Anda di halaman 1dari 16

PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT


a. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuhadalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena dan
didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah
satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Pada tubuh cterdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi
cairan tubuh manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi sekitar
75%, pria dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh total.
Persentasi yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.
Kebutuhan air berdasarkan usia dan berat badan
Kebutuhan Air
Usia
Jumlah Air dalam 24jam ml/kg Berat Badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110

10 tahun 2000-2500 70-85

14 tahun 2200-2700 50-60


18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektolit diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan
gastrointestinal.
1. Ginjal
Fungsi ginjal sebagai pengaturan air, pengaturan konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam
basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan
air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaring cairan. Rata-rata setiap 1
liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10%nya disaring keluar. Cairan
yang tersaring kemudian mengalir melalui tubuli reminalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang
dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata
1 ml/kg/bb/jam.
2. Kulit
Kulit sebagai pengaturan cairan yang terkait dengan pengaturan panas yang diatur oleh syaraf
vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriola kutan dengan cara vasodilatasi dan
vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dilakukan dengan cara penguapan yaitu keringat yang
jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah darah yang mengalir.Berkeringat terjadi sebagai respon
terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan
impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf
simpatis pada kulit. Perangsangan kelenjar keringat dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu
lingkungan, dan melalui kondisi tubuh yang panas. Keringat melepaskan air sekitar setengah
liter setiap harinya.
3. Paru-paru
Berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkaninsensible water loos ±400 ml/hari.
Proses tersebut dipengaruhi oleh perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan misalkan,
orang yang melakukan olahraga berat.IWL (insensible water loos) selain terjadi melalui paru-
paru juga melalui kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal
kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila
proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat
4. Gastrointestinal
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui
proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang dalam sistem ini
sekitar 100-200 ml/hari.
Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dpat melalui mekanisme rasa hahus yang
dikontrol oleh sistem endokrin (hormonal), yakni Anti Diuretik Hormon (ADH), sistem
aldosteron, prostagladin, dan glukokortikod. Mekanisme rasa haus diatur dalam rangka
memenuhi kebutuhan cairan dengan merangsang pelepasan renin.

b. Cara Perpindahan Cairan


1) Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung
menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga
konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s
law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
2. Peningkatan permeabilitas.
3. Peningkatan luas permukaan difusi.
4. Berat molekul substansi.
5. Jarak yang ditempuh untuk difusi.
2) Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah
dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini
karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila
konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu larutan
dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama
namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan
dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.
3) Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh
membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas
permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini
disebut tekanan hidrostatik.
4) Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif
dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi.
Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi.
Contoh: Pompa Na-K.
c. Faktor yang Berpengaruh dalam Pengaturan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
a.Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada
luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah
mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan
5 L per hari.
c.Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d.Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh, misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan tubuh.
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan
elektrolit tubuh.
h.Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
d. Gangguan/ Masalah Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
1. Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Hal ini biasanya terjadi pada pasien diare dan muntah. Ada tiga
macam dehidrasi, yaitu:
o Dehidrasi isotonik
o Dehidrasi hipertonik
o Dehidrasi hipotonik
Kelebihan asupan pelarut seperti protein dan klorida/natrium akan menyebabkan
ekskresi yang berlebihhan atau penyebab lain adanyan gangguan pada hipotalamus, kelenjar
gondok, diare, muntah, terpasang drainage, dll.
Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya :
a. Dehidrasi berat
1. Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.
2. Serum natrium 159-166 mEq/L
3. Hipotensi
4. Turgor kulit buruk
5. Oliguria
6. Nadi dan pernapasan meningkat
7. Kehilangan cairan mencapai >10% BB.
b. Dehidrasi sedang
1. Kehilangan cairan 2-4 L atau antara 5-10% BB.
2. Serum natrium 152-158 mEq/L
3. Mata cekung
c. Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1.5-2 L.
2. Hipervolume atau overhidrasi
Ditimbulkan oleh kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan
edema (kelebihan cairan pada interstisial.
3. Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah. Keadaan ini
dapat terjadi pada pasien yang kelebihan cairan tubuh ditandai dengan adanya rasa kehausan
yang berlebihan, rasa cemas, takut dan bimbang, kejang perut, denyut nadi cepat dan lembab,
hipotensi, konvulsi, membran mukosa kering, kadar natrium dalam plasma kurang dari 135
mEq/l.
4. Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium plasma tinggi dalam plasma tinggi.
5. Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
6. Hiperkalemia
Suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinngi.
7. Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah.
8. Hiperkalsemia
Merupakan suattu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah.
9. Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah.
10. Hipermagnesia
Merupakkan suatu keadaan dimana kadar magnesium bberlebihan di dalam darah.
e. Kebutuhan elektrolit
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Mengandung oksigen, nutrien, dan sisa
metabolisme yang semuanya disebut ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam
bentuk ion elektrolit.
6. Komposisi elektrolit
Natrium : 135-145 m Eq/L
Kalium : 3,5-5,3 m Eq/L
Klorida : 100-106 m Eq/L
Bikarbonat arteri : 22-26 m Eq/L
Bikarbonat vena : 24-30 m Eq/L
Kalsium : 4-5 m Eq/L
Magnesium : 1,5-2,5 m Eq/L
Fosfat : 2,5-4,5 m Eq/L
Eq (ekuivalen) tersebut merupakan kombinasi kekuatn zat kimia atau kekuatan
kation dan anion dalam molekul.

g. Pengaturan Elektrolit

1. Pengaturan keseimbangan natrium


Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi dalam pengaturan osmolaritas
dan volume cairan tubuh.

Pengaturan keseimbangan kalium


Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi
mengatur keseimbangan elektrolit. Kalium berpengaruh terhadap fungsi sitem pernapasan.

Pengaturan keseimbangan kalsium


Kalsium dalam tubuh berfungsi sebagai pembentukan tulang, penghantar impuls kontraksi
otot, koagulasi darah (Pembekuan darah), dan membantu beberapa enzim pankreas.

4. Pengaturan keseimbangan magnesium


Magnesium merupakan kanion dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan
intrasel. Keseimbangannya diatur oleh kelenjar paratiroid. Magnesium diabsorpsi dari saluran
pencernaan.

. Pengaturan keseimbangan klorida


Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat
ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsinya biasanya bersatu dengan natrium
yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotik dalam darah.

. Pengaturan keseimbangan bikarbonat


Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutanbuffer (penyangga) dalam
tubuh.

. Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)


Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang.
Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.

h. Jenis Cairan Elektrolit


Terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga
normal cairan elektrolit yang banyak dipergunakan. Contoh : cairan ringer’s, ringer’s laktat
dan buffer’s.
i. Keseimbangan Asam Basa
Dalam keadaan normal nilai pH cairan tubuh 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa dapat
dipertahankan melaui proses metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh
dan melalui pernapasan dengan sistem regulasi (Pengaturan ginjal). Tiga macam sistem
larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan karbonat, larutan buffer fosfat, dan
larutan bufferprotein. Sistemnya terdiri atas NaCO3, KHCO3, H2CO3. Pengaturan
keseimbangan asam basa dilakukan oleh paru-paru. Kadar pH yang rendah berarti konsentrasi
H+ tinggi disebut asidosis. Jika pH yang tinngi, konsentrasi H+ rendah disebut alkalosis.

j. Jenis Asam Basa


Cairan basa (Alkali) digunakan untuk mengoreksi asidosis hal ini dapat disebabkan karena
henti jantung dan koma diabetikum, seperti natrium dan natrium bikarbonat. Untuk
mengurangi keasaman (asidosis) dapat dengan laktat yang merupakan asam lemah yang dapt
mengambil ion H+. Selain pernapasan, ginjal juga berperan untuk mempertahankan
keseimbangan asam basa yang sangat kompleks. Ginjal mengeluarkan ion hidrogen dan
membentuk ion bikarbonat sehingga pH darah normal.

k. Gangguan/Masalah Keseimbangan Asam Basa


1. Asidosis respiratorik
Suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan sistem pernapasan dalam membuang
karbondioksida dari cairan tubuh mengakibatkan kerusakan pada pernapasan, peningkatan
PCO2 arteri 45mmHg dan penurunan pada pH yakni kurang dari 7,35.
2. Asidosis metabolik
Suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam ditandai adanya penurunan Ph
kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22 mEq/L.
3. Alkalosis respiratik
Suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yyang dapat menimbulkan terjadinya
paCO2 arteri kurang dari 35mmHg, pH lebih dar 7,45 dapat dikarenakan hiperventilasi,
kecemasan, emboli paru-paru, dll.
4. Alkalosis metabolik
Suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan
adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri 7,45.

12. Tindakan untuk Mengatasi Masalah/Ganggguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan


dan Elektrolit
a. Pemberian cairan melalui infus
Tindakan ini merupakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada
pasien dengan bantuan perangkat infus. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan cairan
elektrolit juga sebagai pengobatan dan pemberian makanan.
Alat dan bahan :
1. Standar infus
2. Perangkat infus
3. Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Jarum infus/aboccath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
5. Pengalas
6. Tourniqet/pembendung
7. Kapas alkohol 70%
8. Plester
9. Gunting
10.Kasa steril
11.Betadine
12.Sarung tangan
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
3. Hubungkan cairan dan perangkat infus dengan menusukkan ke dalam botol infus.
4. Isi cairan ke dalam perangkat infus dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan
tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan keluar udaranya
5. Letakkan pengalas
6. Lakukan pembendungan dengan tourniqet
7. Gunakan sarung tangan
8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
9. Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas
10. Cek apakah sudah mmengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath
11. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus
12. Buka tetesan
13. Lakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril
14. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
15. Catat respons yang terjadi
16. Cuci tangan
Cara mmenghitung tetesan innfus
a. Dewasa : (makro dengan 20 tetes/ml)
Tetesan/menit = jumlah cairan yang masuk/lamanya infus(jam) x 3
Atau
Tetesan/menit = total kebutuhan cairan x faktor tetesan/ lama infus (jam) x 60 menit
b. Anak
Tetesan/menit (mikro) = jumlah cairan yang masuk/ lamanya infus (jam)

b. Tranfusi darah
Tranfusi darah merupakan tindakan memasukkan darah melaui vena dengan
menggunakan seperangkat alat tanfusi pada pasien yang membutuhkan darah. Tujuannya
untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
Persiapan alat dan bahan:
1. Standar infus
2. Perangkat transfusi
3. NaCl 0,9%
4. Darah sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Jarum infus/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
6. Pengalas
7. Torniquet/pembendung
8. Kapas alkohol 70%
9. Plester
10. Gunting
11. Kasa steril
12. Betadine
13. Sarung tangan
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
3. Hubungkan cairan NaCl 0,9% dan seperangkat transfusi dengan menusukannya
4. Isi cairan NaCl 0,9% ke dalam perangkat transfusi dengan menekan bagian ruang tetesan
hingga ruangan tetesan terisi sebagian. Kemudian buka penutup, hingga selang terisi dan
udaranya keluar
5. Letakkan pengalas
6. Lakukan pembendungan dengan tourniqet
7. Gunakan sarung tangan
8. Desintefeksi daerah yang akan ditusuk
9. Lakukan penusukan dengan arah jarum keatas
10. Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath
11. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang transfusi
12. Buka tetesan
13. Lakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril
14. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
15. Setelah NaCl 0,9% masuk sekitar ±15 menit, ganti dengan darah yang sudah disiapkan
16. Darah sebelum dimasukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis golongan
darah dan tanggal kadaluawarsa
17. Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian tranfusi
18. Catat respons terjadi
19. Cuci tangan
PRINSIP PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI
1. Konsep kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi adalah kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
menghasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas tubuh. Sistem yang berperan
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran
pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus
bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu dan pankreas.
1. Saluran pencernaan
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar (
vestibula ), yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir, dan pipi, seta bagian dalam yang terdiri dari
rongga mulut. Didalam mulut makanan mengalami proses mekanisme melalui proses
mengunyah

b. Faring dan esofagus


Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut dan
laring. Faring berbentuk krucut dengan bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hinga
pertebrae servikal ke enam. Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung
yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm yang terletak di belakang
trakheadan di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui thoraks menembusa
diafragma dan beremu langsung dengan abdomen dan penyambung langsung dengan
lambung.

Esofagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menuju lambung,
bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang 2 cm. Kedua ujungnya di lindungi
dengan sphincter. Dalam keadaan normal sphincter bagian atas selalu tertutup, kecualai bila
ada makanan masuk kedalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik
kerongga bagian atas, yaitu esofagus.

c. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas ( fundus ),
bagian utama, dan bagin bawah yang horizontal ( antrum pirolik ). Lambung ini berhubungan
langsung dengan esofagus.
Lambung memeiliki fungsi sebagai berikut :
 Fungsi motoris adalah penampung makanan, memecah makanan menjadi partikel
 Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsinogen renin, dan lipase. Pepsinogen
di aktifkan oleh HCL menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi protosa dan
pepton.
d. Usus halus
Usus halus terletak di bagian umbilikus dan di kelilingi oleh usus besar. Usus halus
merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang 2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian akan
bertambah panjang menjadi 6 m pada orang yang telah meninggal akibat relaksasi otot yang
telah kehilangan tonusnya. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan
panjang 25 cm, jejunum dengan panjang 2 m, dan ileum dengan panjang 1 m.
Pada umumnya, fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorspsi chyme dari lambung.
Zat makanan yang telah halus akan i absorspsi di dalam usus halus, yakni pada duodenum.
Disini terjadi absorspsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D; serta vitamin A, D, E dan K
dengan bantuan empedu dan asm poalat.
e. Usus besar
Usus besar ( kolon ) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulai dari kutub ileokolik atau
ileosaikal sebagai tempat lewatnya makanan. Kolon memeiliki panjang 1,5 m . Kolon terbagi
atas asenden, transversum, desenden, dan sigmoid. Fungsi utama usus besar adalah
mengabsorspsi air ( 90% ), elektolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air 5000
cc/hari, kemudian fora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitami K
dan B, serta memungkinkan pembusukan sisa makanan.

b. Organ Asesoris
1) Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh. Hati memiliki berat kurang lebih 1500gr
terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma.
2) Kantong empedu
Merupakan sebuah kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan
bawah di pinggiran depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm. Dengan kapasitas 40 – 60 cm.
3) Pankreas
Merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dengan memiliki
panjang + 15 cm.

c. Zat gizi
Zat gizi (nutrien) merupakan zat yang terdapat di dalam makanan yang terdiri atas :
 Karbohidrat
Merupakan zat gizi berbentuk amilum. Di mulut, amilum diubah menjadi maltosa oleh enzim
ptialin yang ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi maltosa pada usus dua belas jari.
Dan terdapat enzim-enzim yaitu, enzim maltase mengubah maltosa menjadi dua molekul
glukosa, enzim sukrase mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa dan enzim laktase
mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Penyerapan karbohidrat ditemukan dalam
tiga bentuk yaitu polisakarida, disakarida ddan monosakkarida.
 Lemak
Pencernaan lemak dimulai dari dalam lambung. Enzim lipase mengubah sebagian kecil lemak
menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut getah bening dan masuk kedalam
peredaran darah menuju hati. Penyerapan lemak dalam bentuk gliserol dan asam lemak dan
penyerapannya secara aktif selektif.
 Protein
Enzim proteas berupa pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton. Selanjutnya
diubah menjadi asam amino dan diserap oleh dinding usus.
 Mineral
Mineral hadir dalam bentuk tertentu. Pada umumnya mineral diserap dengan mudah melaluui
dinding usus halus secara difusi pasif maupun transfor aktif. Mekanisme tranfor aktif diatur
oleh hormon. Jeis mineral misalnya, kalsium berasal dari susu, fosfor dari telur, daging dan
susu, yodium berasal dari garam, besi berasal dari hati, telur dan daging, magnesium berasal
dari biji-bijian, susu, dan daging, zinc berasal daru makanan laut dan hati.
 Vitamin
Dilakukan dengan difusi sederhana dalam penyerapannya. Vitamin yang larut dalam lemak
diserap oleh sistem transfor aktif yang membawa lemak ke seluruh tubuh, sedangkan yang
larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transfor aktif. Macam-macam
vitamin ialah vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin
D, vitamin E, dan vitamin K.
 Air
Air merupakan zat gizi yang paling mendasar karen sebagian besar tubuh manusia terdiri dari
kira-kira 50-70% air. Semakin tua usia seseorang maka proporsi air tubuhnya semakin
berkurang. Kebutuhan air akan meningkat jika terjadi peningkatan kehilangan air, misalnya
berkeringat, muntah, diare, atau adanya gejala dehidrasi.

d. Keseimbangan Energi
Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas yang dapat diukur
melalui pembentukan panas. Tubuh memerlukan keseimbangan ennergi untuk melakukan
sebuah aktivitas. Keseimbangan tersebut dapat dihitung melalui kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan seseorang, kebutuhan kalori dasar/basal dan tingkat aktivitas.
Rumus=
Berat Badan Ideal x 10 / KKB (Kebutuhan Kalori Basal)
Tingkat aktivitas
 Tetap = KKB X 3
 Sedang = KKB X 5
 Berat = KKB X 10
Metabolisme Basal
Metabolisme basal merupakan energi yang dibutuhkan seseorang dalam keadaan
istirahat dan nilainya disebut basal metabolisme rate (BMR). Dipengaruhi oleh faktor usia,
kehamilan, malnutrisi, komposisi tubuh, jenis kelamin, hormonal dan suhu tubuh.

e. Gangguan/Masalah yang Berhubungan dengan Nutrisi


Secara umum, gangguan atau masalah kebutuhan nutrisi terdiri dari kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, jantung koroner, kanker,
dan anoreksia nervosa.
1. Kekuranagan nutrisi
Kekurangn nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalm keadaan tidak berpuasa (
normal ) atau resiko penirunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
kebutuhn metabolisme.
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialamiseseorang yang mempunyai risiko
peningkatan berat badan akibat asupan metabolisme secara berlebihan.
3. Malnutrisi
Malnutrisi merupan masalah yang berhubungan dangan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau
asupan kurang dari kebutuhan , adanya kelemahan otot dan energi, pucat pada kulit,
,membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
4. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatn berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya melebihi kebutuhan metbolisme karna kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
5. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,serta asupan kalsium,
nutrisi dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit Jantung Koroner
Merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh adny peningkatan kolesterol darah dan
merokok.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak
secara berlebihan.
9. Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjanngan, ditandai dengan
adanya konstipasi, pembekakan badan, nyeri abdomen , kedingin, elergi, dan kelebihan
energi.

f. Faktor yang Memengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan dapat mempengaruhi pola konsumsi
makan.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang benilai gizi tinggi, dapat
mempengaruhi stats gizi seseorang.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
mempengaruhi status gizi.
4. Kerusakan
Kerusakan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan sehingga tubuh tidak mendapatkan zat-zat gizi yang dibutuhkan secara
cukup.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan bergizi
membutuhkan dana yang tidak sedikit maka status ekonomi memengaruhi dalam
pemenuhannya.

g. Tindakan untuk Mengatasi Masalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


1. Pemberian nutrisi melalui oral
Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secra sendiri dengan cara membantu memberikan makanan melalui oral (
mulut ), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan memebangkitkan selera makan
pada pasien.
Alat dan bahan:

1) Piring
2) Sendok
3) Garpu
4) Gelas
5) Serbet
6) Mangkok cuci tangan
7) Pengalas
8) Jenis diet
Prosedur kerja:;
1) Cuci tangan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3) Atur posisi pasien
4) Pasang pengalas
5) Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6) Banntu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan
berikan minum sesudah makan
7) Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar
8) Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan
9) Cuci tangan

2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/ lambung


Adalah tindakan keperawatan ynag dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui
pipa lambung. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Alat dan bahan:
1) Pipa penduga dalam tempatnya
2) Corong
3) Spuit 20 cc
4) Pengalas
5) Bengkok
6) Plestes, gunting
7) Makanan dalam bentuk cair
8) Air matang
9) Obat
10) Stetoskop
11) Klem
12) Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13) Vaselin
14) Lakmus
Prosedur kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3) Atur posisi semifowler pada pasien
4) Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5) Letakkan bengkok di dekat pasien
6) Tentukan letak pipa penduga dengan mengukur panjang pipa dari epigastrum sampai hidung,
kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya.
7) Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut, lalu masukkan
melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya atau beri
pasien minum.
8) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung, dengan cara:
a. Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka).
Perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru-paru dan jika tidak ada gelembung pipa
tersebut masuk ke lambung. Setelah itu klem dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit kedalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan
stetoskop. Bila lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu
keluarkan udara yanga ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan. Dalam pengambilan
udara jika ada cairan yang keluar dapat dipastikan lagi dengan kertas lakmus jika pada kertas
lakmus berwarna merah makan benar tellah masuk karena lambung bersifat asam sehingga
memerahkan lakmus.
9) Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan memasang corong atau
spuit pada pangkal pipa
10) Pada awalnya, tuangkan dan masukkan air matang kurang lebih 15cc melalui pinggirnya.
11) Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Setelah itu bila ada obat, maka asupan.
Kemudian beri minum, lalu pipa penduga diklem.
12) Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13) Cuci tangan.
3. Pemberian nutrisi melalui parental
Adalah pemberian nutrisi berupa cairan infus yang di masukkan kedalam tubuh melalui darah
vena, baik secara sentral maupun vena perifer.
Alat dan bahan :
1) Standar infus
2) Perangkat infus
3) Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien
4) Jarum infus/aboccath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
5) Pengalas
6) Tourniqet/pembendung
7) Kapas alkohol 70%
8) Plester
9) Gunting
10) Kasa steril
11) Betadine
12) Sarung tangan
Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
3) Hubungkan cairan dan perangkat infus dengan menusukkan ke dalam botol infus.
4) Isi cairan ke dalam perangkat infus dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan
tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan keluar udaranya
5) Letakkan pengalas
6) Lakukan pembendungan dengan tourniqet
7) Gunakan sarung tangan
8) Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
9) Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas
10) Cek apakah sudah mmengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath
11) Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus
12) Buka tetesan
13) Lakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril
14) Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
15) Catat respons yang terjadi
16) Cuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
 Hidayat.AAA & Uliyah, M.2002. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Penerbit buku kedokteran EGC.
 Juall Carpenito, Lynda. 2002. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis,
Ed.9.Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.
 M. Horne, Mima & L. Swearingan, Pamela. 2001.Keseimbangan cairan, elektrolit & asam
basa.Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.
 Tarwoto & Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta
.Salemba Medika.
 Uliyah,M., Hidayat. AAA, Wildan, Moh,dkk.2012.Keterampilan dasar
kebidanan 1. Surabaya. Health Books Publishing.
 http://www.scribd.com/doc/54597825/17/kebutuhan-oksigen
 http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/gangguan-pada-pernapasan.html#.UKScxVt7LIU
 http://dianhusadakerina-dianhusadakerina.blogspot.com/20011/05/transport-gas-
pernapasan.html
 http://dokumenqu.blogspot.com/2011/10.htmlhttp://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://
1.bp.blogspot.com/
 http://www.kapukonline.com/2012/09/Prosedur-Pemenuhan-Kebutuhan-Cairan-dan-
Elektrolit.html
 http://www.slideshare.net/NeliHusniawati/gangguan-keseimbangan-cairan-elektrolit
 http://www.sisroom.blogspot.com/2006/05/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html
 http://elanpunya.blogspot.com/2012/05/nutrisi-dalam-tubuh-kita.html#!/2012/05/nutrisi-
dalam-tubuh-kita.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai