Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SALURAN

PERNAFASAN YANG DIPICU PENGGUNAAN AIR


CONDITIONER (AC) DENGAN METODE DEMPSTER SHAFER

Novy Akti Handayani


Irawan Dwi Wahyono
1
Teknik Informatika, Universitas Kanjuruhan Malang, novyakti77@gmail.com
2
Teknik Informatika, Universitas Kanjuruhan Malang, irawan2712@gmail.com

Abstrak
Sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan
bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh
para ahli. Salah satu penerapan sistem pakar dapat digunakan untuk diagnosa penyakit saluran
pernafasan yang dipicu penggunaan Air conditioner (AC). Penyakit saluran pernafasan
merupakan sekelompok penyakit kompleks dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai
penyebab dan dapat mengenai setiap lokasi di sepanjang saluran nafas. Penyakit saluran
pernafasan merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan.
Metode dempster shafer merupakan metode penalaran non monotonis yang digunakan untuk
mencari ketidakpastian akibat adanya penambahan maupun pengurangan fakta baru yang akan
merubah aturan yang ada, sehingga metode dempster shafer memungkinkan seseorang aman
dalam melakukan pekerjaan seorang pakar, sekaligus dapat mengetahui probabilitas atau
presentase dari penyakit yang mungkin diderita. Hasil uji coba 10 kasus didapatkan persentase
sebesar 100% nilai kebenaran antara perhitugan manual dan sistem dari prediksi diagnosa
yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pakar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sistem pakar yang telah dibangun dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit saluran
pernafasan yang dipicu penggunaan Air conditioner (AC) dengan metode dempster shafer.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Penyakit Saluran Pernafasan, Metode Dempster Shafer

Abstract
Expert systems are systems that are designed and implemented using a specific
programming language to be able to solve the problem as human experts did. One of expert
systems applications can be used for diagnosing respiratory disease triggered by the use of Air
conditioner (AC). Respiratory disease is a complex and heterogeneous group of diseases caused
by a variety of causes and be able to spread to any location in respiratory organ. Respiratory
disease is a major cause of patient visiting to health facilities. Dempster Shafer method is non
monotonic reasoning method used to find uncertainty due to addition or subtraction of new
facts that would change the existing rules, thus dempster shafer method allows a person doing
save as expert, this method also can determine the probability or percentage of disease that may
suffered. Based on test results in 10 cases it obtains 100 % of truth values between manual
calculation and the predictive diagnosis system according to the knowledge of experts. It can be
concluded that the expert system using dempster shafer method that has been built can be used
to diagnose respiratory disease triggered by the use of Air Conditioner (AC).

Keywords : Expert System , Respiratory Diseases , Dempster Shafer Method


1. Pendahuluan mengetahui probabilitas atau presentase
dari penyakit yang mungkin diderita.
Penyakit saluran pernafasan
merupakan penyakit yang masih menjadi 2. Tinjauan Pustaka
masalah dalam kesehatan masyarakat,
diderita oleh anak-anak sampai dewasa. 2.1 Sistem Pakar
Penyebab penyakit saluran pernafasan
terdiri dari 300 jenis jamur, virus dan Sistem pakar adalah sistem yang
bakteri. Penyebaran jamur, virus dan didesain dan diimplementasikan dengan
bakteri tersebut bisa melalui pertukaran bantuan bahasa pemrograman tertentu
udara saat bernafas. Salah satu faktor untuk dapat menyelesaikan masalah seperti
pemicu penyakit saluran pernafasan yaitu yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan
penggunaan Air Conditioner (AC). Air dengan sistem ini, orang awam dapat
Conditioner (AC) yang jarang dibersihkan menyelesaikan masalah tertentu baik sedikit
dan dalam keadaan kotor akan menjadi rumit ataupun rumit sekalipun tanpa
tempat nyaman bagi mikroorganisme untuk bantuan para ahli dalam bidang tertentu
berkembang berbiak. Kondisi tersebut (Suyoto, 2004).
mengakibatkan kualitas udara dalam Konsep dasar dari suatu sistem
ruangan menurun dan tercemar sehingga pakar mengandung beberapa unsur/elemen,
secara berlanjut dapat mengeluarkan bahan yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian,
polutan berupa jamur, virus dan bakteri inferensi, aturan, dan kemampuan
yang dapat menimbulkan berbagai menjelaskan. Keahlian merupakan suatu
gangguan kesehatan salah satunya penyakit penguasan pengetahuan dibidang tertentu
saluran pernafasan. yang didapatkan dari pelatihan, membaca
Dampak pencemaran udara dalam atau pengalaman (Arhami, 2005).
ruangan ber-Air Conditioner (AC) terhadap
organ tubuh yang berhubungan langsung 2.2 Metode Dempster Shafer
dengan udara berupa infeksi pada saluran
pernafasan seperti batuk, kesulitan bernafas, Menurut Brigida (2013) teori
sakit tenggorokan, demam, nafas berbunyi Dempster-Shafer adalah suatu teori
mengi, sesak nafas, dan nyeri dada yang matematika untuk pembuktian hipotesa
merupakan gejala penyakit saluran berdasarkan belief functions and plausible
pernafasan. Selama ini dokter dalam reasoning (fungsi kepercayaan dan
mendiagnosa pasien secara manual yaitu pemikiran yang masuk akal), yang
pasien menjelaskan gejala-gejala yang digunakan untuk mengkombinasikan
dirasakan, sehingga terkadang masih terjadi potongan informasi yang terpisah (bukti)
kekurangan dalam mendiagnosa pasien. untuk mengkalkulasi kemungkinan dari
Perlu dibangun suatu sistem pakar tentang suatu peristiwa. Teori dempster shafer
penyakit saluran pernafasan yang dipicu berdasarkan dua gagasan yaitu gagasan
penggunaan Air Conditioner (AC) untuk untuk memperoleh derajat kepercayaan dari
memperoleh suatu solusi berdasarkan berbagai kemungkinan yang bersifat
diagnosa dini penyakit yang diderita. Proses subyektif dan aturan dempster shafer
pelacakan kesimpulan terkadang sendiri untuk mengkombinasikan derajat
mengalami faktor penghambat karena tingkat kepercayaan berdasarkan bukti yang
adanya perubahan terhadap pengetahuan diperoleh. Secara umum teori dempster
yang menyebabkan proses penentuan shafer ditulis dalam suatu interval:
kesimpulan juga mengalami perubahan. [Belief,Plausibility] Persamaan (1)
Dalam sistem pakar hal ini disebut dengan a. Belief
faktor ketidakpastian dimana salah satu Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan
metode yang dapat digunakan yaitu metode evidence (gejala) dalam mendukung suatu
dempster shafer yang memungkinkan himpunan bagian. Memilik rentang antara 0
seseorang aman dalam melakukan (maka mengindikasikan bahwa tidak ada
pekerjaan seorang pakar, sekaligus dapat
evidence), sampai 1 menunjukan adanya 2.3 Penyakit Saluran Pernafasan
kepastian.
b. Plausibility Masuknya kuman berupa virus dan
(Pl) dinotasikan sebagai: bakteri atau mikroorganisme ke dalam
Pl(s)= 1 – Bel(¬s) Persaman (2) tubuh manusia dan berkembang biak
Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika sehingga menimbulkan gejala penyakit
kita yakin akan ¬s, maka dapat dikatakan dimulai dari hidung sampai alveoli beserta
bahwa Bel(¬s)=1, dan Pl(¬s)=0. organ adneksa seperti sinus-sinus, rongga
Plausability akan mengurangi tingkat telinga dan pleura. Pada umumnya suatu
kepercayaan dari evidence. Pada teori penyakit saluran pernafasan dimulai dengan
Dempster-Shafer kita mengenal adanya keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang
frame of discernment yang dinotasikan ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin
dengan θ (theta) dan mass function yang gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila
dinotasikan dengan m. Frame ini semakin berat dapat jatuh dalam keadaan
merupakan semesta pembicaraan dari kegagalan pernafasan dan mungkin
sekumpulan hipotesis sehingga disebut meninggal (Depkes RI, 2008).
environment.
Misalkan: θ = {P1,P2,P3,P4,P5} 2.4 Air Conditioner (AC)
Dengan :
θ = frame of discrement atau environment Air Conditioner (AC) merupakan
P1 = Asma sebuah alat yang mampu mengkondisikan
P2 = Bronkitis udara. Dengan kata lain, Air Conditioner
P3 = Influenza (AC) berfungsi sebagai penyejuk udara
P4 = Pneumonia yang diinginkan (sejuk atau dingin) dan
P5 = TBC nyaman bagi tubuh. Air Conditioner (AC)
c. Mass Function Lebih Banyak digunakan di wilayah yang
Mass function atau yang beriklim tropis dengan kondisi
dinotasikan (m) dalam teori dempster temperatur udara yang relatif tinggi (panas).
shafer adalah tingkat kepercayaan dari Bagian-bagian Air Conditioner (AC)
suatu evidence (gejala). Untuk mengatasi diantaranya adalah (Anneahira, 2012).
sejumlah evidence pada teori dempster
shafer menggunakan aturan yang lebih 3. Pembahasan
dikenal dengan dempster’s rule of
combination. Misalkan diketahui X adalah 3.1 Analisis Pengumpulan data
sub-set dari dengan m1 sebagai fungsi
densitasnya, dan Y juga merupakan sub-set Pengumpulan data dilakukan untuk
dari dengan m2 sebagai fungsi memperoleh beberapa informasi yang
densitasnya, maka dapat dibentuk suatu berkaitan dalam pembuatan aplikasi
fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3. sistem pakar diagnosa penyakit saluran
Fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3 pernafasan yaitu, berupa data gejala dan
dibentuk dengan persamaan dibawah ini. data penyakit. Data-data yang diperoleh
selama proses pengumpulan data diperoleh
m1 ( X ).m2 (Y )
m3 ( z )
x y z dari hasil wawancara dengan seorang pakar
1 x y
m1 ( X ).m2 (Y ) yaitu dokter, perawat, dan didukung oleh
Dengan : buku, jurnal, serta browsing internet yang
m1 (X) adalah mass function dari evidence berhubungan dengan penyakit saluran
(X). pernafasan. Data-data tersebut yang
m2 (Y) adalah mass function dari evidence kemudian diproses oleh sistem sehingga
(Y). menjadi data input dan data outputnya.
m3(Z) adalah mass function dari evidence Z 1. Data Gejala
X∩Y = Ø adalah Himpunan kosong antara Data-data gejala yang digunakan
evidence X dan evidence Y dalam sistem pakar penyakit saluran
pernafasan yang dipicu penggunaan Air
Conditioner (AC) ini berjumlah 23 gejala. Tabel 3 tabel Keputusan
Adapun data-data gejala tersebut dapat Kode Kode Penyakit
Gejala
Gejala P1 P2 P3 P4 P5
dilihat pada tabel dibawah ini : Badan terasa sakit
Tabel 1 Data Gejala G1 terutama pada *
Kode bagian punggung
Gejala
Gejala Batuk berdahak
G2 *
Badan terasa sakit terutama pada bagian kuning
G1
punggung Batuk berdahak
G3 *
G2 Batuk berdahak kuning putih
G3 Batuk berdahak putih Batuk berdahak *
Batuk berdahak putih, kuning dan disertai G4 putih, kuning dan
G4 disertai darah
darah
G5 Batuk berdahak setelah 2-3 hari Batuk berdahak *
G5
G6 Batuk kering setelah 2-3 hari
Batuk menetap lebih dari 1 bulan apabila G6 Batuk kering *
G7 Batuk menetap *
sering menggunakan AC
G8 Berkeringat pada malam hari tanpa sebab lebih dari 1 bulan
G7
Demam disertai menggigil ketika apabila sering
G9 menggunakan AC
menggunakan AC terlalu dingin
Hidung mampet, meler dan bersin-bersin Berkeringat pada *
G10 G8 malam hari tanpa
terlalu lama diruangan ber-AC
Iritasi mata, mata berair, mata merah saat sebab
G11 Demam disertai *
terpapar udara AC
G12 Kesulitan bernafas menggigil ketika
G9
Nafas tersengal-sengal setelah terkena menggunakan AC
G13 terlalu dingin
udara dari AC
G14 Nafsu makan dan berat badan turun Hidung mampet,
G15 Nyeri dada meler dan bersin-
Sakit kepala ketika terlalu lama diruangan G10 bersin terlalu *
G16 lama diruangan
ber-AC
ber-AC
G17 Sakit tenggorokan
Iritasi mata, mata
G18 Sesak didada
berair, mata
G19 Sesak nafas saat menggunakan AC
G11 merah saat *
G20 Sesak nafas kumat-kumatan
terpapar udara
Sesak nafas setelah melakukan aktifitas AC
G21
berat Kesulitan
G22 Suara nafas mengi G12 *
bernafas
G23 Susah tidur Nafas tersengal-
2. Data Penyakit G13
sengal setelah
*
terkena udara dari
Jumlah penyakit saluran pernafasan AC
yang diolah dala sistem pakar saluran Nafsu makan dan
G14 *
pernafasan yang dipicu penggunaan Air berat badan turun
G15 Nyeri dada *
Conditioner (AC) ini ada 5 macam Sakit kepala
penyakit. Adapun data-data penyakit dapat ketika terlalu
G16 *
dilihat pada tabel dibawah ini : lama diruangan
ber-AC
Tabel 2 Data Penyakit G17 Sakit tenggorokan *
Kode Penyakit Nama Penyakit G18 Sesak didada *
P1 Asma Sesak nafas saat
P2 Bronkitis G19 *
menggunakan AC
P3 Influenza Sesak nafas
P4 Pneumonia G20 *
kumat-kumatan
P5 TBC Sesak nafas
setelah
G21 *
3.2 Tabel Keputusan melakukan
aktifitas berat
Dari pengetahuan berupa gejala Suara nafas
G22 *
dan penyakit saluran pernafasan yang mengi
dipicu penggunaan Air Conditioner (AC), G23 Susah tidur *

maka dapat dibuat tabel keputusan berupa


keterkaitan yang ada antara gejala dan 3.3 Aturan (Rule)
penyakit saluran pernafasan. Berikut tabel
keputusan dapat dilihat pada tabel dibawah Basis aturan diambil dari tabel
ini: keputusan yang ada kemudian disusun
dalam bentuk aturan (rule) yang dapat Gejala ke-2 : Hidung mampet, meler
dilihat pada tabel dibawah ini: dan bersin-bersin terlalu lama
Tabel 4 Aturan (Rule) diruangan ber-Air Conditioner (AC)
Aturan (G10).
Kaidah Produksi (AND)
(Rule)
IF G3 AND G18 AND G19 AND G20 Kemudian diketahui juga nilai
R1
AND G22 THEN P1 kepercayaan yang diberikan oleh
IF G2 AND G5 AND G6 AND G12 dokter setelah dilakukan observasi
R2
THEN P2
IF G1 AND G9 AND G10 AND G11 terhadap (G10) sebagai gejala dari
R3
AND G16 AND G17 THEN P3 {P3} adalah sebesar 0,9, maka sesuai
IF G8 AND G13 AND G15 AND G21 dengan rumus dempster shafer
R4
THEN P4
IF G4 AND G7 AND G14 AND G23 diperoleh :
R5
THEN P5 m2{P1} = 0,9
m2 {θ} = 1 - 0,9 = 0,1
3.4 Analisis Metode Dempster Shafer Munculnya gejala baru tersebut
mengharuskan untuk menghitung densitas
Pada metode dempster shafer baru untuk beberapa kombinasi (m3), untuk
dibutuhkan seorang pakar untuk memudahkan perhitungan terlebih dahulu
menentukan sebuah nilai belief himpunan-himpunan bagian yang terbentuk
(kepercayaan) yang mempunyai nilai antara dibawa ke bentuk tabel seperti berikut :
0 sampai 1, kemudian dengan adanya Tabel 5 Aturan kombinasi untuk
nilai belief maka akan ada nilai m3
plausability (kemasukakalan) untuk m2{P3} 0,9 m2{θ} 0,1
m1{P3} 0,8 { P3} 0,72 {P3} 0,08
mengetahui nilai kemungkinan hasil m1{θ} 0,2 {P3} 0,18 {θ} 0,02
diagnosa penyakit dilakukan penghitungan
nilai kemungkinan dengan menggunakan
metode dempster shafer yang juga
mempunyai nilai antara 0 sampai 1. Proses Selanjutnya pasien merasakan gejala
pengujian sistem berupa masukkan data lain yaitu batuk berdahak kuning.
gejala yang dialami pasien. Contoh
Gejala ke-3 : Batuk berdahak kuning
penerapan perhitungan metode dempster
(G2)
shafer sebagai berikut :
Nilai kepercayaan yang diberikan oleh
Seorang pasien ketika periksa
dokter setelah dilakukan observasi
mengalami gejala demam disertai
terhadap (G2) sebagai gejala dari {P2}
menggigil ketika menggunakan Air
adalah sebesar 0,6, maka sesuai dengan
Conditioner (AC) terlalu dingin, dari
rumus dempster shafer diperoleh :
diagnosa dokter kemungkinan penyakit
m4{P4} = 0,6
yang diderita adalah penyakit pada
m4 {θ} = 1 – 0,6 = 0,4
Influenza {P3}.
Munculnya gejala baru tersebut
Gejala ke-1 : Demam disertai menggigil mengharuskan untuk menghitung densitas
ketika menggunakan Air Conditioner baru untuk beberapa kombinasi (m5), untuk
(AC) terlalu dingin (G9). memudahkan perhitungan terlebih dahulu
Apabila diketahui nilai kepercayaan himpunan-himpunan bagian yang terbentuk
yang diberikan oleh dokter setelah dibawa ke bentuk tabel seperti berikut :
dilakukan observasi terhadap (G9) Tabel 6 Aturan kombinasi untuk
sebagai gejala dari {P3} adalah sebesar m5
0,9 maka sesuai dengan rumus m4{P2} 0,6 m4{θ} 0,4
dempster shafer diperoleh : m3{P3} 0,98 {Ø} 0,588 {P3} 0,392
m1{P5} = 0,8 m3{θ} 0,02 {P2} 0,012 {θ} 0,008
m1{θ} = 1 – 0,8 = 0,2
Kemudian pasien merasakan gejala
baru yaitu hidung mampet, meler dan
bersin-bersin terlalu lama diruangan ber-Air
Conditioner (AC).
Berdasarkan gejala yang muncul dari dan himpunan relasi yang masing-
contoh diatas nilai keyakinan yang terbesar masing dilengkapi atribut-atribut yang
terdapat pada P3 dengan nilai 0,951456 x mempresentasikan seluruh fakta. Pada
100% = 95,1456% sistem pakar ini terdapat 3 entitas pada
entity relationship diagram (ERD) yang
3.5 Analisa Penelusuran Mesin Inferensi
terdiri dari pasien, penyakit, dan gejala.
Analisa penelusuran pada sistem Adapun gambar entity relationship
pakar untuk diagnosa penyakit saluran diagram (ERD) dapat dilihat ada
pernafasan yang dipicu penggunaan Air gambar dibawah ini :
Conditioner (AC) ini mempunyai pola Umur
Alamat
Jenis kelamin
seperti penalaran maju (forward chaining) NmPasien
Penyakit

Kemungkinan KdGejala NmGejala


karena sistem menampilkan gejala terlebih NoRegistrasi Tanggal
dahulu. Oleh karena itu, sistem Pasien 1 Diagnosa N Gejala

menampilkan gejala-gejala umum yang N N N Penyakit


dirasakan oleh pasien. Berikut flowchart Mengetahui N Penyakit N Aturan
Gejala

mesin inferensi dapat dilihat pada gambar Densitas

dibawah ini : KdPenyakit Solusi


Gejala (G2) NmPenyakit Penyebab
Mulai
Densitas G2 Gejala > 1
(m2,{X}) Definisi
Gejala (G1)

Iterasi =
Iterasi+1
Densitas G1
(m1) Gambar 3 ERD
m1{?}= 1 – m1{X}
Tidak
Gejala
habis?
3.6.3 Hasil Pengujian
Tidak Banyaknya
Ya gejala = 1

Ya
Pengujian Tampilan
Max(m{})
Penyakit =
{X}

Pada contoh pengujian diberikan 2


Penyakit = yang Selesai
memiliki densitas masukan gejala yang dirasakan oleh pasien
terbesar
yaitu batuk menetap lebih dari 1 bulan
Gambar 1 Flowchart Mesin Inferensi apabila sering menggunakan AC dan susah
tidur. Masukan gejala dari user (pasien)
3.6 Analisis Perancangan Sistem dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

3.6.1 Diagram Konteks

Berikut diagram konteks dapat


dilihat pada gambar dibawah ini :
Login Login
Data Gejala
Data Penyakit
Data Aturan

Admin Sistem pakar Info Login Valid Pakar


Diagnosa Penyakit Saluran Data Gejala
Info Login Valid pernafasan yang Dipicu Data Penyakit
Info Laporan hasil diagnosa Penggunaan AC Dengan Data Aturan
Metode Dempster Shafer
Data Pasien
Data Gejala

Hasil Diagnosa Gambar 4 Masukan Gejala


Informasi Penyakit
User Setelah proses pengujian tersebut berhasil
dilakukan, maka akan muncul hasil
Gambar 2 Diagram Konteks
diagnosa berupa nomor registrasi, nama
jenis kelamin, umur, alamat dan hasil
3.6.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
kemungkinan penyakit yang dialami beserta
presentase nilai dari penyakit yang diderita
Model entitas yang berisi dimana berdasarkan pengujian tersebut
komponen-komponen himpunan entitas penyakit yang muncul adalah TBC dengan
densitas 0,9. Maka ditampilkan hasil sesuai dengan pengetahuan yang
diagnosa kemungkinan penyakitnya adalah dimiliki oleh pakar.
90% seperti dapat dilihat pada gambar 3.5
dibawah ini : 5. Saran

Berdasarkan pada pengujian yang


dilakukan berupa sistem pakar yang
digunakan untuk mendiagnosa penyakit
saluran pernafasan yang dipicu penggunaan
Air Conditioner (AC) masih ada
kekurangan, oleh karena itu maka saran
yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Sistem pakar ini agar dapat
dikembangkan cakupannya, sehingga
dapat diperoleh gangguan kesehatan
lain yang dapat dipicu oleh penggunaan
Air Conditioner (AC) .
Gambar 5 Hasil Diagnosa 2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat
mengunakan metode yang berbeda
Pengujian Akurasi misalnya menggunakan metode
Bayes, atau Certainty Factor (CF),
Dari hasil uji coba 10 kasus data serta bisa membandingkan efisiensi
diagnosa sistem pakar dengan hasil serta akurasi dengan metode dempster
diagnosa dokter didapatkan hasil sesuai. shafer.
Hasil dari uji 10 kasus ini dapat 3. Penelitian lebih lanjut diharapkan
dijadikan persentase bahwa dengan dapat mengembangkan model sistem
pengetahuan pakar yang dipergunakan berbasis web atau android.
didapatkan hasil 100% nilai kebenaran, jika
dengan gejala yang dimiliki pasien dihitung Daftar Pustaka
dengan sistem maupun manual maka akan
memberikan prediksi diagnosa yang sesuai Anneahira.2012.http://www.anneahira.com/
dengan pengetahuan yang dimiliki oleh air-conditioner.htm, diakses:14
pakar. April 2014.
Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar
4. Kesimpulan Sistem Pakar. Andi Offset.
Yogyakarta.
Setelah menganlisis, merancang Brigida. 2013. Teori Dempster Shafer.
dan menghasilkan sistem pakar untuk http://informatika.web.id/teori-
mendiagnosa penyakit saluran pernafasan dempster shafer.htm, diakses : 27
yang dipicu penggunaan Air Conditioner april 2014.
(AC) maka dapat diambil kesimpulan : Depkes RI. 2008. Pengertian Penyakit
1. Sistem pakar dengan metode Saluran Pernafasan. Skripsi Yang
Dempster-Shafer dapat dipergunakan Dipublikasikan Universitas
untuk mendiagnosa penyakit saluran Sumatera Utara. Sumatera Utara.
pernafasan yang dipicu penggunaan Air Desiani & Arhami. 2006. Konsep
Conditioner (AC) dengan masukkan Kecerdasan Buatan. Andi Offset.
berupa gejala yang dapat menghasilkan Yogyakarta.
nilai perhitungan beserta penyakitnya. Gozali, Achmad. 2010. Hubungan Antara
2. Hasil uji coba 10 kasus didapatkan Status Gizi Dengan Klasifikasi
persentase sebesar 100% nilai Pneumonia Pada Balita Di
kebenaran antara perhitugan manual Puskesmas Gilingan Kecamatan
dan sistem dari prediksi diagnosa yang Banjarsari Surakarta. Skripsi
dipublikasikan Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Innana, Hefvy. Tahun 2014. Di wawancara
oleh Novy. (05 Juni 2014). List
Pertanyaan. Koleksi pribadi.
Irwanti, Septiana. 2009. Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Paru Pada
Anak Berbasis Web. Tugas Akhir
Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan
Aplikasi. Andi Offset. Yogyakarta.
Pohan & Yuniva. 2012. Borland
Delphi 7. Bina Sarana Informatika.
Jakarta.
Prasetyo, Budi. 2010. Seputar Masalah
Asma. Divapress. Jakarta.
Putra, Firmansyah. 2011. Perancangan
Forward Chaining. Skripsi
Dipublikasikan UIN Syraif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Sofyan, Iwan Dwi Ali. 2013. Sistem pakar
untuk mendiagnosa penyakit ISPA
sebagai media pendukung
pendeteksi dini menggunakan
metode forward chaining berbasis
web. Skripsi Universitas
Kanjuruhan Malang. Malang.
Suyoto. 2004. Intelegensi Buatan Teori
Dan Pemrograman. Gava Media.
Yogyakarta.
Wiweka, Eriz P. 2013. Sistem Pakar
Diagnosa Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (Ispa)
Menggunakan Logika Fuzzy. Jurnal
Teknik Informatika, Universitas
Tanjungpura. Pontianak.
Wowor, Herry Chrisdiandy. 2013. Sistem
Informasi Distribusi Seng Pada
PT.Sermani Steel. Skripsi Yang
Dipublikasikan STMIK
KHARISMA.Makassar.
Yunida, Anik. 2014. Di wawancara
oleh Novy. (05 Juni 2014). List
Pertanyaan. Koleksi pribadi.
Yunus, Mahmud., Sigit Setyowibowo.
2006. Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Diagnosa Penyakit
Paruparu Dengan Metode Forward
Chaining. Jurnal Teknologi Sistem
Pakar Identifikasi Penyakit Paru-
Paru Menggunakan Metode
Informasi V.

Anda mungkin juga menyukai