KANDIDIASIS
KANDIDIASIS
PENDAHULUAN
Kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dalam
mencegah dari terjadinya penyakit-penyakit rongga mulut. Jika ditinjau dari segi
fungsinya, gigi dan mulut mempunyai peran yang besar dalam mempersiapkan
makanan sebelum melalui proses pencernaan yang selanjutnya. Oleh karena gigi
dan mulut merupakan salah satu kesatuan dari anggota tubuh yang lain, kerusakan
pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara langsung atau
tidak langsung. Selain itu, kebersihan gigi dan mulut juga berperan penting dalam
menentukan gambaran dan penampilan diri seseorang tersebut, sekaligus
berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan terhadap dirinya (Pratiwi, 2007).
Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan.
Makanan dan minuman akan diproses didalam mulut dengan bantuan gigi- geligi,
lidah, saliva, dan otot. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah
satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar pintu masuk makanan
dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari
besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Masyarakat
akan sadar pentingnya kesehatan gigi dan mulut ketika terjadi masalah atau ketika
terkena penyakit. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam
menunjang kesehatan seseorang (Barunawaty, 2007).
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit rongga mulut yang
sering dihadapi oleh anak-anak umumnya adalah penyakit gigi berlubang (dental
cavity) atau karies gigi dan penyakit periodontal yaitu penyakit pada penyangga
gigi. Kirakira 60-90% anak-anak sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi
dan penyakit periodontal dijumpai pada 5-20% usia dewasa muda, walaupun
angka kejadiannya sedikit berbeda pada kawasan geografi yang berbeda. Untuk
kanker mulut pula, insidensinya diperkirakan antara satu hingga 10 kasus bagi
setiap 100 000 populasi di kebanyakan negara di seluruh dunia. (WHO, 2010).
Di Indonesia pula, pada tahun 1995 telah dilakukan penelitian oleh Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan ditemukan bahawa penyakit yang sering
diderita masyarakat juga merupakan karies gigi dan penyakit periodontal, dengan
catatan 63% rakyat Indonesia masih mengalami kerusakan gigi aktif yaitu yang
masih belum ditangani atau diberi penatalaksanaan. Bagi karies gigi, WHO telah
menetapkan indeks pengalaman karies perorangan rata-rata (DMF-T = Decay
Missing Filling-Teeth) sebanyak 3 namun nilai DMF-T masyarakat Indonesia
berkisar di antara 6,44 dan 7,8, berarti telah melebihi nilai normal yang
ditetapkan. Bagi penyakit periodontal pula, prevalensi pada tahun 1995 seperti
yang telah dikemukan SKRT adalah 42,8%. Rahardjo (2007), membuktikan
dalam SKRT tahun 2001 terdapat 76,2 persen anak Indonesia pada kelompok usia
12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi angka penyakit gigi dan
mulut yang tinggi saat ini. Menurut SKRT 1995 dan juga Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) 1998, masyarakat masih belum mengetahui kepentingan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal yang demikian dapat dilihat dari nilai
penduduk Indonesia yang tidak menyikat gigi adalah sebanyak 22,8% dan dari
77,2 % yang menyikat gigi tersebut, cuma 8,1 % yang menyikat gigi tepat pada
waktunya. Notoatmodjo (2004), juga menjelaskan bahwa penyebab timbulnya
masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor
perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Perkara ini dapat
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan anak-anak tentang perawatan gigi dan
mulut yang sebenarnya.
Hal yang terpenting dalam usaha menjaga kebersihan mulut adalah faktor
kesadaran dan perilaku pemeliharaan hygiene mulut personal. Semakin baik
perilaku membersihkan gigi, maka semakin baik tingkat kebersihan gigi dan
mulut, sebaliknya semakin jelek perilaku membersihkan gigi, semakin jelek pula
tingkat kebersihan gigi dan mulutnya. Berbagai macam upaya-upaya dapat
dilakukan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut agar teciptanya kesehatan
rongga mulut. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan
sejak usia dini, salah satu upaya personal dalam menjaga kebersihan gigi dan
mulut adalah dengan menggosok gigi . Usia sekolah dasar merupakan saat yang
ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk di antaranya
menyikat gigi.
Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang
cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan
alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat.
Tersedia berbagai variasi dalam desain sikat gigi, berbagai metode penyikatan
gigi, frekuensi penyikatan gigi, dan waktu penyikatan gigi (S. Wendari, 2001).
Jadi berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dilihat bahwa
penyakit gigi dan mulut terutamanya karies gigi sering dialami pada anak
dan perkara ini bisa dipengaruhi oleh tindakan perawatan kebersihan gigi
yang agak kurang sempurna. Tindakan perawatan gigi pula dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut
itu sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan terhadap anak-
anak tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga
kebersihan gigi dan mulut.
3.2 Pengaruh Kondisi Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Kesehatan secara
Menyeluruh