Anda di halaman 1dari 5

ACARA 1

HUKUM – HUKUM DASAR KIMIA, PERHITUNGAN KIMIA DAN PEMBUATAN LARUTAN

A. Tujuan Percobaan
1. Membuktikan hukum – hukum dasar kimia khususnya hukum Lavoisier dan hukum Proust
2. Mempelajari beberapa aspek yang terkait dengan larutan termasuk proses pembuatan, penentuan
konsentrasi dan karakterisasi sifat-sifatnya.
3. Setelah menyelesaikan percobaan membuat larutan dan analisisnya mahasiswa akan dapat
membuat larutan, Menentukan konsentrasi larutan, dan sifat-sifatnya.
B. Landasan teori
1. Hukum – hukum dasar kimia
2. Pengertian larutan
3. Pengertian konsentrasi dan macam satuan konsentrasi
4. Pengenceran
C. Alat dan Bahan
 Hukum – hukum dasar kimia
1. Alat
Erlenmeyer 250 mL, sumbat karet, tabung reaksi, magnet U, cawan porselin, lampu spirtus
2. Bahan
Larutan KI, Pb(NO3)2 0,1 M ( 5 mL ), larutan NaCl 0,5 M ( 5 mL ), serbuk besi dan serbuk belerang
 Stoikiometri larutan
1. Alat
Botol timbang kering,Labu takar 100 mL,Pipet ukur
2. Bahan
Air suling,NaOH,H2SO4,Urea
D. Cara kerja
 Hukum – Hukum Dasar Kimia
1. Hukum Lavoisier :
a. 5 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil. Pada Erlenmeyer dimasukkan 10
mL larutan NaCl 0,1 M. Dimasukkan
b. Pb(NO3)2 tersebut dengan hati – hati ke dalam Erlenmeyer tersebut. Lalu ditutup dengan sumbat karet.
c. Timbang labu Erlenmeyer beserta isinya dan dicatat massanya.
d. Miringkan labu Erlenmeyer sehingga kedua larutan tercampur dan bereaksi. Diamati perubahan yang
terjadi.
e. Timbang lagi labu Erlenmeyer dan isinya dan dicatat massanya.
f. Ulangi cara kerja tersebut di atas dengan menggantikan larutan NaCl 0,5 M dengan larutan KI 0,1 M.
2. Hukum Proust :
a. Ambil serbuk belerang sebanyak 2 gram dan dimsukkan ke dalam cawan porselin, kemudian dimasukkan
serbuk besi sebanyak 5 gram. Kemudian campuran itu diaduk sampai merata.
b. Panaskan campuran tersebut dan diperhatikan apa yang terjadi. Dengan menggunakan magnet, diambil
serbuk besi yang tidak bereaksi, ditimbang berat serbuk besi tersebut.
 Perhitungan Kimia (Stoikiometri Larutan)
1. Pembuatan larutan
Pembuatan larutan dengan zat terlarut bahan padat:
a. Sediakan botol timbang/gelas piala kering dan bersih dalam keadaan kosong.
b. Tambahkan (timbang) dengan teliti 4 gr NaOH padat (pelet), kemudian larutkan dengan air suling
± 50 mL.
c. Masukkan kedalam labu ukur 100 mL, kemudian penuhkan labu ukur dengan air suling sampai
tanda tera. Perhatikan miniskus (permukaan cekung dari zat cair) harus tepat menyingung tanda
tera labu ukur
d. Kocok hingga homogen dan beri label konsentrasinya (Konsentrasi dihitung dalam satuan M, N,
X, dan m)
e. Ulangi percobaan a-d dengan mengganti NaOH dengan 5 gr urea. Perhatikan perubahan
temperatur larutan. Apakah terjadi reaksi eksotermis atau endotermis?
2. Pengenceran
Untuk membuat larutan standar kadang-kadang dilakukan dengan mengencerkan larutan
yang telah tersedia. Misalnya dengan membuat larutan standar NaOH 0,1 N dari larutan NaOH 1 N.
Tentukan berapa banyak larutanstandar yang akan dibuat dan dihitung , berapa banyak larutan “asli
“ yang harus diencerkan dengan persamaan

V2 . N1
V1 . N1 = V2 . N2 V1 =
N1

a. Pengenceran dengan labu ukur


 Amblil 10 mL larutan NaOH yang telat dibuat pada percobaan pembuatan larutan
sebelumnya, masukkan kedalam labu ukur 100 mL.
 Tambahkan air suling sampai permukaan cekung larutan tepat menyinggung tanda tera labu
ukur.
 Kocok sampai larutan homogen.
 Hitung konsentrasi hasil pengenceran berdasarkan rumus V1 . N1 = V2 . N2
V1 . V2= volume larutan sebelum dan sesudah diencerkan
N1 . N2= Konsentrasi larutan sebelum dan sesudah diencerkan
 Hitung konsentrasi dalam satuan M, N, X, dan m.

b. Pengenceran H2SO4
Untuk zat-zat yang menunjukkan eksotermis pada pengenceran seperti H2SO4 pekat, maka
pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit H2SO4ke dalam pelarut.
 Ambil 7 mL air suling dengan menggunakan gelas ukur, tuangkan kedalam tabung reaksi .
 Ambil 3 mL H2SO4pekat dengan menggunakan pipet tetes yang bersih, isikan kedalam gelas
ukur hingga volume 3 mL.
 Tuangkan H2SO4pekat ini kedalam tabung reaksi yang diisi air suling tadi. Ingat, penuangan
harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Perhatikan atau rasakan perubahan panas
sebelum dan sesudah H2SO4 dituang ke dalam tabung reaksi.

E. Hasil Pengamatan
 Hukum – Hukum Dasar Kimia
1. Hukum Lavoisier
Campuran larutan Pb(NO3)2 + NaCl
Massa Sebelum dicampur Setelah dicampur
(gram) (gram)

Campuran larutan Pb(NO3)2 + KI


Massa Sebelum Setelah
dicampur (gram) dicampur (gram)

2. Hukum Proust
Massa(gram) Serbuk besi + Serbuk Serbuk
serbuk besi + besi sisa
belerang magnet

 Perhitungan Kimia
1. Pembuatan Larutan

Senyawa Konsentrasi Larutan Sifat Reaksi


Kimia M N F X m Endoterm Eksotrem
NaOH
Urea
Tabel 1. Pembuatan larutan NaOH dan Urea
2. Pengenceran dengan larutan labu
Normalitas NaOH awal(N) = N
Volume NaOH awal (V1) = ml
Volume NaOH awal = l
Normalitas NaOH akhir (setelah diencerkan)
N2 = V1.N1 =
V2
3. Pengenceran H2SO4 pekat
Volume air suling = mL
Volume H2SO4 = mL
Perubahan Panas
Sebelum reaksi = Dingin
Sesudah reaksi = Panas
I. Daftar Pustaka
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/07/pengertian larutan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan
2013. Penuntun Praktikum Kimia. Samarinda: fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.

Guru mata pelajaran

Desi Nur Anisa, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai