Anda di halaman 1dari 10

DENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Dg. Maru

Umur : 42 tahun

Suku : Bugis

Jenis Kelamin : Pria

Alamat : Sandrobone

ANAMNESIS LENGKAP

 Keluhan Utama
BAB lebih dari 3x sehari dengan intensitas sering dan jumlah yang sedikit.
 Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi
encer, frekuensi lebih dari 3 kali.
 Riwayat Penyakit Terdahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotic atau kortikosteroid jangka
panjang, alergi makanan, ISPA,
 Riwayat penyakit Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare
 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tenpat
tinggal.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Lemas

Berat Badan : 60 kg

Tinggi Badan : 168 cm

Tanda Vital :

1. Nadi : 82 kali/menit
2. Suhu : 380C
3. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4. Pernapasan : 18 kali/menit

Rambut : lurus, pendek

Wajah : Normal,

Hidung : Penapasan cuping hidung, tidak ada polip

Mulut : Bersih

Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid

Inspeksi : tidak tampak otot bantu pernapasan

Palpasi : Tidak terdapat krepitasi

Perkusi : Suara paru normal

Auskultasi : Suara nafas Vaskuler


KAJIAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Disentri berasal dari bahasa Yunani, y a i t u dys (gangguan) dan enteron


(usus), yang erarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan gejala buang air
besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buangair besar dengan
tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri saat buang air besar (tenesmus).

B. INSIDENSI

Di Amerika Serikat insidensi disentri amoeba mencapai 1 -5%


sedangkan disentri basiler dilaporkan kurang dari 500.000 kasus tiap
t a h u n n ya . Sedangkanangka kejadian disentri amoeba di Indonesia sampai
saat ini masih belum ada,akan tetapi untuk disentri basiler dilaporka n 5% dari
3848 orang penderita diare berat menderita disentri basiler.

Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian tejadi akibat disentri
basiler pada anak-anak dibawah 5 tahun. K e b a n ya k a n k u m a n penyebab disentri
basiler ditemukan di negara berkembang dengan kesehatan lingkungan yang
masih kurang. Disentri amoeba tersebar hampir ke seluruh dunia terutama di negara yang
sedang berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor kepadatan
penduduk, higiene individu, sanitasi lingkungan dankondisi sosial ekonomi serta
kultural yang menunjang. Penyakit ini biasanya menyerang anak dengan usia lebih
dari 5 tahun.

C. ETIOLOGI

Etiologi dari disentri ada 2, yaitu :

1. Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,sp


Shigella adalah basil non motil, gram negative, family enterobacteriaceae.
Penyakit ini kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat.
Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan terjadinya
penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare,
adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus.

2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica


E. Histolitika merupakan protozoa usus yang sering hidup sebagai
mikroorganisme komensal (pathogen) diusus besar manusia. Apabila kondisi
mengijinkan dapat berubah menjadi pathogen dengan cara membentuk koloni di
dinding usus dan menembus dinding usus sehinggamenimbulkan ulserasi

D. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGIS


a. Disaentri Basiler

Semua strain kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu


keadaan y a n g d i t a n d a i d e n g a n d i a r e , d e n g a n k o n s i s t e n s i t i n j a
b i a s a n ya l u n a k , d i s e r t a i eksudat inflamasi yang mengandung leukosit
polymorfonuclear (PMN) dan darah.

Kuman Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang


rendah, makad a p a t melewati barrier asam lambung.
D i t u l a r k a n s e c a r a o r a l m e l a l u i a i r , makanan, dan lalat yang
tercemar oleh ekskreta pasien. Setelah melewati lambungdan usus halus,
kuman ini menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak
didalamnya.

K o l o n m e r u p a k a n t e m p a t u t a m a ya n g d i s e r a n g Shigella
namun ileumt e r m i n a l i s d a p a t j u g a t e r s e r a n g . K e l a i n a n y a n g
t e r b e r a t b i a s a n ya d i d a e r a h sigmoid, sedang pada ilium hanya
hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatalditemukan mukosa usus
hiperemik, lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa
ulkus. Pada keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah
folikell i m f o i d , d a n p a d a s e l a p u t l e n d i r l i p a t a n t r a n s v e r s u m
d i d a p a t k a n u l k u s y a n g dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal dan
infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung.
S.dysentriae, S.flexeneri, dan S.sonei menghasilkan eksotoksin antara
lainShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat enterotoksik,
sitotoksik, dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktorvirus sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel epitel mukosa kolon
dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang mempunyai warna
hijau yangkhas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang
tebalnya sampai 1,5cm sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata
dan lumen usus mengecil.Dapat terjadi perlekatan dengan peritoneum.
b. Disentri Amoeba

Trofozoit yang mula-mula hidup sebagai komensal di lumen


usus besar d a p a t b e r u b a h m e n j a d i p a t o g e n s e h i n g g a d a p a t
m e n e m b u s m u k o s a u s u s d a n menimbulkan ulkus. Akan tetapi faktor
yang menyebabkan perubahan ini sampaisaat ini belum diketahui secara pasti.
Diduga baik faktor kerentanan tubuh pasien,sifat keganasan (virulensi)
amoeba, maupun lingkungannya mempunyai peran.

Amoeba yan g ganas dapat memproduksi enzim


f o s f o g l u k o m u t a s e d a n lisozim yang dapat mengakibatkan kerusakan dan
nekrosis jaringan dinding usus.Bentuk ulkus amoeba sangat khas yaitu di
lapisan mukosa berbentuk kecil, tetapidi lapisan submukosa dan
muskularis melebar (menggaung). Akibatnya terjadi ulkus di
permukaan mukosa usus menonjol dan hanya terjadi reaksi radang
yangminimal. Mukosa usus antara ulkus-ulkus tampak normal. Ulkus dapat
terjadi disemua bagian usus besar, tetapi berdasarkan frekuensi dan urut-urutan
tempatnyaadalah sekum, kolon asenden, rektum, sigmoid, apendiks dan ileum
terminalis

E. GEJALA KLINIK

1. Disentri Basiler
Masa tunas berisar antara 7 jam sampai 7 hari. Lama gejala rata-rata 7 hari
sampai 4 minggu. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri perut bawah. Diare di
sertai demam yang mencapai 400C. Selanjutnya diare berkurang tetapi
tinjamasih mengandung darah dan lendir, tenesmus, dan nafsu makan menurun.

Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan smapai yang berat.
Sakit perut terutama dibagian perut kiri terasa melilit diikuti pengeluaran tinja
sehingga mengakibatkan perut menjadi cekung.

Pada kasus yang sedang keluhan dan gejala bervariasi, tinja biasanya lebih
berbentuk, mungkin dapat mengandung sedikit darah/lendir.
Sedangkan pada kasus yang ringan keluhan gejala tersebut diatas lebih ringan.
Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat serangan seperti kasus akut secara
menahun. Kejadian ini jarang sekali bila mendapat pengobatan yang baik.

2. Disentri Amuba
Carrier (Cyst Passer)

Pasien ini tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali. Hal ini
disebabkankarena amoeba yang berada dalam lumen usus besar tidak
mengadakan invasi kedinding usus.

Disentri amoeba ringan


Timbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan-lahan. Penderita biasanya
mengeluh perut kembung. Kadang nyeri perut yang ringan bersifat kejang. Dapat
timbul diare ringan 4-5 kali per hari. Dengan tinja berbau busu. Kadang juga
tinja b e r c a m p u r d a r a h d a n l e n d i r . T e r d a p a t s e d i k i t n ye r i t e k a n
di daerah sigmoid, jarang n ye r i di daerah epigastrium.
K e a d a a n t e r s e b u t b e r g a n t u n g p a d a l o k a s i ulkusnya. Keadaan umum
pasien biasanya baik, tanpa atau sedikit demam ringan(subfebris). Kadang
dijumpai hepatomegali yang tidak atau sedikit nyeri tekan.

Keluhan pasien dan gejala klinis lebih berta dibanding disentri


ringan,t e t a p i p a s i e n m a s i h m a m p u m e l a k u k a n a k t i v i t a s s e h a r i -
h a r i . T i n j a b i a s a n y a disertai lendir dan darah. Pasien mengeluh
perut kram, demam dan lemah badan disertai hepatomegali yang nyeri ringan

Disentri amoeba berat


Keluhan dan gejala klinik lebih berat lagi. Penderita mengalami deiare
disertai darah yang banyak lebih dari 15 kali sehari. Demam tinggi (400C-40,50C)
disertai mual dan anemia.

Disentri amoeba kronik

Gejalanya menyerupai disentri amoeba ringan, serang an-


serangan diarediselingi dengan periode normal atau tanpa gejala.
Keadaan ini dapat berjalan b e r b u l a n - b u l a n h i n g g a b e r t a h u n - t a h u n .
P a s i e n b i a s a n ya m e n u n j u k k a n g e j a l a neurastenia. Serangan diare yang
terjadi biasanya dikarenakan kelelahan, demamatau makanan yang sulit dicerna

F. PEMERIKSAAN FISIK
1) Pengukuran tinggi dan berat badan
2) Pengukuran tekanan darah, suhu, pernapasan.
3) Pemeriksaan funduskopi
4) Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
5) Pemeriksaan jantung
6) Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop
7) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari

G. DIAGNOSIS
Masa inkubasi : beberapa jam sampai 3 jam.
1. Keluhan Pokok
 Berak lendir dan darah
 Tenesmus
 Panas
 Sakit perut
2. Tanda penting
 Tampak tosis
 Suhu tinggi
 Dehidrasi
 Dengan pemeriksaan sigmodoskopi mukosa tampak hiperemis merata
3. Pemeriksaan laboratorium
 Tinja
 Mengandung eritrosit dan leokosit
 Tampak merah berselimut lendir
 Isolasi basil Shigella dari tinja

H. DD
1) Kolera
2) Amebiasis
3) Gardiasis

I. PENGOBATAN
 Pengobatan awal :
 Trimetopin – sulfametoksasol (Bactrim) 2x2 tablet
 Ciprofloxacin (quinolon) 2x700 mg.
 Pengobatan alternatif :
 Ampisilin / Amoxilin
 Norfloxacin (quinolon) dosis tunggal 400mg

J. PENCEGAHAN
 Makanan minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi syarat
kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang sangat penting.
A i r minum sebaiknya dimasak dahulu karena kista akan binasa bila
air dipanaskan 500C selama 5 menit.
 Penting sekali adanya jamban keluarga.
 Anak yang menderita penyakitdisentri dilarang untuk bermain dengan
anak yang belum terinfeksi disentri
 Sebaiknya melakukan cuci tangan saat sebelum makan dan sesudah
makan, sebelum dan sesudah BAB

K. KOMPLIKASI
 Dehidrasi-Syok
 Hiponatremi
 Hipokalemi
 Hemolytic Uremic Syndrome (HUS)
 Ensefalopati
 Artritis
 Iritis

L. PROGNOSIS
Prognosis ditentukan dari berat ringannya penyakit, diagnosis dan
pengobatan dini yang tepat serta kepekaan amuba terhadap obat yang
diberikan. Pada umumnya prognosis amebiasis adalah baik terutama pada
kasus tanpa komplikasi. Prognosis yang kurang baik adalah abses otak ameba.
DAFTAR PUSTAKA
Sya’roni A., Hoesadha Y., 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam FKUI:Jakarta.

Hembing. 2006. Jangan Anggap Remeh Disentri. Diakses dari


http://portal.cbn.net.id/cbprti/cybermed.

Simanjuntak C. H.,1991. Epidemiologi Disentri Disentri dari


http://www.kalbe.co.id/files/cdk.

Oesman. Nizam, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III. FKUI : Jakarta.

Davis K., 2007. Amebiasi, Diakses dari


http://www.emedicene.com/med/topic116.htm

Kroser A. J., 2007 Shigellosis. Diakses dari


http://www.emedicine.com/med/topic2112.htm.

Anda mungkin juga menyukai