti
menerima 1 mobil Honda Odyssey dari Ali Sadli, yang diduga berasal dari
tindak pidana korupsi. Eks auditor BPK Ali Sadli dituntut 10 tahun penjara
terkait suap di Kemendes PDTT. Ali diyakini jaksa terbukti menerima suap dan
menerima gratifikasi serta melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU)
terkait jabatannya sebagai Kepala Subauditorat III Auditorat Keuangan Negara
BPK.
"Menuntut majelis hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini
menyatakan terdakwa Ali Sadli terbukti melakukan tindak pidana korupsi
secara bersama-sama dan berlanjut," kata jaksa pada KPK saat membacakan
tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat,
Senin(12/2/2018).

"Menjatuhkan pidana berupa pidana penjara selama 10 tahun dikurangi selama


terdakwa menjalani masa tahanan dan denda Rp 300 juta subsider 6 bulan,"
sambung jaksa pada KPK.
Jaksa pada KPK juga menyatakan Ali wajib membayar uang pengganti Rp 325
juta subsider 1 tahun penjara. Uang pengganti ini terkait dengan pemberian
uang kepada dua wanita yang pernah dihadirkan sebagai saksi di persidangan,
yaitu Dwi Futhiayuni dan Selly Okilia.
Jaksa menyatakan Ali terbukti bersama-sama dengan Rochmadi menerima
duit suap Rp 240 juta dari Kemendes PDTT terkait pemberian opini wajar tanpa
pengecualian (WTP). Duit suap itu diterima dari Irjen Kemendes PDTT Sugito
melalui Kepala Bagian TU dan Keuangan Inspektorat Kemendes Jarot Budi
Prabowo.
Atas perbuatannya, Ali disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a dan Pasal B
UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64
KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Kemudian Pasal 3 UU Nomor 8
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang.
https://news.detik.com/berita/d-3863938/kasus-suap-kemendes-eks-auditor-bpk-
dituntut-10-tahun-penjara

B. ANALISIS KASUS DENGAN 5W 1H


1. What
Rochmadi dan Ali didakwa telah melakukan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa
ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga.
Atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan
hasil tindak pidana korupsi, dengan tujuan menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan
yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana korupsi. Atas
perbuatannya, Rochmadi disangkakan melanggar Pasal 3 dan atau pasal 5 UU Nomor
8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pembatasan TPPU. Kemudian untuk Ali
disangkakan melanggar Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pembatasan TPPU.

2. Who
Kasus pencucian tersebut dilakukan oleh Rochmadi Saptogiri yang merupakan auditor
utama BPK dan juga Ali Sadli Kepala Subauditorat III Auditorat Keuangan Negara
BPK, disini Ali bertindak sebagai anak buah dari Rochmadi.
Yang menyelidiki dan menetapkan kasus tersebut adalah KPK.
3. When
Tidak ada informasi pasti, namun kejadian terungkap pada tahun 2017. Dan keputusan
dakwaan pelaku dilakukan pada tahun 2018 awal (Februari).
4. Where
Tindakan tersebut dilakukan di wilayah jakarta.
5. Why
Pelaku melakukan tindakan tersebut tentu selain adanya kesempatan yang terbuka
lebar dengan didukung kuatnya jabatan yang mereka miliki. Selain itu karena mereka
menganggap bahwa hal itu sudah umum dilakukan dan bahkan pejabat lain juga
melakukan tindakan tersebut, jadi bisa dikatakan bahwa rasionalisasi juga mendasari
tindakan tersebut.
6. How

Para pelaku telah menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,


membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga. Atau perbuatan lain atas
harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana
korupsi, dengan tujuan menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan
hak atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan yang diketahui atau patut
diduga merupakan hasil tindak pidana korupsi dan termasuk didalamnya ada tindak
pidana pencucian uang.

Pencucian uang tersebut hasil tipikor dengan tujuan menyamarkan asal-usul,


peruntukkan hak-hak yang sebenarnya hasil tindak pidana korupsi

C. ANALISIS TEKNIK MENGECEK ALIRAN DANA


KPK menelisik kasus dengan memeriksa fisik, meminta konfirmasi, memeriksa
dokumen, review analitikal, meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee,
menghitung kembali, dan mengamati;
Dengan mewawancarai rekan dekat untuk meminta keterangan-keterangan
terkait kasus tersebut. Meraka adalah Di antaranya auditor BPK Yudy Ayodya
Barona, Direktur Utama PT Ragta Dra Advertising Apriyadi Malik alias Yaya,
Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (Sekjen KONI)
Ending Fuad Hamidy, dan pengusaha bernama Rasyid Syamsuddin.

Anda mungkin juga menyukai