Anda di halaman 1dari 5

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Jumlah responden sebanyak 30 orangdengan rentang usia 40-70 tahun yang
bertempat tinggal di Kecamatan Tegalsari Banyuwangi. Latar belakan pendidikan
pada penelitian ini dibagi menjadi 3 tingkatan yakni SD, SMP, SMA, dan Sarjana,
dimana responden terbanyak dengan pendidikan terakhir yaitu SD sebanyak 18
orang. Tabel karakteristik sampel pasien DM dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Pasien DM
Pengetahuan Gizi Pola Makan
No Nama Usia Pend. Alamat
Nilai Kategori Nilai Kategori
Siti Kurang Buruk
1 45th SD Tegalsari 10 35
Zulaikah
Nur Kurang Baik
2 SD Tegalsari 5 45
Khotimah
3 Mustianah 55th SD Tegalsari 0 Kurang 33 Buruk

4 Asroni 58th SD Tegalsari 5 Kurang 36 Buruk

5 Subroto 71th SMA Tegalsari 65 Cukup 42 Baik

6 Sutomo 70th SMP Dasri 15 Kurang 42 Baik

7 Boniti 58th SD Dasri 20 Kurang 43 Baik

8 Mardiana 60th SMA Dasri 35 Kurang 51 Baik

9 Sunarsih 64th SD Dasri 25 Kurang 51 Baik

10 Wasit 78th SD Dasri 30 Kurang 43 Baik

11 Karsid 62th SD Tegalrejo 30 Kurang 41 Baik

12 Khoirudin 69th SMP Tegalrejo 10 Kurang 49 Baik

13 Tasmiah 75th SD Tegalrejo 15 Kurang 44 Baik


Imam Kurang Baik
14 53th SD Tegalrejo 35 38
Muhadi
Siti Kurang Baik
15 46th SD Tegalrejo 35 55
Asiyah
Agus Baik Baik
16 47th Sarjana K.mulyo 80 47
Hartono
17 Lajianto 68th Sarjana K.mulyo 75 Cukup 47 Baik
Siti Kurang Baik
18 55th SD K.mulyo 40 37
Rodhiyah
23

19 Supriyami 60th SD K.mulyo 0 Kurang 37 Baik

20 Sugijono 66th SMP K.mulyo 55 Kurang 47 Baik

21 Samini 58th SD Tamansari 15 Kurang 45 Baik

22 Sutriani 58th SD Tamansari 15 Kurang 43 Baik

23 Ardu 73th SMP Tamansari 35 Kurang 42 Baik

24 Misinem 65th SD Tamansari 15 Kurang 48 Baik

25 Antonius 65th Sarjana Tamansari 45 Kurang 38 Baik

26 Poni 51th SMP K.doro 55 Kurang 47 Baik


Nimas Baik Baik
27 30th Sarjana K.doro 85 51
Galuh
28 Samiatun 74th SD K.doro 65 Cukup 45 Baik

29 Jansiati 63th SD K.doro 30 Kurang 41 Baik

30 Moh. Jais 51th SMP K.doro 45 Kurang 41 Baik

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan gizi pasien DM di
wilayah kerja Puskesmas Tegalsari mayoritas adalah kurang. Dari total jumlah
sampel yang digunakan, 2 pasien (6.67%) dengan pengetahuan yang baik, 3 pasien
(10%) dengan pengetahuan cukup dan 25 pasien (83.33%) dengan pengetahuan
kurang mengenai gizi pasien DM. Hal tersebut diduga berhubungan dengan
pendidikan responden yang mayoritas lulusan SD. Adapun responden yang
memiliki pengetahun lebih mengenai DM merupakan pasien tetap Rumah Sakit
yang sudah lama, sehingga hasil penelitian menunjukkan kategori baik.
Mengenai pola makan dari 30 responden, 27 pasien (90%) menunjukkan
pola makan yang baik dengan rentang nilai 37-51 dari total nilai maksimal 72. Dari
penghitungan tersebut berkebalikan dengan pengetahuan pasien tentang penyakit
DM. Hal ini ditengarai oleh beberapa faktor, diantaranya karena pasien tidak pernah
makan makanan fast food, waktu kerja yang tidak mengganggu jadwal makan, dan
beberapa faktor lainnya.
24

4.2 Pembahasan
4.2.1 Tingkat Pengetahuan Gizi Pasien DM

Tingkat Pengetahuan Gizi Pasien DM


6
5
4
3
2
1
0
Tegalsari Tegalrejo Karangdoro Dasri Karangmulyo Tamansari

Kurang Cukup Baik

Gambar 4.1 Tingkat Pengetahuan Gizi Pasien DM


Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan gizi pasien
DM di wilayah kerja Puskesmas Tegalsari mayoritas adalah kurang. Di desa
Tegalsari terdapat 4 orang sampel dengan tingkat pengetahuan gizi kurang
(80%) dan 1 sampel dengan tingkat pengetahuan gizi cukup (20%). Seluruh
sampel di desa Tegalrejo, Karangdoro, dan Dasri tingkat pengetahuan gizi
masih kurang (100%). Di desa Karangmulyo dan Tamansari masing-masing
terdapat 3 orang sampel dengan tingkat pengetahuan gizi kurang (60%), 1
sampel dengan tingkat pengetahuan gizi cukup (20%) dan 1 sampel dengan
tingkat pengetahuan gizi baik (20%).
Tingkat pengetahuan gizi pasien diabetes mellitus di wilayah kerja
Puskesmas Tegalsari masih kurang, hal ini banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor karena peningkatan pengetahuan gizi tidak hanya berasal dari
pendidikan formal saja, tetapi juga diperoleh dari pendidikan non formal.25, 26
Peningkatan pengetahuan gizi melalui pendidikan non formal dapat diperoleh
dari pengalaman, seminar kesehatan, media massa, media cetak dan media
elektronik, maupun pemberian edukasi oleh dokter, ahli gizi maupun tenaga
kesehatan lainnya.25 Bagi penduduk desa yang rata-rata dengan tingkat
pendidikan yang rendah, diharapkan peran tenaga kesehatan setempat untuk
berperan aktif dalam memberikan edukasi mengenai gizi pasien DM salah
25

satunya dengan menggunakan media lembar balik (flip chart) sebagai salah
satu media yang edukatif dalam upaya promosi kesehatan.

4.2.2 Pola Makan Pasien Diabetes Mellitus

Pola Makan Pasien DM


6
5
4
3
2
1
0
Tegalsari Tegalrejo Karangdoro Dasri Karangmulyo Tamansari

Tidak Patuh Patuh

Gambar 4.2 Pola Makan Pasien DM


Gambar 4.2 menunjukkan tingkat kepatuhan sampel terhadap pola
makan pasien diabetes mellitus sangat baik, seluruh sampel di desa Tegalrejo,
Karangdoro, Dasri, Karangmulyo, dan Tamansari masuk dalam katagori
patuh. Di desa Tegalsari hanya terdapat 2 orang sampel yang patuh terhadap
pola makan pasien diabetes mellitus dari total 5 orang sampel.
Bagi penyandang diabetes bentuk dari perubahan perilaku bermula
dari meningkatnya pengetahuan mengenai pengelolaan diabetes, kemudian
sikap untuk bersedia mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi,
mengikutsertakan kebiasaan diet atau pola makan yang baru dalam gaya
hidupnya, dukungan kelompok dan keluarga, serta penyuluhan gizi yang
berkelanjutan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang
dalam berperilaku sesuai dengan pola hidup sehat.26
Hasil kuesioner pola makan pada sampel menunjukkan sebagian besar
telah menjalankan pola makan yang baik sesuai anjuran dokter ataupun
tenaga kesehatan yang lain. Sebagian besar telah menghindari konsumsi
makanan gorengan sebagai lauk dan selalu menambahkan menu sayur dalam
setiap jadwal makan. Hanya saja konsumsi buah untuk makanan selingan
26

masih sulit, beberapa subjek masih memilih umbi-umbian dan kacang-


kacangan. Jadwal makan sampel rata-rata teratur 3 kali sehari, namun jadwal
camilan seringnya tidak sesuai jadwal 3 kali sehari. Kebanyakan sudah
menghindari konsumsi makanan dan minuman manis, meskipun beberapa
sampel menyatakan masih belum bisa menghindari gula. Meskipun memiliki
pengetahuan gizi kurang, namun kesadaran dalam diri untuk mengubah
perilaku pola makan sesuai anjuran tenaga medis sangat dipatuhi.
Penyuluhan, edukasi dan motivasi yang diberikan secara teratur dan
terus menerus dari tenaga kesehtan harus terus ditingkatkan, agar tidak hanya
patuh dalam menjaga pola makan namun pasien diharapkan juga memahami
pengetahuan gizinya. Pemberian motivasi oleh lingkungan terdekat mampu
memberikan dampak positif bagi perilaku dan pola konsumsi penyandang
DM.

Anda mungkin juga menyukai