Anda di halaman 1dari 38

SEMESTER 1

PRICILIA JULIANA SAMBUR


UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul KIMIA DASAR TEKNIK ini meskipun dengan sangat sederhana.

Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai
salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang


terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih
memperbaiki makalah ini. Terima Kasih.

Manado, 06 Desember 2018

Pricilia Juliana Sambur

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 1 | 37
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Semen 4-5
B. Agregat 6-10
C. Kayu 11-14
D. Gypsum 15-16
E. Karet dan Polimer 17-20
F. Besi dan Baja 21-29
G. Bambu dan Kaca 30-33
H. Aspal 34-37
BAB IV : PENUTUP
A. Ucapan Terima Kasih

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 2 | 37
LATAR BELAKANG

Ilmu Kimia adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari atau
gejala-gejala alam, karena mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar,
obat-obatan sampai bahan konstruksi bangunan, bahan industri elektronik dan
bahan produk melibatkan ilmu kimia. Yang membedakan ilmu kimia dengan ilmu
lainnya adalah kimia mengkhususkan diri pada struktur, susunan, sifat dan
perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi.

Selain itu juga, kimia merupakan batu loncatan supaya dapat mempelajari
ilmu lainnya. Seperti, kita harus mengerti tentang atom pada ilmu kimia supaya
dapat memahami gaya magnet dalam ilmu fisika atau kita tidak dapat mempelajari
tentang fotosintesis pada ilmu biologi apabila kita tidak mengerti tentang reaksi
dasar yang dilibatkan.

Kimia dalam kehidupan sehari – hari ada dimana-mana, semua yang kita
rasakan, kita cium, kita cicipi adalah kimia. Ketika kamu menangis terjadi reaksi
kimia, ketika kamu lapar terjadi reaksi kimia, sehingga mempelajari kimia sangat
penting untuk mengetahui tentang apa yang sebenarnya terjadi didunia ini.

Kebanyakan orang salah paham dengan kimia, hal ini perlu diluruskan.
Mereka menggap bahwa kimia hanya ada di laboratorium, kimia hanya ada pada
makanan berhaya. Padahal para ahli meyakini bahwa segala sesuatu di alam ini
adalah kimia.

TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memperluas pengetahuan serta


wawasan agar kita lebih mengetahui tentang pengertian serta pemanfaatan ilmu
kimia dalam kehidupan sehari- hari

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 3 | 37
A. SEMEN
Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolis,
artinya jika dicampur dalam air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-
bahan lain menjadi satu kesatuan massa yang dapat memadat dan mengeras.
Secara umum semen dapat didefinisikan sebagai bahan perekat yang dapat
merekakan bagian-bagian benda padat menjadi bentuk yang kuat, kompak
dank eras.
Sedangkan kata semen berasal dari Caementum (bahasa latin), yang
artinya memotong menjadi bagian-bagian kecil yang tak beraturan.
Semen adalah hasil industry dari paduan bahan baku : batu
kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung atau tanah liat atau bahan
pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk atau
bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau
membantu pada pencampuran dengan air.

6 tipe semen sesuai dengan kebutuhan :


1. Semen Portland Tipe 1
Digunakan pada konstruksi umum yang tidak memerlukan
persyaratan khusus, antara lain : bangunan, peruumahan, gedung –
gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
2. Semen Portland Tipe II
Dikenal sebagai semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat
dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan dipinggir
pantai, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton masa dan
bendungan.
3. Semen Portland Tipe III
Semua jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan
awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan
memerlukan penyelesain secepat mungkin. Misalnya digunakan
untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandara
udara
4. Semen Portland Tipe V
Semua jenis ini dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada
tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk
instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan,
terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.
5. Special Blended Cement (SBC)
Semen kusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek
jembatan SURAMADU daan cocok digunakan untuk bangunan
dilingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 4 | 37
6. Portland Pozzalon Cement (PPC)
Semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum, dan
bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan
yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidarsi sedang.
Misalnya, jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,
bendungan, bangunan irigsai, dan fondasi pelat penuh.

Susunan kimia semen


Bahan dasar penyusunan semen terdiri dari bahan-bahan yang terutama
mengandung kapur, silica dan oksida besi, maka bahan-bahan itu menjadi unsur
pokok semennya.

Oksida Persen %
Kapur (CaO) 60-65
Silika (Si02) 17-25
Alumina (Al2O3) 3-8
Magnesia (MgO) 0,5-4
Sulfur (SO3) 1-2
Besi (Fe2O3) 0.5-6
Potash (Na2O+K2O) 0,5-1

Semen bila terkena air akan berubah menjadi keras seperti batu. Oleh karena itu
sangat perlu diperhatikan perbandingan antara air dan semen atau factor air
semennya, karena factor ini akan berpengaruh terhadap kekuatan beton. Bila kurang
semen dan terlalu banyak air akan menyebabkan segregration dan bleeding, selian
itu perbandingan yang tepat antara semen dan air akan berpengaruh dalam
kemudahan pekerjaan.

Ada 2 macam proses pembuatan semen, yaitu proses basah dan proses kering.
Proses basah adalah proses yang dilakukan dengan mencampurkan semua bahan
baku dengan air. Setelah itu dihancurkan. Kemudian bahan yang sudah dihancurkan
tadi dibakar menggunakan bahan bakar minyak. Sedangkan proses kering, proses
ini menggunakan proses penggilingan yang kemudian diteruskan dengan proses
pembakaran. Ada lima tahapan dalam proses ini

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 5 | 37
B. AGREGAT

Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah,kerikil,pasir,atau


mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan. Agregat adalah
material granular,misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama-
sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk hidraulik atau adukan.

Agregat memegang peranan yang penting dalam campuran beton,karena


menempati 70-75% dari total volume beton. Berikut ini peranan agregat
dalam campuran di antaranya;
1. Menghemat penggunaan semen Portand
2. Mengurangi penyusutan pada beton
3. Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton
4. Menghasilkan beton yang padat dan kokoh jika gradasinya baik

Berdasarkan ukuran butiran,


 Batu  yaitu agregat yang memiliki ukuran butiran lebih besar dari 40
mm
 Kerikil  yaitu agregat yang memiliki ukuran butiran antara 4,8- 40
mm
 Pasir  yaitu agregat yang memiliki ukuran butiran antara 0,15- 4,8 mm
 Debu  yaitu agregat yang memiliki ukuran butiran lebih kecil dari 0,15
mm

Gradasi agregat adalah distribusi dari variasi ukuran butir agregat . Gradasi
agregat berpengaruh pada besarnya rongga dalam campuran dan menentukan
workabilitas (kemudahan dalam pekerjaan) serta stabilitas campuran. Gradasi
agregat ditentukan dengan cara analisa saringan, dimana sampel agregat harus
melalui satu set saringan, dimana saringan yang paling besar diletakkan paling atas
dan yang paling halus dibawah.

Gradasi yang ideal itu ada yang semakin padat karena menghasilkan beton
yang lebih baik dan yang lebih ekonomis. Rongga udara akan minimal bila diameter
butir kecil, tapi bila terlalu kecil akan tidak praktis. Selain itu tegangan permukaan
dan tegangan masing-masing butir tidak memungkinkan butir dipasang secara
berpasangan/berdempetan itu agar mudah dipadatkan

AGREGAT HALUS
Agregat halus atau pasir alam merupakan hasil desintegrasi alami batuan atau
pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu. Agregat halus adalah material
yang lolos saringan No. 8 (2,36 mm). Agregat dapat meningkatkan stabilitas
campuran dengan penguncian (interlocking). Selain itu agregat halus juga mengisi

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 6 | 37
ruang antara butir, bahan ini dapat terdiri dari butir-butiran batu pecah atau pasir
alam atau campuran dari keduanya.
1. Butir-butirnya tajam dan keras, dengan indeks kekerasan ≤ 2,2
2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan
hujan). Jika di uji dengan larutan garam NAtrium Sulfat bagian yang hancur
maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %.
3. Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm)
lebih dari 5 %.
4. Tidak mengandung zat organis terlalu banyak, yang dibuktikan dengan
percobaan warna dengan larutan 3 % NaOH, yaitu warna cairan di atas
endapan agregat halus tidak boleh lebih gelap daripada warna standar /
pembanding.
5. Modulus halus butir antara 1,50 – 3,80 dan dengan variasi butir sesuai
standar gradasi.
6. Agregat halus dari laut / pantai, boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dari
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

Menurut British Standard (BS) memberikan syarat gradasi untuk pasir.


Kekasaran pasir dibagi menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir
halus (zone 4), agak halus (zone 3), agak kasar (zone 2) dan kasar (zone 1) seperti
pada tabel.

Menurut standar SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasikan Bahan Bangunan Bagian


A),agregat untuk bahan bangunan sebaliknya dipilih yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Butiran tajam dan keras dan indeks kekerasan <2,2
2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca(terik matahari dan
hujan). Jika di uji dengan larutan garam natrium sulfat(Na2SO4) bagian
yang hancur maks imum 12%, jika dengan garam magnesium sulfat
(MgSO4) maksimum 18%.
3. Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm)
lebih dari 5%.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 7 | 37
4. Tidak mengandung zat organis terlalu banyak,yang dibuktikan dengan
percobaan warna dengan larutan 3% NaOH, yaitu warna cairan diatas
endapan agrerat halus tidak boleh lebih gelap daripada warna
standar/pembanding.
5. Modulus halus butir antara 1,50-3,80 dan dengan variasi butir dengan sesuai
standar gradasi.
6. Agrerat halus dari laut/pantai,boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dari
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

AGREGAT KASAR
Agregat kasar adalah material yang tertahan pada saringan No. 8 (2,36 mm).
Agregat kasar untuk campuran beraspal harus terdiri dari batu pecah yang bersih,
kuat, kering, awet, bersudut, bebas dari kotoran lempung dan material asing lainya
serta mempuyai tekstur permukaan yang kasar dan tidak bulat agar dapat
memberikan sifat interlocking yang baik dengan material yang lain. Tingginya
kandungan agregat kasar membuat lapis perkerasan lebih permeabel. Hal ini
menyebabkan rongga udara meningkat dan menurunya daya lekat bitumen, maka
terjadi pengelupasan aspal dari batuan.
1. Butir-butirnya keras dan tidak berpori, indeks kekerasan ≤ 5 % (diuji
dengan goresan batang tembaga). Bila diuji dengan bejana Rudeloff atau
Los Angeles.
2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan
hujan). Jika diuji dengan larutan garam Natrium Sulfat bagian yang hancur
maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %.
3. Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm)
lebih dari 1 %.
4. Tidak boleh mengandung zat-zat yang raktif terhadap alkali
5. Butiran agregat yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20 %
6. Modulus halus butir antara 6 – 7,10 dan dengan variasi butir sesuai standar
gradasi
7. Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari : 1/5 jarak terkecil antara
bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, ¾ jarak bersih antar
tulangan atau berkas tulangan

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 8 | 37
Syarat Gradasi Agregat Kasar Syarat gradasi agregat kasar (kerikil) menurut
British Standar (BS) disajikan pada tabel sebagai berikut :

Menurut standar SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasikan Bahan Bangunan Bagian


A),agregat untuk bahan bangunan sebaliknya dipilih yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Butiran-butirannya keras dan tidak berpori, indeks kekerasan <5% (diuji
dengan goresan batang tembaga). Bila diuji dengan bejana Rudeloff atau
Los Angeles.
2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca(terik matahari dan
hujan). Jika ddiuji dengan larutan garam Natrium sulfat bagian yang hancur
maksimum 12%, jika dengan garam magnesium sulfat maksimum 18%.
3. Tidak mengandung zat-zat yang raktif terhadap alkali.
4. Butiran agrerat yang di pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20%.
5. Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06mm) lebih
dari 1%.
6. Ukuran butiran maksuimum tidak boleh melebihi dari: 1/5 jarak terkecil
antara bidang bidang samping, 1/3 tebal pelat beton, ¾ jarak bersih antar
tulangan atau berkas tulangan.

TEKSTUR PERMUKAAN

Selain memberikan sifat ketahanan terhadap gelincir (skid resistance) pada


permukaan perkerasan, tekstur permukaan agregat (baik mikro maupun makro)
juga merupakan faktor lainnya yang menentukan kekuatan, workabilitas dan
durabilitas campuran beton. Ukuran susunan agregat tergantung dari kekerasan,
ukuran molekul, tekstur buatan, dan besarnya gaya yang bekerja pada
permukaan utiran yang telah membuat licin atau kasar permukaan tersebut.
Semakin kasar tekstur permukaan agregat maka konstruksi lebih stabil
dibandingkan dengan permukaan halus.. Jenis agregat bedasarkan tekstur
permukaannya dapat dibedakan sebagai betikut:
a. Agregat licin/ halus (glassy) : Agregat ini membutuhkan sedikit air dan
bermutu rendah dalam konstruksi. Agregat ini terbentuk dari pengikisan

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 9 | 37
oleh air, atau akibat patahnya batuan berbutir halus, oleh sebab itu agar
dapat menghasilkan campuran beton dengan sifat-sifat yang baik agregat
sungai ini harus dipecahkan terlebih dahulu. Pemecahan ini dimaksudnkan
untuk menghasilkan tekstur permukaan yang kasar pada bidang pecahnya
dan mengubah bentuk butir agregat.
b. Berbutir (granular) : Partikel pecahan agregat ini berbentuk bulat dan
seragam.
c. Kasar (rough) : Permukaan agregat yang kasar akan memberikan kekuatan
pada campuran beton karena kekasaran permukaan agregat dapat menahan
agregat tersebut dari pengerasan atau perpindahan. Kekerasan permukaan
agregat juga akan memberikan tahanan gesek yang kuat sehingga akan
meningkatkan keamanan.
d. Sangat Kasar (very rough) : Agregat dengan tekstur permukaan yang sangat
kasar memiliki koefisien gesek yang tinggi yang membuat agregat tersebut
sulit untuk berpindah tempat sehingga akan menurunkan workabilitasnya.
Oleh sebab itu penggunaan agregat bertekstur halus dengan proporsi
tertentu kadang-kadang dibutuhkan untuk membantu meningkatkan
workabilitasnya.
e. Kristalin (crystalline) : Agregat jenis ini mengandung kristal-kristal yang
nampak dengan jelas melalui pemeriksaan visual.
f. Sarang Lebah (honeycombs) : Pori-pori dan rongga pada agregat ini sangat
tampak melalui pemeriksaan visual.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 10 | 37
C. KAYU
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan
untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja,
kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan
banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah
tangga dan sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin
pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi
kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai
kondisi penanganan.
Beberapa jenis kayu dipilih karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah
dibentuk.
Cincin pertumbuhan
Cincin pertumbuhan atau juga disebut lingkaran tumbuh adalah gambar pola-pola
konsentrik pada penampang melintang kayu. Terbentuknya cincin pertumbuhan
kayu ini adalah karena terjadinya perbedaan musim yang dialami oleh pohon
tersebut. Pada satu tahun pohon akan mengalami periode dengan pertumbuhan
cepat dan periode dengan pertumbuhan yang lambat, dan itu mempengaruhi
pertumbuhan diameter batang pohon. Diameter yang bertumbuh cepat, lalu
melambat, akan membentuk cincin satu tahun, dan seterusnya.
Bagian paling tengah dari cincin pertumbuhan kayu merupakan tahap hidup awal
dari sebuah pohon yang masih mengalami pertumbuhan relatif lebih cepat, sehingga
massa jenisnya lebih rendah dibandingkan dengan bagian kayu dari cincin
pertumbuhan yang dekat dengan kulit terluarnya.
Mata kayu
Mata kayu atau knot adalah bagian dari kayu yang merupakan dasar dari
percabangan atau kuncup yang dorman. Mata kayu memiliki pengaruh terhadap
kayu, dan seringkali berpengaruh negatif. Mata kayu mengurangi kekuatan kayu
sehingga akan bernilai rendah ketika digunakan sebagai struktur bangunan atau
keperluan lain di mana kekuatan menjadi pertimbangan. Namun untuk tujuan,
keberadaan mata kayu dapat meningkatkan nilai.

Kayu teras
Kayu teras (disebut juga heartwood, duramen) adalah kayu yang terbentuk lebih
awal pada suatu pohon dan telah mati dan terletak di bagian dalam dari sebuah kayu.
Kayu teras tidak memiliki pembuluh yang berfungsi lagi. Kayu teras sebelumnya
adalah kayu gubal (bagian dari kayu yang masih hidup) yang mengalami
penumpukan mineral. Keberadaan mineral ini menjadikan kayu teras cenderung

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 11 | 37
lebih keras dibandingkan kayu gubal. Seiring dengan pertumbuhan kayu, diameter
batang melebar, saluran pembuluh baru terbentuk dekat dengan tepi luar, dan
saluran pembuluh yang lebih dalam perlahan mati. Meski dikatakan telah mati,
kayu teras masih menanggapi respon terhadap organisme yang menyerang kayu,
meski hanya sekali.[6] Biasanya kayu teras dapat dibedakan dengan kayu gubal
secara visual. Namun tidak semua tumbuhan berkayu menghasilkan kayu teras.
Kayu teras bukanlah komponen terpenting dari sebuah pohon, karena pohon yang
sudah berusia terlalu tua, bagian kayu terasnya dapat saja sudah membusuk namun
pohon tersebut masih tetap hidup.
Kayu gubal
Kayu gubal (disebut juga sapwood, alburnum) adalah bagian dari kayu yang dekat
dengan tepi luar dan masih hidup.] Semua kayu pada awalnya adalah kayu gubal
hingga ia mati dan membentuk kayu teras. Kayu gubal mengandung pembuluh yang
menghantarkan air dari akar ke daun dan juga untuk menyimpan air. Semakin
banyak jumlah daun, semakin besar volume kayu gubal. Kayu gubal lebih tebal di
batang bagian atas, namun secara volume sama dengan batang bagian bawah.
Kayu keras dan kayu lunak

Ada kaitan yang erat antara sifat-sifat kayu dengan sifat jenis pohon yang
menghasilkannya. Kerapatan (densitas) kayu bervariasi menurut spesiesnya
dan menentukan kekuatan kayu tersebut. Kayu mahoni dan jati, misalnya,
memiliki kerapatan sedang hingga tinggi, sehingga baik untuk diolah
sebagai furniture dan kayu konstruksi. Akan tetapi kayu dadap dan kapuk
kerapatannya rendah, sehingga hanya layak untuk membuat begisting atau
penggunaan lain yang tidak memerlukan banyak kekuatan.
Namun, pengertian 'kayu keras' dan 'kayu lunak' dalam bahasa Inggris
(yakni hardwood dan softwood, berturut-turut) lebih terkait dengan
kelompok tumbuhan yang menghasilkannya. Hardwood dihasilkan oleh
jenis-jenis pohon berdaun lebar (kelompok dikotil), sedangkan softwood
dihasilkan oleh pohon-pohon berdaun jarum (konifer). Dalam
kenyataannya, jenis-jenis 'kayu keras' tertentu, yang memiliki kerapatan
rendah, bisa jadi lebih lunak daripada beberapa jenis 'kayu lunak'
berkerapatan tinggi.
Sifat fisik
Setiap jenis kayu memiliki sifat fisik yang bervariasi, yang menentukan
kualitas dan fungsi dari kayu tersebut. Kayu lunak (softwood) misalnya
lebih dipilih untuk menjadi kertas karena mudah dihancurkan dan dijadikan
pulp. Sedangkan kayu keras (hardwood) digunakan sebagai tiang bangunan.
Selain itu, keberadaan fitur tertentu seperti knot (mata kayu) dan warna juga
mempengaruhi. Kayu merupakan hasil dari tumbuhan hidup dengan serat
yang tidak homogen, sehingga sifat fisiknya tidak akan sama secara radial

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 12 | 37
(dari bagian empulur ke luar) dan longitudinal (memanjang kayu, dari
bawah ke atas).
Kadar air
Air terdapat di dalam kayu dalam bentuk:

 air di dalam dinding sel


 air di dalam protoplasma
 air di antara ruang kosong dan celah antar sel
Secara teori tidak pernah ada kayu yang seratus persen tanpa kadar air meski
dikeringkan di dalam tanur (oven) sekalipun. Sehingga pengukuran kadar kayu
yang, biasanya untuk keperluan kimiawi, kayu yang dikeringkan dengan tanur
dapat dikatakan "kering absolut".
Efek keberadaan air di dalam kayu adalah menjadikan kayu lebih lunak dan mudah
dibentuk. Sehingga kadar air ini mempengaruhi sifat fisik lainnya seperti kekuatan
tarik dan kekuatan tekan.
Unsur kimiawi
Selain air, kayu memiliki tiga komponen utama, yaitu selulosa,hemiselulosa, lignin.
Gabungan dari ketiganya disebut dengan lignoselulosa.
Selulosa merupakan senyawa polimer kristalin turunan dari glukosa, yang mengisi
sekitar 41-43% dari kayu. Hemiselulosa merupakan pentosa yang terhubung secara
tidak beraturan, dan mengisi 20% pada tumbuhan berdaun lebar, dan 30% di
konifer. Lignin tersusun dari cincin aromatik hidrokarbon yang memiliki sifat
hidrofobik dan mengisi sekitar 23% pada tumbuhan berdaun lebar dan 27% pada
konifer. Dalam ilmu kimia, perbedaan antara kayu keras dan kayu lunak ada pada
jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.

Senyawa ekstraktif
Selain lignoselulosa, kayu terdiri dari berbagai jenis senyawa organik yang disebut
dengan senyawa ekstraktif yang jumlah dan jenisnya bervariasi tergantung dari
spesies pohonnya. Kayu memiliki senyawa ekstraktif berupa asam lemak, resin,
lilin, dan terpena. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi
batang kayu dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan
non-kayu.

Kayu monokotil
Secara kasar, terdapat berbagai jenis batang yang dalam definisi non-botani
(terutama dalam perdagangan) juga disebut dengan kayu. Bambu secara
botani merupakan monokotil dari suku rumput-rumputan yang memiliki
batang dengan kekuatan yang dapat disetarakan dengan kayu. Saat ini

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 13 | 37
bambu banyak digunakan sebagai bahan bangunan, lantai, papan, dan
sebagainya di mana sebelumnya didominasi oleh kayu. Batang tumbuhan
monokotil lainnya yang juga disebut kayu adalah batang pohon palem.
Batang dari pohon genus Pandanus, Dracaena, dan Cordyline juga dapat
digunakan sebagai pengganti kayu dalam skala kecil.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 14 | 37
D. GYPSUM

Pengenalan Dan Penggunaan Papan Gipsum Atau Gypsum Board

Papan gipsum atau gypsum board merupakan material pelapis interior untuk
dinding pembatas dan plafon gipsum, serta dapat diaplikasikan sebagai pelapis
dinding bata. Saat ini, penggunaan papan gipsum untuk interior sudah semakin
meluas, disebabkan oleh karakteristiknya yang tahan api dan finishing yang sangat
baik, bobotnya pun ringan serta pengerjaan yang cepat dan kering. Papan gipsum
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an, dan telah mengubah pandangan
tentang konstruksi dinding interior. Gypsum board ini juga dikenal sebagai
drywall/sheetrock atau papan gipsum/dinding gipsum.

Ada banyak keuntungan dari penggunaan gypsum board dibandingkan dengan


dinding plester tradisional. Gypsum board atau papan gypsum biasa di gunakan
untuk dinding ruangan dan partisi ruangan/(partisi gypsum), memiliki bentuk yang
padat dan kering sehingga sangat memudahkan proses pemasangan atau
konstruksinya. Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk menunggu plester
untuk kering. Dan konstruksi atau pengerjaan tidak tergantung cuaca. Keuntungan
tersebut dapat memudahkan para perancang dalam membangun konstruksi ruangan
dan partisi ruangan kantor atau rumah.

Adapun Manfaat lain dari penggunaan gypsum board:

 Harga gypsum board/papan gypsum lebih murah dan tidak memerlukan


pengerjaan yang rumit
 Perawatan dan perbaikan gypsum lebih mudah
 Memiliki berat yang jauh lebih ringan dari dinding plaster, tekanan pada
struktur dinding konstruksi lebih ringan
 Papan gypsum lebih terhadap tahan api

Bagaimana Gypsum Board/Papan Gypsum di Buat ?

Bahan baku untuk drywall adalah gypsum yang merupakan mineral abu-abu
keputihan juga dikenal sebagai kalsium sulfat. Zat ini, ditambang dari tanah, berisi
kristal air sekitar 20% hal ini yang memberikan papan gipsum lebih tahanan
terhadap api.

Setelah ditambang, material gypsum dihancurkan dan dikeringkan, kemudian


dilakukan proses calcination pada gypsum, pada proses ini mengurangi kandungan
kristal air. Ini memakan waktu sekitar setengah jam. Langkah selanjutnya adalah
menambahkan air dan bahan lainnya untuk membentuk Plaster Paris (Dinamai
setelah deposit gypsum besar di Montmartre di Paris). Plester kemudian terjepit di
antara dua lembar kertas diperlakukan khusus untuk membentuk papan dinding
selesai.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 15 | 37
Ukuran Dan Jenis Gypsum Board/Papan Gypsum

Papan gypsum tersedia dalam berbagai ukuran, tetapi yang paling umum adalah
lembaran tebal 8 – 12 mm, dengan ukuran 1.2 m x 2.4 m. Namun ukuran papan
gypsum bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Jenis Papan Gypsum

Gypsum board/Papan gypsum juga memiliki berbagai macam merek antara lain,
gypsum jayaboard, gypsum elephant, gypsum knauf dan gypsum aplus, dengan
jenis sebagai berikut:

 Tipe X, memiliki ketahanan terhadap panas atau api.


 Jenis Vapor Barrier, biasanya dilengkapi dengan foil untuk menahan
kelembaban
 Inti papan gypsum anti air, biasa digunakan di dapur dan kamar mandi
 Papan gypsum Exteror , untuk digunakan di langit-langit eksterior, sofit dan
atap

Cara Pemasangan Gypsum

Pemasangan gypsum merupakan salah satu pelengkap dekorasi rumah selain


sebagai partisi, gypsum dapat digunakan untuk plafond. Pemasangan
gypsum/plafond gypsum pada ruangan dapat memaksimalkan kesan yang kita
inginkan, namun pemasangan gypsum sebaiknya harus dengan cara yang benar dan
tepat atau menggunakan tenaga ahli agar pemasangan gypsum menghasilkan kesan
yang rapih dan indah sesuai dengan yang kita harapkan.

Teknik Pemasangan gypsum ada beberapa cara yang didasarkan pada jenis rangka
penopang plafond gypsumnya, plafond gypsum yang menggunakan rangka kayu
harus diserut agar rata dan pemasangan plafond gypsum jadi rapih. Sementara
pemasangan plafond gypsum dengan rangka hollow jauh lebih cepat karena
umumnya memiliki permukaan yang lebih presisi. Dan tentu pemasangan plafond
gypsum dengan rangka hollow tahan terhadap rayap dibandingkan dengan
pemasangan plafond gypsum dengan rangka kayu.

Pemasangan plafond partisi gypsum lebih menguntungkan di bandingkan dengan


penggunaan kayu triplex, penggunaan triplex sangat mudah robek dan rusak
sehingga untuk perbaikannya harus dilakukan pergantian. Sedangkan pemasangan
partisi plafond gypsum cukup tahan lama dan tidak terlihat sambungannya,
kekurangan dari pemasangan partisi gypsum rentan terhadap rembesan air dan
harus di hindari namun untuk perawatan seperti ini plafond partisi gypsum cukup
mudah solusinya

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 16 | 37
E. KARET DAN POLIMER
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks
beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan
internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae).
Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang
sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya
beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila),
Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II,
sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari
para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha),
sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle).
Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan
dalam industri perkaretan.

Biokimia
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari 5000
hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan pertama
bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks pohon
penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah
ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang, searah
dengan sumbu panjangnya. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan
mengembang ini. Inilah alasan mengapa karet bersifat elastik

Biosintesis
Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil (disebut "badan karet")
berbentuk bulat berukuran 5 nm sampai 5 μm yang banyak terdapat pada sitosol
sel-sel pembuluh lateks (modifikasi dari floem). Sebagai substratnya adalah
isopentenil difosfat (IPD) yang dihasilkan sel-sel pembuluh lateks. Dengan bantuan
katalisis dari prenil transferase, pemanjangan terjadi pada permukaan badan karet
yang membawa suatu polipeptida berukuran 14 kDa yang disebut rubber
elongation factor (REF). Sebagai bahan pembuatan starter, diperlukan pula 3,3—
dimetilalil difosfat sebagai substrat kedua. Suatu enzim isomerase diperlukan untuk
tugas ini.

Definisi Polimer
Kata polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly dan meros. Poly berarti
banyak dan meros berarti unit aatu bagian. Jadi polimer adalah
makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari monomer yang
merupakan molekul yang kecil dan sederhana.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 17 | 37
2. Penggolongan Polimer

 Berdasarkan Asalnya
1) Polimer alam
adalah polimer yang terbentuk secara alami di dalam tubuh makhluk
hidup.
Tabel beberapa contoh polimer alam

No. Polimer Monomer Polimerisasi Terdapat pada


1. Amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian,akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, kayu, kapas
3. Protein Asam amino Kondensasi Susu,daging,telur, wol,
sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA, RNA
5. Karet alam Isoprene Adisi Getah karet alam
2) Polimer semi sintetis
adalah polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan
bahan kimia.
Contoh : selulosa nitrat yangsering dipasarkan dengan nama celluloid
dan guncotton.
3) Polimer sintetis
adalah polimer yang tidak terdapat di alam, tetapi disintesis dari
monomer-monomernya dalam reaktor.

Tabel beberapa contoh polimer sintetis

No. Polimer Monomer Polimerisasi Terdapat pada


1. Polietena Etena Adisi Kantung,kabel plastik
2. Polipropena Propena Adisi Tali,karung,botol plastik
3. PVC Vinil klorida Adisi Pipa pralon,pelapis lantai,
kabel listrik
4. Polivinil Vinil alkohol Adisi Bak air
alkohol
5. Teflon Tetrafluoro etena Adisi Wajan,panci anti lengket
6. Dakron Metal tereftalat Kondensasi Pita rekam magnetik,
dan etilen glikol kain,tekstil,wol sintetis
7. Nilon Asam adipat dan Kondensasi Tekstil
heksametilen
diamin
8. Polibutadiena Butadiena Adisi Ban motor, mobil

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 18 | 37
 Berdasarkan Jenis Monomernya
1) Homopolimer
adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer yang sama atau
sejenis.
Contoh : PVC, protein, karet alam, polivinil asetat (PVA), polistirena,
amilum, selulosa, dan teflon.
2) Kopolimer
adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer yang berlainan
jenis. Berdasarkan susunan monomernya, terdapat empat jenis
kopolimer sebagai berikut.
 Kopolimer bergantian
 Kopolimer blok
 Kopolimer bercabang
 Kopolimer tidak beraturan
 Berdasarkan Sifat terhadap Pemanasan atau Sifat
Kekenyalannya

1) Termoplastik

adalah polimer yang bersifat kenyal atau liat jika dipanaskan dan dapat dibentuk
menurut pola yang diinginkan. Setelah dingin, polimer menjadi keras dan
kehilangan sifat kekenyalannya. Contoh : polietilena, PVC, seluloid, polistirena,
polipropilena, asetal, vinil, nilon dan Perspex.

2) Termosetting

adalah polimer yang bersifat kenyal saat dipanaskan, tetapi setelah dingin tidak
dapat dilunakkan kembali. Jika pecah, polimer tersebut tidak dapat disambungkan
kembali dengan pemanasan. Contoh : bakelit, uretana, epoksi, polyester, dan
formika.

I. Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya

1) Polimer linear

adalah polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan satu sama lainnya
membentuk rantai polimer yang panjang.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 19 | 37
2) Polimer bercabang

adalah polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang membentuk cabang pada
rantai utama.

3) Polimer berikatan silang (Cross-linking)

adalah polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikataan
satu sama lain pada rantai utamanya. Sambungan silang dapat terjadi ke berbagai
arah sehingga terbentuk sambung silang tiga dimensi yang disebut polimer jaringan.

Kegunaan Polimer

No. Polimer Monomer Sifat Kegunaan


1. Polietena Etena Lentur Botol semprot, tas plastik, kabel,
ember, tempat sampah dan film
plastik (pembungkus makanan)
2. Polipropilena Propena Keras dan titik Karpet, tali, wadah plastik, dan
leleh tinggi mainan anak-anak
3. Polivinil klorida Vinil klorida Kaku dan keras Pipa air dan pipa kabel listrik
(paralon)
4. PolistirenaPolifenil Fenil etena Tahan terhadap Plastik pada kendaraan dan
etena tekanan tinggi pesawat terbang, genting, cangkir,
mangkuk, dan mainan
5. Poliamida (nilon) Asam adipat dan Kuat (tidak Pakaian, peralatan camping,
heksametilen cepat rusak) laboratorium, rumah tangga,
diamina dan halus dapur, parasut, layar perahu
6. PolitetrafluoroEtena Tetrafluoro etena Keras, kaku, Pelapis anti lengket dan wajan anti
(PTFE)Atau Teflon tahan panas dan lengket
bahan kimia
7. Bakelit FormaldehidDan Termoset Peralatan listrik (saklar),
fenol perlengkapan radio, telepon,
kamera, piring, dan gelas

Dampak Negatif Penggunaan Polimer dan Penganggulanginya

Disamping memiliki manfaat yang sangat besar dalam semua bidang kehidupan,
polimer juga mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Polimer yang dibuang ke lingkungan sulit diuraikan olek mikroorganisme tanah.
Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan. Sementara itu, gugus atom pada
polimer yang terlarut di dalam makanan lalu masuk ke dalam tubuh akan
menyebabkan kanker (karsinogenik). Dampak negatif tersebut dapat ditanggulangi

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 20 | 37
jika kita mengurangi pemakaian polimer plastik, tidak membuang sampah di
sembarang tempat, memilih alat-alat yang lebih mudah diuraikan dan
mengumpulkan sampah plastik untuk didaur ulang. Daur ulang plastik melalui
proses pirolisis. Pirolisis adalah proses pemecahan senyawa menjadi satu atau lebih
senyawa hasil dengan bantuan panas dalam reaktor.

F. BESI DAN BAJA

Pengertian Besi
Besi adalah logam transisi yang paling banyak dipakai karena relatif
melimpah di alam dan mudah diolah. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila
dicampur dengan logam lain dan karbon didapat baja yang sangat keras. Biji besi
biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10
%, serta sedikit senyawa sulfur, posfor, aluminium dan mangan.(Syukri ,1999 :
623).
Keberadaan Besi di Alam

Besi merupakan salah satu unsur paling biasa di Bumi, membentuk 5% daripada
kerak Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam pelbagai jenis oksida besi, seperti
bahan galian hematit,magnetit, dan takonit. Sebahagian besar teras bumi dipercayai
mengandungi aloi logam besi-nikel. Sekitar 5% daripada meteorit turut
mengandungi aloi besi-nikel. Walaupun jarang, ini merupakan bentuk utama logam
besi semulajadi dipermukaan bumi.

Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih, kebanyakannya hematit


(sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon dalam relau
hembus (blast furnace) pada suhu sekitar 2000 °C. Dalam relau hembus, bijih besi,
karbon dalam bentuk kok, dan fluks seperti batu kapur diisikan di bahagian atas
relau, sementara semburan udara panas dipaksa untuk masuk ke dalam relau di
bahagian bawah.

Dalam relau, kok bertindak balas dengan oksigen dalam hembusan udara untuk
menghasilkankarbon monoksida:
2 C + O2 → 2 CO

Karbon monoksida mengurangkan bijih besi (dalam persamaan kimia di bawah,


hematit) kepada besi lebur, menjadi karbon dioksida di dalam proses tersebut:
3 CO + Fe2O3 → 2 Fe + 3 CO2

Fluks ditambah untuk meleburkan bendasing dalam bijih, terutamanya silikon


dioksida pasir dan lain-lain silikat. Fluks biasa termasuklah batu kapur
(terutamanya kalsium karbonat) dan dolomit (magnesium karbonat).

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 21 | 37
Fluks yang lain boleh digunakan bergantung kepada jenis bendasing yang perlu
diasingkan daripada bijih. Di bawah kepanasan relau, batu kapur mengurai
menjadi kalsium oksida (kapur tohor):
CaCO3 → CaO + CO2

Kalsium oksida bergabung dengan silikon dioksida untuk menghasilkan sanga.


CaO + SiO2 → CaSiO3

Sanga melebur oleh kerana haba di dalam relau, berbanding dengan silikon dioksida
yang tidak akan melebur di bawah haba yang sama. Pada dasar relau, sanga yang
melebur terapung atas leburan besi yang lebih tumpat, dan hanyut ke tepi relau yang
mungkin akan dibuka untuk mengalirkan sanga keluar daripada leburan besi. Besi
ini, apabila disejukkan, akan dipanggil besi mentah, sementara sanga boleh
digunakan sebagai bahan untuk pembinaan jalan raya atau untuk menyuburkan
tanah yang kurang mineral untuk pertanian.

Anggaran sebanyak 1,100 Jt (juta tan) bijih besi dihasilkan di seluruh dunia dalam
tahun 2000, dengan nilai pasaran kasar mencecah lebih kurang 25 bilion dolar
Amerika. Pengeluaran bijih berlangsung di 48 negara, dengan lima pengeluar
terbesar merupakan China, Brazil,Australia, Rusia dan India, menghasilkan 70%
daripada pengeluaran bijih besi dunia. 1100 Jt bijih besi digunakan untuk
menghasilkan lebih kurang 572 Jt besi mentah.

Sifat Fisika Besi

Ciri-ciri fisik

Fase padat

Massa jenis (sekitar suhu kamar) 7,86 g/cm³

Massa jenis cair pada titik lebur 6,98 g/cm³

Titik lebur 1811 K


(1538 °C, 2800 °F)

Titik didih 3134 K


(2861 °C, 5182 °F)

Kalor peleburan 13,81 kJ/mol

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 22 | 37
Kalor penguapan 340 kJ/mol

Kapasitas kalor (25 °C) 25,10 J/(mol·K)

Tekanan uap

P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k

pada T/K 1728 1890 2091 2346 2679 3132

Ciri-ciri atom

Struktur kristal kubus pusat badan

Bilangan oksidasi 2, 3, 4, 6
(oksida amfoter)

Elektronegativitas 1,83 (skala Pauling)

Energi ionisasi pertama: 762,5 kJ/mol

ke-2: 1561,9 kJ/mol

ke-3: 2957 kJ/mol

Jari-jari atom 140 pm

Jari-jari atom (terhitung) 156 pm

Jari-jari kovalen 125 pm

Sifat Kimia Besi

Keterangan Umum Unsur

Nama, Lambang, Nomor atom besi, Fe, 26

Deret kimia logam transisi

Golongan, Periode, Blok 8, 4, d

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 23 | 37
Penampilan metalik mengkilap
keabu-abuan

Massa atom 55,845(2) g/mol

Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2

Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 14, 2

1. Mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik. Karena emiliki ikatan
ganda dan ikatan kovalen logam.

2. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembab cepat teroksidasi membentuk
besi (III) oksida hidrat

Lain-lain

Sifat magnetik feromagnetik

Resistivitas listrik (20 °C) 96,1 nΩ·m

Konduktivitas termal (300 K) 80,4 W/(m·K)

Ekspansi termal (25 °C) 11,8 µm/(m·K)

Kecepatan suara (suhu kamar) (elektrolitik)


(pada wujud kawat) 5120 m/s

Modulus Young 211 GPa

Modulus geser 82 GPa

Modulus ruah 170 GPa

Nisbah Poisson 0,29

Skala kekerasan Mohs 4,0

Kekerasan Vickers 608 MPa

Kekerasan Brinell 490 MPa

Isotop

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 24 | 37
iso NA waktu paruh DM DE(MeV) DP

54
Fe 5,8% >3,1E22 tahun penangkapan 2ε ? 54
Cr

55
Fe syn 2,73 tahun penangkapan ε 0,231 55
Mn

56
Fe 91,72% Fe stabil dengan 30 neutron

57
Fe 2,2% Fe stabil dengan 31 neutron

58
Fe 0,28% Fe stabil dengan 32 neutron

59
Fe syn 44,503 hari β 1,565 59
Co

60
Fe syn 1,5E6 tahun β- 3,978 60
Co

Ekstraksi Besi

Pada zaman dahulu, manusia telah berhasil mengekstrak besi dari bijihnya yang
berupa senyawa seperti hematit (Fe2O3). Campuran gilingan besi dan arangnya di
biarkan di atas bara sehingga besi meleleh, kemudian besi itu di tampung.
Selanjutnya campuran besi dan arang di letakkan di atas tanur kecil dan di
hembuskan udara dari dasar tanur. Akan tetapi suhu yang dicapai dengan cara ini
masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tanur tinggi (tanur hembus) modern
yang di kenal masa kini. (Keenan,1992 : 182).

Pengertian Baja

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar


dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam
baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam
baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi
kristal (crystal lattice) atom besi.

Unsur paduan lain yang biasaditambahkanselain karbon adalah (titanium),


krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan
kekuatan tariknya(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas
(brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Baja tahan karat atau lebih

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 25 | 37
dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya
10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan
tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksidakromium, dimana
lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi (Ferum). Stainless Steel sering
digunakan dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan.

Sifat Baja
v Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :

Ø Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur

Ø Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu,
sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.

Ø Kekenyalan / keliatan (tenacity)


Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan
bentuk yang besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau
kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek

Ø Kemungkinan ditempa (maleability)


Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat
dirubah bentuknya

Ø Kemungkinan dilas (weklability)


Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan
memakai atau tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat
keteguhannya

Ø Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

Kelebihan dan Kekurangan Struktur Baja

I. Kelebihan Baja

 Kuat tarik tinggi.


 Tidak dimakan rayap

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 26 | 37
 Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
 Bisa di daur ulang
 Dibanding Stainless Steel lebih murah
 Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
 Dibanding alumunium lebih kuat

II. Kekurangan Baja :

 Bisa berkarat.
 Lemah terhadap gaya tekan.
 Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai
profile
 Tidak kokoh
 Tidak tahan api

Proses Pembuatan Baja

1. Proses konvertor

Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap
kesamping.

Sistem kerja

 Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0c,


 Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume
konvertor)
 Kembali ditegakkan.
 Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
 Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.

a. proses bassemer (asam)


lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam
atau aksid asam (sio2), bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, cao tidak
ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan sio2, sio2 + cao casio3
b. proses thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit
[ kalsium karbonat dan magnesium (caco3 + mgco3)], besi yang diolah besi kasar
putih yang mengandung p antara 1,7 – 2 %, mn 1 – 2 % dan si 0,6-0,8 %. Setelah
unsur mn dan si terbakar, p membentuk oksida phospor (p2o5), untuk
mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (cao),3 cao + p2o5ca3(po4)2 (terak
cair)
Proses siemens martin
Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0c.) Fungsi dari regenerator adalah :

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 27 | 37
a. Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
b. Sebagai fundamen/ landasan dapur
c. Menghemat pemakaian tempat

Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,

 Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (sio2),


 Besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % mgco3 + 60 %
caco3)

Proses basic oxygen furnace

 Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)


 Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat oxygen lance ke ruang bakar dengan
kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %o2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan
1400 kn/m2.
 Ditambahkan bubuk kapur (cao) untuk menurunkan kadar p dan s.

Keuntungan dari bof adalah:


· bof menggunakan o2 murni tanpa nitrogen
· proses hanya lebih-kurang 50 menit.
· tidak perlu tuyer di bagian bawah
· phosphor dan sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
· biaya operasi murah
Proses dapur listrik
Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi
listrik.
Keuntungan :
 mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
 temperatur dapat diatur
 efisiensi termis dapur tinggi
 cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik
 kerugian akibat penguapan sangat kecil

Proses dapur kopel


Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses

 Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.


 Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 28 | 37
 Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
 Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar p dan s ditambahkan batu kapur
(caco3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas co yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit mesin-mesin lain.
Proses dapur cawan
 proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan
besi kasar dalam cawan,
 kemudian dapur ditutup rapat.
 kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan
dan muatan dalam cawan akan mencair.
 baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan
menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 29 | 37
G. BAMBU DAN KACA

Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di
batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur,
dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan
paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu
dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi
tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.

Bambu diklasifikasikan ke lebih dari 10 genus dan 1450 spesies. Spesies bambu
ditemukan di berbagai lokasi iklim, dari iklim dingin pegunungan hingga daerah
tropis panas. Mereka terdapat di sepanjang Asia Timur dari 50 o Lintang Utara di
Sakhalin sampai ke sebelah utara Australia, dan di bagian barat India hingga ke
Himalaya. Mereka juga terdapati di sub-Sahara Afrika, dan di Amerika dari
pertengahan Atlantik Amerika Utara hingga ke selatan ke Argentina dan Cili,
mencapai titik paling selatan Bambu pada 47o Lintang Selatan. Benua Eropa tidak
memiliki spesies bambu asli.
Baru-baru ini telah diupayakan untuk membudidayakan bambu secara komersial di
Danau Besar Afrika di Afrika Tengah bagian timur, terutama di Rwanda. Selain itu,
berbagai perusahaan di Amerika Serikat juga menumbuhkan, memanen, dan
mendistribusikan spesies bambu seperti Phyllostachys edulis.
Terdapat dua bentuk bambu secara umum, yaitu bambu berkayu dari suku
Arundinarieae dan Bambuseae, dan bambu rerumputan dari suku Olyreae. Analisis
molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat tiga sampai lima garis
keturunan utama dari bambu.

Sifat Fisis dan Mekanis bambu


Sifat fisis dan mekanis merupakan informasi penting guna memberi
petunjuk tentang cara pengerjaan maupun sifat barang yang dihasilkan. Hasil
pengujian sifat fisis dan mekanis bamboo telah diberikan oleh Ginoga (1977) dalam
taraf pendahuluan. Pengujian dilakukan pada bambu apus (Gigantochloa apus
Kurz.) dan bambu hitam (Gigantochloa nigrocillata Kurz.). Beberapa hal yang
mempengaruhi sifat fisis dan mekanis bambu adalah umur, posisi ketinggian,
diameter, tebal daging bambu, posisi beban (pada buku atau ruas), posisi radial dari
luas sampai ke bagian dalam dan kadar air bambu.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 30 | 37
Sifat Kimia Bambu
Penelitian sifat kimia bambu telah dilakukan oleh Gusmailina dan Sumadiwangs
(1988) meliputi penetapan kadar selulosa, lignin, pentosan, abu, silika, serta
kelarutan dalam air dingin, air panas dan alcohol benzen. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa kadar selulosa berkisar antara 42,4% - 53,6%, kadar lignin
bambu berkisar antara 19,8% - 26,6%, sedangkan kadar pentosan 1,24% - 3,77%,
kadar abu 1,24% - 3,77%, kadar silika 0,10% - 1,78%, kadar ektraktif (kelarutan
dalam air dingin) 4,5% - 9,9%, kadar ekstraktif (kelarutan dalam air panas) 5,3% -
11,8%, kadar ekstraktif (kelarutan dalam alkohol benzene) 0,9% - 6,9%.

KACA

Kaca berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki kepadatan tinggi, dan
struktur amorf. Atom-atom di dalamnya tidak membentuk suatu jalinan yang
beraturan, seperti kristal, atau biasa disebut gelas. Kaca kebanyakan dibuat dari
silika (SiO2), campuran batu pasir dengan fluks yang menghasilkan kekentalan dan
tilik leleh yang tidak terlalu tinggi, untuk kemudian dicampur lagi dengan bahan
stabilisator supaya kuat.
Kaca jendela, lampu, dan botol, tergolong sebagai kaca sodalime yang terbuat dari
silika (SiO2), fluks soda, (Na2O) dan stabilisator lime atau tanah liat kapur (CaO)
dengan magnesia MgO yang sedikit dicampur dengan alumina (Al2O2). Jenis kaca
yang tahan panas adalah kaca borosilikat. Kaca ini terbuat dari silika, boron oksida
(B2O3), alumina dan soda mempunyai titik leleh yang tinggi dan tidak mudah pecah
jika dipanaskan. Penyebabnya adalah koefisien muatnya amat kecil. Kaca seperti
ini biasa disebut pireks. Kaca silika yang dileburkan atau kuarsa yang melebur
sendiri, dan 99,9% silika mempunyai titik leleh sebesar 1.580 °C, koefisien muat
yang rendah, tembus radiasi ultraungu dan inframerah.
Warna hijau pada kaca berfungsi untuk menunjukkan adanya ionfero. Warna ini
dapat dihilangkan dengan menambahkan natrium nitrat atau mangaan dioksida pada
tahap pembuatan. Untuk membuat kaca berwarna biru kita dapat menggunakan
kobalt oksida, ungu dengan mangaan oksida, juga merah emas atau selen, kuning
dengan uranium oksida atau petak, cokelat dengan ionfero, hitam dengan iridium
oksida atau campuran yang oksida lain (kobalt, besi nikel dan mangaan). Kaca susu
diciptakan dari salah satu atau hasil campuran dari kalsium fluorida, arsen trioksida,
aluminium oksida, seng oksida, dan kalsium fosfat. Kaca aman adalah kaca yang
tahan terhadap benturan. Kaca ini terbuat dari dua lapis kaca yang direkatkan satu
sama lainnya menggunakan lapisan tipis dari seluosa asetat atau bahan plastik
lainnya.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 31 | 37
Bahan Baku Pembuatan Kaca

Untuk membuat berbagai jenis kaca, digunakan pasir kaca dalam jumlah yang
besar. Sebagai fluks bagi silika ini, dipakai soda abu, kerak garam, batu gamping
serta gamping. Di samping itu, banyak pula dipakai oksida timbal, abu mutiara
(kalsium karbonat), saltpeter, boraks, asam borat, asam trioksida, feldspar, dan
fluorspar bersama berbagai jenis oksida, karbonat serta garam-garam logam lain
untuk membuat kaca berwarna. Dalam operasi penyelesaian, banyak pula dipakai
berbagai produk lain seperti abrasif serta asam fluorida.

Pasir

Pasir yang digunakan untuk membuat kaca haruslah kuarsa yang hampir murni.
Oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya ditentukan oleh lokasi endapan pasir
kaca. Kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang gelas pecah
belah atau 0,015% untuk kaca optic, sebab kandungan besi ini bersifat merusak
warna kaca pada umumnya.
Soda (Na2O) terutama didapat dari soda abu padat (Na2CO3). Sumber lainnya
merupakan bikarbonat, kerak garam, dan natriun nitrat. Yang tersebut terakhir ini
sangat berguna untuk mengoksidasi besi dan untuk mempercepat pencairan.
Sumber gamping (CaO) yang terpenting ialah batu gamping serta gamping bakar
dari dolomite (CaCO3. MgCO3) yang berfungsi untuk memberikan MgO pada
campuran.

Fledspar

Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat berupa
Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3, feldspar
mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah, murni, dan
dapat dilebur. Dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca. Al2O3 sendiri
digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga merupakan
sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan titik
cair kaca serta memperlambat terjadinya devitrifikasi.

Borax

Borax atau Natrium Tetra Borate ialah bahan campuran yg menambahkan Na2O
dan boron oksida pada kaca. Walaupun tidak sering dipakai dalam kaca jendela atau
kaca lembaran, natrium tetraborate sekarang banyak digunakan didalam berbagai
jenis kaca pengemas. Kaca borat berindeks tinggi dan mempunyai nilai dispersi
lebih rendah dan indeks refraksi yang lebih tinggi dari semua kaca yang dikenal.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 32 | 37
Kaca ini biasa digunakan untuk kaca optik. selain daya fluksnya yang kuat, boraks
tak hanya bersifat menurunkan koefisien ekspansi tapi juga meningkatkan
ketahanan terhadap aksi kimia. Asam borat digunakan dalam tumpak yang
memerlukan hanya sedikit alkali. Harganya hampir dua kali boraks. (Kami sedia
borax, Baca artikel Jual Borax (Natrium Tetraborate) Pro Analis dan Teknis )

H. ASPAL

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai
bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal
tampak padat pada suhu ruang padahal adalah cairan yang sangaaat kental. Aspal
merupakan bahan yang sangat kompleks, dan secara kimia belum dikarakterisasi
dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh, dan tak jenuh,
alifatik, dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul.
Atom-atom selain hidrogen, dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa
aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen, dan
nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini
sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil), dan malten (yang
massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten.
Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

Aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat Termoplastis)

 Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umumnya disebut
bitumen. Sehingga aspal sering juga disebut bitumen,
 Aspal merupakan salah satu material konstruksi perkerasan lentur . Aspal
merupakan komponen kecil . Umumnya 4 – 10 % dari berat campuran.
Tetapi merupakan komponen yang relatif mahal
 Aspal umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi minyak bumi (Aspal
Minyak) dan bahan alami (aspal Alam),
 Aspal minyak (Aspal cemen) bersifat mengikat agregat pada campuran
aspal beton dan memberikan lapisan kedap air. Serta tahan terhadap
pengaruh asam, Basa dan garam,
 Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku
dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikal agregat akan
berkurang.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 33 | 37
Berdasarkan bentuknya

Aspal keras/panas (Asphalt cemen)


aspal yang digunakan dalam keadaan panas dan cair, pada suhu ruang berbentuk
padat
Aspal keras pada suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat
Aspal keras dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya)
Aspal keras yang biasa digunakan :

 AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50


 AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
 AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
 AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300

 Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume


lalu lintas tinggi.
 Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin, lalu
lintas rendah.
 Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.

Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt)


 aspal yang digunakan dalam keadaan dingin dan cair, pada suhu ruang
berbentuk cair
 Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi
 Pada suhu ruang berbentuk cair
 Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan
pelarutnya, aspal cair dibedakan atas :
1. RC (Rapid curing cut back ) Merupakan aspal keras yang dilarutkan
dengan bensin (premium), RC merupakan curback asphal yang
paling cepat menguap. RC cut back asphalt dugunakan sebagai:
Tack coat (Lapis perekat) Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back) Merupakan aspal keras yang
dilarutkan dengan minyak tanah (Kerosine). MC merupakan
cutback aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back) Merupakan aspal keras yang dilarutkan
dengan solar, SC merupakan cut back asphal yang paling lama
menguap. SC Cut back asphalt digunakan sebagai: Prime coat Dust
laying (lapis pengikat debu) Cut back aspal dibedakan berdasarkan
nilai viscositas pada suhu 600 (makin kental) ex : RC 30 – 60 MC
30 – 60 SC 30 – 60 RC 70 – 140 MC 70 – 140 SC 70 - 140

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 34 | 37
 Aspal Buton

Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal dari pulau buton, Indonesia.
Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya
dalam bentuk bantuan. Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar
bitumennya bervariasi dari rendah sampai tinggi. Berdasarkan kadar bitumennya
aspal buton dibedakan atas B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal Buotn B10 adalah
aspal buton dengan kadar bitumen rata-rata 10%)

Sumber Aspal
a. Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari
proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
b. Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam
c. Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah kedalam aspal yang
bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga
menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi

Sifat-Sifat Kimia Aspal


Aspal keras dihasilkan melalui proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi
yang digunakan terbentuk secara alami dari senyawa-senyawa organik yang telah
berumur ribuan tahun dibawah tekanan dan variasi temperatur yang tinggi.Susunan
struktur internal aspal sangat ditentukan oleh susunan kimia molekul-molekul yang
terdapat dalam aspal tersebut. Susunan molekul aspal sangat kompleks dan
dominasi ( 90 -95% dari berat aspal)oleh unsur karbon dan hidrogen. Oleh sebab
itu, senyawa aspal seringkali disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Sebagian kecil,
sisanya (5- 10%), dari dua jenis atom, yaitu: heteroatom dan logam. Unsur-unsur
heteroatom seperti Nitrogen, Oksigen dan Sulfur. Dapat menggantikan kedudukan
atom karbon yang terdapat di dalam stuktur molekul aspal. Hal inilah yang
menyebabkan aspal memiliki rantai kimia yang unik dan interaksi antar atom tom
ini dapat menyebabkan perubahan pada sifat fisik aspal. Jenis dan jumlah
heteroatom yang terkandung didalam aspal sangat ditentukan oleh sumber minyak
tanah mentah yang digunakan dan tingkat penuaannya. Heteroatom, terutama sulfur
lebih reaktif daripada karbon dan hidrogen untuk mengikat oksigen. Oleh sebab itu,
aspal degna kandungan sulfur yang tinggi akan mengalami penuaan yang lebih
cepat dari pada aspal yang mengandung sedikit sulfur. Atom logam seperti
vanadium, nikel, besi, magnasium dan kalsium hanya terkandung di dalam aspal
dalam jumlah yang sangat kecil, umumnya aspal hanya mengandung satu persen
atom logam dalam bentuk garam organik dan hidroksidanya. Karena susunan kimia
aspal yang sangat kompleks, maka analisa kimia aspal sangat sulit dilakukan dan
memerlukan peralatan labolatorium yang canggih, dan data yang dihasilkan pun

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 35 | 37
belum tentu memiliki hubungan dengan sifat rheologi aspal.Analisa kimia yang
dihasilkan biasanya hanya dapat memisahkan molekul aspal dalam dua grup, yaitu
aspalten dan malten. Selanjutnya malten dapat dibagi menjadi saturated, aromatik
dan resin. Walaupun begitu pembagian ini tidak dapat didefinisikan secara jelas
karena adanya sifat saling tumpang tindih antara kelompokkelompok tersebut.

Sifat – Sifat Fisik Aspal


Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja
campuran beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan sebagai
bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal ini di
sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat oksidasi
dan pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan
penghamparan campuran beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akan
menyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspal telah
mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan ini disebut
durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk mengetahui seberapa baik aspal untuk
mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat proses penuaan. Walaupun banyak
faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang baik akan
menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif yang
biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi,
titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan pada benda uji
yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film Oven Test ( TFOT)
dan Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir
merupakan proses penuaan yang paling banyak di gunakan untuk mengetahui
durabilitas aspal. Sifat aspal terutama Viskositas dan penetrasi akan berubah bila
aspal tesebut mengalami pemanasan atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang
baik hanya mengalami perubahan.

2. Adesi dan Kohesi


Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan
kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi
dan kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal
Karena sifat ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas
aspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk
mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras dengna nilai
daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi yang kurang baik
dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yang tinggi. Uji
penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya yang
digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan. Pada

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 36 | 37
pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam air dan
dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau kombinasi
air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti pemukaan agregat
akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat akan melekat erat
pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi sebagai akibat
dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan
tidak terjadi sama sekali

3. Kepekaan aspal terhadap temperatur


Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperatur
menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk
berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal
terhadap temperatur.

4. Pengerasan dan penuaan aspal


Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas
campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu:
penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan
jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang.
Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang menentukan kecepatan
penuaan.

K I M I A T E K N I K S I P I L 1 8 37 | 37

Anda mungkin juga menyukai