THOYIB AL MUFTI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Alat
Pembuka Alur Tanah untuk Unit Penanam Benih Jagung Berbasis Terrestrial
Robotic Vehicle (TRV) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Thoyib Al Mufti
NIM F14100125
ABSTRAK
THOYIB AL MUFTI. Rancang Bangun Alat Pembuka Alur Tanah Untuk Unit Penanam
Benih Jagung Berbasis Terrestrial Robotic Vehicle (TRV). Dibimbing oleh RADITE
PRAEKO AGUS SETIAWAN.
Penggunaan Terrestrial Robotic Vehicle (TRV) saat ini telah dikembangkan untuk daerah
yang sulit dijangkau manusia seperti luar angkasa, urban search and rescue, dan
tujuan militer. Namun, di Indonesia TRV atau mobil RC hanya digunakan sebatas
hiburan untuk anak-anak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan TRV agar
dapat digunakan sebagai media pendidikan dalam bidang pertanian. Penelitian ini dimulai
dengan pengambilan data dasar dan beberapa informasi yang dibutuhkan dalam proses
perancangan, analisis dalam pendisainan, gambar disain, simulasi kuat bahan, pembuatan
alat, dan pengujian alat. Rancangan yang dihasilkan berupa alat pembuka alur tanah
berbentuk baling-baling dua bilah dan empat bilah. Pengujian dilakukan di lahan dengan
menggunakan alat penarik dengan tiga kecepatan yang berbeda. Alat yang dirancang
dapat berfungsi dan mampu membuat alur tanah saat pengujian. Berdasarkan kedalaman
alur tanah yang dihasilkan, implemen empat bilah lebih tinggi dibandingkan dengan
implemen dua bilah. Dari hasil pengujian tersebut, implemen dapat digunakan sebagai
alat pembuka alur tanah untuk benih jagung dengan kedalaman yang dihasilkan sekitar 3-
4.8 cm.
Kata kunci: alat pembuka alur tanah, implemen dua bilah, implemen empat bilah, benih
jagung, alat penarik, kedalaman.
ABSTRACT
THOYIB AL MUFTI. Design of Soil Furrow Opener Tool For Corn Planters Unit
Powered by Terrestrial Robotic Vehicle (TRV). Supervised by RADITE PRAEKO
AGUS SETIAWAN.
Research on Terrestrial Robotic Vehicle (TRV) has gained recently especially for
future, and application related for out space technology, urban search and rescue,
and military purpose. However, in Indonesia TRV or RC car is only used as a
mere entertainment for children. This study aimed to develop a TRV to be used as
a medium of education in the field of agriculture. The study began with a
collection of basic data and some of the information required in the design
process, the analysis in designing, engineering drawing, robust simulation of
materials, manufacture of tools, and testing tools. Object of the design was soil
furrow opener vane shaped with two blades and four blades. Tests carried out in
the field by using a puller with three different speeds. A tool designed to function
and was able to make furrows when tested. Based on the resulting of soil furrow
depth, implement with four blades had better depth than the implemen with two
blades. Based on the the results of these tests, implements can be used as a soil
furrow opener for corn seeds to a depth of about 3-4.8 cm.
Key words: soil furrow opener tool, implement with two blades, implement with four
blades, corn seed, puller, depth.
RANCANG BANGUN ALAT PEMBUKA ALUR TANAH
UNTUK UNIT PENANAM BENIH JAGUNG BERBASIS
TERRESTRIAL ROBOTIC VEHICLE (TRV)
THOYIB AL MUFTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Dr Ir Desrial, MEng
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puja dan puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang mana telah menjaga ketetapan iman, ihsan, serta memberi segala nikmat,
ujian, dan petunjuk yang tidak dapat diperkirakan datangnya sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Penelitian berjudul “Rancang Bangun Alat Pembuka Alur
Tanah untuk Unit Penanam Benih Jagung Berbasis Terrestrial Robotic Vehicle
(TRV)” dilaksanakan sejak bulan Februari dan selesai pada bulan September
2014. Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Radite Praeko A.S., M.Agr. dan
Dr. Lenny Saulia, STP, MSI. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan serta dukungan selama proses penelitian dan pembuatan skripsi.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Wawan Hermawan,
MS. Dan Dr. Ir. Mohammad Solahudin, M.Si. selaku dosen penguji ujian skripsi,
serta kepada Dr. Ir. I Wayan Astika, M.Si dan seluruh dosen pengajar khususnya
di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Pak Dharma, Relo Prabudi, Deny Saputro, Maman, Elgy,
Reno, Oji, Asep, Ruli, Marcha, Karim, Asiyah, Johan, selaku saudara saya, dan
tidak lupa kepada teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Thoyib Al Mufti
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Budidaya Jagung 2
Mesin Penanam Benih 4
Pembuka Alur 6
Kebutuhan Torsi 7
METODOLOGI 8
Waktu dan Tempat Pelaksanaan 8
Alat dan Bahan 8
Tahapan Penelitian 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 21
Benih Jagung 21
Pembuatan Gambar 22
Simulasi Kuat Bahan 23
Pengujian Alat Pembuka Alur Tanah 24
SIMPULAN DAN SARAN 29
Simpulan 29
Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 32
RIWAYAT HIDUP 44
DAFTAR TABEL
1 Varietas unggul jagung komposit dan hibrida 3
2 Karakteristik benih jagung 4
3 Alat dan bahan yang digunakan 8
4 Rancangan fungsinal 15
5 Rata-rata diameter benih jagung 22
6 Kadar air, dry bulk density, tahanan penetrasi, dan tahanan geser tanah 27
7 Rata-rata hasil pengujian implemen dua bilah 29
8 Rata-rata hasil pengujian implement empat bilah 29
9 Hasil pengambilan data awal 32
10 Penentuan diameter poros dan bantalan (Sularso dan Suga 2004) 36
11 Data kalibrasi pocket penetrometer 43
DAFTAR GAMBAR
1 Mobil RC 1
2 Mesin penanam dan pemupuk jagung terintegrasi bertenaga
traktor roda dua (Hermawan et al. 2009) 5
3 Alat tanam sebar dan hasil penempatannya (Srivastava et al. 1996) 5
4 Mesin tanam acak dan hasil penempatannya (Srivastava et al. 1996) 6
5 Mesin tanam presisi dan hasil penempatan (Srivastava et al. 1996) 6
6 Tipe pembuka alur (Bainer et al. 1960) 7
7 Alat pengebor tanah mekanis pembuat lubang tanam (Saleh 2007) 7
8 Diagram alir penelitian 9
9 Pembuka alur tipe lengkung (Srivastava et al. 1996) 11
10 Pembuka alur tipe datar (Srivastava et al. 1996) 11
11 Pembuka alur tipe parabolik (Mushoffa 2006) 12
12 Pembuka alur tipe piringan (Srivastava et al. 1996) 12
13 Benih jagung dan celah di dalam alur tanah 13
14 Sketsa implemen pembuka alur 16
15 Disain lubang alat penjatah benih jagung (Priyonggo 2014) 17
16 Benih jagung (Tarighi et al. 2011) 22
17 Disain implemen dua bilah 22
18 Disain implemen empat bilah 23
19 Disain implemen pembuka alur dan bagian-bagiannya 23
20 Simulasi implemen dua bilah 24
21 Simulasi implemen empat bilah 24
22 Implemen dua bilah 25
23 Implemen empat bilah 25
24 Alat pembuka alur tanah 25
25 Alat penarik mobil RC 26
26 Tahanan penetrasi tanah hasil pengujian implemen dua bilah 27
27 Tahanan penetrasi tanah pada pengujian implemen empat bilah 28
28 Grafik kadar air dan dry bulk density 32
29 Grafik tahanan penetrasi dan tahanan geser 33
30 Motor DC 35
31 Disain implemen pembuka alur tanah dua bilah 38
32 Disain implemen pembuka alur tanah empat bilah 39
33 Disain motor DC 40
34 Disain rangka dan mobil RC 41
35 Disain alat pembuka alur 42
36 Grafik Kalibrasi pocket penetrometer 43
37 Alat pocket penetrometer 43
DAFTAR LAMPIRAN
1 Rata-rata kadar air, dry bulk density, tahanan penetrasi, dan tahanan
geser 32
2 Perhitungan kecepatan putar implemen 34
3 Spesifikasi motor DC 35
4 Tabel ketentuan penentuan ukuran diameter poros dan bantalan 36
5 Analisis perhitungan tebal badan bilah 37
6 Gambar disain pembuka alur 38
7 Data kalibrasi pocket penetrometer 43
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gambar 1 Mobil RC
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun sebuah pembuka alur
untuk unit penanam benih jagung berbasis Terrestrial Robotic Vehicle (TRV).
TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya Jagung
Jagung (Zea maysL.) termasuk bahan pangan utama kedua setelah beras.
Jagung merupakan sumber karbohidrat yang bahan terbatas. Nilai kalori jagung
hampir sama dengan beras, bahkan jagung mempunyai keunggulan bila di
bandingkan dengan beras. Jagung mengandung asam lemak esensial yang sangat
bermanfaat bagi pencegahan penyakit penyempitan pembuluh darah (Lesilolo et
al. 2012).
Benih yang baik di dalam budidaya jagung adalah yang mempunyai daya
tumbuh lebih dari 95%. Hal ini penting karena dalam budidaya jagung tidak
dianjurkan melakukan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh dengan menanam
ulang benih pada tempat tanaman yang tidak tumbuh. Pertumbuhan tanaman
3
sulaman biasanya tidak normal karena adanya persaingan untuk tumbuh dan biji
yang terbentuk dalam tongkol tidak penuh akibat penyerbukan tidak sempurna,
sehingga tidak akan mampu meningkatkan hasil (Murni dan Arief 2008). Berikut
adalah beberapa varietas unggul jagung komposit dan hibrida seperti yang
ditunjukkan Tabel 1.
Mesin penanam benih adalah mesin yang dioperasikan dengan daya yang
digunakan untuk menempatkan biji atau bagian tanaman ke dalam atau di atas
tanah untuk perkembangbiakan, produksi pangan, serat, dan pakan (Smith dan
Wilkes 1997). Perkembangan teknologi di bidang pertanian khususnya budidaya
jagung mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini ditunjukan dengan
munculnya inovasi-inovasi didalam perancangan mesin penanam benih terutama
benih jagung, seperti yang pertama adalah mesin penanam dan pemupuk jagung
terintegrasi bertenaga traktor roda dua (Hermawan et al. 2009) yang ditunjukkan
pada Gambar 2.
5
Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam ini dapat
digolongkan menjadi 5 macam diantaranya: broadcasting (benih disebar pada
permukaan tanah), drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan
pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu),
presicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama
dengan alur), hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan
interval yang hampir sama dengan alur), dan chezktow planting (benih diletakkan
pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang
sama). Secara umum mesin penananam benih dapat digolongkan menjadi tiga
(Putra 2012).
Gambar 3 Alat tanam sebar dan hasil penempatannya (Srivastava et al. 1996)
6
Gambar 4 Mesin tanam acak dan hasil penempatannya (Srivastava et al. 1996)
Gambar 5 Mesin tanam presisi dan hasil penempatan (Srivastava et al. 1996)
Pembuka Alur
Pembuka alur merupakan salah satu bagian dari unit mesin penanam
benih yang digunakan untuk membuat alur dengan ukuran tertentu sehingga benih
yang akan ditanam dapat masuk ke dalamnya. Secara umum pembuka alur
memiliki empat tipe (Bainer et al. 1960), yaitu: tipe pembuka alur lengkung
(curverunner), pembuka alur lurus (stub runner), piringan tunggal (single disk),
7
dan piringan ganda (double disk). Dari keempat tipe pembuka alur (Gambar 6),
tipe pembuka alur lengkung merupakan tipe yang paling umum, sedangkan tipe
pembuka alur lurus cocok digunakan untuk tanah yang kasar (Putra 2011).
Kebutuhan Torsi
Gambar 7 Alat pengebor tanah mekanis pembuat lubang tanam (Saleh 2007)
h d
T (d 2 ( )) (1)
2 6
Keterangan:
T = Torsi yang dibutuhkan (kgf.cm)
= Tahanan geser dari tanah (kgf/cm2)
d = Diameter mata bor (cm)
h = Tinggi batang pemutar (cm)
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi dua macam
yaitu: yang berupa suatu software (perangkat lunak ) dan hardware (perangkat
keras). Perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah Solidworks
2010 untuk proses pembuatan gambar disain dan simulasi disain, sedangkan
perangkat keras yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari beberapa alat dan
bahan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.
Tahapan Penelitian
Berikut ini adalah tahapan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, seperti
yang ditampilkan pada Gambar 8.
Mulai
Identifikasi Masalah
Analisis teknik
Pembuatan gambar
Tidak
Disain
sesuai?
Ya
Pembuatan alat
Pengujian
Tidak
Hasil
sesuai?
Ya
Selesai
Identifikasi Masalah
Pada tahapan ini dilakukan pengambilan data awal karakteristik tanah
yaitu tahanan geser tanah yang dikaitkan dengan kadar air, densitas, dan tahanan
penetrasi. Hasil yang didapatkan pada tahapan ini digunakan sebagai dasar
perancangan alat pembuat alur untuk penempatan benih jagung dengan lebar alur
sekitar 0.9-1.3 cm dan kedalaman alur sekitar 2.5-5 cm mengacu pada kedalaman
lubang tanam untuk benih jagung pada umumnya (Martodireso dan Suryanto
2002).
Konseptual Disain
Konseptual disain yang dimaksudkan adalah konsep dari alat pembuka
alur yang dirancang mengacu pada beberapa tipe pembuka alur yang telah ada dan
dipilih salah satu dari tipe pembuka alur yang sesuai dengan beberapa kriteria
yang telah ditentukan. Beberapa kriteria yang ditentukan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Mampu membuat alur dengan lebar sekitar 1 cm dan kedalaman alur 3-4
cm sehingga benih jagung dapat masuk ke dalam alur.
2. Dapat ditarik dengan menggunakan Terrestrial Robotic Vehicle (TRV).
3. Dapat disambungkan dengan poros motor DC.
4. Memiliki bentuk yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk
berputar mengikuti putaran poros motor DC.
Tipe pembuka alur yang biasa digunakan hingga saat ini adalah tipe
lengkung, tipe datar, parabolik, piringan, dan berbentuk bilah. Berikut adalah
gambaran umum dari beberapa tipe pembuka pembuka alur yang kemudian dipilih
salah satu sebagai disain alat pembuka alur, yaitu sebagai berikut:
1. Pembuka alur tipe lengkung
Pembuka alur tipe lengkung adalah jenis pembuka alur yang paling umum
digunakan. Pembuka alur tipe ini biasa juga disebut hoe style karena memiliki
bentuk yang sederhana menyerupai cangkul. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, implemen ini memang dapat digunakan untuk membuat alur. Namun
biasanya pada saat pembuatan alur, implemen tipe lengkung ini ditarik oleh
traktor dan bergerak maju mengikuti traktor sehingga terbentuklah alur. Pembuka
alur tipe lengkung memungkinkan untuk dipasangkan pada poros motor DC dan
ditarik oleh TRV dengan menyesuaikan ukuran dari pembuka alur ini, namun
pembuka alur tipe ini tidak memerlukan putaran untuk dapat membuat alur,
sehingga implemen ini kurang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Berikut adalah gambar dari pembuka alur tipe lengkung seperti yang ditunjukkan
Gambar 9.
11
memenuhi kreteria yang ditentukan, berikut adalah pembuka alur tipe parabolik
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.
Analisis Teknik
Pada tahapan analis teknik ini, dilakukan analisis terkait penentuan ukuran
dari implemen pembuka alur, pangkal implemen pembuka alur (bagian implemen
yang disambungkan pada poros motor DC), dan kebutuhan motor DC yang
digunakan. Berikut adalah beberapa tahapan analisis yang dilakukan yaitu:
1. Penentuan ukuran implemen
Lebar dari implemen pembuka alur yang dirancang didasarkan pada
kebutuhan lebar agar benih jagung dapat masuk. Lebar implemen tidak dirancang
tepat sesuai dengan ukuran benih jagung, mengingat diperlukan adanya celah
antara benih jagung dan tanah (Gambar 13) serta kemungkinan alat yang mungkin
tidak bekerja 100% sesuai yang diharapkan. Panjang implemen pembuka alur
ditentukan berdasarkan kedalaman lubang tanam benih jagung yaitu sekitar 5 cm
(Martodireso dan Suryanto 2000).
h d
T (d 2 ( )) (2)
2 6
Keterangan:
T = Torsi yang dibutuhkan motor DC (kgf.cm)
= Tahanan geser dari tanah (kgf/cm2)
d = Diameter implemen pembuka alur (cm)
h = Tinggi badan bilah implemen pembuka alur (cm)
T n
P (3)
974 10 5
Keterangan:
P = Daya yang dibutuhkan (kW)
T = Torsi motor DC (kgf.mm)
n = Jumlah putaran poros motor DC (rpm)
v jumlahsudu 60 (4)
n
l
Keterangan:
n = Putaran implemen yang dibutuhkan (rpm)
v = Kecepatan maju (mm/s)
l = Panjang sudu (mm)
Rancangan Fungsional
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari konseptual disain didapatkan
rancangan implemen pembuka alur dengan bentuk bilah yang memungkinkan
untuk disambungkan pada poros motor DC dan berputar mengikuti putaran poros
tersebut. Disain implemen ini juga mengacu pada prinsip kerja salah satu tipe
15
pembuka alur yaitu tipe piringan. Pembuka alur tipe ini memiliki kemiringan
tertentu dengan tujuan agar implemen dapat mengeruk tanah yang ada di
depannya dan melemparkannya ke arah samping seiring dengan majunya traktor
(alat penarik) hingga terbentuklah alur. Berbeda dengan traktor, TRV yang dirasa
tidak memiliki cukup daya untuk dapat menarik implemen untuk pembuatan alur
sehingga diperlukan suatu tambahan mekanisme memotong tanah dengan
memanfaatkan tenaga putar dari motor DC untuk mengurangi beban yang diterima
TRV saat bergerak maju dalam pembuatan alur. Implemen pembuka alur memiliki
ketajaman pada sisi-sisinya, dengan tujuan agar didapatkan fungsi untuk
memotong tanah.
Berdasarkan bentuk salah satu implemen pembuka alur tipe piringan yang
memanfaatkan sudut untuk dapat melemparkan tanah, sehingga diperlukan suatu
disain implemen dengan bentuk bilah yang memiliki mata bilah dan sudut antar
bilah sehingga dapat memotong tanah dan melemparkannya dengan
memanfaatkan putaran poros motor DC. Sebagai masukan untuk motor DC
adalah daya listrik yang berasal dari baterai yakni tegangan dan arus listrik
kemudian keluaran dari motor adalah daya mekanik yaitu torsi dan
kecepatan rotor (Salamena 2012). Berdasarkan hubungan rangkaian penguat
medannya, jenis motor DC yang digunakan adalah motor DC yang memiliki
kecepatan putaran yang konstan dan tidak tergantung pada beban (Putra dan
Dinzi 2014).
Berdasarkan fungsi utama yaitu memotong dan melempar tanah
dibutuhkan bagian-bagian pada implemen bilah dengan bentuk dan ukuran
tertentu agar alat yang didisain dapat membuat alur. Berikut adalah bagian-bagian
yang dibutuhkan implemen pembuka alur agar dapat bekerja, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.
Rancangan Struktural
Perancangan struktural alat pembuka alur untuk unit penanam benih
jagung dibuat berdasarkan kriteria disain dan data-data karakteristik tanah yang
telah diambil. Parameter yang digunakan sebagai dasar perancangan alat ini
adalah tahanan geser tanah. Alat yang didisain ini dirancang untuk kondisi lahan
yang telah diolah.Bagian-bagian dari rancangan struktural adalah sebagai berikut:
1. Motor DC
Keriteria pemilihan motor DC yang digunakan dalam perancangan adalah
berdasarkan torsi yang dimiliki motor DC tersebut. Penentuan torsi minimal motor
DC ditentukan berdasarkan perhitungan kebutuhan torsi yang telah dilakukan
dengan memasukan nilai tahanan geser tanah dari data yang telah diambil yaitu
0.20 kgf/cm2 mengacu pada persamaan (2). Berikut adalah perhitungan kebutuhan
torsi motor DC yang digunakan berdasarkan ukuran dari implemen pembuka alur
dalam bentuk sketsa (Gambar 14).
h d
T (d 2 ( ))
2 6
4 1.4
= 0.20(3.14 1.42( ))
2 6
= 2.74 kgf.cm = 27 kgf.mm
Keterangan:
T = Torsi yang dibutuhkan motor DC (kgf.cm)
= Tahanan dari tanah (kgf/cm2)
d = Diameter, yang merupakan lebar badan bilah (cm)
h = Tinggi, yang merupakan tinggi badan bilah (cm)
Perkiran diameter implemen pembuka alur harus lebih besar dari diameter
benih jagung agar jagung dapat masuk ke dalam alur yang dibuat. Dalam
perancangan alat pembuka alur ini, diameter dari implemen dirancang berdasarkan
besar dari disain lubang alat penjatah benih (Gambar 15) yaitu 12-14 mm
(Priyonggo 2014).
2. Pangkal bilah
Berdasarkan perhitungan pada tahap kebutuhan poros motor DC,
didapatkan diameter bantalan 6.5 mm yang digunakan sebagai pangkal bilah yang
dihubungkan ke poros motor DC. Namun dalam pembuatan implemen pembuka
alur tanah, ukuran 6.5 mm pada bagian pangkal bilah yang tersambung ke badan
bilah dirasa terlalu kecil, sehingga dalam perancangan pangkal bilah dibuat dua
silinder yang disambungkan dengan ukuran 6.5 mm (yang dihubungkan ke poros
motor DC) dan 8 mm (yang disambungkan dengan badan bilah).
3. Badan bilah
Badan bilah terdiri atas dua rancangan yaitu dua bilah dan empat bilah.
Badan bilah memiliki bentuk balok dengan panjang 40 mm, lebar 10 mm, dan
tebal 2 mm. Penentuan panjang badan bilah dilakukan berdasarkan pengurangan
panjang total implemen (tanpa pangkal bilah) dengan ujung bilah, penentuan lebar
badan bilah dilakukan berdasarkan pengurangan dari lebar total implemen
pembuka alur tanah dengan dua kali tinggi mata bilah, dan penentuan tebal badan
bilah dilakukan berdasarkan perhitungan yang dilakukan (Lampiran 5).
4. Mata bilah
Pada implemen yang dirancang, tinggi total implemen (tanpa pangkal
bilah) adalah 50 mm, dengan panjang badan bilah 40 mm. Panjang badan bilah
didapatkan dari pengurangan panjang implemen total (tanpa pangkal bilah)
dengan ujung bilah yaitu sebesar 10 mm, sehingga didapatkan tinggi badan bilah
40 mm. Untuk tinggi ujung mata bilah yang berbentuk segitiga, didapatkan
berdasarkan perhitungan berikut (Sularso dan Suga 2004):
D = 10 mm
v = 3.14x10x1075/(60x1000)
= 0.56 m/s
Ft = 102x33.12x10-3/0.56
= 6.03 kgf
σb = Ft x L / (bh2/6)
0.72 = 6.03 (L)/(40x22/6)
L = 3.14 = 2 mm
Mata bilah berbentuk prisma segitiga yang berada di sisi badan bilah
dengan tinggi segitiga 2 mm, sehingga lebar total alat (lebar badan bilah ditambah
tinggi segitiga) adalah 14 mm yang diasumsikan sebagai lebar tanah untuk
pembuatan alur tanam benih jagung.
19
5. Ujung bilah
Pada disain implemen pembuka alur tanah, ujung bilah didisain dengan
tinggi 10 mm mengikuti lebar badan bilah. Hal tersebut bertujuan agar ujung bilah
memiliki bentuk lancip berbentuk limas segitiga (segitiga sama kaki dengan tinggi
dan lebar alas 10 mm), sehingga implemen dapat memotong tanah saat awal
masuk ke dalam tanah.
Penentuan panjang dan lebar total implemen pembuka alur tanah
didapatkan dari asumsi kedalaman alur untuk tanam benih jagung yaitu 5 cm
(Martodireso dan Suryanto 2002) dan dua kali rata-rata diameter benih jagung
yang berkisar yaitu 7 mm (Tarighi et al. 2011). Implemen yang dirancang tidak
secara tepat memiliki panjang total 5 cm, sebab dibutuhkan sekitar 1 cm sebagai
penghubung antara implemen pembuka alur tanah dan motor DC, sehingga
panjang total implemen adalah 6 cm.
Pembuatan Alat
Pada tahapan ini dilakukan pembuatan alat berdasarkan gambar teknik
pada tahap konseptual disain. Pada tahapan ini dilakukan pemotongan plat besi
untuk dibentuk bilah dan dibentuk sesuai ukuran yang telah ditentukan, kemudian
dilakukan pengelasan dengan baja silinder yang sebelumnya telah dibubut untuk
dijadikan kepala alat dan disambungkan dengan poros motor DC. Selanjutnya alat
tersebut dipasang pada rangka motor DC untuk dilakukan pengujian. Implemen
pembuka alur tidak disambungkan dengan poros motor DC secara permanen,
karena akan dilakukan pengujian dengan menggunakan dua rancangan implemen
pembuka alur tersebut (dua bilah dan empat bilah).
Pengujian
Pengujian dilakukan di laboraturium Lapangan Siswadhi Soepardjo
dengan maksud untuk mengetahui bagaimana hasil yang didapatkan. Pengujian
dilakukan di lahan dengan menggunakan alat penarik yang memiliki tiga
kecepatan yang berbeda. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
apakah alat mampu membuat alur tanah dan untuk mengetahui alur tanah yang
20
telah terbentuk oleh alat tersebut. Pengujian alat ini dilakukan pengambilan data
karakteristik tanah yaitu sebagai berikut:
1. Kadar air tanah
Pengukuran kadar air tanah dilakukan di laboratorium yang selalu
dilakukan untuk menentukan jumlah air dalam tanah. Kadar air tanah merupakan
nisbah antara berat air dengan berat tanah kering atau nisbah berat air dengan
berat tanah basah atau nisbah antara volume air dengan volume tanah utuh, yang
umum digunakan adalah basis kering dan basis volume seperti yang ditunjukkan
persamaan 5 berikut (Sapei et al. 1990).
ma mb (5)
W 100%
mb mc
Keterangan:
= Kadar air tanah (%)
ma = Berat tanah sebelum dioven dan wadah (gram)
mb = Berat tanah setelah dioven dan wadah (gram)
mc = Berat wadah (gram)
Alat yang digunakan dalam pengukuran kadar air tanah yaitu: ring sample,
neraca, descicator, dan oven. Prosedur yang dilakukan dalam pengambilan kadar
air tanah yaitu: pengambilan sampel tanah di lahan dengan menggunakan ring
sample, penimbangan sampel tanah dan wadah sebelum dioven, pengeringan
tanah dengan oven pada suhu 110 oC selama 24 jam, penimbangan tanah dan
wadah setelah dikeringkan, penimbangan wadah, dan penghitungan kadar air
menggunakan rumus.
ms (6)
Vt
Keterangan:
= Dry bulk density (gram/cm3)
m s = Massa tanah kering (gram)
Vt = Volume tanah atau volume ring sample (cm3)
Alat dan prosedur yang dilakukan pada pengukuran dry bulk density ini
sama dengan alat dan prosedur yang dilakukan pada pengambilan data kadar air
tanah.
21
Keterangan:
q c = Cone index (kgf/cm2)
= Nilai pembacaan dari dialgauge
= Berat alat (kgf)
= Luas kerucut (cm2)
d2 (8)
Keterangan:
= Tahanan geser tanah (kgf/cm2)
= Momen torsi (kgf.cm)
d = Diameter baling-baling (cm)
Benih Jagung
dapat masuk ke dalam alur yang dihasilkan implemen. Berikut adalah gambar
benih jagung (Gambar 16) dan tabel rata-rata diameter benih jagung (Tabel 5).
Pembuatan Gambar
Alat yang telah dirancang dipasangkan pada bagian belakang rangka mobil
RC untuk selanjutnya dilakukan pengujian di lahan. Pemasangan motor DC ke
rangka mobil RC dilakukan secara permanen, sedangkan implemen dua bilah dan
empat bilah dipasang tidak permanen agar dapat diganti-ganti. Implemen
dikencangkan dengan menggunakan baut M-2 sehingga tiap implemen bilah dapat
dipasang dan dilepas dari poros motor DC. Gambar 24 menyajikan alat pembuka
alur tanah.
dari: pengujian implemen dua bilah (dengan kecepatan satu, dua, dan tiga) dan
pengujian implemen empat bilah (dengan kecepatan satu, dua, dan tiga).
Kedalaman tanah yang diukur tahanan penetrasinya pada setiap titik
adalah pada kedalaman 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm. Pengukuran tahanan
penetrasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kehancuran tanah yang dihancurkan
menggunakan implemen, sehingga dapat diketahui apakah kecepatan dan jenis
bilah berpengaruh terhadap nilai tahanan penetrasi tanah yang dihancurkan
ataukah sebaliknya.
Pengujian dilakukan di lahan yang ada di Laboratorium Lapangan
Siswadhi Soepardjo dengan keadaan tanah seperti yang ditunjukan Tabel 6.
Tabel 6 Kadar air, dry bulk density, tahanan penetrasi, dan tahanan geser tanah
Kedalaman Kadar Dry bulk Tahanan Momen torsi Tahanan geser
(cm) air (%) density penetrasi (kgf.cm) (kgf/cm2)
3 2
(g/cm ) (kgf/cm )
5 15.53 0.98 6.83 45.00 0.19
10 26.29 1.01 8.77 68.00 0.29
Pengujian pada implemen dua bilah dan empat bilah dilakukan sebanyak
tiga kali ulangan untuk setiap kecepatan, berikut adalah hasil pengukuran tahanan
penetrasi tanah yang ditunjukan Gambar 26 dan Gambar 27.
1 sebelum dialur
Kedalaman (cm)
0.57 cm/s
2
2.5 cm/s
5 cm/s
3
1 sebelum dialur
Kedalaman (cm)
0.57 cm/s
2
2.5 cm/s
5 cm/s
3
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bainer RR, Kepner RA, Barger EL. 1960. Principles of Farm Machinery. New
York (US): Jhon Wiley & Sons Inc.
Carlson J. 2005. How UGVs physically fail in the field [ulasan]. IEEE, 21(3):1-2.
Das BM, Endah N, Mochtar IB. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip
Rekayasa Geoteknis) jilid 1 Terjemahan Principles of Geotechnical
Engineering. Jakarta (ID): Erlangga.
Garzon M, Valente J, Zapata D, Barrientos A. 2013. An aerial-ground robotic
system for navigation and obstacle mapping in large outdoor areas. J Sens,
13:1247-1267.doi:10.3390/s130101247.
Gill WR, Berg GEV. 1968. Soil Dynamic in Tillage and Traction. U.S.A (US):
Departement of Agriculture.
Hermawan W, Mandang T, Radite PAS. 2009. Pengembangan mesin pengolah
tanah, penanam, dan pemupuk terintegrasi untuk budidaya jagung.
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB. Bogor (ID): Insitut
Pertanian Bogor.
Hillel D. 1980. Fundamentals Of Soil Physics. New york (US): Academic Pr.
Khurmi RS, Gupta JK. 2005. Text Book of Machine Design Eurasia. New Delhi
(IN): Publising House.
Lesilolo MK, Patty J, Tetty N. 2012. Penggunaan desikan abu dan lama simpan
terhadap kualitas benih jagung (zea mays l.) pada penyimpanan ruang
terbuka. J Agrol, 1(1):51-59.
Lin p, Bekey G, Abney K. 2008. Autonomous Military Robotics: Risk, Ethics, and
Design. California (US): Depart of The Navy.
Martodireso S dan Suryanto WA. 2002. Terobosan Teknologi Pemupukan dalam
Era Pertanian Organik. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Murni AM, Arief RW. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Bandar Lampung (ID):
BPPP.
Mushoffa AA. 2006. Disain ditcher untuk saluran drainase pada budidaya
tanaman tebu lahan kering [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
31
Lampiran 1 Rata-rata kadar air, dry bulk density, tahanan penetrasi, dan tahanan
geser
40 1.04
35 1.02
25
0.98
20
0.96
15
0.94
10
5 0.92
Kadar air
0 0.9 Dry bulk density
0 5 10 15 20
Kedalaman (cm)
4 Tahanan penetrasi
6 Tahanan geser
8
10
12
14
16
Gambar 29 Grafik tahanan penetrasi dan tahanan geser
34
v jumlahsudu
n 60
l
25 4
= 60
3.14 2
= 15.9 60
= 960 rpm
Rpm motor DC yang dibutuhkan untuk memutar implemen pembuka alur adalah
sekitar 960 rpm. Saat dilakukan survey di pasaran, didapatkan motor DC dengan
dengan rpm 1075. Sehingga motor DC tersebutlah yang digunakan dalam
perancangan. Dalam perancangan ini tidak dilakukan pengurangan jumlah rpm
karena rpm dari motor DC yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan rpm hasil
perhitungan, selain itu juga untuk menekan kebutuhan biaya dalam pembuatan.
Selanjutnya penentuan pitch pemotongan adalah sebagai berikut (Khurmi 2005).
jumlahsudu n
Jumlah putaran bilah =
60
4 1075
=
60
= 71.6
v
Pitch pemotongan =
jumlahputa ranbilah
25
=
71.6
= 0.4 mm = 1 mm
Gambar 30 Motor DC
36
Tabel 10 Penentuan diameter poros dan bantalan (Sularso dan Suga 2004)
(Satuan mm)
4 10 *22.4 40 100 *224 400
24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4.5 *11.2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
*31.5 48 *315 480
5 *12.5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5.6 14 *35.5 56 140 *355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6.3 18 63 180 630
19 190
20 200
6.5 22 65 220
7 70
*7.1 71
75
8 80
Sumber: Sularso dan Suga 2004
Keterangan:
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan
standar.
2. Bilangan di dalam kurung hanya dipakai untuk bagian dimana akan dipasang bantalan
gelinding.
37
diameter badan bilah yang merupakan lebar badan bilah (D) = 1.4 cm
v = 3.14 14 1075/(60x1000) Keterangan:
= 0.787 m/s Ft : Gaya tangensial (kgf)
Ft = 102 33.12 10-3/0.787 σ : diambil dari nilai tahanan
= 4.29 kgf geser tanah (kg/cm2)
σ = Ft X / {(1/12)bh3} X:½ D
0.20 = 4.29 (0.07)/{(1/12)(b)(43)} h : tinggi badan bilah (cm)
0.20 = 0.30/5.33(b)
b = 0.28 cm = 2-3 mm
Berdasarkan hasil perhitungan ketebalan minimal yang dibutuhkan adalah 2-3 mm,
namun dengan mempertimbangkan hemat bahan yang dipakai sehingga dipilih 2
mm sebagai tebal badan bilah.
38
8000
6000
Kaliberasi
5000
Pocket
4000 Penetrometer
3000
Linear
2000 (Kaliberasi
Pocket
1000 Penetrometer)
0
0 2 4 6
Skala pocket penetrometer
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis menempuh pendidikan dasar di Madrasah
Ibtidaiyah, dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah
Menengah Pertama POMOSDA, serta Sekolah Menengah
Atas POMOSDA yang merupakan pondok modern berupa
sekolah berasrama yang ada di Jawa Timur. Pondok
modern yang dimaksudkan adalah tempat pendidikan
berbasis pondok dengan materi keseharian berupa
pendidikan agama serta keharusan untuk menggunakan
bahasa Arab dan Inggris dalam percakapan sehari-hari.
Penulis kemudian melanjutkan kuliah di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur masuk BUD DEPAG, dengan memilih jurusan Teknik Mesin
dan Biosistem sebagai program studi tujuan. Selama masa studi di Institut
Pertanian Bogor, beberapa kali penulis mengikuti serminar-seminar yang
diadakan di kampus. Seminar yang pernah penulis ikuti adalah Seminar Bank
Mandiri dan Seminar Motivasi bersama Gubernur Gorontalo. Penulis juga pernah
melaksanakan Praktik Lapangan selama 40 hari kerja di PG Rajawali II , Subang.