Anda di halaman 1dari 5

Kliping Biologi

PERTUMBUHAN PADA MANUSIA


RAKSASA DAN MANUSIA
KERDIL
DISUSUN OLEH

META PUSPITA DEWI A. ZEES

XII IPA-5

SMA NEGERI 1 LIMBOTO


PERTUMBUHAN PADA MANUSIA RAKSASA
DAN MANUSIA KERDIL

1. GIGANTISME(Manusia Raksasa)

Manusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila tinggi badan


mencapai dua meter atau lebih. Penyebab utama gigantisme adalah kelebihan hormone
pertumbuhan / growth hormone. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone
pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa
pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor
pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan.
Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau
lebih dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjdi keran jaringan lunak seperti otot dan
lainnya tetap tumbuh. gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar
hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.Yang lebih bahaya
adalah bila kelebihan hormone pertumbuhan terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau
lempeng epifisis menutup karena akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada tulang
akral tanpa diikuti pertumbuhan jaringan lunak disekitarnya yang disebut akromegali.
Penebalan tulang terutama pada wajah dan anggota gerak. Akibat penonjolan tulang rahang
dan pipi, bentuk wajah menjadi kasar secara perlahan dan tampak seperti monyet. Tangan
dan kaki membesar dan jari-jari tangan kaki dan tangan sangat menebal. Sering terjadi
gangguan saraf perifer akibat penekanan saraf oleh jaringan yang menebal. Dan karena
hormone pertumbuhan mempengaruhi metabolisme beberapa zat penting tubuh, penderita
sering mengalami problem metabolisme termasuk diabetes mellitus.

Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormone pertumbuhan tak lain
adalah pengangkatan tumor pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek
negative darinya

2. DWARFISM (Manusia Kerdil)


Dwarfism (Manusia Kerdil) yaitu gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada
fungsi hormone pertumbuhan / growth hormone. Gejalanya berupa badan pendek, gemuk,
muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil), pematangan tulang yang terlambat,
lipolisis (proses pemecahan lemak tubuh) yang berkurang, peningkatan kolesterol total /
LDL, dan hipoglikemia. Biasanya intelengensia / IQ tetap normal kecuali sering terkena
serangan hipoglikemia berat yang berulang.

Hormon pertumbuhan ini diproduksi oleh somatrotop (bagian dari sel asidofilik) yang
ada di kelenjar hipofisis. Hormon ini merupakan hormon yang penting untuk pertumbuhan
setelah kelahiran dan metabolism normal karbohidrat, lemak, nitrogen serta mineral. Hormon
ini tidak bekerja secara langsung dalam mempengaruhi pertumbuhan, tetapi melalui
perantaraan suatu peptide yang disebut somatomedin (IGF I dan IGF II) yang produksinya
diinduksi oleh hormone pertumbuhan. Somatomedin yang produksi utamanya di hati ini
dipengaruhi juga oleh usia dan status gizi seseorang. Somatomedin inilah yang akan
berikatan dengan reseptor-reseptor dalam sel tubuh guna merangsang pertumbuhan melalui :

– Sistesis protein. Hormone pertumbuhan akan meningkatkan produksi protein dan


transportasinya ke sel-sel otot sehingga merangsang pertumbuhan otot dan jaringan pada
umumnya.
– Metabolisme karbohidrat. Hormone pertumbuhan memiliki efek antagonis terhadap
insulin sehingga meningkatkan kadar gula dalam darah, yang nantinya akan meningkatkan
proses konversi karbohidrat menjadi protein.
– Metabolisme lemak. Hormone pertumuhan akan meningkatkan penguraian lemak tubuh
menjadi asam lemak bebas dan gliserol sehingga kadar lemak dalam darah meningkat.
– Metabolisme mineral. Hormone pertumbuhan meningkatkan kadar kalsium, magnesium
serta fosfat sehingga merangsang pertumbuhan panjang dari tulang keras dan pertumbuhan
tulang rawan terutama pada anak-anak.
– Efek mirip prolaktin sehingga merangsang kelenjar payudara dan produksi susu saat
kehamilan.

Kekurangan hormone pertumbuhan ini akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan otot
serta mengganggu metabolisme karbohidrat, lemak dan mineral yang bermanifestasi menjadi
cebol. Ada dua sebab kekurangan hormone pertumbuhan yaitu :

– Kekurangan hormone pertumbuhan yang congenital (bawaan) yaitu karena produksinya


memang kurang atau karena reseptor dalam sel yang kurang atau tidak sensitive terhadap
ragsangan hormone. Biasanya gejala mulai tampak sejak bayi hingga puncaknya pada
dewasa, jadi dari kecil postur tubuhnya selalu lebih kecil dari anak yang lain. Misalnya
karena agenesis hipofisis atau defek /mutasi dari gen tertentu yang menyebabkan kurangnya
kadar hormone seperti sindroma laron dan fenomena pada suku pygmi di afrika.

– Kekurangan hormone pertumbuhan yang didapat. Biasanya gejala baru muncul pada
penghujung masa kanak-kanak atau pada masa pubertas, jadi saat kecil sama dengan yang
lain, namun kemudian tampak terhentinya pertumbuhan sehingga menjadi lebih pendek dari
yang lain. Kadang juga disertai gejala-gejala lain akibat kurangnya hormone-hormon lain
yang juga diproduksi hipofisis. Penyebab paling sering adalah tumor pada hipothalamus –
kelenjar hipofisis seperti kraniofaringioma, glioma, histioma atau germinoma. Iradiasi kronis
juga dapat mengurangi produksi hormone.

Terapi untuk cebol akibat kekurangan hormone pertumbuhan dapat berupa pemberian
hormone pertumbuhan dari luar terutama pada produksi yang berkurang atau tumor pada
hipofisis setelah tumor diatasi terlebih dahulu. Sedangkan pada reseptor yang kurang atau
resisten terhadap hormone belum ada terapi yang dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai