Anda di halaman 1dari 39

CLEAN ROOM

[4] FTS STERIL


PUSTAKA

1. B. Priyambodo, 2007, Managemen Farmasi Industri, Global Pustaka Utama :


Yogyakarta

2. Anonim, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012, Badan POM : Jakarta

3. G. Agoes, 2013, Sediaan Farmasi Steril, ITB Press : Bandung

4. MJ Akers and DS Larrimore, 2002, Parenteral Quality Control : Sterility, Pyrogen,


Particulate, and Package Integrity Testing 3 rd Edition, Marcel Dekker Inc, New
York

5. E.C. Buchanan, P.J. Scheineider, 2009, Peracikan Sediaan Steril Ed. 2., EGC:
Jakarta
PREFACE

Drug products administered by injection are characterized


by three qualities possessed by no other type of
pharmaceutical dosage form:
1. Sterility
2. freedom from pyrogenicity, and
3. Freedom from particulate matter.

Lalu, apakah proses sterilisasi sudah menjamin produk


bebas partikel??
Kontaminasi
 Kontaminasi : keberadaan tiap elemen yg tidak dibutuhkan
dalam proses/produk.
 Sumber kontaminasi :
I II III

PERSONALIA UDARA PERALATAN


Sumber : Tangan dan kulit Sumber : & MATERIAL
a. Padat : tanah, minerl, logam,
Pengatasan : Sumber :
serat,material biologi (kulit,
a. Menseleksi & melatih personel a. Mesin
rambut, bakteri), asap
b. Verifikasi prosedur rutin b. Bahan
b. Cair : uap berkondensai dan uap
c. Memilih, mendesign, menggunakan baku
bahan kimia
pakaian kerja dgn benar
c. Partikel

PERLU DIKENDALIKAN !
Ruang Produksi Sediaan Steril

 Terpisah dari ruang produksi lain


 Dirancang dan dibangun secara khusus  harus bebas
debu, dialiri udara yang melewati filter bakteri
 Verifikasi filter

Pembuatan sediaan steril memerlukan 3 kualitas ruangan


berbeda :
1. Ruang ganti pakaian
2. Ruang bersih (persiapan komponen, pembuatan larutan,
produk sterilisasi akhir)
3. Ruang steril
Ruang bersih/clean room

Ruang bersih adalah ruangan :


1. Kontaminasi partikulat terkontrol
2. Dikonstruksi & digunakan u/ meminimalkan partikel
3. Pengendalian suhu, kelembaban, & tekanan
Faktor2 kritis Kondisi lingkungan :
 Cahaya
 Suhu
 Kelembaban relatif/ RH
 Tekanan udara
 Kontaminasi mikroba
 Kontaminasi partikel

So perlu pengendalian  HVAC & Air Handling Unit


HVAC (Heating, ventilation, air conditioning)

 Sistem pemanasan, ventilasi, dan penyejuk udara


 Komponen HVAC :
1. Penggerak udara : blower/kipas angin
2. Sistem pendingin dan pemanasan udara
3. Jaringan distribusi udara
4. Peralatan penyaring udara
5. Sistem kontrol (suhu, kelembaban, tekanan, dan volume
udara)
6. Peralatan pemantauan/alarm
HVAC

 Pengendali SUHU dan Kelembaban

 Sumber kenaikan suhu : personalia, oven, autoclave 


peningkatan suhu  kontaminasi

 Sumber lembab : personalia, material, udara 


dikendalikan melalui Pengering udara, melalui absorbsi
lembab/ menggunakan senyawa kimia u/ menarik air
HEPA FILTER

 U/ memastikan bahwa media filter, bingkai dan semua segel


(seal) pada filter yang terpasang bebas dari kebocoran  tes
integritas / kebocoran pada filter HEPA  tiap 6-12 bulan

 Bahan aerosol untuk tes kebocoran sehingga tidak mendukung


pertumbuhan mikroba  polyalphaolefine (PAO)
AHU (Air Handling Unit)
TIPE RUANG BERSIH BERDASAR VENTILASI
Tipe Non-unidirectional Unidirectional

Turbulen diventilasi / Conventional Aliran 1 arah/ Laminar Air Flow (LAF)/ultra


Nama lain
ventilation clean room

Persamaan  Penyaring udara : hepa filter/ulpa filter

 Tekanan lebih tinggi/ positif dari ruang area kotor


AHU
TIPE RUANG BERSIH BERDASAR VENTILASI
Tipe Non-unidirectional Unidirectional

 Dipersyaratkan konsentrasi partikel/bakteri rendah


 Tingkat kebersihan : kelas 1000-
Perbedaan 10.000  Aliran 1 arah  vertikal/ horisontal

 Kebersihan udara tergantung pada  Kebersihan ruang tergantung dari kecepatan aliran

volume supply udara persatuan udara :

waktu (selain mesin dan operator) 1. Cukup u/ menghilangkan partikel relatif besar, sebelum
partikel turun pada permukaan kontaminan segera
1. Kontaminan dihilangkan dengan
dapat dihilangkan
pengenceran udara
2. Dapat mengembalikan gerakan personel yang
2. Pertukaran udara 20-60 kali/ jam
menyebabkan aliran turbulen

3. Suplai volume udara 10-100 kali lebih besar drpd


ruang bersih konventional

 Tipe vertical lebih utama dari pada horisontal :


VERTIKAL : partikel ruangan bergerak kebawah dan
dikeluarkan, HORISONTAL : kontaminan didekat
filter akan ditiup menyamping  dapat

mengkontaminasi proses kerja


REKUALIFIKASI RUANG BERSIH

 Yang harus diperiksa :


1. kecepatan aliran udara,
2. integritas filter
3. perbedaan tekanan (tidak berlaku untuk area ruang bersih
yang tidak dapat tertutup rapat).

 Kelas A : tiap 6 bulan


 Kelas B:
kondisi nonoperasional tiap 6 bulan, kondisi operasional tiap 12
bulan.
 Ruang kelas lain : Tiap tahun
Penggolongan Ruang Bersih

 Peracikan/ pembuatan sediaan steril (Persiapan komponen,


pembuatan produk dan pengisian ) saling terpisah
tapi tetap di dalam area bersih.

 Tujuan :
1. u/ meminimalkan risiko pencemaran produk
(partikulat, mikroba)
2. Tiap kegiatan butuh tingkat kebersihan tertentu t/u
dalam kondisi operasional
RUANG PRODUKSI


Keadaan Operasional dan Non-operasional
 Kondisi “operasional”
fasilitas dalam keadaan berjalan sesuai SOP dengan sejumlah tertentu personil yang
sedang bekerja.

 Keadaan “non-operasional”
fasilitas terpasang dan beroperasi, lengkap dengan peralatan produksi tetapi tidak
ada personil.
Keadaan Operasional dan Non-operasional

 Agar tercapai kondisi “operasional”


Area harus didesain u/ mencapai tingkat kebersihan udara pada
kondisi “non-operasional”.

 Perhitungan Jumlah partikulat keadaan “non-operasional”


setelah kegiatan selesai dan tanpa personil, dicapai segera
setelah waktu pembersihan 15 – 20 menit.
HVAC
Kelas A

 Harus terpasang unit aliran udara laminar (laminar air flow)


dengan kecepatan merata : 0,36 – 0,54 atau (0.45±20%)
m/detik pada posisi kerja

 Aliran udara laminar dengan kecepatan lebih rendah dapat


digunakan pada isolator tertutup dan kotak bersarung
tangan.
CPOB 2001
JUMLAH MAX. PARTIKULAT U/ TIAP KELAS KEBERSIHAN
USP 〈797〉
Pharmaceutical Compounding—Sterile Preparations)
CPOB 2012/ ISO 14644-1
JUMLAH MAX. PARTIKULAT U/ TIAP KELAS KEBERSIHAN
BATAS MICROBA AREA BERSIH

Catatan: (*) Nilai rata-rata


(**) Cawan papar dapat dipaparkan kurang dari 4 jam
PEMANTAUAN PARTIKEL
DI RUANG BERSIH

Kelas A
 dilakukan selama proses kritis
a. bahan/produk terpapar lingkungan secara langsung
b. perakitan alat

Tidak dilakukan  jika kontaminan dapat merusak alat


penghitung partikel/ menimbulkan bahaya
misal organisme hidup dan bahan berbahaya radiologis 
dilakukan sebelum terpapar risiko tersebut
PEMANTAUAN PARTIKEL DI RUANG
BERSIH

Kelas B
 Pemantauan berkesinambungan saat penanganan wadah belum
tertutup utuh / sempurna, (vial setengah-tertutup dengan
stopper ).

Alarm
deteksi u/ Kejadian yang bersifat sementara dan kegagalan sistem
bila batas waspada terlampaui.
Pengambilan Sampel Udara

 Pengambilan sampel udara min. 1 m3 (30’) per lokasi


pengambilan sampel.
a. dilakukan dengan cepat
b. terhubung dengan pergerakan partikel pada saat ada
kegiatan nyata
c. dapat memicu alarm sehingga operator segera
mengetahui situasi (jika TMS).

MS  diperoleh hasil stabil dan memenuhi persyaratan


selama 5 hari berturut-turut pada kondisi non-operasional.
Volumetric air-Particle counter

 DIUTAMAKAN : alat penghitung partikel portabel dengan


selang pendek
Volumetric air-Particle counter

 TIDAK DIUTAMAKAN :
Alat penghitung dengan probe ber-selang panjang  risiko terlalu banyak partikel
(terutama partikel 5 μm) melekat pada dinding selang.
 SISTEM MANIFOLD : tidak cocok u/ Kelas A danB  keterlambatan respon
Volumetric air-Particle counter

Kelas A dan B
PENTING!
Gagal deteksi  terdapat sejumlah partikel ukuran > 5,0 μm.
 Hasil pembacaan semu dari :
a. lonjakan elektris
b. stray light
c. kejadian tidak terduga : sistem tata udara, mesin pengisi,
indikasi kebiasaan yang kurang sesuai selama perakitan alat
dan kegiatan rutin.
CIP-SIP PERALATAN

 Clean in place/CIP
Peralatan biasanya melepas partikel udara dan terpasang
tetap  alat harus dapat dibersihkan ditempatnya
terdiri dari penyemburan/fluss, pembilasan, sanitasi berupa
bahan kimia

 SIP (Sterilitation in place)


u/ mengurangi cemaran mikroba pada peralatan (dapat
mensanitasi/ mensterilkan alat)
BANGUNAN DAN FASILITAS
AREA BERSIH

Kelas A dan B

 didesain semua kegiatan


dapat diamati dari luar.
 Semua permukaan yang
terpapar : halus, kedap air
dan tidak retak
 mengurangi pelepasan/
akumulasi partikel/
mikroba (memungkinkan
penggunaan berulang bahan
pembersih dan bahan
disinfektan.)
BANGUNAN DAN FASILITAS
AREA BERSIH

Kelas A dan B

 Bak cuci dan drainase dilarang

 Saluran pembuangan pada daerah yang lebih rendah tingkat


kebersihannya,  dilengkapi falve atau penutup air untuk
mencegah aliran balik.
BANGUNAN DAN FASILITAS
AREA BERSIH

Kelas A dan B

 Tidak ada bagian yang sukar dibersihkan :


1. lis yang menonjol
2. rak, lemari serta peralatan dalam jumlah terbatas
3. Pintu pintu sorong hendaklah dihindarkan
4. Sealed False ceilings

 Area bersih produksi steril tidak boleh digunakan untuk kegiatan


pengujian sterilitas dan pengujian mikrobiologis lain.
RUANG GANTI PAKAIAN

 hanya u/ personil dan tidak u/ lalu lintas bahan, wadah dan peralatan.

 Tingkat kebersihan Kondisi ”non-operasional” sama dengan ruang


berikutnya Tidak boleh ada perubahan >1 kelas kebersihan
Contoh: Jalan masuk dari Kelas D terhubung dengan airlock Kelas C,
yang kemudian menuju ke ruang ganti Kelas B untuk menuju ke ruang
bersih Kelas B.

 Fasilitas pencucian tangan ? Kaca?

 ”sink airlock” dan ”bubble airlock”.


AIR LOCK
RUANG PENYANGGA

 Pintu-pintu ruang penyangga udara tidak dibuka secara


bersamaan  Alarm visual dan/atau audio jika terbuka pada
saat yang bersamaan.

 Pasokan udara yang disaring dapat menjaga perbedaan


tekanan positif pada seluruh kondisi “operasional” dan dapat
membilas area tersebut dengan efektif  alarm kegagalan
pasokan udara
RUANG PENYANGGA

 Ruang bersebelahan dengan kelas kebersihan yang berbeda


hendaklah mempunyai perbedaan tekanan berkisar 10 - 15
pascal (nilai acuan).
RUANG PENYANGGA


Latihan

1. Apakah proses sterilisasi sudah menjamin produk steril?


2. Mixing infus RL dengan sterilisasi akhir dapat dilakukan
diruang kelas C SEBAB Ruang klas A tidak boleh digunakan
selain untuk filling process
3. Kepanjangan dari AHU, LAF dan HVAC adalah ...
4. Mengapa tipe ventilasi unidirectional menggunakan kecepatan
aliran udara 0.36-0.54 m/s?
5. 3 upaya mencegah kontaminasi di ruang bersih yaitu ....

Anda mungkin juga menyukai