Tugas KKN Disentri
Tugas KKN Disentri
Umur : 42 tahun
Suku : Bugis
Alamat : Sandrobone
ANAMNESIS LENGKAP
Keluhan Utama
BAB lebih dari 3x sehari dengan intensitas sering dan jumlah yang sedikit.
Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi
encer, frekuensi lebih dari 3 kali.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotic atau kortikosteroid jangka
panjang, alergi makanan, ISPA,
Riwayat penyakit Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tenpat
tinggal.
PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan : 60 kg
Tanda Vital :
1. Nadi : 82 kali/menit
2. Suhu : 380C
3. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4. Pernapasan : 18 kali/menit
Wajah : Normal,
Mulut : Bersih
A. DEFINISI
B. INSIDENSI
Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian tejadi akibat disentri
basiler pada anak-anak dibawah 5 tahun. K e b a n ya k a n k u m a n penyebab disentri
basiler ditemukan di negara berkembang dengan kesehatan lingkungan yang
masih kurang. Disentri amoeba tersebar hampir ke seluruh dunia terutama di negara yang
sedang berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor kepadatan
penduduk, higiene individu, sanitasi lingkungan dankondisi sosial ekonomi serta
kultural yang menunjang. Penyakit ini biasanya menyerang anak dengan usia lebih
dari 5 tahun.
C. ETIOLOGI
K o l o n m e r u p a k a n t e m p a t u t a m a ya n g d i s e r a n g Shigella
namun ileumt e r m i n a l i s d a p a t j u g a t e r s e r a n g . K e l a i n a n y a n g
t e r b e r a t b i a s a n ya d i d a e r a h sigmoid, sedang pada ilium hanya
hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatalditemukan mukosa usus
hiperemik, lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa
ulkus. Pada keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah
folikell i m f o i d , d a n p a d a s e l a p u t l e n d i r l i p a t a n t r a n s v e r s u m
d i d a p a t k a n u l k u s y a n g dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal dan
infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung.
S.dysentriae, S.flexeneri, dan S.sonei menghasilkan eksotoksin antara
lainShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat enterotoksik,
sitotoksik, dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktorvirus sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel epitel mukosa kolon
dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang mempunyai warna
hijau yangkhas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang
tebalnya sampai 1,5cm sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata
dan lumen usus mengecil.Dapat terjadi perlekatan dengan peritoneum.
b. Disentri Amoeba
E. GEJALA KLINIK
1. Disentri Basiler
Masa tunas berisar antara 7 jam sampai 7 hari. Lama gejala rata-rata 7 hari
sampai 4 minggu. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri perut bawah. Diare di
sertai demam yang mencapai 400C. Selanjutnya diare berkurang tetapi
tinjamasih mengandung darah dan lendir, tenesmus, dan nafsu makan menurun.
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan smapai yang berat.
Sakit perut terutama dibagian perut kiri terasa melilit diikuti pengeluaran tinja
sehingga mengakibatkan perut menjadi cekung.
Pada kasus yang sedang keluhan dan gejala bervariasi, tinja biasanya lebih
berbentuk, mungkin dapat mengandung sedikit darah/lendir.
Sedangkan pada kasus yang ringan keluhan gejala tersebut diatas lebih ringan.
Berbeda dengan kasus yang menahun terdapat serangan seperti kasus akut secara
menahun. Kejadian ini jarang sekali bila mendapat pengobatan yang baik.
2. Disentri Amuba
Carrier (Cyst Passer)
Pasien ini tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali. Hal ini
disebabkankarena amoeba yang berada dalam lumen usus besar tidak
mengadakan invasi kedinding usus.
F. PEMERIKSAAN FISIK
1) Pengukuran tinggi dan berat badan
2) Pengukuran tekanan darah, suhu, pernapasan.
3) Pemeriksaan funduskopi
4) Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
5) Pemeriksaan jantung
6) Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop
7) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari
G. DIAGNOSIS
Masa inkubasi : beberapa jam sampai 3 jam.
1. Keluhan Pokok
Berak lendir dan darah
Tenesmus
Panas
Sakit perut
2. Tanda penting
Tampak tosis
Suhu tinggi
Dehidrasi
Dengan pemeriksaan sigmodoskopi mukosa tampak hiperemis merata
3. Pemeriksaan laboratorium
Tinja
Mengandung eritrosit dan leokosit
Tampak merah berselimut lendir
Isolasi basil Shigella dari tinja
H. DD
1) Kolera
2) Amebiasis
3) Gardiasis
I. PENGOBATAN
Pengobatan awal :
Trimetopin – sulfametoksasol (Bactrim) 2x2 tablet
Ciprofloxacin (quinolon) 2x700 mg.
Pengobatan alternatif :
Ampisilin / Amoxilin
Norfloxacin (quinolon) dosis tunggal 400mg
J. PENCEGAHAN
Makanan minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi syarat
kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang sangat penting.
A i r minum sebaiknya dimasak dahulu karena kista akan binasa bila
air dipanaskan 500C selama 5 menit.
Penting sekali adanya jamban keluarga.
Anak yang menderita penyakitdisentri dilarang untuk bermain dengan
anak yang belum terinfeksi disentri
Sebaiknya melakukan cuci tangan saat sebelum makan dan sesudah
makan, sebelum dan sesudah BAB
K. KOMPLIKASI
Dehidrasi-Syok
Hiponatremi
Hipokalemi
Hemolytic Uremic Syndrome (HUS)
Ensefalopati
Artritis
Iritis
L. PROGNOSIS
Prognosis ditentukan dari berat ringannya penyakit, diagnosis dan
pengobatan dini yang tepat serta kepekaan amuba terhadap obat yang
diberikan. Pada umumnya prognosis amebiasis adalah baik terutama pada
kasus tanpa komplikasi. Prognosis yang kurang baik adalah abses otak ameba.
DAFTAR PUSTAKA
Sya’roni A., Hoesadha Y., 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam FKUI:Jakarta.
Oesman. Nizam, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III. FKUI : Jakarta.