Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS BAYI DAN BALITA

“MENJAGA KEBERSIHAN KULIT BAYI’’


Dosen : Zaiyidah Fathony, M.Keb

KELOMPOK :

AISYAH FITRI 161540111038


DWI PRELIA WATI 161540111045
ISMALIANA 161540111053
LUTHFIA ULFAH 161540111306
NURUL NAZMI 161540111062
NURWINDA EKA NOVIANTI 161540111063
PUTRI YUNIRA APRIANI 161540111065
SITI KHADIZAH 161540111071

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
BANJARMASIN
2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Salawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui tentang
“Perawatan Kulit Pada Bayi Baru Lahir” dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi, namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah
ini ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbibangan dosen pengampu ma
ta kuliah ibu Zaiyidah Fathony, M.Keb serta orang tua dan teman-teman lainnya
sehingga penulis bias menyelesaikan tugas makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangaan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Banjarmasin, April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
A. Kebersihan Kulit ...................................................................................................... 2
B. Merawat Kulit Bayi .................................................................................................. 5
C. Cara Merawat Kulit Bayi.......................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
B. Saran ..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rencana asuhan pada bayi hari ke-2 sampai hari ke-6 setelah lahir, kebersihan
kulit bayi harus dibuat secara menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan
pada langkah sebelumnya atau sesuai dengan keadaan bayi pada saat itu,
apakah dalam keadaan sehat/normal atau mengalamisakit/gangguan. Pada
bayi- bayi yang lahir di rumah sakit atau klinik-klinik bersalin asuahan pada
bayi usia 2- 6 hari ini juga harus diinformasikan atau diajarkan kepada orang
tua bayi, sehingga saat kembali kerumah, mereka sudah siap dan dapat
melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang diberikan kepada bayi
usia 2-6 hari meliputi hal-hal yang berkaitan dengan minum, BAK, BAB,
Tidur, kebersihan kulit, keamanan, tanda-tanda bahaya danpenyuluhan.

B. Tujuan
1. Mengetahui cara menjaga kebersihan kulit bayi
2. Mengetahui cara merawat kulit bayi

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebersihan kulit bayi
2. Bagaiman cara merawat kulit bayi
3. Apa saja yang harus di lakukan saat merawat kulit bayi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebersihan Kulit

1. Kulit normal bayi

Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir . sebelum


dimandikan bahwa suhu tubuh stabil ( suhu aksila 36,5-37,5) jika suhu
tubuh masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan
longgar , tutup bagian kepala bayi , tempatakan bersama ibunya (skin to
skin ) , tunda memandikan bayi sampai 1 jam tunda juga untuk
memandikan bayi jika mengalami gangguan pernapasan , ruangan untuk
memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan anhin , mandikan bayi
secara cepat dengan air bersih dan hangat , setelah mandi segera keringkan
dan segera selimuti kemudian berikan kepada ibunya untuk diberikan asi (
JNPK-KR, 2007).

Pemeriksan kulit sangat penting dalam pemeriksaan fisik bayi baru


lahir. Kesehatan neonatus dapat diketahui dari warna, integritas dan
karakteristik kulitnya. Dengan alat batu pemeriksaan yang canggih, kita
dapat mengetahui usia, status nutrisi, fungsi system organ, dan adanya
penyakit kuit yang bersifat sistemik. Adanya luka memar, dan tanda lahir
dapat menimbulkan kecemasaan bagi orang tua. Pemeriksaan yang
lengkap pada kulit mencakup inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan inspeksi
dapat melihat adanya variasi kelainan kulit. Namun untuk menghindari
masalah yang tidak tampak jelas, dilakukan pemeriksaan inspeksi berupa
penilaian ketebalan dan konsistensi kulit.

Fungsi kulit adalah sebagai perlindungan, baik fisik maupun


imunologis, regulasi panas, dan indera peraba. Pemahaman tentang

2
struktur kulit sangat penting agar kita dapat melakukan pemeriksan dan
mengidentifikasi adanya kelainan. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

a. Epidermis (bagian luar)dibagi menjadi 5 lapisan: lapisan teratas adalah


startum korneum (terdiri dari sel mati) yang secara konsisten terkikis
dan tergantikan. Pada bagian terendah banyak mengandung keratin dan
melanosit.
b. Dermis terdiri dari jaringan fibrosa dan elastic, kelenjar keringat,
kelenjar sebaseaus, pangkal rambut, pembuluh darah, dan saraf.
c. Subkutan yang terdiri dari lemak kulit yang berfungsi untuk melindungi
organ dalam tubuh dan sebagai tempat penyimpanan energy.

Kulit bayi baru lahir secara struktur dasar hamper sama dengan
kulit orang dewasa. Kulit bayi biasanya tipis, lembut dan biasanya
mudah tterkena trauma, baik akibaat peregangan , tekanan atau bahan-
bahan dengan pH yang berbeda. Semakin premature seornag bayi,
semakin kurang kematangan fungsi kulitnya. Fibril yang
menghubungkan lapisan dermis dnegan epidermis lebih rapuh dan
stratum kornium lebih tipis.kelenjar keringat, walaupun sudah ada sejak
lahir, belum mencapai fungsi maksimal eperti orang dewasa.

Kulit janin dalam uterus ditutupi oleh vernik caseosa yang


merupakan hasil konsepsi material lemak berwarna putih/kuning yang
terbentuk akibat sekresi kelenjar sebasea dan penumpukan sel mati.
biasanya muncul selama trimester III dan berkurang sampai usia
kehamilan mencapai 40 minggu. Verink kaseosa sering kali dijumpai
pada saat lahir dan biasannya menghilang daalam beberapa jam melalui
proses absorbsi. Didalam uterus janin diselubungi lanugo, yaitu rambut
yang pertama kali muncul pada minggu ke 20 dan menutupi sebagian
tubuh, termasuk wajah, dan menghilang pada usia kehamilan ke-40
minggu atau lebih. Dengan melihat anatomi dan fisiologisnya, tampaak
bahwa kulit bayi mempunyai peranan penting dalam melindungi bayi.

3
Kelenjar sebasea biassanya belum aktif, namun mungkin akan
mengalami pelebaran pada daerah hidung dan pipi berbentuk bintik
bintik putih yang disebut milia.

Dengan demikian kita perlu menjaga kesehatan kulit bayi agar


tidak muncul komplikasi atau penyakit. Salah satu cara untuk menjaga
kebersihan ulit adalah dengan memandikan bayi. Memandikan bayi
pertama kali harus ditunda minilmal 6 jam, dan disarankan setelah 24
jam pertama, untuk mencegah hipotermia karena anatomi kulit dan
fungsi pengaturan suhu bayi (hipotalamus) masih belum sempurna
sehingga bayi tidak dapat langsung menghadapi stress, baik suhu dingin
maupun panas yang berlebihan. Setelah 6 jam, diperkirakan suhu tubuh
bayi sudah stabil dan bayi cukup mampu mengatasi tentang lingkungan,
baik panas maupun dingin ( biasanya 2 hari fungsi termogulasi sudah
baik). Jika bayi tterpapar lingkungan yang dingin, metode pengaturan
suhu akan bekerja, baik dengan menggigil (peningkatan aktivitas,
postur tubuh dan menangis) atau tanpa menggigil (penggunaan lemak
coklat sebagai kompensasinya)

Harus diingat pula bahwa ketika memandikan, bayi kemungkinan


kehilangan panas melalui konveksi, konduksi, evaporasi dan radiasi.
Konduksi adalah proses hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung
dengan benda-benda yang mempunyai suhu rendah (misal bayi
diletakan diatas meja yang terbuat dari logam ). Konveksi adalah proses
hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan udara dingin disekitarnya
(misal., bayi berada didalam suatu ruangan yang dingin atau
menggunakan kipas angin). Evaporasi adalah proses hilangnya panas
tubuh jika bayi dalam keadaan basah. Rradiasi proses hialngnya panas
tubuh jika bayi diletakan dengan benda-benda yang lebih rendah
suhunya dari suhu tubuhnya.

4
Kehilangan panas ketika dalam kandungan, bayi berada dalam
lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat celcius. Setelah lahir, bayi
masuk ke suasana yang jauh lebih sejuk. Suhu ruangan persalinan yang
hanya 21 derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin
pada saat air ketuban menguap pada tubuhnya. Luas permukaan kulit
yang berbanding lurus dengan massa tubuh bayi menyebabkan bayi
beresiko kehilangan panas, terutama dari bagian kepala bayi yang
merupakan 25% dari ukuran seluruh tubuhnya.

Bayi yang baru lahir mungkin penuh berlumur darah dan cairan
amniotik, kadang-kadang juga dengan vernix, substansi mirip keju yang
melindungi kulit bayi ketika masih ada di dalam rahim. Kulit bayi yang
baru lahir mungkin dilapisi bulu halus yang hitam, bernama lanugo,
yang akan lenyap dalam 2 bulan kehidupan awalnya. Warna kulit
mungkin mula-mula kelihatan biru tua, tetapi setelah bayi mulai
bernafas akan berubah menjadi merah jambu sehat.

B. Merawat Kulit Bayi

a. Merawat kulit bayi merupakan salah satu hal yang tidak boleh
dilupakan oleh para ibu. Hal ini disebabkan oleh kulit bayi yang masih
sangat muda dan sensitif yang rentan akan berbagai unsur penyakit
dan berbagai macam gangguan lainnya. Kadang para ibu melupakan
mengenai perawatan bayi ini, karena melihat bahwa kulit bayi yang
begitu halus, lembut dan kelihatan segar, sehingga merasa perawatan
kulit bayi tidak diperlukan lagi. Ya, anggapan ini sangat salah, kulit
bayi sangat rentan terkena biang keringat, alergi, ruam, iritasi dsb,
oleh karena itu peran seorang ibu atau orang tua dalam menjaga
kesehatan bayi khususnya mengenai kesehatan kulit sangat
diperlukan. Selain itu, penyakit kulit bayi berat (contoh bersifat
patologis) semula berawal dari tidak sehatnya lingkungan (Dr.Lyndon
saputra, 2014).

5
C. Cara Merawat Kulit Bayi

1. Memandikan Bayi

b. Perhatikan suhu air mandi terutama untuk bayi baru lahir. Sebaiknya
suhunya tidak terlalu panas atau dingin.
c. Bersihkan kulit bayi dari kotoran yang menempel pada kulit seperti
sisa makanan, air seni, dan tinja dengan air. Mandi dua kali sehari
juga akan membantu membersihkan kulit bayi. Jika aktivitas dan
gerakan anak atau bayi anda sangat aktif, mandi dapat dilakukan 3x
sehari.
d. Pada saat dimandikan, perhatikan betul mengenai sabun yang akan
digunakan. Sabun yang baik bagi kulit bayi adalah sabun khusus
untuk bayi yang tidak terlalu keras dan memiliki pH antara 4,5 – 5 dan
usahakan sabun agak berminyak, hal ini untuk mencegah terjadinya
iritasi pada kulit bayi. Sangat baik bila bilasan dilakukan dua kali
untuk membersihkan bahan kimianya. Bila terjadi iritasi terhadap
merek tertentu sebaiknya beralihlah ke merek lain, jangan biarkan
berlarut-larut.
e. Daerah seperti sela jari jemari, ketiak, serta selangkangan, jangan
sampai terlewatkan.
f. Cara membersihkan alat kelamin bayi perempuan dan laki-laki
berbeda. Pada bayi perempuan, basuh alat kelaminnya dari bagian
depan ke belakang atau ke arah anus dengan menggunakan kapas atau
waslap basah. Pada bayi laki-laki, tarik kulupnya perlahan-lahan
hingga tampak lubang kencingnya, baru kemudian bersihkan dengan
kapas atau waslap basah.

6
g. Setiap kali bayi buang air besar, bilas anus dan daerah sekitarnya
dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Kalaupun terpaksa
menggunakan tisu atau kapas basah, pilihlah tisu basah khusus bayi
yang tanpa alkohol. Alkohol dikhawatirkan bisa membuat kulit bayi
teriritasi.
h. Selesai mandi, gunakan handuk lembut agar nyaman di kulit bayi.
i. Gunakan pelembab khusus bayi berupa lotion atau krim yang
berfungsi untuk mempertahankan atau menambah kandungan air yang
terdapat di dalam kulit, khususnya kulit bagian luar (epidermis).
(Dr.Lyndon saputra, 2014).

2. Pemilihan Pakaian Dan Popok Bayi

a. Pilih pakaian dan popok berbahan lembut dan tipis dari bahan katun
atau campurannya. Hindari bahan nilon yang umumnya membikin bayi
gerah dan mudah keringatan. Kondisi ini akan mudah mengundang
kuman atau bakteri yang mudah memunculkan ruam dan gatal-gatal.
Jika bayi sudah bisa menggaruk, kemungkinan terinfeksi pun menjadi
lebih besar.
b. Hindari pakaian dan popok yang terlalu ketat karena bisa membuat
kulit bayi terluka bila lama tergesek bahannya.
c. Ganti segera pakaian bayi bila terkena kotoran. Entah itu berupa
muntahan, tumpahan makanan, apalagi jika terkena feses atau air
seninya. Kontak kulit dengan feses dan air seni dalam waktu lama akan
menyebabkan terjadinya ruam popok.
d. Cuci pakaian bayi dengan sabun cair karena bahan kimia dalam sabun
deterjen bubuk umumnya lebih tajam. Bila bahan deterjen ini tertinggal
di baju sangat mungkin akan membuat kulit bayi teriritasi. Ibu juga
boleh menggunakan sabun krim asalkan sabun itu terlebih dahulu
dicampur dengan air dan menjadi cair. Pewangi pakaian tidak terlalu
dianjurkan. Yang dikhawatirkan bukanlah kontak cairan pewangi itu
dengan kulit bayi, melainkan aromanya yang dapat terhirup masuk ke

7
dalam tubuh bayi. Asal tahu saja, aroma yang terkandung dalam
pewangi pakaian mengandung bahan kimia. (Dr.Lyndon saputra,
2014).

3. Gunakan Kosmetika Yang Aman Bagi Bayi

a. Teliti terlebih dulu terhadap kosmetika yang akan digunakan termasuk


isi, tujuan, cara pemakaian, tanggal produksi, masa kadaluwarsa dan
izin POM.
b. Gunakan kosmetika bayi secara benar sesuai dengan aturan yang
tertera
c. Jangan gunakan penggunaan kosmetika bayi secara berlebihan, hal ini
akan membuat tersumbatnya pori-pori yang dapat menimbulkan
terjadinya ruam.
d. Gunakan bedak dan minyak telon setelah mandi ke seluruh tubuh
untuk menjaga kulit bayi dari iritasi, selain itu penggunaan minyak
telon ini dapat menghidanrkan bayi dari gigitan serangga karena
baunya yang menyengat yang tidak disukai oleh serangga.
e. Jangan menggunakan kosmetika yang mengandung alkohol, karena
dikhawatirkan akan membuat kulit bayi lebih mudah mengalami iritasi.
f. Sebaiknya konsultasikan ke dokter dulu ke dokter sebelum
menggunakan kosmetika bayi atau meminta saran jenis kosmetika bayi
yang aman bagi bayi.
g. Lindungi Bayi dari Terpaan Sinar Matahari Siang Jika bayi harus
dijemur untuk mendapatkan tambahan vitamin D demi pertumbuhan
tulangnya, lakukan hal itu di bawah jam sembilan pagi. Jika
berdomisili di lokasi dengan tingkat polusi yang cukup tinggi, terutama
di kota-kota besar, disarankan untuk menjemur bayi sebelum jam 8
pagi.
h. Hindari terpaan langsung bayi dari sinar matahari siang, terkena sinar
matahari secara langsung rentan terkena penyakit kanker kulit.

8
i. Bila ingin membawa bayi keluar rumah, gunakan pelindung seperti
payung atau topi. Krim pelindung matahari (sunblock) bisa digunakan
asalkan dikonsultasikan pada dokter terlebih dulu. Hati-hati jangan
sampai mengenai mata, mulut, dan telapak tangan si kecil. ( Arief Zr ,
2009 )

4. Ciptakan Lingkungan Yang Sehat Bagi Bayi

a. Bersihkan kamar bayi yang akan digunakan.


b. Ciptakan suhu kamar atau lingkungan yang sesuai yang dapat
membuat nyaman bayi. Suhu lingkungan yang tidak pas buat si kecil
akan membuat kulitnya bereaksi, misalnya langsung muncul bintik
warna merah.
c. Perhatikan mengenai ventilasi kamar bayi. Ventilasi kamar bayi
sebaiknya jangan terlalu lebar dan juga jangan terlalu sempit. Kondisi
udara yang terus berganti di kamar bayi cukup baik bagi bayi. Selain
itu beberapa kasus biang keringat yang terjadi pada bayi dapat diatasi
dengan lingkunga udara yang sejuk.
d. Jika suhu ruangan bayi dianggap terlalu panas, dapat menggunakan air
conditioner atau kipas angin tapi terpaannya usahakan jangan langsung
mengarah ke bayi.
e. Hindari penggunaan obat nyamuk jenis apapun, jika ingin menghindari
bayi dari gigitan nyamuk, gunakan kelambu saja. Racun yang terdapat
dalam obat nyamuk dikhawatirkan akan membahayakan bayi itu
sendiri.
f. Potong kuku bayi secara teratur. Kuku bayi yang tidak terpelihara
dengan baik sering mendatangkan masalah bagi kulit bayi.
Umpamanya, kuku yang panjang-panjang akan lebih mudah dimasuki
kotoran. Bila bayi menggaruk tubuhnya, mungkin sekali akan terjadi
infeksi. Untuk itu, potong kuku bayi secara teratur. ( Dewi , 2010 )

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebersihan kulit bayi merupakan hal penting yang harus diperhatikan.


Orang tua harus sering membersihkan kulit bayi dari keringat dan kotoran
terutama daerah genital. Popok bayi harus sering diganti agar bayi terhindar
dari ruam popok. Daerah kepala bayi juga harus dijaga kebersihannya agar
tidak menimbulkan crradle cap.

B. Saran

Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walaupun mandi dengan


membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-
bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur.
Sebaiknya orang tua atau orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan
untuk mencuci tangan terlebih dahulu.

10
DAFTAR PUSTAKA
Arief ZR dan Weni Kristianasari.2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Barbara, R. S. (2004). Buku Ajar Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir.


(terjemahan). Jakarta : EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi Dn Anak Balita. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.

Dr. Lyndon Saputra. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Tanggerang
Selatan: Binarupa Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai