Percobaan 2
NIM : 10517092
Asisten : Wandi
BANDUNG
2019
Kromatografi Penukar Ion
A. Cara Kerja
Kolom kromatografi yang telah diisi dengan resin polisulfonat (penukar kation) dicuci dengan aqua dm
hingga saat dicek dengan kertas lakmus menunjukkan warna biru yang artinya resin sudah netral.
Kemudian, ke dalam kolom kromatografi dituangkan 25 mL larutan KI 0,1 M dengan perlahan-lahan.
Elusi dilakukan dengan menambahkan aqua dm terus menerus. Eluat yang keluar dari kolom kromatografi
ditampung ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL. Eluat ditampung hingga mencapai volume 200 mL. Eluat
yang telah ditampung kemudian dititrasi dengan larutan NaOH yang telah dibakukan terlebih dahulu.
Jumlah kalium yang diperuntukkan untuk resin dapat dihitung.
B. Data Pengamatan
[NaOH] = 0,0981 M
[KCL] = 0,1 M
Tabel 1 Data Volume NaOH
C. Pengolahan Data
Resin 1
Resin 2
Rata-Rata
D. Simpulan
Berdasarkan perhitungan rasio mol ion H+ terhadap ion K+, hasil yang didapat adalah sekitar 0,96138. Hal
ini sangat mendekati nilai sempurna, yaitu 1. Maka itu, dapat simpulkan bahwa kemampuan resin untuk
menukar kation masih sangat bagus
Laporan Praktikum KI2221
Percobaan 2
Kromatografi Planar
0NIM : 10517092
Asisten : Indra
BANDUNG
2017
KROMATOGRAFI PLANAR
A. Cara Kerja
Dua buah Kertas kromatografi diberi dua garis horizontal dengan jarak dari bawah dan atas masing-
masing 1,5 cm dan 5 cm. Garis yang pertama merupakan batas bawah eluen, garis yang kedua merupakan
batas atas eluen. Kertas kromatografi diberi dua garis vertikal yang membagi kertas kromatografi menjadi
3 bagian sama besar. Pada masing-masing bagian ditotolkan larutan standar ion dan larutan sampel pada
batas bawah eluen dengan pipa kapiler. Larutan standar yang digunakan yaitu Ag+, Hg2+, dan Pb2+.
Kemudian kertas kromatografi dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan terlebih dahulu
dengan asam asetat glasial-air. Kertas kromatografi dibiarkan hingga eluen mencapai batas atas eluen.
Kertas kromatografi dikeluarkan dari chamber dan dikeringkan. Ketiga bagian kertas kromatografi
dipisahkan dengan digunting. Kertas kromatografi yang mengandung larutan standar ion Ag+ dan larutan
sampel, disemprotkan dengan larutan 5% kalium kromat, akan teramati noda berwarna oranye kecoklatan.
Sedangkan kertas kromatografi yang mengandung larutan standar ion Pb2+ dan larutan sampel,
disemprotkan dengan larutan 5% kalium iodida, akan teramati noda berwarna kuning. Pada kertas
kromatografi yang mengandung larutan standar ion Hg2+ dan larutan sampel, disemprotkan dengan larutan
1% difenilkarbazida, akan teramati noda berwarna ungu. Jarak noda dari batas bawah eluen dan jarak dari
batas bawah eluen ke batas atas eluen diukur, kemudian nilai Rf ditentukan.
B. Data Pengamatan
Jarak Eluen Ag+, Hg2+ dan Pb2+ pada kertas 1 berturut turut sebesar 15,7cm, 15,8cm, dan 15,8cm.
Jarak Eluen Ag+, Hg2+ dan Pb2+ pada kertas 2 berturut turut sebesar 15,7cm, 15,3cm, dan 15,8cm.
Foto 1. Hasil Kromatografi Pb2+ Foto 2. Hasil Kromatografi Hg2+ Foto 3. Hasil Kromatografi Ag+
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Jarak Noda pada Larutan Standar dan Sampel dalam Kromatografi
C. Pengolahan Data
Kertas 1
1. Larutan Ag+
2. Larutan Hg2+
3. Larutan Pb2+
Kertas 2
1. Larutan Ag+
Rf = Jarak Noda ÷ Jarak Eluen
Rf sampel = 11,2 ÷ 15,7 = 0,7134
2. Larutan Hg2+
3. Larutan Pb2+
D. Simpulan
Berdasarkan data percobaan, dapat dilihat bahwa Ag+, Hg2+, dan Pb2+ memiliki Rf yang bernilai
hampir sama antara sampel dan standard. Hal ini menunjukkan bahwa kromatografi planar bukanlah cara
yang terbaik untuk mengekstraksi ketiga larutan ini. Dari hasil kromatografi juga dapat disimpulkan
bahwa larutan sampel mengandung ion Ag+, Hg2+, dan Pb2+.