Disusun Oleh:
Kelompok 2
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
kasih–Nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konservasi
Ekosistem Mangrove di Pulau Enggano Sebagai Habitat Buaya Muara” tepat pada
waktunya. Proses penyusunan makalah ini melibatkan banyak pihak terkait. Untuk itu,
tim penyusun mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan
dengan tulus, terutama kepada :
1. Allah SWT. yang telah memberikan kelancaran dalam penyusunan makalah
dengan judul “Konservasi Ekosistem Mangrove di Pulau Enggano Sebagai
Habitat Buaya Muara”
2. Bapak Aradea Bujana Kusuma, S. Si., M. Si, bapak Dr. Yar Johan, S. Pi., M. Si
dan Ibu Dewi Purnama, S. Pi., M. Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hayati Laut.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil dan moril.
4. Teman – teman Mahasiswa/i Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu yang telah
mendukung dan memotivasi tim penyusun.
5. Semua kepada pihak yang telah mendukung .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Remotely Operated Vehicle (ROV) .................................... 3
2.2 Remotely Operated Vehicle (ROV .................................................. 4
2.3 Klasifikasi Remotely Operated Vehicle (ROV) .............................. 4
2.4 Kontruksi dari Remotely Operated Vehicle (ROV)......................... 6
2.5 Perancangan Sistem Remotely Operated Vehicle (ROV) ............... 12
2.6 Pemrograman Remotely Operated Vehicle (ROV) ......................... 14
2.1 Konservasi
Ditinjau dari bahasa, konservasi berasal dari kata conservation, dengan pokok kata
to conserve (Bhs inggris) yang artinya menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau
merugikan. Sedangkan sumber dalam alam sendiri merupakan salah satu unsur dari
lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non
hayati, serta seluruh gejala keunikan alam, semua ini merupakan unsur pembentuk
lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang
sama tingkatannya.
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber
daya alam (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi
kiamia atau transformasi fisik.
3. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
4. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
Dari sedikit uraian tersebut diatas, maka konservasi sumber daya alam dapat
diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas keanekaragamannya.
2.2 Mangrove
Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki peranan yang
sangat penting, bukan hanya bagi kehidupan manusia tetapi juga bagi hewan – hewan
yang hidupnya bergantung di daerah kawasan mangrove. Mangrove hanya dapat tinggal
di daerah pantai yang selalu tergenang air laut yang pasang surut. Hutan mangrove
merupakan vegetasi yang mampu tumbuh pada pantai yang terlindung. Susunan jenis dan
kerapatan tegakan pada wilayah mangrove sangat dipengaruhi oleh susunan kondisi tanah
Dalam pertumbuhannya, mangrove memiliki beberapa faktor lingkungan penting yang
harus diperhatikan diantaranya yaitu salinitas, temperatur, pH, musim, pasang surut air
laut dan saluran air. Selain itu yang memberi pengaruh penting lainnya yaitu substrat atau
sedimen.
Mangrove atau hutan mangrove mempunyai manfaat ganda dan merupakan mata
rantai yang sangat penting dalam memelihara keseimbangan biologi di suatu perairan.
Selain itu hutan mangrove merupakan suatu kawasan yang mempunyai tingkat
produktivitas tinggi. Tingginya produktivitas ini karena memperoleh bantuan energi
berupa zat-zat makanan yang diangkut melalui gerakan pasang surut. Keadaan ini
menjadikan hutan mangrove memegang peranan penting bagi kehidupan biota seperti
ikan, udang, moluska, bauaya muara dan lainya. Selain itu hutan mangrove juga berperan
sebagai pendaur zat hara, penyedia makanan, tempat memijah, berlindung dan tempat
tumbuh. Hutan mangrove sebagai pendaur zat hara, karena dapat memproduksi sejumlah
besar bahan organik yang semula terdiri dari daun, ranting dan lainnya. Kemudian jatuh
dan perlahan-lahan menjadi serasah dan akhirnya menjadi detritus. Proses ini berjalan
lambat namun pasti dan terus menerus sehingga hasil proses pembusukan ini merupakan
bahan suplai makanan biota air (Haloho, 2014).
Ekosistem mangrove hanya didapati di daerah tropik dan sub-tropik. Ekosistem
mangrove dapat berkembang dengan baik pada lingkungan dengan ciri-ciri ekologik
sebagai berikut:
1. Jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir dengan bahan-bahan yang berasal
dari lumpur, pasir atau pecahan karang;
2. Lahannya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun hanya tergenang
pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan ini akan menentukan komposisi
vegetasi ekosistem mangrove itu sendiri;
3. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat (sungai, mata air atau air tanah)
yang berfungsi untuk menurunkan salinitas, menambah pasokan unsur hara dan
lumpur;
4. Suhu udara dengan fluktuasi musiman tidak lebih dari 5ºC dan suhu rata-rata di bulan
terdingin lebih dari 20ºC;
5. Airnya payau dengan salinitas 2-22 ppt atau asin dengan salinitas mencapai 38 ppt;
6. Arus laut tidak terlalu deras;
7. Tempat-tempat yang terlindung dari angin kencang dan gempuran ombak yang kuat;
8. Topografi pantai yang datar/landai.